Possible to Love You chapter 1
Cast : Oh Sehun
Xie Luhan
Genre : romance, marriage life, comedy
Rated : M
To : Oh Sehun
From : Deer
Aku tidak tahu keberanian darimana aku bisa menulis surat menggelikan ini untukmu Oh Sehun. Aku bermaksud hanya ingin menyampaikan sesuatu yang mengganjal didalam benakku akhir-akhir ini. Ini mungkin terdengar aneh, tetapi aku rasa kau juga perlu tahu jika ciuman tempo hari yang lalu adalah sebagian dari mimpimu yang selalu kau sebut mimpi indah. Aku berharap apa yang aku sampaikan ini benar Oh Sehun.
Sehun menatap datar surat yang kini tengah ia baca. Surat yang semenjak ia membuka loker terlihat begitu mencolok dari sekumpulan surat cinta didalam lokernya. Sudut bibirnya terangkat dan matanya memicing, bingung maksud dari surat yang tengah ia baca baru saja.
' cerita konyol'
Melipatnya terburu-buru dan memasukkan kembali surat tersebut ke dalam lokernya bersama sekumpulan surat-surat pernyataan cinta dari gadis- gadis yang menyukainya. Sering kali ia mendapatkan surat pernyataan cinta yang ada dilokernya, diatas mejanya bahkan secara langsung dari gadis di Kampus ini. Namun sayang, tak satupun orang dapat meluluhkan hati seorang Oh Sehun yang cukup dibilang sekeras batu. Oh Sehun dikenal sebagai seorang laki-laki yang tampan, tinggi dan berkulit putih susu. Ia juga termasuk siswa teladan seperti Kyungsoo dan seniornya Park Chanyeol. Namun dibalik itu semua ia adalah seorang Oh Sehun yang bersifat dingin. Ia tidak peduli dengan keadaan sekitarnya, seolah-olah dunia ini hanya ada dirinya. Bahkan Kim Jongin menamainya dengan sebutan ' Manusia Irit Bicara'. Tersenyum adalah kegiatan yang langka dilakukan oleh Oh Sehun, yah itu bagi para penggemar Oh Sehun. Mereka kerap sekali mendapati wajah Oh Sehun terlihat datar namun begitu tampan. Tidak ada lengkungan manis yang terpantri dibibir tipisnya bahkan suara lembut sapaannya. Mereka hanya mendengar suara Sehun yang begitu singkat, seperti sekarang ini.
Meja kantin yang terletak di ujung ruangan didekat candela tampak begitu ramai dan disinilah Oh Sehun berada, tentunya bersama teman akrabnya.
" hey Jo, apa kau berhasil memikat hati seorang gadis lagi?" tanya Chanyeol, laki-laki yang dikenal dengan senyum menawannya tersebut.
" tentu saja, hanya dengan sentuhan sedikit saja para gadis akan mengejarku dengan sendirinya"
Kim Jongin menjawab dengan percaya dirinya. Kim Jongin, laki-laki berkulit gelap dengan senyum memikat dan kata-kata manis yang terlontar disetiap gadis membuatnya begitu terkenal dikalangan para gadis. Ia tak kalah terkenal dan tak jauh beda dengan Oh Sehun hanya saja jika Sehun terlalu pendiam Si Sexy hitam ini banyak bertingkah.
" hey Oh Sehun, apa kau masih mendapat surat pernyataan cinta di lokermu?" tanya Baekhyun, seniornya yang berwajah imut.
" hh..tentu saja hyung"
" kau tidak berniat membacanya?" tanyanya lagi
" tidak"
" kenapa?" kini Jongdae ikut bertanya
" aku malas"
" kenapa kau malas?" tanya Jongin tidak sabaran.
" itu hanya akan membuang waktuku saja"
" kalau itu membuang waktumu? Kenapa sekarang kau malah duduk disini dan menghabiskan spaghetti milikku? Kau bahkan berhutang spaghetti itu padaku" jawab Kyungsoo polos.
Baekhyun, Chanyeol, Jongdae dn Jongin terkekeh seketika mendengar rentetan kalimat yang keluar dari mulut Kyungsoo. Laki-laki bermata bulat ini selalu berkata panjang lebar jika mengenai Sehun tanpa memikirkannya terlebih dahulu dan berakhir membuat keempat sahabatnya ini sakit perut karena menahan tawa. Sehun? Oh jangan ditanya lagi bagaimana reaksi laki-laki tersebut. Ia hanya menatap Kyungsoo dingin dan helaan nafas untuk menahan emosinya. Pandangannya kembali beralih kearah segerombolan mahasiswa yang ada di taman Kampus ini. Tatapan matanya terus beralih, mencari objek yang menarik baginya hingga beberapa saat ia menemukan sebuah obyek yang membuatnya tertarik. Gadis yang tengah duduk sendiri dibawah pohon dengan rambut pirang tergerai indah menutupi sebagian wajahnya, membuat Sehun sulit untuk melihat bagaimana wajah gadis tersebut. Angin semilir menerpa helain rambut gadis tersebut, membuat rambut yang menutupi sebagian wajahnya tertiup angin. Gadis tersebut menyelipkan rambutnya dibelakang telinganya sehingga membuat Sehun dapat melihat bagaimana wajah gadis itu. Dan saat itulah ia merasakan desiran aneh didalam dirinya saat melihat bibir merah muda gadis tersebut. Ia menajamkan penglihatannya kearah gadis tersebut lebih tepatnya kearah bibir tipis merah muda gadis tersebut. Ia ikut menggigit bibir bawahnya saat melihat gadis tersebut juga mengigit bibir bawahnya, namun seketika itu ia menggelengkan wajahnya dan mengusir fantasi-fantasi gila yang sempat terpikir olehnya.
' Tuhan, mungkin aku sedikit error hari ini, Cho sonsagim membuatku berfikir aneh-aneh' batin Sehun
Ia secara diam meruntuki dirinya yang sempat ber-fantasi liar. Oh hell, ini adalah kali pertama ia tertarik oleh seorang gadis hanya dengan melihat bibirnya. Tunggu, tertarik? Apa kata 'tertarik' dapat menggambarkan keadaan seorang Oh Sehun sekarang ini? yah, mungkin saja tapi tidak bagi Sehun. Laki-laki ini sulit sekali untuk mengakui sebuah perasaan yang ada didalam dirinya seperti sekarang ini. Ia hanya berfikir, jika hal ini merupakan salah satu bagian dari ke- error –annya hari ini. Lucu sekali.
Jam dinding menunjukkan pukul 05:00 p.m dan Sehun masih saja bergelung dengan bantal dan gulingnya. Semenjak kepulangannya dari kampus tiga jam yang lalu , ia hanya menghabiskannya diatas tempat tidur bersama bantal dan gulingnya tidak lupa sebuah boneka kecil berwarna merah muda yang sering ia panggil dengan sebuatan 'Pinku'. Menggelikan, seorang Oh Sehun yang terkenal dingin dan acuh tak acuh ternyata memiliki boneka merah muda yang lucu. Mungkin jika Jongin disini Sehun akan ditertawakan habis-habisan oleh laki-laki berkulit gelap tersebut. Tapi apa peduli Sehun, ia tidak akan marah jika seseorang tidak mengambil boneka kesayangannya ini. Hey, tapi ini fakta yang sangat penting didalam hidup Sehun.
" Sehun, bangun nak. Bantu Eomma sekarang"
Suara ketukan Eommanya di pintu kamarnya berhasil membuatnya tersadar meskipun tidak sepenuhnya tersadar. Ia berdehem bermaksud menjawab panggilan Eommanya. Dengan sedikit kesadarannya ia bangun dan berjalan menuju kamar mandi, mencuci muka dan bergegas turun menemui Eommanya didapur.
" ada apa bu?"
" eoh kau disini, bantu Eomma mengantar kue beras ini ke tetangga baru yang ada di sebelah, Sehun-ah" Ny. Oh memberikan bungkusan kecil kepada Sehun dan langsung diraihnya.
.
.
.
Sehun sudah hampir tiga kali menekan tombol yang ada didepan rumah tetangga barunya ini namun tetap saja tidak ada tanda-tanda kemunculan seseorang dari dalam. Ia sempat berniat untuk meninggalkannya dan kembali untuk mengantarnya lagi tapi ia urungkan mengingat Eommanya itu akan cerewet sekali jika mengetahui kue nya dibawa pulang. Dengan sedikit kesal ia menekan tombol tersebut dan tidak beberapa lama munculan seorang gadis yang tengah membawa handuk.
" eoh, maaf aku baru saja selesai membersihkan tubuhku" sesal gadis tersebut
Diam itulah yang sekarang ini Sehun lakukan. Ia sEommak mengamati gadis yang ada didepannya ini. Wajah menawan dengan bibir merah muda dan tidak lupa rambut pirangnya, gadis yang tadi sempat ia lihat ditaman kampusnya. Gadis tersebut melambaikan tangannya didepan wajah Sehun berusaha membuat laki-laki ini sadar.
" eoh, ini dari Eommaku. Eommaku bilang ini sebagai tanda penyambutan dari keluarga kami atas kedatangan tetangga baru" ucap Sehun datar, berusaha menutupi rasa gugubnya.
" oh ya? Terima kasih sekali"
Gadis itu tersenyum, membuat bibir tipisnya semakin tipis dan matanya melengkung cantik. Sehun tertegun seketika melihat senyum gadis tersebut. Bibirnya yang semula terkatup kini sedikit terbuka dan tanpa sadar ia ikut tersenyum. Satu point yang dapat kita ambil dari peristiwa ini, Sehun tengah jatuh cinta pada pandangan pertama.
.
.
.
Tuan Oh menatap putra pertamanya dengan heran. Beliau melihat Sehun semenjak memasuki rumah terus tersenyum, bahkan Tuan Oh dapat melihat rona merah yang terlihat jelas di wajah putranya hingga putra pertamanya itu tidak menyadari ada tembok pembatas antara dapur dan ruang tamu, membuatnya terbentur tembok tersebut. Tuan Oh menahan tawa seketika melihat ekspresi putranya yang semula cemberut kembali tersenyum kembali.
" appa rasa kakakmu sedang jatuh cinta, Kookie" ucap Tuan Oh
" oh ya? Aku kira Sehun hyung senang karena baru saja memenangkan undian lotre" jawab Jungkook asal.
Tuan Oh menghela nafasnya dan menatap anak bungsunya sejenak sebelum melanjutkan membaca Koran.
' aku pikir anak keduaku lebih parah dibanding Sehun'
To : Oh Sehun
From : Deer
Pertemuan yang sangat menyenangkan. Aku harap kau akan selalu terlihat tampan seperti saat pertama kali kita bertemu, Oh Sehun. Aku menyukaimu.
Surat yang berlapis merah muda ini selalu membuatnya tertarik untuk membacanya tetapi ia selalu menyesal setelah membacanya. Kalimat yang tertera didalam surat tersebut terlalu klasik baginya. Bahkan seperti sekarang ini, surat yang tengah ia baca seolah-olah mengungkapkan bahwa dirinya telah mengenal jauh sosok ' Deer ' pengirim surat tersebut.
" cerita konyol apalagi ini"
Ia meremas surat tersebut dan melemparnya kedalam lokernya. Menutup keras lokernya hingga menarik perhatian beberapa mahasiswa disekitarnya.
" hey bung, ada apa denganmu pagi ini?" Jongin bertanya sambil merangkul bahu Sehun.
" apa kau punya gembok yang handal untuk mengunci loker ku ini Jo?"
Jongin menahan tawa mendengar sahabatnya ini terlihat kesal dengan surat cinta yang terus saja memenuhi lokernya. Ia kerap kali mendapati Sehun mengganti kunci lokernya, berharap setelah menggantinya surat-surat cinta tersebut tidak berdatangan kembali. Namun apa yang terjadi, malah semakin banyak surat cinta yang terus memenuhi lokernya membuat dirinya ingin sekali berteriak.
" aku pikir penggemarmu begitu cerdik untuk mengetahui apa saja yang menyangkut tentang dirimu, Sehun-ah"
" oh ya? Mungkin mereka juga tahu apa warna celana dalam yang sekarang ini aku pakai Jo"
Jongin kembali tertawa dan kali ini tawanya semakin keras. Ia tidak percaya jika efek rasa kesal sahabatnya ini akan berdampak sangat lucu baginya. Sehun beranjak pergi meninggalkan Jongin yang masih saja menertawakan dirinya, ia akan semakin mendidih menahan amarah jika terus bersama Jongin. Ia berjalan kearah kantin dan sesampainya ia duduk disamping Baekhyun, memakan makanan milik Baekhyun dan meminum minuman milik Chanyeol tanpa bertanya dahulu dan itu membuat Kyungsoo bersiap-siap melontarkan perkataan yang mengundang keempat temannya tertawa.
" apa hari ini kau berniat berhutang kepada Baekhyun dan Chanyeol, Sehun-ah? Kau bahkan belum membayar spaghetti yang ku beli kemarin"
Suara tawa itu kini terdengar nyaring ditelinga Sehun setelah perkataan Kyungsoo. Rasanya sekarang ini ingin ingin meraih mulut Kyungsoo dan menutupnya dengan solasi.
" hyung, mulutmu yang sexy itu benar-benar berhasil membuat mood ku berubah" ujar Sehun menatap Kyungsoo dingin.
Ia memalingkan wajahnya dan menatap taman yang tidak jauh dari kantin, berharap menemukan gadis itu. Hey, sejak kapan ia berharap untuk bisa bertemu dengan seorang gadis? Kata gadis dalam kamus pintar Oh Sehun sangatlah langka. Selama hidupnya ia tidak pernah memikirkan seorang wanita, terkecuali Eomma tercintanya. Baginya hidup tanpa gadis sangatlah sederhana, gadis begitu merepotkannya. Ia merasa kebebasannya berkurang bahkan perhatiannya akan tersita untuk gadis tersebut. tetapi anehnya, bagaimana bisa ia menyimpulkan asumsi seperti itu?
" hyung-hyung lihat gadis itu. Gadis yang tengah membawa nampan dan duduk tidak jauh dari kita" ujar Jongin menarik Chanyeol mendekat kearahnya.
" yang mana? Kau memberi clue yang tidak jelas Jongin" cecar Chanyeol kesal.
" aish..kau ini. Itu gadis yang memakai kemeja kotak-kotak dan memakai celana pendek"
" eoh, yang itu" Chanyeol menunjuk seorang gadis yang tengah berbincang bersama teman-temannya.
" ne, benar yang itu"
Sehun yang saat itu hanya diam, kini ikut mengalihkan pandangannya kearah gadis yang dimaksud Jongin dan Chanyeol. Tatapan matanya, menemuka gadis yang membuatnya berdesir kemarin. Matanya membulat dan perlahan mulutnya sedikit terbuka. Lama ia menatap gadis tersebut hingga tidak menyadari jika gadis itu membalas tatapannya beserta teman-temannya.
" woah..lihat gadis itu menatap kita hyung, aku rasa ia tertarik salah satu diantara kita" ujar Jongin kegirangan.
" pasti ia tertarik denganku" sahut Chanyeol bangga.
" tidak pastinya ia tertarik padaku, akulah laki-laki paling tampan dan sexy di kampus ini" ujar Jongin tidak mau kalah.
'dia hanya tertarik padaku, bodoh' batin Sehun kesal menanggapi ocehan Chanyeol dan Jongin
Gadis itu tersenyum sebelum melanjutkan obrolannya bersama teman-temannya. Membuat mulut Sehun yang semula sedikit terbuka kini tambah terbuka, membuatnya terlihat seperti bocah idiot.
' kenapa kau selalu membuat darahku berdesir hebat nona cantik'
Langit tampak begitu gelap, menandakan hujan akan segera turun ke bumi membasahi seluruh permukaan bumi. Sehun baru saja keluar dari kelas Bhs. Inggris dan berniat langsung pulang. Ia memang sengaja menolak ajakan Baekhyun untuk ikut menikmati ombak pantai sore ini, ia pikir bergelung dibawah selimut tebal di hawa dingin seperti ini akan lebih nikmat dibanding bermain dipantai. Ia melajukan mobil kearah kiri. Tatapan matanya menelusuri jalan didepannya, berusaha mencari jalan kosong untuk dilewatinya. Hingga tatapan matanya tidak sengaja menemukan gadis yang selama ini membuatnya berdesir hebat tengah berdiri di halte dengan beberapa buku yg ada didekapannya. Sesaat ia ingin menghampiri gadis tersebut dan berniat mengajaknya pulang namun ia urungkan niatnya, mengingat hal itu bukan gayanya. Sisi jahatnya dan sisi baiknya sekarang tengah beradu hebat hanya karena gadis tersebut. Sisi jahatnya berkata untuk tidak menghampirinya, jika ia tetap menghampirinya apa yang akan terjadi dengan image nya selama ini, sementara sisi baiknya terus membisikkan untuk tetap menghampiri gadis tersebut mengingat hujan akan segera turun. Ia menggelengkan kepalanya dan menutuskan untuk menghampiri gadis tersebut, persetan dengan ego dan image nya selama ini. Sekarang yang hanya ia inginkan hanyalah mengantar gadis tersebut pulang dengan selamat.
" hey…tetangga baru" sapa Sehun tanpa senyuman
" hey juga"
" sedang apa kau disini?"
" aku menunggu appa untuk menjemputku"
" apa kau sudah lama disini?"
" yah..sekita satu jam lamanya"
" naiklah, aku akan mengantarmu pulang"
" tidak perlu, aku akan menunggu appaku disini"
" naiklah, aku akan berbicara pada appamu nanti. Apa kau tidak melihat langit sudah mendung, sebentar lagi akan hujan"
Gadis tersebut tersenyum dan lagi-lagi membuat Sehun berdesir hebat. Ia memandangi gadis tersebut yang tengah menaiki mobilnya tanpa berkedip. Hatinya kini tengah bersorak gembira ketika gadis tersebut menerima tawarannya.
.
.
.
Sehun menepikan mobilnya dan menyerahkan payung tersebut kepada gadis yang tengah duduk disampingnya tersebut, berniat untuk meminjamkan payungnya.
" eum…"
" Xie Luhan, namaku Xie Luhan"
Seakan tahu jika laki-laki yang ada disampingnya itu kesulitan memanggilnya, gadis yang bernama Luhan tersebut memberi tahu namanya dan tidak lupa senyum menawannya yang terpantri dibibir manisnya. Sehun mamandang Luhan tanpa berkedip, hatinya bersorak riang kembali, jika tadi gadis tersebut menerima tawarannya dan sekarang gadis itu memberitahu namanya. Rasanya ia ingin langsung melempar tersenyum kepada gadis tersebut. Lupakan harapan kalian jika ingin melihat Sehun tersenyum. Luhan menerima payung Sehun dan berjanji untuk mengembalikannya besok dan itu artinya ia akan kembali bertemu dengan Luhan kembali. Lagi-lagi hatinya bersorak riang, ia membayangkan seolah-olah ia tengah membawa piala Daesang dalam kategori 'pria tampan yang berhasil bertemu gadisnya kembali'. Ck, sejak kapan Oh Sehun yang dingin menjadi konyol seperti ini. Sesampainya dirumah ia langsung berlari kekamarnya dan melempar tasnya diatas ranjang. Mungkin kali ini ia berniat untuk mengintip gadis itu.
