2003, Sekolah Dasar Haebaragi.

"Hei, kau lihat anak itu?"

"Lee Jihoon, maksudmu?"

"Anak panti asuhan itu?"

"Dia tidak punya teman, ya?"

"Lihat bajunya, jelek sekali, pasti tidak punya baju bagus."

Jihoon menutup telinganya rapat-rapat. Tak ingin mendengar apapun kalimat yang dilontarkan anak-anak padanya. Tentang dirinya yang yatim piatu, yang tinggal di panti asuhan, yang tidak memiliki baju bagus—semuanya. Jihoon tak pernah menyukai cacian mereka.

Demi Tuhan, dia hanyalah seorang anak kecil berumur tujuh tahun yang sebatang kara, kedua orang tuanya meninggal saat ia berumur lima tahun. Kehilangan yang mengharuskannya tinggal di panti asuhan. Dan jika kau berpikir tinggal di panti asuhan itu enak—kau salah. Pengasuh panti asuhan bahkan selalu menindas anak-anak panti asuhan, tak jarang Jihoon dan anak-anak panti asuhan lain disuruh mengerjakan pekerjaan rumah, memasak, mencuci, sedangkan pengasuh itu hanya bermalas-malasan. Anak-anak sebatang kara itu tak bisa berbuat apa-apa, mereka hanya bisa menuruti kemauan si pengasuh, karena jika tidak, mereka bisa dihukum—Jihoon pernah mengalaminya.

Sekolah pun tak lebih baik daripada panti asuhan. Kejadian barusan adalah buktinya. Teman-teman sekolahnya selalu mencaci dan menghinanya. Tidak ada yang membelanya—

Tidak ada, kecuali satu orang.

"Hoonie tidak apa-apa?" Seorang anak lelaki berjongkok di depan Jihoon. Memandang Jihoon lekat, matanya menyiratkan kekhawatiran. Jihoon mengangguk pelan.

"Berhentilah menghina Hoonie!" Anak lelaki itu berdiri dan berseru pada anak-anak lain yang memandang mereka berdua dengan berbisik-bisik.

"Kenapa kau suka sekali membelanya, Hoshi?" Celetuk seorang anak berperawakan gemuk.

Hoshi terdiam sejenak, kemudian menarik lengan Jihoon.

"Suatu saat nanti, Hoshi dan Jihoon akan bersama!"

(-)

Present time.

"Kapan kau akan berhenti memandangi Kwon Soonyoung, Jihoonie?"

Jihoon memalingkan wajahnya. "Aku tidak sedang memandangi pemuda itu, Seungcheol hyung."

Seungcheol terkikik. "Kau berbohong, dan aku tahu itu."

Pemuda berambut ungu itu memerah sesaat. Memalingkan wajahnya, tak berniat menjawab ucapan Seungcheol.

"Kau menyukainya, ya, Jihoonie?" tanya Seungcheol tiba-tiba. Jihoon hampir saja tersedak orange juice yang ia sesap.

"Ti-tidak, hyung. Hanya saja…" Matanya menerawang, lurus kearah seorang pemuda berambut biru yang sedang duduk bersama sekumpulan pemuda. "..menurutku, dia bersinar. Terang. Seperti matahari. Aku ingin menjadi seperti dia."

"Mungkin kau menyukainya, Jihoonie."

Jihoon tersenyum. "…aku masih belum meninggalkan cinta pertamaku."

"Yang kau maksud cinta pertama itu, Hoshi?"

(-)

MEHEHEHE.

Maaf baru prolog, segini dulu ya :'D

Kalau suka, silahkan minta dilanjut, review dan follow, fav juga silahkan :D will be highly appreciated kok ;)

Buat yang nungguin ff Meanie couple yang judulnya Strobe Edge, maafin saya, kayaknya bakalan lama update… TT)v

See you again, ppyong!