Kuroshitsuji Part 1

In A Manor house on the outskrits of Victorian era London…

(Ciel : Lo sok-sok an banget pake bahasa inggris segala! Padahal artinya aja nggak tahu tuh!

Author : Kok bisa tahu?

Ciel : Tahu apa?

Author : Tahu, kalo saya tak mengerti apa arti bahasa inggris yang diatas…*gubrak!*

Ciel : …Sebastian...

Sebastian : Yes? Young master?

Ciel : Habisi Author itu sekarang juga!

Sebastian : Yes, My Lord!

Author : TIDAAAAAAKKKK! AMPUNI SAYA! SAYA KAN BELUM SELESAI MENYELESAIKAN FanFic INI!

Ciel : Benar juga, tunggu dulu Sebastian.

Sebastian : Kenapa?

Ciel : Biar dia menyelesaikan ceritanya dulu…

Sebastian : Baiklah…

Ciel : Sekarang…mulai ceritanya!

Author : Ye…yes! My Lord! (*ikut-ikutan Sebastian*)

Baiklah, kita mulai aja sekarang oke? Check This Out!

Di sebuah Mansion milik keluarga Phantomhive, hiduplah seorang anak berusia 12 tahun bernama Ciel Phantomhive, dia hidup bersama dengan pembantu-pembantunya, yang salah satunya bernama Sebastian Michaelis, seorang butler yang sangat setia kepada tuannya…

Study Room…

"Sebastian!" Ciel, dengan lantangnya.

"Ada apa tuan muda?" Sebastian datang dengan santai.

"Tolong berikan aku sesuatu yg manis dong...aku lapeeeerrr..." pinta Ciel, manja.(tumben Ciel ngomongnya gitu)

"Ingin yg manis...seperti saya? *plak* Maksud saya, anda ingin apa tuan muda?"

"Tolong buatkan aku cake saja deh, tak usah muluk-muluk..." Ciel sambil memperhatikan kuku-kuku jari tangannya. (?)

"Baik akan saya buatkan, tuan muda..." Sebastian pun melesat keluar dari ruangan itu.

"Ah...hari ini benar-benar tenang...tak ada masalah...dan kerjaan...bisa relax dikit nih...main catur ah...tapi...sama siapa?" tanya Ciel, kepada dirinya sendiri, seperti orang gila. *dihajar Ciel*

Kitchen…

"Eh, hari ini kita lagi kosong...(?) main yuukkk!" ajak Finnian, bosan.

"Apa? maen tembak-tembakkan?" tanya Meirin, girang. (dasar maniak! *plak*)

"Asyik tuh! Tapi lebih baik maen perang-perangan! Kan lebih rameeee!" usul Brad, tak mau kalah.

"Ih...nggak asyik banget deh...kalo menurut Tanaka?" tanya Finnian.

"Ho...ho...ho..." jawab Tanaka, dengan ketawanya yg khas itu.

"Dia belom kembali jadi 'Real Tanaka' jadi...biarkan sajalah dia..." gumam Brad, melirik ke arah Tanaka.

"Ho...Ho...Ho..."

"Kalian...apa tak ada pekerjaan lain selain kalian duduk saja?" tanya Sebastian, yg baru saja memasuki dapur.

"Tidak ada, makanya kita hanya duduk saja..." gumam Meirin, bertopang dagu.

"Sudahlah, aku mw membuat pesanan Tuan muda dulu..." Sebastian lalu menyiapkan bahan-bahan untuk membuat cake.

"Dia selalu sibuk ya..." bisik Brad.

"Maklum...pembantu privatenya tuan muda..." Finnian, balas membisik.

"Oh ya! Bagaimana kalau kita maen…" Meirin tiba-tiba teriak, membuat Brad dan Finnian kaget.

"Maen apa?" Brad, setelah pulih dari kagetnya.

"Kejar-kejaran!" usul Meirin, sambil wink.

"Heih?" Finnian bengong kyk orng bego.

"Iya! Kita suit dulu siapa yg jadi kucingnya, nanti dia mengejar yg lainnya dan mengenai salah satu orang yg 'terpilih', supaya tidak jadi kucing lagi!" jelas Meirin, sambil loncat-loncatan. (?)

"Rame tuuh!" Finnian memberikan tatapan senang kepada Meirin.

"Permainan anak kecil…" gerutu Brad. Tapi setelah dipaksa Meirin dan Finnian dengan puppy eyes mereka, akhirnya dia menyerah dan ikut permainan itu.

BRAAAKKK!

"Aku ikutan donkkkkkkkk!" Tiba-tiba Alois datang di antara mereka semua.

(Theme song : D'nasibb-diantara kalian *plak!plok!*

Oke, back to the story...yg diatas nggak usah di peduliin...)

"Siapa kau? Kenapa tiba-tiba datang?" tanya Brad, histeris. (kayak apa aja)

"Kau? Tidak sepantasnya kau berada disini!" bentak Sebastian, marah. (Sebantian...marah...jgn marah dong sayang...XD *dezigh*)

"Kenapa githcu…?" tanya Alois kecewa, dgn gayanya yg lebai minta dihajar :P

"Kau kan seharusnya berada di….KUROSHITSUJI SEASON 2! Sedangkan ini khusus yg season 1 saja!" jelas Sebastian, berapi-api, ampe muncul api dari matanya. (syerem...DX)

"Ih…jahat…sebel deh, eike!*hoek…cuih!*" kesal Alois.

"Tuan muda…benar kata dia, mungkin Sebastian tidak ingin kita ikutan karena takut dia akan menjadi kucing selamanya…" sindir Claude.

"Benar juga ya..." bisik Alois.

"…KEDENGERAN TOLOL! Oke! Baiklah! Kau yg akan menjadi kucing selamanya, Claude." tantang Sebastian. *deathglare ke Claude*

"Menyenangkan tuh…saya terima tantanganmu…" terima Claude dengan senyum sinisnya.

"Oke…" Sebastian tak mau kalah.

BRAAAKKKK!

"Jangan tinggalkan aku sendirian! Aku juga mau ikutan! Sebastian sayang!" jerit Grell yg baru saja datang, sambil berusaha memeluk Sebastian. (No! dont touch my Sebastian! _)

"Grell?" Sebastian langsung menghindar dengan santai, walaupun sebenarnya dia kaget.

"Wuih…jadi banyak orang gini! Yg ingin ikutan main sama kita!" ucap Brad tak percaya.

"Sudahlah…daripada membuang waktu…lebih baik kita mulai permainan ini…" Claude sambil memperhatikan jam-nya.

"Baiklah! Yosh!" Finnian pun sudah tak sabar lagi.

Sebastian, Claude, Alois, Grell, Finian, Brad, dan Meirin pun berkumpul, setelah Sebastian mengantarkan cake dan teh kepada tuannya.

"Baiklah! Ayo kita hom pim pah!" ajak Alois, bersemangat.

"Oke!" jawab yg lainnya, sambil mengacungkan jempol.

Mereka pun melakukan hom pim pah…dan…yg menjadi kucingnya adalah…

"Ah…" desah Alois.

"Tak kusangka…" gumam Claude

"Hahahahaahahaha! Kasian sekali kau!" tawa Finnian meledak, ampe guling-gulingan di lantai dapur...-,-

"Shit! Kenapa aku yg jadi kucing? Nggak fair! Tidak!" gerutu Grell, kesal.

"WKWKWKWKWKWKWK! Pantes dengan mukamu!" ejek Sebastian, sambil nunjuk-nunjik wajah Grell (masya allah…Sebastian…ketawanya …tumben ketawa kayak gitu...padahal biasanya kalem...-,-")

"Sialan…" Grell memperhatikan tangannya sendiri.

"Baiklah! Kita mulai sekarang! Satu…dua…tiga! Let's begins!" Finnian pun udah lari-lari ngelilingin dapur biar nggak ditangkap Grell.

"Tapi…" Ting! tiba-tiba saja muncul ide di pikiran Grell, "hehehehehe…Sebastian! Sayangku! Akan kutangkap kau!" (Jiaah…dia malah kegirangan sendiri…)

"Dammit! Malah gw yg jadi sasarannya! UWAAAA!" Sebastian berlari berusaha menghindar dari banci satu ini.

"Waah…kalau gini sih…kita bisa santai-santai aja…" gumam Alois sambil memperhatikan Grell dan Sebastian yg lagi kejar-kejaran.

"Kau benar tuan muda…mau teh?" tawar Claude.

"Boleh, haus nih…" Alois memegangi tenggorokannya.

"Sialan! Kalian jgn malah santai-santai saja! UARGHHH!" Sebastian benar-benar kewalahan menghindar dari si Grell di tempat yg sempit.

"Sebastian! Tunggu!" kejar Grell, dengan gayanya yg dimanis-maniskan...padahal pahit juga...*plak*

"Sialan!" Sebastian mengambil pisau-pisau dapur, "rasakan ini! Dasar Shinigami Ganjen!" Melempar pisau-pisau dapur itu ke arah Grell.

"Eit…eits…" Grell menghindar dengan gaya centilanya, *hoek...* "tidak kena sayangku…tapi…tatapanmu telah menusuk-nusuk hatiku ini…ah…" *dilempar author ke sungai*

"Mati aku…!" Sebastian mulai pasrah.

"Sebentar lagi giliranmu yg mengejar diriku~~~~" ucap Grell, genit.

"TIDAAAAAKKKKKKKK!" Sebastian teriak dgn lebainya. (Sebastian tidak lebai! DX)

CKLEKKKK…

"Ada apa ribut-ribut didapurku?" Ciel muncul, membuat semua kegiatan berhenti, seperti di pause.

"Tuan mu…da…" desis Sebastian.

"Eh…" Grell cengo.

"Ciel…" Alois menumpahkan isi teh yg masih ada di dalam gelasnya.

"…" Claude membersihkan teh yg tumpah...(?)

Sedangkan Brad, Finnian, dan Meirin udah membatu saking kagetnya...

"Kenapa kalian semua bisa ada disini? HAH? Ada apa ini sebenarnya?" tanya Ciel, meminta penjelasan.

"Anu…kita….kita lagi…" jelas Finnian.

"Lagi main…" lanjut Brad.

"Kejar-kejaran…" Meirin pun angkat bicara.

"APUAAAAHHHH?" saking marahnya Ciel, keluar asap dari kupingnya *Syeremmm…*

"Maafkan saya tuan muda…telah membuat keonaran yg telah mengganggumu…" Sebastian merasa bersalah (kasihan…Sebastian…*plak*)

"Ikutan dong." ucap Ciel.

Gubrak!

"EH?" mereka semua menatap Ciel tak percaya.

"Aku bosen…main catur nggak ada temen…kalian jahat amat sih ama aku…nggak diajak main kejar-kejaran…sebal…" gerutu Ciel, kesal.

"Tu…tuan Muda? Anda masih sadar?" tanya Sebastian, heran.

"Tentu saja! Emangnya aku nggak boleh main kejar-kejaran ya?" bentak Ciel.

"Bu…bukan gitu juga sih…" gumam Sebastian.

"Kalau gitu…izinkan aku ikut!" paksa Ciel.

"…baiklah..." Sebastian pun tak bisa menolak.

"HOREEEEEEEEEEEE!" Ciel teriak girang. " Jadi siapa kucingnya?"

Semua langsung menunjuk ke arah Grell.

"Oh, pantas...yg dikejar Sebastian terus..." desis Ciel.

"Tapi...karena kau ikutan...itu berarti...kau yg harus menjadi kucingnya loh, Ciel," jelas Alois, sambil tersenyum sinis.

"Oke, tak masalah..." jawab Ciel enteng.

"Kita liat...seberapa lamakah...sang pemimpin perusahaan phantom...menjadi kucing?" tantang Alois.

"Kalo urusan mengejar orang...itu sangat mudah..." Ciel dengan senang hati menerima tantangan itu.

Bagaimanakah kelanjutannya? Apakah Ciel berhasil mengejar seseorang diantara mereka? atau tidak? Dan, jika terkejar siapakah itu? Kita tunggu kelanjutannya! jangan kemana-mana! Stay tuned! *plak*

To Be Continoued…

Author : Fiuh…selese juga part 1…

Ciel : Sial! Kenapa kemunculanku diperbanyak cmn pas diakhir?

Author : Yaah…nnt aku perbanyak lagi di part 2…(buat dia seneng ah…biar nggak dihabisi ama c Sebastian)

Ciel : Horeee! Horeee! *Ciel lompat-lompatan kyk orang gila*

Sebastian : Tuan muda…apa kah anda masih ingat…*membisikan sesuatu pada Ciel*

Author : Punya Bad Feeling nih gw…

Ciel : Kau benar…aku lupa…baiklah, silahkan lanjutkan tugasmu Sebastian…

Sebastian : Yes…my lord. *menatap tajam ke arah Author*

Author : Tuh kan…apa gw bilang…punya bad feeling! GYAAAAAAAAAAAAAAA!

Sebastian : Tak akan kubiarkan kau lepas…

Author : AMPUNNNNNN! *lari secepat 10km/detik (uedan cepetnya)*

Sebastian : Jangan lari...*menyusul*

Author : HIYAAAAHHHH! JANGAN BUNUH AKUUUUUUUUUUUUUUU!

Ciel : Pertunjukan yg menarik huahahahahahaha! *sambil nyeruput teh nya* malang sekali nasibmu author, tapi itu karena kamu bodoh! HAHAHAHAHA!