Disclaimer : Fairy Tail punya Hiro Mashima


Pair: Jellal x Erza

Genre : Romance and

Rated M (you've warned) for sexual content

OOC, Typo (wajar), dan lain-lain

.

.

"huwaaa.. segarnya."

Seorang lelaki yang baru keluar dari kamar mandinya yang terlihat bertelanjang dada dan hanya menggunakan lilitan handuk di bagian bawahnya. Ia menuju lemari pakaian melepas handuk yang menutupi bagian bawahnya dan ditaruhlah handuk itu di atas kasurnya.

drrrrrttt

drrrttt...

"hhh... tidak bisakah sabar sedikit?!" Lelaki berambut biru tersebut melihat layar handphone touchscreen-nya dan tanpa basa basi ia mengangkatnya.

"Jellal! bisa cepat sedikit tidak?" Ia menjauhkan handphone-nya sebentar karena suara dari Handphone-nya sangat keras.

"I-iya Erza.."

"Cepatlah pria lamban!"

Baru saja Jellal ingin menjawabnya, ternyata wanita tersebut sudah memutus panggilan Hanphone-nya. Ini membuat Jellal harus menelan ludah dan membayangkan apa yang akan terjadi padanya...

"Gawat.." Jellal langsung memakai pakaiannya dengan kecepatan maksmal. (?)

.

.

Lobby Apartemen..

Jellal sudah berpakaian rapi dan keren, ia kebingungan mencari mobilnya. "Mudah-mudahan tidak terjadi apa-apa..."

Jellal memang terkenal orang yang santai, keren, dan pintar di kawasan apartemennya. Wanita yang menelponnya tadi adalah kekasihnya, Erza Scarlet yang baginya sangat galak namun cantik dan manis serta pengertian kepadanya. Begitupun Jellal, ia juga sangat perhatian dan selalu menjaga kekasihnya.

Belum Jellal masuk kedalam mobilnya yang berwana silver tersebut, tiba-tiba kekasihnya sudah tiba dan Jellal melihatnya sambil melotot.

"Jellal!" sapa wanita berambut merah yang baru turun dari taksi.

Jellal menelan ludahnya melihat kekasihnya mulai mendekat, berpikir akan terjadi bencana pada dirinya. 'Eh? di-dia sudah datang?' Jellal melamun melihat kekasihnya yang sedang berjalan sangat anggun namun menyeramkan menuju dirinya. Erza pun sudah ada dihadapnnya..

"E-erza.."

Tanpa disadari Erza mencium pipi Jellal dan mengacak-ngacak rambut birunya. "Jellal.. aku merindukanmu"

'Hufftt... syukurlah dia tidak marah' Jellal mengambil koper yang dibawa Erza. Erza baru saja datang dari luar negeri karena ada panggilan kontrak kerjaan dari manager-nya.

"E-erza.. maaf aku tidak menjemputmu di bandara.." ucap Jellal sambil menggaruk-garuk kepalanya.

"hhh.. suami macam apa kau ini.."

"ett..tto.. go-gomene Erza.."

"Panas.. ayo masuk." Tanpa basa-basi Erza langsung memasuki apartemen tempat mereka berdua tinggal bersama. Jellal melihatnya ngeri..

.

.

Jellal dan Erza sudah berada di depan pintu ruang apartemen mereka. Jellal membukanya dan masuk duluan keruangannya dan disusul Erza. Erza memandangi dan mengamati setiap sudut ruangannya, ia tidak mau kotor,jorok, berantakan karena ulah suaminya.. dan akhirnya ia tersenyum.

"Kau sudah menjaganya baik." Erza melihat Jellal tersenyum lalu menuju kamarnya.

"Kamar ini.. hm" Erza tersenyum melihat kamar mereka yang sudah lama ia rindukan selama bekerja di Inggris. Erza melepas ikat rambutnya dan menaruhnya di meja lalu berbaring santai di atas kasurnya. "Jellal.. jangan bilang kau menyuruh cleaning service untuk membersihkan semua ini" ucap Erza yang masih berabaring dan tidak melihat kearah Jellal.

"Tidak.. ini demi kamu.." ucap Jellal tegas. Ia menghampri Erza dan bersenderan di pangkal kasur tersebut. "Erza..aku berpikir, kita harus punya rumah sendiri."

"Eh? Mengapa?" ucap Erza kaget dan bersender disebelah Jellal lalu melihat suaminya.

"Aku ingin kita segera mempunyai anak Erza.."

"I-iya.. aku juga berpikir seperti itu" ucap Erza sedih dan menundukan kepalanya.

"Satu lagi.. aku tidak mau kalau anak kita nanti tinggal bersama kita di apartemen seperti ini."

"Iya kau benar Jellal.. tapi bagaimana kita bisa mendapatkan rumah it-"

"Aku sudah memesannya.." potong Jellal tersenyum kearah Erza. "Bagaimana?"

"Kau ini.. baiklah kalau itu maumu.. lain kali tunggu persetujuanku dulu." Erza memukul pelan lengan Jellal. "Memesan? apa kau yakin dengan rumahnya? aku belum melihatnya."

"Aku yakin kau suka.'

"Hmm.. baiklah, jika tidak ada hukumannya ya." Erza menyeringai menundukan kepalanya sambil melipatkan tangannya di depan dadanya. Ia memang suka dengan sifat suaminya yang suka memutuskan hal dengan cepat, itu memang karena Erza yang tidak sabaran dan menyuruhnya cepat-cepat.

Mereka akhirnya memutuskan untuk pergi ke rumah pesanan Jellal..

.

.

"Erza kau sudah siap?" ucap Jellal didepan pintu ruang apartemennya menunggu Erza yang sedang bersiap-siap.

"Ayo."

Mereka turun menuju lobby apartemen dan menuju mobilnya. Mereka masuk berbarengan lalu Jellal menghidupkan mobilnya segera. Mereka pun meninggalkan apartemen tersebut dan melaju relatif cepat karena sedikitnya jumlah kendaraan di jalan. Di tengah perjalanan Erza melamun dan disadari oleh Jellal.

"Erza kau kenapa?"

"Hmm tidak apa." ucap Erza tersenyum kearah Jellal. Jellal kembali fokus terhadap jalan didepannya. Tiba-tiba Erza memulai perbincangannya lagi..

"Jellal bagaimana keadaan kerjamu?"

"Hmm.. seperti biasa.. tetapi sepertinya semakin baik, memang kenapa?"

"Oh.. tidak apa"

Mereka pun diam lagi dan hanya terdengar suara kelajuan mobil mereka. Erza terlihat bersenderan di kursi mobil karena sedikit mengantuk. Tidak lama, Jellal melihat Erza terlelap yang membuatnya nyaman dan senang. Sebagai suami, setidaknya ia dapat membahagiakan istrinya, walaupun mereka belum punya anak karena mereka sibuk bekerja.

'Erza.. arigatou.' batin Jellal sambil mengelus kepalanya pelan.

Jellal terus mengemudikan mobilnya dan akhirnya mereka sudah sampai di rumah pesanannya. Ia memarkirkan mobilnya di dalam gerbang rumah yang terlihat mewah tersebut. Karena kasihan melihat Erza yang tertidur sangat nyenyak, ia memutuskan menggendongnya bridal style dan membawanya kedalam kamar rumah pesanan Jellal. Jellal menuju pemilik rumah itu yang berada di depan rumah tersebut.

"Jellal! akhirnya kau datang juga.. dan itu istrimu yang kau bilang? kau beruntung karena dia sangat cantik, mengapa kau menaruhnya di kamar?." ucap wanita pemilik rumah tersebut.

"Haha terima kasih Lucy, aku tidak berani membangunkannya, jadi aku menaruhnya di kamar." ucap Jellal. "oh ya jadi saya harus membayar berapa nyonya?"

"hmm.. sesuai harga yang ditentukan tuan Jellal."

"oh.. baiklah."

Jellal membayar lunas rumah tersebut dan pemilik rumah tersebut pamit dan meninggalkan mereka berdua. Jellal menuju kamar dimana Erza tertidur. "Erza kita akan tinggal disini" Jellal mencium kening Erza dan meninggalkannya lalu menuju mobil.

.

.

"Hmmm?" Erza terbangun dari tidurnya dan baru membuka matanya sedikit ia kaget. "Dimana aku?" Erza langsung bangkit dan meninggalkan kamar tersebut. "J-Jellal?" Ia melihat sekeliling isi rumah itu dan takjub.. ia menyukainya. "Mewah sekali.."

'Inikah rumah yang kau bilang, Jellal?' batin Erza lalu duduk di sofa ruang tamu sambil menikmatinya. Ia tidak menyangka akan menyukainya, karena ia tahu kalau suaminya tidak pernah memberinya hal spesial.

Sebuah mobil sedang berparkir di garasi rumah."Jellal? darimana dia?" Ia menghampiri suaminya yang baru turun dari mobilnya.

"E-erza.. kau sudah bangun rupanya? hehe"

"Hmm.. kau meninggalkanku tuan Fernandes." Erza mendekati kekasihnya yang bermarga Fernandes tersebut. "Jellal.. arigatou" Ia memeluknya erat dan meneteskan airmatanya.

"Hei mengapa kau menangis Erza?"

"Baka.. pikir saja sendiri" Erza memukul pelan kening suaminya dengan jari telunjuknya.

"Aw.. jangan-jangan kau menyukainya." Jellal menyeringai.

"Haha.. kuterima tebakanmu, kau darimana hah?"

"Ohya aku membawakan pakaian.. kita akan menginap disini.. kalau bisa dibilang tinggal disini?"

Erza tersenyum dan menarik tangan Jellal kedalam rumah tersebut dan menutup pintunya. "E-erza..kau kenapa? ett.. aw pelan-pelan bisakan?"

Erza menghentikan langkahnya dan melepas tarikan tangannya terhadap Jellal lalu mengalungkan kedua tangannya di leher Jellal dan saling bertatapan."Apakah kau ingin segera mempunyai anak Jellal? kau sudah menepati janjimu memberikan rumah yang bagus."

"Erza?" Jellal tidak percaya dengan omongan Erza barusan

"Aku mau kau melakukannya.."

Mereka tersenyum dan saling berdekatan sehingga menempelkan kedua bibir mereka. Jellal pun langsung menggendongnya ke kamar mereka ala bridal style sambil menatap istrinya kesayangannya. Ia membukakan pintu kamarnya dan menutupnya dengan kaki..

TBC


Segitu dulu ya minna ! gomen kepotong.. author sengaja biar nanti di chapter selanjutnya dapet Full Lemon :v jadi jangan kecewa ya sampai ketemu di chapter selanjutnya. Dijamin bakalan hot kok ;3 (yang merasa dibawah umur jangan mampir ke chapter selanjutnya:p)

Regards,

Seinichi-san^^