Ahhoooooooooooyyyy... Minna-san, Masih ada yang inget sama hibiza?
Setelah sekian lama Hiatus dari menulis akibat Komputer rusak selama bertahun-tahun lamanya *plak
dan menjadi Silent reader untuk waktu yang lama.. :')
jadi kepengen nulis cerita Ulquiorra x Orihime lg nih w
hohoho~ Oke deh, kita langsung ke cerita.
~ENJOY~
Disclaimer : Tite Kubo
Hitsugaya Bintang Zaoldyeck Present
BOKU NO ONNA
Malam dimana Api berkobar, dimana terjadi pertumpahan darah. Segerombol Yakuza telah membantai kediaman seorang Saudagar kejam.
"Oy Emo, cepatlah kau cari pemimpin para teri-teri ini." Ucap seorang pria kekar berambut biru.
"Diamlah Grimmjow, aku bukan emo." Ucap seorang yang di panggil 'Emo' dengan wajah datar.
"Ulquiorra, biar aku saja yang urus." Ujar pria tua bertampang malas.
"Lakukan dengan baik, Stark." Balas Ulquiorra dan melenggang pergi.
Ulquiorra berjalan menyusuri rumah yang sudah sebagiannya hancur berkeping-keping, dia melewati kamar yang pintunya terbuka sedikit dan melihat seperti ada yang tertidur. Dengan wajah tenangnya dia masuk ke dalam kamar dan melihat seorang gadis dengan kimono indah tengah tertidur. Merasa mendengar suara pintu di geser, sang gadis berambut senja itu membuka kelopak matanya, memperlihatkan bola mata abu-abu yang menenangkan dan memandang Ulquiorra. Ulquiorra sedikit terperangah melihat gadis cantik tapi tidak mengubah ekspresinya.
"Di luar sedang terjadi pertumpahan darah." Ucap sang gadis dengan tenang.
"Bagaimana kau tau?" Tanya Ulquiorra.
"Aku mencium bau darah yang menyengat." Jawab sang gadis. Ulquiorra terdiam.
"Lalu kau akan membunuhku juga?" Tanya gadis tersebut. Ulquiorra tetap diam.
"Aku rela, jika kau membunuhku." Lanjut sang gadis.
"Kenapa kau ada disini?" Tanya Ulquiorra sedikit penasaran. Bagaimana bisa seorang gadis yang kelihatannya tidak berdaya bisa ada di rumah Saudagar yang terkenal sangat kejam.
"Aku di jual di pelelangan, dan Saudagar itu membeliku untuk menjadikanku sebagai hiburan semata." Jawab sang gadis.
"Tapi aku rela jika harus mati saat ini, aku mati pun tidak akan ada yang merasa kehilangan." Lanjutnya. Entah kenapa Ulquiorra kesal mendengar sang gadis di perjual-belikan dan di jadikan hiburan semata. Mungkin sisi kemanusiaan Ulquiorra sedang dalam mode On.
"Baiklah." Ulquiorra bersiap menebaskan pedangnya pada gadis tersebut.
"Sebelumnya, aku ingin tau namamu. Siapa.. namamu?" Ujar sang gadis sangat tenang, tak takut pada pedang yang berada di depan matanya.
"Ulquiorra. Ulquiorra Schiffer."
"Ulquiorra, nama yang indah." Kata sang gadis tersenyum dengan damai dan indah -menurut Ulquiorra-. Ulquiorra menjauhkan pedangnya dari sang gadis dan buru-buru menghampiri gadis itu.
"Eh?" Gumam sang gadis dan pingsan setelahnya akibat Ulquiorra memukul tengkuknya dan membawanya pergi menjauh dari rumah Saudagar tersebut.
Ulquiorra POV
Aku tidak mengerti kenapa aku melakukan ini. Yang terpenting sekarang aku harus mengamankan gadis ini. Aku menemukan sebuah gubuk kecil setidaknya untuk malam ini. Kenapa aku melakukan sampai sejauh ini? Entahlah, justru itu yang aku ingin tahu. Tapi pertama kalinya ada yang tersenyum seperti itu padaku. Mengingat aku adalah anak dari Aizen. Ya, Aizen yang di kenal sebagai Pemimpin Yakuza no. 1 di Jepang dan tidak ada yang berani menantangnya, aku pasti di benci banyak orang, tidak, bahkan mungkin semua orang di dunia ini, melihat senyumnya membuat hatiku... hangat? Ini konyol, benar-benar konyol. Haahh, aku membaringkan tubuh gadis itu di dalam gubuk dan memijit kepalaku. Ada yang salah padaku dan aku benar-benar tidak mengerti.
End Ulquiorra POV
"Hhng." Lenguh sang gadis saat dia tersadar. Ulquiorra memandangnya datar.
"Aku masih hidup?" Pertanyaan konyol terlontar dari bibir indah nan seksi sang gadis.
"Siapa yang tahu? Onna." Ulquiorra menjawab cuek.
"Namaku Orihime Inoue."
"Terserah."
"Kau menyelamatkanku?"
"Menurutmu?"
"Tapi Kenapa?" Ulquiorra memandang wajah polos Orihime dan menghela nafas ringan.
"Aku akan mengatakan ini satu kali, jadi dengarkan baik-baik." Orihime mengangguk dan memasang mendengarannya dengan baik.
"Baru pertama kali ada orang yang tersenyum tulus padaku dan itu adalah kau. jadi mulai saat ini kau adalah milikku dan jangan pernah khianati aku karena aku tidak akan mengkhianatimu, dan jangan tinggalkan aku karena aku tidak akan meninggalkanmu. Mengerti?" Mata Orihime membulat, jantungnya bergetar dan hangat, sedetik kemudian dia tersenyum, senyuman yang Ulquiorra sukai.
Orihime merasa aman dan tentram jika berada didekat Ulquiorra. Sepertinya mereka saling jatuh cinta pada pandangan pertama huh? Entahlah, Siapa yang tahu.
"Baik, Ulquiorra." Jawab Orihime senang. Ulquiorra merasa lega melihat Orihime tidak menolaknya.
Tring Tring... Handphone Ulquiorra berdering.
"Hm." Kata Ulquiorra menjawab telepon.
"Hey, kau dimana? kami sudah menghabisi semua orang di rumah ini, dan Saudagar pun sudah kami bunuh. Apa saatnya kita kembali ke markas? Kau yang memimpin misi ini." Jelas si penelepon.
"Baiklah, penggal kepala Saudagar dan kita kembali. Beritahu pada yang lain Stark."
"Baik baik, akhirnya selesai juga." Dan teleponpun terputus.
"Onna, aku harus pergi nanti aku kembali kesini." Kata Ulquiorra pada Orihime. Ekspresi Orihime berubah menjadi sendu. Melihat itu Ulquiorra mengelus wajah Orihime.
"Aku akan secepatnya kembali ke sini." Ulquiorra menenangkan.
'Hangat... tangan Ulquiorra, Hangat sekali.' Ujar Orihime dalam hati. Orihime memegang tangan Ulquiorra yang mengelus wajahnya dan tersenyum.
"Cepat kembali, hati-hati." Ulquiorra pun pergi meninggalkan Orihime.
-Di markas Yakuza-
"Ayah, kami berhasil menjalani misi ini, dan aku membawa ini untuk bukti." Kata Ulquiorra dan melempar satu kepala Saudagar.
"Hoo, fufufu... Bagus sekali, Ulquiorra. Sepertinya untuk beberapa bulan kedepan kita tidak akan ada misi. Jadi kalian semua bisa beristirahat." Kata Aizen.
"Baik, Permisi." Kata Ulquiorra dan anak buah Aizen lainnya. Dan mereka pun mengadakan pesta untuk merayakan keberhasilan misi mereka -minus Aizen-
"Oy Emo, mau pergi kemana kau?" Tanya Grimmjow yang melihat Ulquiorra hendak pergi.
"Bukan urusanmu kucing biru, dan aku bukan emo." Kata Ulquiorra dingin dan pergi.
"Dan aku bukan kucing biru sialan." Teriak Grimmjow. Ulquiorra kembali ke gubuk kecil Orihime berada. Tapi, dia tidak menemukan Orihime di manapun.
'Sial, kalau gadis itu kabur aku akan membunuhnya.'
"Ulquiorra-kun, tadaima." Terdengar suara Orihime dari arah belakang dan Ulquiorra menoleh.
"Darimana?" Tanya Ulquiorra singkat.
"Ah.. maaf, aku tadi keluar mencari makan. Karena tempat ini di tengah hutan kupikir aku bisa menemukan beberapa tanaman buah. Tapi ternyata tidak ada."
"Untuk malam ini saja, besok kita cari tempat yang layak."
"Baik." Orihime merangkak dalam pelukan Ulquiorra. Dia sangat menyukainya, menyukai semua yang ada dalam Ulquiorra. Padahal ia baru mengenal Ulquiorra, bahkan 24 jam pun tidak. Begitu juga dengan Ulquiorra yang menyukai Orihime dan tidak ingin menyerahkannya pada siapapun. Cinta memang selalu datang tiba-tiba bukan?
Keesokan harinya Ulquiorra dan Orihime mencari apartemen dan berbelanja bahan makanan serta mencari baju untuk Orihime.
"Onna, kau sudah selesai? Lama sekali." Ulquiorra dengan malas menunggu Orihime mencoba pakaiannya. Dengan malu-malu Orihime keluar ruang ganti dan membuat Ulquiorra terkesiap.
'Manis sekali' Kata Ulquiorra dalam hati. Orihime memakai pakaian lengan panjang berwarna biru terang dan ada renda manis di bagian kerah, dan memakai celana 5 cm di atas lutut.
"Ulquiorra, katakan sesuatu." Orihime protes karena Ulquiorra hanya diam memandanginya, merasa kurang nyaman. Ulquiorra tersenyum sangat tipis melihat Orihime malu-malu seperti itu.
"Cocok untukmu." Puji Ulquiorra membuat Orihime semakin memerah.
Setelah puas berbelanja mereka kembali ke apartemen yang telah di sewa oleh Ulquiorra selama 1 tahun penuh.
"Ulquiorra ingin makan apa?" Tanya Orihime pada Ulquiorra yang tengah duduk santai di sofa.
"Hm. Kau bisa masak?" Tanya Ulquiorra yang tak yakin dengan tawaran Orihime. Merasa di remehkan Orihime mengembungkan pipinya lucu sekali.
"Tentu saja, sejak dulu aku memasak sendiri tahu. Semenjak kakak meninggalkan aku waktu umurku 8 tahun aku memasak dan melakukan semuanya sendiri." Kata Orihime bangga dan sedetik kemudian dia terdiam. Ulquiorra yang merasa tidak ada yang beres dengan Orihime menoleh pada gadis cantik itu.
"Setelah itu aku di pungut oleh seorang nyonya muda dan di jadikan budak mereka selama bertahun-tahun, aku kabur dan di bawa paksa oleh pria paruh baya dan menjualku di pelelangan. Akhirnya aku di beli oleh seorang saudagar dan hanya di jadikan hiburan semata seolah-olah aku ini tidak layak untuk jadi manusia." Tubuh Orihime bergetar dan semakin lama suaranya semakin kecil. Ulquiorra menghampiri Orihime dan memeluk gadis yang di cintainya itu.
"Tidak perlu di tahan." Kata Ulquiorra. Orihime pun terisak di dada bidang Ulquiorra. Mendengar Orihime di perlakukan seperti itu Ulquiorra jadi merasa menyesal. Karena dia telah membunuh beratus-ratus bahkan beribu-ribu orang yang sebagian tidak bersalah. menyiksa mereka dengan menancapkan pedang tajam pada tubuh mereka, merenggut nyawa yang mempunyai keluarga, sesaat Ulquiorra berpikir untuk berhenti menjadi seorang pembunuh, namun apabila sang ayah tahu akan hal ini, dia tidak akan segan-segan membunuh Ulquiorra dengan tangannya sendiri. Dan lagi, ayahnya mungkin akan marah besar bila tahu dia mencintai seorang gadis dan menyembunyikannya. Pikiran Ulquiorra menjadi tidak tenang, bagaimanapun dia harus melindungi Orihime bila harus berhadapan dengan ayahnya sendiri. Sekarang yang ada di otak Ulquiorra hanya Orihime dan cara bagaimana agar Orihime tidak di ketahui oleh keluarga serta anak buahnya. Jika itu terlanjur terjadi dia akan melindungi Orihime dengan nyawanya.
Terlalu kalut dengan pikirnnya, Ulquiorra tersadar setelah merasa ada yang menggeliat dlm pelukannya, dia tersenyum ketika melihat Orihime tertidur sehabis menangis. Ulquiorra pun memindahkan Orihime ke ranjangnya. Dia memandang wajah cantik yang ia sukai dan mengelusnya lembut. Menyelimuti gadis yang paling dia cintai di dunia ini. Gadis yang pertama dan terakhir yang berada di hati seorang Ulquiorra.
Selagi Orihime tertidur, Ulquiorra kembali ke kediamannya -Markas Yakuza- agar tidak terlalu mencurigakan.
"Oyy.. Emo." Teriak grimmjow dari kejauhan.
"Apa maumu?" Tanya Ulquiorra dingin.
"Aaa... Dingin sekali, aku takutt~." Kata Grimmjow dengan nada menyebalkan.
"Menjijikan."
"Hey hey... santai saja, Aizen-sama memanggil kita semua. Sepertinya ada misi baru untuk bulan ini." Kata Grimmjow sambil menyeringai. Ulquiorra sedikit mengeryit. Misi baru? Artinya dia harus membunuh lagi. Cih.
"Selamat datang anak buahku." Sapa Aizen saat anak buahnya sudah berkumpul semua.
"Hari ini aku mempunyai misi untuk menghancurkan kediaman Kenpachi Zaraki." Kata Aizen yang membuat anak buahnya kaget.
"Tapi Aizen-sama, Kenpachi Zaraki itu adalah Shinigami yang kuat. Kami tak yakin bisa mengalahkannya." Ujar salah satu anak buah Aizen bernama Yammy.
"Aku tidak menyangka ternyata anak buahku pengecut seperti ini." Aizen menatap Yammy dengan pandangan menusuk. membuat semua yang melihatnya tidak bisa berkutik. Aizen tersenyum melihat seluruh anak buahnya diam tak berdaya seperti itu.
"Bagus. Kalau kalian mengerti lakukan sekarang." Perintah Aizen yang di balas anggukan oleh anak buahnya dan Ulquiorra.
Dalam perjalanan menuju kediaman Kenpachi Zaraki.
"Sial..sial... aku bodoh sekali berkata seperti itu pada Aizen." Yammy bergetar.
"Sudahlah, kita lakukan apa yang dia mau. Tak ada gunanya melawan dia." Kata Stark malas.
"Keh.. Menarik, kita Yakuza akan melawan para Shinigami." Grimmjow terlihat bersemangat.
"Sudahlah, lagipula kita mempunyai ini." Kata Szayel memperlihatkan tangan kanannya yang di lapisi sarung tangan besi.
"Yeah.. kalo ada alat ini mungkin kita bisa menghabisinya, lagipula Aizen telah memberi benda ini perorangan. Jadi tidak perlu khawatir." Grimmjow menambahkan.
"Tapi jika kitaa terlalu sering mengeluarkan cero dengan sarung tangan ini akan berakibat fatal." Yammy memperingati.
"Memang sesempurnanya Sarung tangan cero ini pasti mempunyai suatu resiko." Szayel berkata lagi.
"Hentikan pembicaraan kalian nona-nona, Kediaman kenpachi sudah terlihat dan lakukan tugas kalian dengan benar." Ulquiorra berkata dengan sangat dingin dan menusuk.
Mereka pun memasuki wilayah Shinigami dan memulai pertengkaran dengan sangat brutal. Shinigami melawan para Yakuza yang ganas. Sungguh pertarungan yang sangat mengerikan. Saat semuanya telah melawan Ulquiorra menggebrak sebuah ruangan yang di dalamnya ternyata ada seorang wanita tua dan seorang anak kecil yang menangis. Mereka sangat ketakutan saat Ulquiorra menemukan mereka, sedangkan Ulquiorra hanya memandang mereka datar. Tiba-tiba dalam pikirannya terlintas sosok gadis di cintainya. Ya, Orihime Inoue, teringat jelas dalam pikiran Ulquiorra ekspresi gadis itu saat menceritakan masa lalu yang begitu kelamnya.
"Kalian, cepat pergi dari sini." Kata Ulquiorra pada wanita dan anak kecil tersebut. Wanita dan anak kecil tersebutpun merasa heran dengan sikap Ulquiorra.
"Cepat pergi dari sini, kalian harus selamat." Kata Ulquiorra lagi. Wanita dan anak kecil itupun tidak mau menyia-nyiakan kesempatan dan segera berlari menuju pintu keluar.
"Terima kasih." kata seorang wanita sebelum kabur dari kediaman Kenpachi. Ulquiorra tersenyum singkat. Tanpa menyadari ada sepasang mata yang melihatnya meloloskan wanita dan anak kecil itu.
Pertarungan menjadi semakin panas, api berkobar dimana-mana. Para Shinigami sudah kalah jumlah dengan Yakuza. Kenpachi pun sudah sangat kewalahan melawan anak buah Aizen yang bisa di bilang sangat hebat dan kuat. Dari belakang Stark diam-diam mencero tepat di punggung Kenpachi membuatnya jatuh tidak berdaya, Ulquiorra sudah bersiap mencero kepala Kenpachi dengan tatapan tak bisa di artikan.
"Cero." Gumam Ulquiorra mencero kepala Kenpachi hingga hancur berkeping-keping.
Dan pertarungan kali ini kembali di menangkan oleh Yakuza.
TO BE CONTINUED
Yang suka ceritanya jangan lupa di REVIEW ya ^^~
Hibiza nerima Kritik dan Saran, yang mau Flame juga boleh asal "yang membangun dan menjadikan cerita ini lebih baik lagi." Jangan yang asal ceplos cuap-cuap gajelas. Oke :)
Salam Hibiza chuuuuuuuuuuu :*
