Hallooo...

Hehe..

Karena ada waktu luang diliburan idul adha dan otak mengkhayal saya muncul lampu bohlam, jadilah fanfic ini, disaat teman-teman pulang ke kampung halaman saya berkutat di kozan tidak pulang... hiks hiks ( curhad mode on )

Yah langsung baca aja...

Smoga suka...

Happy valentine, eh salah Happy Reading...


Me

Desclaimer : Masashi Kishimoto

Rated : T

Pairing : sakura - campur(lho?) tapi sekarang masih sasu-saku... yeahhhh...

Genre : angst

Warning : Gaje, ooc, abal, typo, bisa menyebabkan gangguan jantung, impotensi dan gangguan kehamilan dan janin ( lho?)

~~~~~~~ME~~~~~~~


Sakura pov

Disaat anak-anak lain bersemangat pergi ke sekolah setiap harinya, aku berangkat dengan setengah hati. Aku tidak tahu harus memasang wajah tersenyum, tertawa, cemberut atau bahkan harus menangis disini ini toh tak kan ada yang peduli. Aku berjalan memasuki pagar sekolah, yah sekolah dan rumahku memang dekat sehingga aku bisa berjalan kaki menuju sekolah dari rumah mungkin sekitar dua atu tiga menit berjalan sudah sampai dan itu membuat aku tak pernah terlambat ke sekolah.

Kubuka gerbang sekolah yang langsung berdecit maklum besi yang menjadi bagian dari gerbang itu sudah karatan dimana-mana sehinggga di geser sedikit akan langsung berdecit nyaring, membuat setiap kepala pasti menoleh. Dan jika yang membuka pagar itu seseorang yang kau kenal atau paling tidak kau tahu pasti kau akan menyapanya bukan? atau paling tidak tersenyum untuk menunjukan kesopanan kalian. Tapi tahukah kalian saat mereka mengetahui bahwa yang membuka gerbang itu aku, mereka menganggap itu hanyalah angin yang iseng memainkan gerbang mereka menyambutku dengan menoleh malas dan kembali ke aktivitas mereka tadi.

saat seseorang tersenyum padamu bukankah lebih baik kalau kau juga tersenyum sehingga itu akan menjadi benang pengikat keakraban kalian pada orang tersebut dari pada membalasnya dengan mata sinis tak peduli. Sudah tahu apa yang aku terima dari mereka saat aku tersenyum ? jadi tak akn ada gunanya jika kau tersenyum pada mereka. Jika mereka tak peduli padaku aku akan membalasnya dengan mantera yang selama ini aku yakini ampuh untuk memperkebal hatiku agar tidak terlalu sering sakit hati. Dengan cara menarik nafas berbicara pada diri sendiri bahwa ' hari ini akan baik-baik saja, tetap tersenyum' lalu mencium kalung yang sudah menjadi bagian dari diriku sendiri sebanyak 3 kali. Aneh? Memang tapi bagiku itulah yang membuatku bisa menjalankan hariku dengan tenang.

Setelah memasuki kelas akupun menuju tempat yang akan menadi ujian ke-dua bagiku setiap hari yaitu kelas. Tidak berbeda jauh saat aku memasuki gerbang sekolah, saat memasuki ruang kelaspun aku hanya dianggap angin lalu bagi penghuni lain. Aku masuk dan duduk ditempat dudukku di pojokan kelas dekat tempat penyimpanan kotak sapu dan alat pel. Apa aku terlalu mendramatisir? Yah mungkin bagi kalian aku hanya melebih-lebihkan keadaan, tapi itulah kenyataannya aku adalah orang yang dikucilkan.

Tidak begitu menjadi masalah besar bagiku jika mereka tak mau menadi temanku, aku masih bisa tersenyum walau senyum itu untuk menahan sakit hatiku yang entah sudah kerap ku rasakan. Tapi saat dikelas di haruskan membuat kelompok untuk praktek ataupun mengerjakan tugas, aku tetap sendiri. Benar SENDIRI kau tak salah baca. Aku juga tak mengerti apa yang mereka lontarkan sebagai alasan sehingga guru yang memberikan tugas tersebut tak keberatan menyuruhku mengerjakan sendiri. Sebenarnya itupun juga bukan menjadi masalah yang sulit untukku toh tinggal dibuat kan? Tapi apakah adil jika tugas yang seharusnya dikerjakan enam orang atau lebih kau kerjakan sendiri?. Aku juga tak habis pikir mengapa ada guru yang mengijinkan begitu. Aku juga bersyukur saat ada guru yang memang tak mengijinkan aku bekerja sendiri, setidaknya masih ada yang perhatian padakukan. Tapi mereka tetap saja mengacuhkan aku saat mereka berdiskusi aku hanya menjadi patung, saat aku memberi pendapat aku tak didengarkan aku tak dianggap.

Jika ditanya apa salahku aku juga tidak mengetahuinya. Aneh kan? Bagaimanapun aku ingin meminta maaf pada mereka jika aku memang mempunyai salah, tapi bagaimana cara aku menyampaikannya atau menanyakan pada mereka? Saat mereka melihatku saja mereka seakan melihat sesuatu yang busuk yang seakan-akan siap mengotori pakaian yang mereka kenakan. Apakah ini dikarenakan tubuhku yang kecil dan kurus ini?, fisikku yang sangat lemah dan mudah sakit-sakitan?, otakku yang sangat pas-pasan ini?, Keluargaku yang bisa di sebut sederhana?, Atau wajahku yang tidak ada cantik-cantiknya sama sekali?. Aku tidak tahu.

Apakah ada yang pedeli padaku? Tentu ada bukankah memang sudah menjadi cerita atau tradisi kalau kau diauhi oleh banyak orang pasti ada yang akan membuatmu merasakan sedikit rasa persahabatan itu.

Dialah shion mahluk yang paling cantik menurutku dikelas tidak hanya parasnya yang begitu cantik tapi juga hatinya. Yah walaupun dia agak menyebalkan tapi aku juga sangat bersyukur aku mempunyai teman sepertinya. Juga sepupunya yang bernama Sasuke, mereka selalu baik kepadaku. Walau mereka tak bisa menjadi pahlawan yang akan memarahi anak-anak sekelas jika mereka menyakiti batinku, tapi merekalah yang selalu mendengarkan pendapatku, tersenyum balik padaku dan juga selalu menganggapku.

Hari ini adalah hari yang sangat indah bagiku coba bayangkan Sasuke orang yang sangat aku kagumi adalah orang pertama yang mengatakan bahwa aku sanagat cantik selain keluargaku tentunya. Apakah aku salah dengar tidak. Itu terjadi saat aku ketempat Shion utuk main disana ada ibu Sasuke, aku kaget saat bibi Mikoto menanyakan pada Sasuke 'siapa yang paling cantik antara Shion dan Sakura?.' Sasuke dengan mantap menjawab ' tentu saja Sakura.' Membuat hatiku seakan melayang dan wajahkupun memanas. Dan berakhir dengan godaan dari shion dan bibi Mikoto tentunya.

End of sakura pov


Tuliti-tulit-tulit-tulit-tulitttttttttttt...

Suara jam beker yang ada di meja belajarnya mengusik Sakura yang sedang membaca sambil tersenyum bahagia mengingat masa lalunya. ' haahhh.. waktunya kekampus. Semangat Sakura' lalu dia beranjak bangkit dari duduknya sambil menutup buku bersampul merah tebal itu. buku penuh kisah yang menceritakan kehidupan yang akan selalu menghias indah di meja belajarnya.

'Yah... harus segera kekampus tercinta, nanti di marahi dosen lagi trus ga boleh masuk. Nanti aku harus melanjutkan membaca cerita di buku merah itu, cerita masa SD ku yang mempunyai banyak kenangan' sambil menghela nafas sakura bergumam "Hari ini akan baik-baik saja. Tetap tersenyum" lalu dia mencium cicincin yang ada di jari tangan sebelah kirinya tiga kali. Dan sakura beranjak pergi kekampus tempat dia menuntut ilmu. Ayo berjuanglah sakura, belajar dengan baik author disini akan selalu mendoakanmu (dadah-dadah).

~~~~~~~TBC~~~~~~~

Yah sekali lagi violet memunculkan cerita gaje...

Ckckck...

Readers ngerti ga' cerita di atas? (readers: NGGAKKKK) violet nangis-nangis, mo banting netbook mahal, banting hp sayang, banting diri sendiri sakit jadi banting bantal aja. Hehehe.

JOh ya... selamat Idul Adha bagi yang merayakan...

Makasih ya bagi yang mau singah dan membaca sampai sini...

Review yah...

Salam manis...

Violet7orange

.

.

.

.

.

.

.

Review...