Dating With The Dark
Oleh: (Santhy Agatha)
Copyright © April 2013 by (Santhy Agatha)
Christopher Agnelli as Kim Jongin
Andrea / Helena Alexander as DO Kyungsoo
Disclaimer: I'M NOT OWN THIS STORY!
THIS STORY FROM SANTHY AGATHA's NOVEL "Dating With The Dark"
Tidak ada yang dirubah kecuali nama cast dan beberapa nama tempat/kota/Negara
Tidak merubah alur cerita!
"Kehidupan mungkin hanyalah sebuah perjamuan dan kematian adalah hidangan penutupnya. Tetapi aku berjanji kepadamu, aku akan terus mencintaimu hingga kita menikmati hidangan penutup kita" -Christopher Agneli-
.
.
.
DATING WITH THE DARK
( The Dark Partner Series #1)
.
.
Kyungsoo mempunyai trauma masa lalu, kecelakaan yang dialaminya yang menewaskan ayahnya membuatnya selalu dibayangi oleh ketakutan dan teror. Tetapi dengan bantuan psikiaternya dia berhasil melewati rasa trauma itu dan melanjutkan hidupnya dengan bahagia. Kyungsoo ingin hidup normal, mengalami kisah cinta romantis seperti dalam novel, dan harapan itu mulai nyata dengan hadirnya Yonghwa, sosok lelaki sempurna seperti yang diimpikan semua gadis-gadis dalam kehidupannya.
Tetapi ternyata mimpi sederhananya itu tidak bisa diraihnya semudah itu.
Lilin-lilin berwarna biru, dengan susunan rapi dan jumlah yang spesifik, sembilan buah itu, mengirimkan pesan kepadanya, pesan yang tak mampu dicerna oleh logikanya, tetapi mampu menohok alam bawah sadarnya, menebarkan teror yang lebih menakutkan daripada apa yang pernah dialami Kyungsoo sebelumnya.
...
Karena di sana ada sang kegelapan yang menunggu. selalu menunggu dengan kesabaran yang menakutkan , menunggu sampai seberkas cahaya itu datang dan memulangkan kekasihnya kembali kedalam pelukannya, menunggu sang kekasih menyelamatkan dirinya dari kegelapan yang melingkupinya.
Dan sampai saat itu tiba, "dia" akan menjadi sang kegelapan, yang terus mengawasi, membiarkan kekasihnya terlindung dalam bayangan.
Percayakah kalian akan kisah cinta dari tubuh yang katanya tak mungkin bisa jatuh cinta?
kisah cinta dimana seorang pembunuh yang tak berjiwa pada akhirnya harus menyerah karena cinta.
Kisah cinta dimana seorang pembunuh yang tak punya hati pada akhirnya harus menyerah karena jatuh hati.
Dan kemudian... akankah Kyungsoo mampu memberanikan diri menerima pesan dari sang kegelapan yang ternyata selalu mengintainya? ataukah dia memilih melarikan diri ke arah cahaya dan meninggalkan sang kegelapan jauh di belakangnya?
…
PROLOG
Ketika malam itu bergayut, Kyungsoo duduk termenung di atas ranjang, entah kenapa malam ini tidak seperti biasanya. Kyungsoo merasa ngeri, rasa ngeri inihampir sama dengan kengerian yang selalu menyerangnya di malam-malam dulu. Burung di pepohonan depan yang rimbut berbunyi-bunyi dengan suara menakutkan, mencicit seolah memberi pertanda.
Tetapi pertanda apa?
Kyungsoo bolak-balik memeriksa alarm pintunya, dan menghela napas panjang. Alarm sudah terpasang dengan sempurna, pintu sudah tertutup rapat dengan kunci dan gerendel terpasang.
Kenapa dia tetapmerasa takut?
Kyungsoo masuk lagi ke kamar, mengunci pintu kamarnya dan berbaring, menarik selimutnya sampai ke punggung. Seharusnya dia sudah merasa bebas, seharusnya dia tidak didera ketakutan lagi. Tetapi kenapa perasaan ini sama? Rasanya sama seperti dulu... jauh di masa lalu, dimana kenangan buruk menyeruak, kenangan yang sangat ingin dilupakannya.
Tiba-tiba terdengar suara keras di pintu belakang rumahnya. Kyungsoo begitu terperanjat sampai terlompat dari tempat tidurnya. Jantungnya berdebar dengan keras, dia menatap ke arah pintunya dan meringis...
Apakah dia tadi sudah mengunci pintu kamarnya...?Apakah ada seseorang yang menerobos pintu belakangnya? Bagaimana kalau orangitu masuk ke kamarnya?
Pertanyaan-pertanyaan itu mendorong Kyungsoo melompat panik, dan kemudian memeriksa kunci pintu kamarnya.
Terkunci...tentu saja.. .
Kyungsoo menghela napas panjang, dan menyandarkan tubuhnya di pintu. Lama dia menunggu, mungkin akan ada suara-suara lagi diluar sambil menahankan debaran jantungnya yang membuatnya makin sesak napas.
Tetapi suasana sungguh hening, tidak ada suara apapun. Kyungsoo bahkan merasa bahwa dia hampir mendengar debaran jantungnya sendiri yang berpacu dengan begitu kuatnya.
Apakah suara di pintu belakangnya tadi hanyalah halusinasinya?
Setelah menghela napas panjang, Kyungsoo membuka kunci pintunya. Dia tahu bahwa dia telah melakukan tindakan bodoh seperti di film-film horor yang sering dilihatnya, mendengar suara aneh... bukannya lari dan bersembunyi tetapi malahan mendatangi bagaikan ngengat yang tertarik mendatangi api yang akan membunuhnya.
Rumah Kyungsoo kecil sehingga kamarnya langsung mengarah ke ruang tamu yang merangkap sebagai ruang keluarga dengan TV besar mendominasi bagian tengahnya, lalu ada lorong kecil ke area dapur... dapur tempat suara itu berasal.
Kyungsoo menyalakan lampu ruang tengah dan menghela napas panjang ketika menyadari bahwa tidak ada siapapun di sana. Jantungnya makin berdebar ketika menunggu melangkah ke arah dapur... di sana gelap dan pekat. Dengan hati-hati Kyungsoo menyalakan saklar lampu tetapi langsung mengerutkan kening ketakutan ketika saklar itu putus. Lampu dapur tidak menyala dan Kyungsoo mengernyit menyadari kegelapan di depannya. Tangannya meraba-raba mencari ponsel yang selalu tadi sempat dimasukkannya ke dalam saku piyama.
Dengan pencahayaan ponsel yang seadanya, Kyungsoo melangkah maju memasuki area dapur itu. Cahayanya gelap dan remang-remang, membuat Kyungsoo merasakan bulu kuduknya berdiri.
Tampaknya di dapur tidak ada siapapun. Tetapi kemudian mata Kyungsoo terpaku pada sesuatu di dapur. Sesuatu yang membuat jantungnya berpacu cepat dan wajahnya pucat pasi. Sesuatu yang menguarkan cahaya lembut berwarna kuning redup terselubungi lilin yang berwarna biru.
Masa tenang kehidupannya sudah berakhir... impian untuk menjalani hari-harinya seperti orang biasa musnah sudah.
Kyungsoo berpegangan ke dinding untuk menopang kakinya yang gemetaran, matanya menatap ke arah benda itu. Sebuah tanda... tanda yang samar-samar menyeruak ke dalam alam bawah sadarnya, menarik ingatan Kyungsoo yang telah lama hilang dan mengingatkannya.
Seketika pengetahuan mendalam muncul di benak Kyungsoo, membuatnya merasakan ngeri yang luar biasa. Lilin berwarna biru yang menyala itu adalah tanda, tanda yang ditinggalkan oleh sang pembunuh paling kejam yang dia tahu entah kenapa.
Pembunuh itu sudah menemukannya….
Selesailah sudah. Nyawa Kyungsoo mungkin tinggal beberapa saat lagi. Matanya melirik ketakutan ke arah tanda di meja dapurnya.
Lilin berwarna biru itu... jumlahnya ada sembilan buah... diletakkan dengan rapi dan diatur indah di atas meja dapurnya, cahaya redupnya tampak kontras dengan ruangan dapur yang gelap gulita...
Lalu seperti muncul begitu saja dari bayangan gelap di belakangnya, jemari yang kuat tiba-tiba menyentuh lehernya dari belakang, lembut dan tenang. Kyungsoo tercekat, tetapi tidak bisa memberontak, pada akhirnya yang bisa dilakukannya hanyalah memejamkan matanya.
Tanpa perlawanan yang berarti tubuh Kyungsoo lunglai dalam pelukannya, ada rasa sakit dan terkejut luar biasa di sana. Mata Kyungsoo yang membelalak mengatakan demikian. hingga beberapa detik kemudian, mata Kyungsoo kehilangan cahayanya, menutup dengan lemah, meninggalkan bercak gelap yang merintih tak bersuara disana.
Sang Pembunuh alih-alih melarikan diri terburu-buru, malahan dengan tenang mengangkat tubuh Kyungsoo dengan kedua tangannya, ke sudut ruangan, ke bagian ruang tengah rumah berlantai kayu yang dipernis mulus itu. Dia duduk di sana dan memangku tubuh Kyungsoo yang lunglai tanpa daya, dibelainya rambut hitam panjang Kyungsoo, diciuminya aroma leher korbannya. Sungguh diperlakukannya Kyungsoo bagai kekasih tertidur yang akan ditinggal pergi diam-diam. Sorot mata Sang Pembunuh adalah sorot mata kekasih, penuh cinta dan harapan yang meluap-luap.
Bukan sekali dua kali ini ia membereskan seseorang yang lemah seperti Kyungsoo, ia sering menyebutnya 'order kecil'. Cepat, mudah dan tak jarang korbannya cantik luar biasa, seperti apa yang dilihatnya sekarang. Anehnya Sang Pembunuh selalu saja menetapkan harga yang amat sangat tinggi untuk order kecil seperti ini.
Tanpa alasan jelas, ia selalu bilang begitu kepada kliennya, karena tak mungkin mereka mengetahui bahwa Sang Pembunuh adalah pemuja wanita, butuh pengorbanan besar dari nurani untuk membunuh seseorang, tetapi bahkan ia akan mengorbankan lebih besar lagi untuk membunuh Kyungsoo, satu-satunya wanita yang telah menyentuh hatinya.
Bibir sang pembunuh menyentuh bibir Kyungsoo, melumatnya lembut penuh cinta. Sebelum akhirnya gelap dan pekatnya malam yang semakin dalam, menelan mereka berdua.
.
...
.
Annyeong~ Taenoona imnida...bukan seorang author dan bukan seorang penulis. Hanya seseorang yg ingin berbagi sesuatu yg pernah dibaca :)
ps: jangan panggil author or admin.. just call me Taenoo ^^
Aku ga tau novel ini ada di toko buku atau ngga -_- aku dapatnya dari wattpad dan facebooknya kak Santhy Agatha :D coba aja cari di toko buku kalo novelnya ada, kalian bisa beli dan baca novel super keren ini :)
TBC or DELETE ?
