TITLE: it is absurdly difficult to understand
GENRE: friendship/humor
PAIRING: tidak ada pairing?
NOTES: Mau nulis apa ya. Bingung. Pokoknya ini tentang celana. Dan. Anu. ANU APA. Ya gitu deh. Btw, haikyuu! stage play benar-benar mengalihkan dunia, ya.
DISCLAIMER: haikyuu! (c) haruichi furudate.
enjoy?
"Kau benar-benar orang terbrengsek yang pernah aku temui."
"Thanks, Iwa-chan! Aku juga mencintaimu."
Iwaizumi menggeretakkan gigi-giginya, "Apanya yang hak istimewa seorang Kapten, brengsek."
"Aw, Iwa-chan, opini yang menarik! Mungkin akan kusimpan ini untuk kemudian kita bahas saat rapat klub voli bersama yang lain. Maksudku, membahas celanamu, jika kau tidak keberatan." Oikawa memberinya sebuah senyum yang membuat Iwaizumi gatal ingin memukul wajahnya. Dengan sangat kuat dan berulang-ulang.
"Aku menangkap sebuah motif terselubung," Iwaizumi menggeram, dan mulai melepaskan sabuk yang dia pakai. Oikawa menahan tawa, melipat kedua tangan di depan dada, salah satu sudut bibirnya terangkat ke atas bersamaan dengan kedua mata yang berkilat takjub.
"Jenius, Iwa-chan. Harus aku akui bahwa membayangkan adegan kau berlari tanpa celana memutari taman kota sebanyak tiga kali benar-benar membuat hati terasa damai. Iwa-chan, kau harus lihat semerah apa wajahmu sekarang!"
"Diam, Tololkawa," Iwaizumi mendesis, wajahnya merah padam karena rasa marah dan malu yang bercampur aduk. Dia melemparkan celana panjangnya ke wajah Oikawa sekeras yang dia bisa. Oikawa, sayang sekali, berhasil menangkapnya, dan menghadiahi Iwaizumi sebuah senyum penuh gigi.
"Anak pintar. Iwa-chan memang yang paling mengerti kalau boxer-menyala-dalam-gelap milikku terlalu berharga untuk dipamerkan pada khalayak umum."
"Aku akan membunuhmu dan mengirim kuburanmu ke neraka supaya para iblis bisa membakarnya jadi abu."
"Kejam!"
"Aku benar-benar tidak mengerti kenapa aku harus menjadi orang yang menderita atas kekalahanmu dalam Lomba Makan Ramen Lewat Hidung Secara Elegan dengan si botak dari Karasuno itu."
"Karena kita satu tim! Itu bukan kekalahan Iwa-chan, lagipula aku tadi tidak melakukannya secara serius karena, kautahu, hal itu sangat bodoh."
"Kau benar-benar memasukkannya dalam hidung dan menangis saat kalah. Wajahmu terlihat lebih bodoh dari perlombaan itu sendiri."
Oikawa menepuk bahu Iwaizumi agak keras, dengan ceria. Iwaizumi memberinya tatapan kematian, "Setidaknya wajahku tidak membuat takut semua gadis!"
"Aku benar-benar akan membunuhmu."
