Ansatsu Kyōshitsu — Yūsei Matsui
.
WARNING : HOMO, GAJE, TYPO, OOC.
.
Asa(sr)Iso
.
[Gakuhou part]
.
.
Klik.
Gakuhou mengakhiri panggilannya, dengan menenteng tas kerjanya dia berjalan ke arah halte bus di seberang jalan.
Langkahnya panjang. Begitu sudah menyeberang dia melihat sekeliling, kursi di halte itu penuh. Hanya tinggal dua tempat duduk yang masih kosong.
Satu disebelah pemuda dengan buku dipangkuannya. Dan satu lagi di sebelah pemuda yang sedang menghisap rokok dibibirnya. Gakuhou benci rokok. Tidak sehat.
Tanpa pikir panjang dia mendudukkan pantatnya di samping pemuda yang sedang membaca buku. Ini tempat umum, tak perlu meminta izin terlebih dahulu apalagi pemuda disampingnya tampak asik sendiri dengan bacaannya. Lihat buku-buku dipangkuannya yang tebalnya seperti batu bata.
Diamati sekali lagi, pemuda disampingnya menarik perhatiannya. Rambutnya bewarna hitam dengan dua pucuk diatasnya. Wajahnya tak begitu terlihat jelas karena pemuda itu menunduk.
Dia memakai kaos tipis bewarna putih yang dipadukan dengan celana cokelat pendek diatas lutut. Gakuhou yakin jika semua buku dipangkuan pemuda itu hilang dia sudah bisa melihat sepasang paha putih mulus milik pemuda itu.
Brukk...
Tubuh pemuda itu tersentak begitu buku di pangkuannya melorot dan jatuh di atas ubin kotor. Pahanya terlihat jelas sekarang.
Pemuda itu mengerjap, linglung sesaat—melamun. Sebelum mendengus sebal kemudian mengambil buku-buku miliknya yang jatuh berserakan.
Tanpa memperdulikan kuman ataupun bakteri akan menempel ditangan dan bajunya, pemuda itu menepuk-nepuk buku-buku tebal miliknya. Debu terbang dari buku-buku itu. Bibirnya merengut begitu debu membuat hidungnya gatal.
"Uhuk."
Pemuda itu terbatuk, Gakuhou ingin tertawa—tapi tidak jadi. Dia harus menjaga wibawanya di depan umum.
Gakuhou suka saat pemuda itu mendengus. Wajah yang sejak tadi menunduk itu kini terlihat jelas. Wajahnya cukup manis.
Tanpa memperdulikan pemuda itu akan keheranan atau apa, Gakuhou menyodorkan sapu tangan bewarna putih miliknya.
Jelas saja, pemuda berambut hitam disampingnya menyengrit. Sepertinya baru sadar jika ada orang lain yang duduk disampingnya.
"Pakai ini untuk membersihkan buku-bukumu."
"Terima kasih." balasnya, senyum lebar mengembang di wajah pemuda itu. Bukan hanya dengusan, Gakuhou juga suka senyumnya. Manis.
Pemuda itu kembali membersihkan bukunya. Sapu tangan pemberiannya yang tadinya putih bersih tak sampai satu menit kini sudah berubah warna menjadi kehitaman.
"Bapak orang baru disini? saya jarang lihat." tanyanya. Sepertinya pemuda itu berusaha membuka percakapan dengannya. Mungkin sedikit basa-basi karena dia tadi sudah memberikan bantuan padanya.
Pemuda itu juga sopan, Gakuhou suka.
"Bukan, mobil saya mogok jadi terpaksa naik bus,"
"Kamu sendiri mau pergi kemana?" tanyanya.
"Rencananya mau ngembaliin buku—emm tapi sekarang lagi nunggu temen dulu." jawabnya dengan nada tidak yakin. Gakuhou bisa menebaknya. Jika pemuda itu sudah berjam-jam menunggu temannya untuk datang di halte ini. Kasihan juga.
"Itu busnya sudah datang, hati-hati ya pak disini banyak copet." peringat pemuda itu. Gakuhou mengangguk kecil kali ini.
"Nama kamu siapa?" tanya Gakuhou. Sedikit menyesal juga lupa menanyakan namanya tadi.
"Isogai. Isogai Yuma." jawab pemuda itu sedikit gugup, walaupun akhirnya pemuda berambut hitam itu tersenyum manis padanya.
"Nama bapak sendiri siapa?" tanyanya kemudian. Gakuhou berhenti didepan pintu bus.
"Gakuhou. Asano Gakuhou." kemudian tubuhnya terdorong masuk ke dalam bus, meninggalkan Isogai—pemuda berambut hitam yang masih melambaikan tangannya di luar sana.
Gakuhou belum puas, dia ingin berbincang lebih lama dengan pemuda itu. Misalnya menanyakan temannya yang tega membuatnya menunggu atau mengantar pemuda itu untuk mengembalikan buku.
Drrtt... drrtt..
"Ayah, cepat pulang."
Sepertinya ia harus mengurungkan niatnya kali ini.
.
.
.
Fin
