Hidup terkadang tak adil...

Hidup terkadang tak sesuai dengan apa yang kita harapkan...

Hidup terkadang membuat kita berfikir, 'aku ingin mati saja'...

Hidupku... Ada di keluarga ini.

Keluarga yang penuh aturan dan suka memaksakan kehendak, egois.

Keluarga yang penuh dengan hal-hal konyol yang membuatku tak merasakan bagaimana kehidupan untuk anak seumuranku.

Kau tahu? Kadang aku ingin menghabisi diriku sendiri karena keegoisan keluargaku.

Tapi hidup dalam keluarga yang seperti itu bukankah 'takdir'?.

Begitu pula dengan kehidupan keluarga milikku sendiri yang kubangun dengan usia 15 tahun.

.

.

.

Young Newly-Married

Disclaimer : Kalo punyaku, aku udah kaya dari dulu dong! *digantung Masashi Kishimoto*

Rated : T

Genre : Romance, Family, Drama, terserah readers lah.

Pair : SasuSakuNeji slight other pair.

WARNING : AU, OOC, GAJe, abal, misstypo (maybe), dll.

.

IF YOU DON'T LIKE, DON'T READ PLEASE

but...

HAPPY READING!


Chapter 1 : The Wrong Swear I say

.

.

Jum'at, 15 Januari

Suasana duka terasa di salah satu Rumah Sakit yang berada di Kirigakure. Yap, itu dikarenakan menantu kesayangan dari Kepala Keluarga Uchiha sedang terbaring lemah di atas ranjang dengan berbagai kabel dan selang menempel di tubuhnya. Uchiha Madara sedang meratapi nasib menantu kesayangannya, Uchiha Mikoto. Sudah lebih dari 2 bulan Mikoto tak sadarkan diri karena kecelakaan pesawat yang membawa dirinya dalam perjalanan dari Oto ke Kiri. Dan Madara, sangat sedih atas musibah yang dialami menantu yang amat teramat sangat disayanginya.

FLASHBACK : ON

"Fugaku! Mau kemana kau!" teriak Madara pada Fugaku yang masih berumur 15 tahun, "temui mereka-orang-orang penting di Kirigakure-dan minta maaf atas ketidaksopananmu!"

Fugaku berhenti berjalan. Dasi abu-abu dan tuxedo hitam yang ia kenakan terlihat berantakan. "Aku nggak mau menemui orang yang seenaknya mau menikahkan putri-putri mereka denganku yang masih 15 tahun!" ujarnya tanpa membalikkan badan.

Madara terdiam. "Kurang ajar! Siapa yang mengajarimu seperti ini, hah?. Kembali ke rumah sekarang juga!"

Fugaku pun membalikkan badannya "Aku masih remaja, aku punya kebebasan."

Madara tambah geram. Inilah kekesalannya mempunyai anak laki-laki. Sejak dulu, ia ingin sekali Fugaku memiliki adik perempuan tapi tidak kesampaian. Madara yang dipenuhi kemarahan yang membara pun mulai melangkahkan kakinya. Ukh, lebih baik ia menyuruh bodyguardnya untuk mengejar Fugaku.

DUK, BUAGH!

Madara tersandung batu lalu terjatuh. "Ukh..."

Fugaku menaikkan alis melihat 'Ayah Terhormat'nya jatuh dengan tidak elit. Sebenarnya ia ingin sekali tertawa. Ia agak kesal pada cacing-cacing di perutnya yang sudah tertawa lebih dulu daripada tuannya. "Cih, orang tua belagu..." gumam Fugaku. Ia berniat untuk membantu Madara berdiri tapi...

KRING! KRING!

Seorang wanita yang mengendarai sepeda putih - -kebetulan lewat- - buru-buru turun dari sepedanya dan membantu Madara berdiri. "Om tidak apa-apa?" tanyanya cemas.

Madara memandang gadis yang membantunya. Seorang gadis berambut hitam kebiruan sebahu memakai bando putih-bayangkan potongan pendek rambut Sakura-dan memiliki mata onyx jernih nan indah menatapnya cemas. Madara terharu. "Oh! Malaikat!" ia pun memeluk gadis itu.

Si gadis terlonjak melihat kelakuan Madara. Tiba-tiba ia merasa ada yang menarik baju bagian punggungnya. "Mikoto, apa yang kau lakukan disini?"

Si gadis yang bernama Mikoto pun menjawab gugup. "E...tadi aku cuma mau mengantar..."

"Pulang sana. Jangan sampai kau berurusan dengan orang tua ini." ujar Fugaku sambil mengarahkan kepalanya ke Madara.

Madara mengerutkan dahi. 'Orang tua'? Apa ia kelihatan begitu tua? Kata dokter pribadinya ia awet muda. Tapi, tunggu!... "Hei nak, kau kenal Fugaku?"

Mikoto pun menatap Madara. "Ah, Fugaku itu teman sekelasku,om." jawabnya sambil tersenyum.

Mata Madara berbinar melihat senyum Mikoto. Dan yang membuat Fugaku menepuk dahinya adalah saat Madara bilang, "Menantuku..."

FLASHBACK : OFF

"Kami-sama...kasihanilah dia...berikanlah dia kesembuhan...agar nantinya dia...blablabla" Madara menangis lebay sambil berdo'a. Seluruh penjaga yang ada di ruangan itu sampai sweatdrop.

'Madara-sama benar-benar terkena ODS (Overlike Daughter Syndrome).' pikir penjaga-penjaga itu

Sementara Madara sedang komat-kamit berdo'a, Itachi yang sedari tadi menahan sesuatu, menatap Fugaku di sebelahnya dengan raut wajah memelas dan berkata pelan, "Ayah…"

Fugaku melirik ke bawah kirinya. "Sttt, Opa lagi berdo'a."

Itachi menggigit bibir bawahnya. "Tapi Ayah…pipis…"

Fugaku menatap Madara di depannya yang dibatasi ranjang Mikoto terbaring. Madara sedang menunduk sambil komat-kamit tidak jelas. Akhirnya Fugaku pun menghela nafas. "Cepat."

Itachi tersenyum lebar lalu perlahan ia mengikuti ayahnya yang melesat pergi.

Sasuke terdiam melihat kepergian kakak dan ayahnya. Lalu kembali fokus melihat wajah pucat ibunya. Berarti saat ini di samping kiri ranjang Mikoto ada Madara dan di samping kanan ranjang Mikoto ada Sasuke, Itachi dan Fugaku sedang ke toilet.

"Kami-sama…uh…uh..," Madara pun menghapus air matanya dengan anggun (?). "aku…"

Madara pun teringat lagi akan masa lalunya ketika Fugaku berumur 15 tahun ia tunangkan langsung dengan Mikoto yang sangat-sangat kebetulan adalah kekasih Fugaku. Tentu saja Fugaku tidak menolak. Fufu, kesempatan.

"Aku…" Madara pun menatap ke depan. Ia sedikit kaget hanya mendapati Sasuke yang duduk di seberangnya. Tapi ia pura-pura stay cool walau kaget. Ckck, Uchiha… "Sasuke, Fugaku dan Itachi mana?"

Sasuke menatap kakeknya. " Ng, tadi Kakak mau pipis…"

"Oh…" Madara manggut-manggut. Ia kembali menatap Mikoto dan wajahnya berubah jadi sayu.

DEG

Entah apa yang membisiki atau merasukinya, Madara menatap Sasuke dengan wajah cerah lalu menatap Mikoto. Sasuke, lalu Mikoto. Terus begitu sampai senyum terkembang di wajah keriput ia dapat ilham. "Kami-sama, jikalau Engkau membuat Mikoto bangun hari ini juga, aku akan menikahkan Sasuke dengan gadis berambut pink saat ia 15 tahun."

JDUAAARRR!

Sasuke terlonjak kaget mendengar kakeknya bicara begitu. Ia bisa merasakan firasatnya tidak enak walau sebenarnya ia tidak benar-benar tahu maksud dari pernyataan Madara, tapi mendengar namanya disebut… "O-Opa…kok Sasuke sih?"

Hm, lihatlah. Para penjaga di situ juga kaget.

Madara menatap Sasuke lalu tersenyum tanpa ragu. "Ah, Sasuke, sudahlah. Di dunia ini mana ada gadis yang rambutnya pink. Kau tenang saja." bujuknya lalu mengedipkan mata.

Dan Madara tidak tahu kalau ucapannya tadi adalah boomerang bagi dirinya sendiri.

Sasuke pun mengangguk nurut dengan polos. Wah, sepertinya Itachi beruntung ya. Karena tidak ada di TKP, ia bebas dari penglihatan Madara ketika megucapkan sumpah yang kelewat ekstrim itu. Kalau saja Itachi ada, bisa saja Itachi yang jadi korban atas 'pernyataan' Madara yang tidak masuk akal itu.

Setelah berhasil meyakinkan Sasuke, Madara menatap Mikoto kembali. Dan…

Kami-sama…

Mata Madara membulat melihat onyx jernih Mikoto terlihat walau masih lemah. Madara begitu kaget dan ia tak bisa menutupi rasa kekagetannya untuk yang satu ini.

"KAMI-SAMA! MIKOTO-SAYANG! TERIMA KASIH!"

Dan itulah awal dari kekacauan yang nantinya akan dibuat Madara di masa depan.

.

.

10 tahun kemudian.

"HAPPY BIRTHDAY SASU-CHAAAAAAN!" teriak Itachi lebay sambil meniup terompet tepat di telinga Sasuke saat Sasuke sedang enak-enaknya tidur. Dan itu membuahkan hasil, yaitu sebuah benjol besar di jidat Itachi. Lalu Sasuke menyalakan lampu kamarnya.

"BAKA! Kau tak tahu jam berapa sekarang?" umpat Sasuke pada Itachi. Matanya terlihat sayu. Tapi ia juga bingung kenapa kakanya bisa ada disini.

Itachi yang pundung di pojokan kamar Sasuke segera menghampiri Sasuke dengan ceria. Ia mengusap lembut benjolan di jidatnya lalu menekuk lengan kemeja kirinya sampai siku. Dan terlihat sebuah jam berwarna cokelat pohon menggantung indah disana. "SEKARANG JAM 00.01 a.m. TEPAT TANGGAL 23 JULI!" teriaknya pakai toa yang entah kapan diambilnya.

Sasuke mendengus kesal karena Itachi telah mengganggu acara tidurnya namun di hatinya, sebenarnya ia senang sekali.

"Oh ayolah Sasuke! Hargailah Kakakmu ini yang datang jauh-jauh dari Konoha ke Kiri hanya untuk mengucapkan O-T-A-N-J-O-U-B-I! pada adik tercintanya!" Itachi mengerucutkan bibirnya dan jika dilanjutkan, itu bisa membuat Sasuke muntah.* author digorok Itachi FC*

Sasuke memalingkan wajah, tapi di balik itu ia tersenyum tipis. "Apa maumu?"

"Ayo ke bawah!"

-o0o-

"HAPPY BIRTHDAY!" suara serempak itu menggema di Ruang Tengah Mansion diikuti suara terompet yang diiringi tepuk tangan meriah.

"SURPRISE!" Itachi mengkomando semuanya.

Kakuzu dan Hidan pun mmenurunkan sebuah spanduk besar di hadapan Sasuke yang bertuliskan ' HAPPY BIRTHDAY FOR UCHIHA SASUKE ON JULY 23th. 15 YEARS OLD. WISH YOU ALL THE BEST.'

Sasuke sedikit terkejut melihat seluruh anggota Akatsuki—geng gaje Itachi—yang harusnya sedang study di Konoha berada di sini. Terlihat juga Mikoto yang sibuk menyalakan lilin angka 15 di atas kue blackforrest bundar yang dihiasi jaring caramel, beberapa strawberry, parutan coklat di setiap sisi kue, juga beberapa 'miniatur Sasuke' dengan berbagai aktivitas yang terbuat dari coklat juga. Fugaku berdiri di samping Mikoto sambil tersenyun tulus. Ada juga beberapa anggota Keluarga Uchiha yang harusnya masih tersebar di seluruh penjuru dunia ada di situ. Ya, seperti Obito yang harusnya di Kanada atau Shishui yang harusnya di Inggris. Semua pelayan keluarga ada di situ. Dan terlihat, 'Opa'nya Sasuke sedang sibuk menata kado-kado yang jumlahnya …err-tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

Dan untuk momen kali ini, mau tak mau Sasuke tersenyum.

-o0o-

BWUUUH, Sasuke meniup lilinnya. Semua tepuk tangan dan berlanjutlah sesi pemberian ucapan selamat dan pembukaan kado.

"Oi Ita-kun (Itachi minta dipanggil begitu, kalau tidak dia ngambek), jidatmu benjol ya?" tanya Kisame. Suaranya terdengar oleh Sasuke yang masih membuka kado.

Itachi mengelus jidatnya dramatis. "Ah, iya, tadi…," ia melirik Sasuke, "Adikku yang kayak superman itu memberiku hadiah ini." gerutunya sambil menunjuk jidat benjolnya dengan ibu jari. "Semoga saja nanti istrinya punya jidat lebar"

Sasuke mendelik. "Kau saja sana"

"Ita-kun cuma iri karena sudah kuliah belum punya pacar, un." komentar Deidara.

"Tahu tidak Ita-senpai. Cewek itu sukanya sama anak baik!" timpal Tobi yang memanggil Itachi dengan imbuhan 'senpai' satu-satunya di Akatsuki.

"Hm, orang yang kurang beriman akan dipersulit dapat pacar." sahut Hidan.

"Bukan,bukan. Ita-kun pasti terlalu pelit mengeluarkan uang." timpal Kakuzu.

"No! No! I-"

"STOP!" pekik Itachi memotong omongan Pain. Poor Pain. Semua anggota Akatsuki—minus Itachi—meliriknya. "Kenapa jadi ngomongin aku sih? Aku juga baru kuliah! Ngajak berantem nih?"

"Itachi, jangan kekanak-kanakkan begitu." tegur Mikoto melihat Itachi mulai menyingsingkan lengan kemejanya.

"Tapi Bu…"

"Ehm! Lihatlah Sasuke! Walaupun usianya baru 15 tahun, dia terlihat dewasa! Opa bangga padamu! Haha, jangan hiraukan kata-kata Itachi yang tadi, Opa yakin kamu pasti punya istri yang…" Madara diam di tempat, senyumnya masih terlihat namun pandangannya tak berarah.

Istri yang…

Kami-sama, jikalau Engkau membuat Mikoto bangun hari ini juga, aku akan menikahkan Sasuke dengan gadis berambut pink saat ia 15 tahun.

Ucapan Madara yang terhenti membuat semua yang ada di ruangan itu menoleh padanya.

Madara menggigit bibir. Ia mulai memandang kosong. Ia cengkeram erat dadanya. Ya, ia ingat sekali akan sumpahnya 10 tahun yang lalu, tapi…

Ah, Sasuke, sudahlah. Di dunia ini mana ada gadis yang rambutnya pink. Kau tenang saja.

Di dunia ini mana ada orang berambut pink kecuali orang itu menyemir rambutnya?

Dan sedetik kemudian pandangan Madara menjadi gelap.

"OPA –AYAH –KAKEK –MADARA-SAMA!"

-o0o-

Suasana hening terlihat di salah satu lorong koridor di Rumah Sakit Swasta Kirigakure. Fugaku, Mikoto, Sasuke, serta beberapa pelayan sedang menunggu di ruang tunggu dengan wajah harap-harap cemas. Keluarga yang lain? Mereka istirahat karena lelah telah menempuh perjalanan dari luar negeri ke Jepang. Nah lo? Itachi?. Terdengar suara bisik-bisik di ujung koridor. Itachi sedang menjelaskan ke Akatsuki lain kalau mereka sudah boleh pulang kecuali Sasori. Kembali ke suasana hening.

Semua terlonjak kaget mendengar suara decitan pintu di buka dan muncullah seorang nenek-nenek dengan keriput yang jumlahnya melebihi kapasitas memakai baju dokter.

"Bagaimana?" tanya Fugaku to the point pada Chiyo, dokter tadi.

Chiyo hanya mengangkat bahu. "Entahlah… saya pikir penyakit jantung Madara-sama kambuh. Tapi setelah saya periksa, semua baik-baik saja."

"Lalu?" tanya Mikoto cemas.

"Dengan tangan yang sudah renta ini…saya tak bisa berbuat apa-apa lagi." ujar Chiyo lemah.

"Maafkan kami," kata Mikoto "kami belum bisa mencari dokter pengganti keluarga ini yang sehebat Anda…"

Chiyo pun tersenyum menatap Mikoto. "Kalau boleh saya sarankan, saya memiliki mantan murid yang sejujurnya kemampuannya berada di atas saya."

Mikoto pun menatap Chiyo berbinar. "Sungguh? Siapa dia?"

Chiyo tersenyum lemah. "Tapi…'dia' berada di Konohagakure."

Fugaku dan Mikoto saling berpandangan. Lalu menatap Itachi, lalu Sasuke. Itachi salting sementara Sasuke stay cool.

"Baiklah. Itachi, besok urus kepindahanmu dari apartemen ke rumah kita di Konoha. Dan Sasuke, kemasi barang-barangmu hari ini, kau pindah sekolah. Besok kita pindah ke Konoha." Kata Fugaku tegas.

Dan Fugaku tak tahu bahwa keputusannya telah menjadi awal dari takdir yang terus berevolusi bagai jarum jam.

.

.

T-B-C

A/N

Konbanwa gozaimasu!

Akemashite Omedetou!

Hoshi Yamashita di sini…

Walau belum Tahun Baru, tapi saya mau ngucapin mumpung sempet. ^.^

Curcol dikit ya…

Mungkin readers mengira saya adalah orang baru di ffn. Tapi, saya udah setahun lebih di sini lo… Itu lama atau baru ya? Tapi yang jelas saya adalah author baru yang masih butuh bantuan dari senior-senior sekalian. Dan selama itu pula saya jadi anonymous readers dengan nama *piiiip*. Silahkan readers tebak sendiri. Saya sudah berjanji pada diri saya sendiri kalau sebelum saya mempublish fict, saya tidak akan mereview fict dengan nama 'Hoshi Yamashita'. Selama itu saya tidak ada kesempatan untuk membuat fic karena kesibukan saya menghadapi Ujian Nasional (waktu itu saya kelas 9),ng, syukur deh dapat nem rata-ratanya 9 lebih ^.^v. Saya baru membuat akun ketika saya udah masuk SMA. Dan karena kesibukan juga, *sok sibuk deh eke* saya baru bisa membuat fic sekarang. Sebenarnya udah lama sih, Cuma pengin publish pas mau tahun baru.

Hehe, saya sudahi curcolan aneh bin tidak penting ini.,

Akhir kata,

Kritik, saran, pujian *ngarep*, masukan, sepatah dua patah kata penyemangat, atau apa saja yang termasuk kategori REVIEW (terkecuali flame), sangat saya harapkan! ^.^

.

Dan saya perjelas lagi, tidak menerima flame dalam bentuk apapun karena saya yakin para flamer cukup cerdas untuk mengetahui arti kalimat "Don't like? Don't read"

.

Hehe, REVIEWnya please…