Frozen...

- Aku percaya akan ada pelangi setelah hujan. Tapi aku ragu akan ada pelangi dalam hidupku. - Jung Yunho

*note all yunho POV

Pagi ini seperti pagi-pagi sebelumnya. Aku bangun dari tidurku dan memulai aktivitasku. Aku bergegas bersiap-siap untuk kekantorku. Sejumlah dokumen dan meeting siap menantiku untuk hari ini.

Aku tiba dikantor pukul 07.30 tepat seperti hari-hari sebelumnya. Aku selalu datang jam segini. Bagaimanapun aku adalah presidir mereka, tentu aku harus memberikan contoh yang baik kepada karyawan yang lain.

Segeralah aku masuk kedalam ruanganku dan melihat yoochun sedang merapikan tempatku.

"Pagi chun" Sapaku ramah.

"Pagi sangjanim" Jawabnya hormat.

"Kau datang pagi-pagi sekali chun, sudah sarapan?" Tanyaku ramah.

"Ah~ kebetulan sangjanim ak membawa dua bagaimana kalau kita makan bersama?" Tawar nya.

"Boleh dan panggil aku yunho saja tidak perlu sangjanim. Kau seperti ajudan-ajudan saat memanggilku sangjanim hahahahha" Jawabku ramah.

"Huft... Kau tahu itu peraturan perusahaan, aku harus hormat kepadamu yun. Kadang sejujurnya aku tidak ingin memanggilmu sangjanim" Jawabnya pelan.

"Hahahahah mulai sekarang panggil aku yunho saja" Jawabku ramah.

"Baiklah ayoo kita makan, aku menaruh sarapanku di meja tamu mu. Tapi sebelumnya jam 9 nanti kita ada meeting dengan kim corp. Mereka akan mempresentasikan proposalnya" Jawab yoochun pelan sambil mengingatkan.

'Akhirnya, hari ini tiba. Kita akan bertemu lagi kim jaejoong-sshi.' Kataku dalam hati.

Aku dan yoochun segera menuju meja tamu tempatku. Di ruanganku memang tersedia beberapa kursi dan satu meja untuk tamu.

"Yunho ayoo sudah jam 9, presentasinya akan segera dimulai" Ucap yoochun seraya mengingatkanku.

"Ayoo, chun kita berangkat keruangan meetingnya. Terima kasih sudah mengingatkanku" Jawabku ramah.

"Sudahlah yun tidak apa-apa bukankah itu tugasku sebagai sekretarismu sekaligus orang kepercayaanmu" Jawabku pelan.

"Arra... Bagaimana junsu?" Tanyaku penasaran seraya beranjak pergi dari ruanganku.

"Junsu baik-baik saja. Sesekali kau kunjungi kami lah ketika berada dirumah. Dia pasti senang" Jawab yoochun bahagia.

Aku mengangguk pelan dan sepanjang perjalanan kami habiskan mengobrol tentang junsu dan kehamilannya.

Tak terasa aku dan yoochun sampai diruangan meeting. Kami segera masuk kesana dan terlihatlah seorang namja cantik yang tengah mempresentasikan proposalnya.

Aku memperhatikannya 'Apa kau masih mengingatku kim jaejoong-sshi. Lihatlah kim jaejoong-sshi apa yang akan kulakukan padamu.' Kataku dalam hati.

Aku segera menggebrak meja.

Brukkkk...

Aku langsung berdiri ditempatku.

"Proposal ini tidak layak. Kau tidak menjelaskan secara detail. Aku tidak suka!" Marahku.

Semua yang ada didalam ruangan rapat segera melihat kearahku termasuk yoochun. Keadaan mendadak mencekam, tegang.

"Kalau kau tidak mampu membuat proposal sebaiknya kau bermimpi untuk bisa bekerja sama dengan jung corp, kim jaejoong-sshi." Lantangku.

Segeralah aku mengambil proposal yang berada dimejaku dan langsung kubuang proposal itu dihadapannya. Lalu setelahnya aku beranjak pergi kembali keruanganku.

'Bagaimana? Kau menyukainya jaejoong-sshi atau kamu mau lebih dari ini?' Kataku dalam hati.

Aku tidak menyangka bahwa dia akan mengejarku. Begitu aku mau menutup pintu liftnya, dia menghadangnya.

"Yun tunggu" Katanya pelan.

"Ada apa? Kurasa diantara kita tidak ada yang perlu dibahas lagi" Jawabku dingin.

"Mianhae... Aku minta maaf dulu aku pernah menyakitimu" Ucapnya menyesal.

"Lalu? Dengan minta maaf apakah akan merubah hatiku yang membencimu?" Jawabku dingin.

"Yun aku sungguh minta maaf. Dulu aku jahat padamu dan aku menyesal" Sesalnya.

"Lalu apa dengan menyesal akan merubah keadaan yang ada? Kau tahu saat dulu kunyatakan cintaku padamu, aku tulus mengatakannya. Tapi kau menolaknya dan bahkan aku masi ingat dengan KATA-KATAMU" Jawabku dingin.

•••••

~Flash back~

Suasana kampus saat ini cukup ramai, terlihat beberapa mahasiswa mahasiswi berlalu lalamg ditaman. Entah sekedar untuk mengobrol, makan atau pun membaca buku.

Cuaca panas hari ini tak menyurutkan niatku untuk menyatakan cinta padanya.

"Bagaimana yun? Kau siap menyatakan perasaanmu?" Tanya yoochun yang saat ini tidak memiliki jadwal kuliah.

"Aku siap chun tapi temani aku yaaa, ajak junsu sekalian saja biar aku menjadi lebih tenang" Ucapku agak gugup

Yoochun pun mengangguk-angguk kepalanya dan langsung memberikan semangat padaku.

Aku dan yoochun segera beranjak pergi menuju lapangan kampus.

"Jae ada yang mau kukatakan kepadamu" Kataku gugup

Jujur ini adalah pertama kalinya aku menyatakan perasaanku. Pertama kali nya aku jatuh cinta.

"Yaa, ada apa yun?" Jawabnya ramah

"Aku menyukaimu. Kau mau jadi kekasihku?" Tanyaku gugup

"Apa?! Kau menyukaiku?! Kau tidak salah kitakan sama-sama NAMJA. ingat itu NAMJA. Mana mungkin kita bersama?!" Ucapnya sombong

"Jadi..." Ucapku yang tak sanggup meneruskan kalimatnya

"Aku tidak mau bersamamu. Aku bukan GAY sepertimu. Aku bukan GAY. LAGIPULA AKU MASI MENYUKAI YEOJA YANG BERTUBUH SEXY DAN MONTOK" Ucapnya seraya menekankan kalimatnya yang terdengar seperti penegasan.

"Ditambah aku TIDAK SUDI denganmu, mengerti." Tambahnya seraya meninggalkanku yang saat ini menjadi pusat perhatian. Aku terdiam begitu pula yoochun dan junsu pun ikut terdiam.

Dan setelah itu, aku pun mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari teman-teman kampus. Hanya yoochun dan junsu saja yang masi mau berteman denganku.

~End flashback

•••••

"Yun... Mianhae..." Sesalnya

"Simpan maafmu sampai kapanpun aku tidak akan memaafkanmu." Jawabku seraya meninggalkannya sendiri didalam lift.

Segeralah aku masuk kedalam ruanganku untuk menenangkan diri.

"Yun kau tidak apa-apa?" Tanya yoochun khawatir

"Aku tidak apa-apa. Kenapa harus bertemu lagi dengannya chun. Tidak puaskah dulu saat masi kuliah" Ucapku sedih

"Menangislah yun menangis. Aku tahu kau pasti ingin menangis. Tidak perlu kau tahan." Jawab yoochun seraya memberikan tissu kepadaku.

Aku pun segera menangis.

Hari ini hujan tidak seperti kemarin. Aku pun segera beranjak bangun dari tidur. Kulihat bibi jang tengah memasak sesuatu

"Pagi bibi jang" Kataku ramah

"Pagi tuan yunho" Jawabnya ramah

"Tumben minggu pagi bibi sudah memasak, ada apa?" Tanyaku penasaran

"Kemarin ada seorang pemuda berdiri didepan rumah. Dari tatapannya seperti dia sangat menyesal. Kemarin saat bibi pulang dia masi berdiri. Bahkan tadi pagi begitu bibi tiba disini, pemuda itu masi ada." Jawab bibi jang lembut

"Siapa bi? Tidak mungkin 'orang itu' kan bi?" Tanyaku penasaran

'Tidak mungkin orang tua kandungku kan. Aku tidak boleh berharap itu mereka' Kataku dalam hati

"Tidak tuan, dia terlihat seperti seumuran dengan tuan muda" Jawabnya lembut

"Jangan-jangan jaejoong. Kalo itu dia biarkan saja bi." Kataku pelan

"Kenapa tuan muda? Ada masalah dengannya?" Tanya bibi jang lembut

"Dia menyakitiku bibi jang. Dia orang menolakku, menyakiti hatiku." Kataku pelan

"Maafkanlah dia tuan muda... Berilah dia kesempatan" Jawab bibi jang lembut seraya mengelus kepalaku

Selang tak berapa lama...

"Yun temuilah dia terlebih dahulu. Kasian dia" Kata bibi jang

Aku pun mengangguk pelan dan dengan segera pergi keluar dan menemuinya.

"Untuk apa kau disini dari kemarin?" Tanyaku dingin

"Mmmmaaaffkan aku" Jawabnya seraya pelan seraya kedinginan

"Masuklah, kau perlu menghangatkan tubuhmu" Jawabku dingin

Dan kami masuk kedalam rumahku.

"Maafkan aku yun" Jawabnya pelan setelah berganti baju dan memakan sup buatan bibi jang

"Sudah kukatakan bukan aku tidak akan mau memaafkanmu" Jawabku dingin

"Apa dihatimu sudah tidak ada maaf untukku yun? Apa hatimu sudah tertutup untukku? Tidak adakah celah untukku?" Tanyanya pelan

Aku pub menghela nafas mendengarkan perkataannya

"Baiklah aku akan memaafkanmu... Asal..." Jawabku dingin

"Asal apa yun?" Tanyanya penasaran

"Aku akan memaafkanmu asal kamu mau tidur bersamaku" Ucapku sambil menyeringai

TBC

FF chapterku ;)

Moga-moga suka yaa :)

Aku tahu ff ini masi banyak kekurangan, mohon dimaafkan...

Mind to review? :)