A Heart to Hold You

Seo Youngho x Lee Taeyong, Seo Youngho x Jung YoonOh


PROLOGUE

Gelap.

Kosong.

Youngho mengejapkan matanya pelan. Sunyi memenuhi ruang tidurnya yang temaram. Dari sela tirai, menyelinap terang matahari pagi. Jendela yang tertutup rapat menjadikan udara di dalam kamar Youngho sesak dan pengap. Dengan malas Youngho membalikkan punggungnya, memejamkan matanya dan berharap ia dapat melanjutkan tidurnya. Tetapi jemari kakinya yang terasa dingin membuatnya urung.

Dengan enggan ia meraih telepon genggam di atas nakas tempat tidurnya. 22 Maret. Begitu tanggal yang tertera di layar. Meskipun dua bulan sudah berlalu, Youngho masih belum terbiasa dengan kesunyian yang kini menyambutnya setiap pagi. Biasanya saat matahari sudah mulai meninggi, ada dering telepon yang tidak akan berhenti mengganggunya.

Betapa anehnya. Dahulu ia pernah memohon-mohon supaya deringan itu berhenti. Tetapi kini saat paginya dipenuhi kesunyian, Youngho akan melakukan apapun untuk mendapati teleponnya berdering sekali lagi.

Betapa anehnya.


Taeyong menatap apartemen complex di depannya dengan takjub. Selama hidupnya baru sekali ini ia melihat bangunan semegah itu. Di sekitarnya para pekerja kantoran berlalu lalang tanpa hirau. Morning rush, begitu yang pernah dikatakan Wendy saat Taeyong dulu pertama kali mengutarakan keinginannya untuk berjalan-jalan di pagi hari. Keriuhan pagi. Semua orang sibuk berlari mengejar subway. Karena itulah, nasehat Wendy saat itu sembari membenarkan syal yang melingkar di leher Taeyong, kau harus berhati-hati supaya tidak berbenturan dengan orang lain.

Semua orang terburu-buru. Padahal banyak pohon cherry blossom sedang bermekaran di sekitaran daerah ini, tetapi orang-orang itu menengokpun tidak. Taeyong tidak mengerti bagaimana mereka bisa mengabaikan warna pink lembut yang sangat memikat mata itu. Tetapi ah sudahlah. Mungkin pemandangan seperti ini bukanlah sesuatu hal yang istimewa bagi mereka. Taeyong saja yang aneh.

Anyway. Taeyong tidak tahu kenapa ia sampai berada di sini. Karena keadaannya, ia tidak pernah beranjak jauh dari rumahnya, studio, atau rumah sakit. Tetapi pagi ini dirinya tahu-tahu sudah berdiri di depan apartemen mewah ini. Ia sedikit merasa cemas, kalau begini bagaimana caranya nanti ia dapat kembali pulang. Apakah ia bisa pulang? Kembali ke kamar putih itu? Does he even want to go back in the first place?

Taeyong menggigiti kukunya tanpa sadar. Kebiasaan kecil yang selalu mengganggu ibunya. Begitu tersadar ia cepat-cepat menarik jarinya. Astaga, usianya sudah dua puluh dua tahun tetapi kenapa sih kelakuannya masih saja seperti murid sekolah dasar. Dalam kegalauannya Taeyong tidak melihat sosok tinggi yang baru saja keluar terburu-buru dari pintu apartemen di depannya. Sedetik kemudian tubuh mereka saling bertumbuk.

"Maaf, maaf. Saya sedang terburu-buru," ucap orang asing yang baru saja menabrak Taeyong. Dingin. Begitu yang Taeyong rasakan saat jemari orang asing tersebut menarik lengan Taeyong untuk membantunya berdiri.

"Oh. Umm..." Taeyong tergagap. Ia tidak menyangka bahwa ada orang yang akan repot-repot berlaku sopan dengannya. Ia sudah terlalu terbiasa tidak diperhatikan. Sudah terlalu terbiasa hidup dalam kesunyian. "Tidak apa-apa, saya juga ceroboh."

Baik Taeyong maupun pemuda itu kemudian terdiam. Ah, apa yang harus ia katakan selanjutnya? Taeyong tidak mengerti. Dahulu, saat keadaannya belum seperti sekarang, Taeyong selalu merasa canggung saat ia harus berinteraksi dengan orang-orang selain Wendy dan Yuta. Dan rasanya sifatnya ini cenderung tidak membaik. Untung pemuda asing itu sedang dikejar waktu untuk tidak memperhatikan sikap Taeyong yang kurang sopan itu.

Terpaku, Taeyong hanya menatap saat pemuda tinggi itu membungkuk sekali lagi dan bergegas ke arah stasiun. Taeyong tidak mengerti tentang apa yang baru saja terjadi tetapi ia dapat merasakan bahwa ada sesuatu yang tengah berderak. Bergeser. Mungkinkah ini takdir? Mungkinkah Taeyong sudah bertemu dengan sosok yang akhirnya akan membebaskan dirinya dari belenggu ini? Mungkinkah...

~ TBC


NOTES:

Akhirnya saya kembali. Setelah sedih ga ketulungan karena Jonghyun's passing, akhirnya bisa nulis lagi. Kali ini cerita nya mellow abis. Ada JohnJae nya juga, soalnya author lemah sama hyung-dongsaeng relationship. Dan kenapa juga Jaehyun imut banget kalau sama abang Johnny? Huhuhu si abang shipable banget sih. Tapi tetep ya JohnYong yang jadi highlight. Oia kira-kira ada yang bisa nebak plotnya? Fufufufu ini inspired dari film korea lhoo

Ini masih prologue dulu ya. Niatnya sih pingin ceritanya komplet dulu baru diupload. Tapi ya karena lagi bete di kantor dan takut mood nya keputus, akhirnya diputuskan untuk upload aja dulu deh. Mungkin nanti kalau story nya dah lengkap aku take down dari FFNet dan upload di AO3

Ehem untuk "Blinking Game", kayaknya mau aku revamp dan reupload. Tapi nanti kalau dah mood lagi dan udah sempet aja hehehehe. Anyway, please comment, like etc yaaaa. Love youu