Saya bukan pemilik Naruto atau One Peice!

Naruto The White Tiger – Chapter 1


-1 Tahun Setelah Perang Dunia Shinobi ke-4-

~Konohagakure no sato, Fire Country, Element Nation~

Konohagakure no sato, satu dari lima Desa Tersembunyi terbesar di Element Nation, terletak pada pusat wilayah kekuasaan Negara Api. Dikelilingi oleh rindangnya dedaunan dari pepohonan yang sangat tinggi. Sebagian pohon-pohon hidup serta tumbuh sejak masa masa Perang Antar Klan, dan sebagian hasil dari jurus milik Hokage pertama Senju Hashirama. Dengan menggunakan kekkei genkai Mokuton, Hashirama dapat menumbuhkan pepohonan dan tumbuh-tubuhan lainnya di sekeliling Desa Konoha.

Kepemimpinan di Desa Konoha sendiri sudah mengalami 5 kali pergantian, dari Senju Hashirama Hokage Pertama, Senju Tobirama Hokage kedua, Sarutobi Hiruzen Hokage ketiga, Namikaze Minato Hokage keempat, Senju Tsunade Hokage kelima dan Hatake Kakashi Hokage ke enam yang saat ini masih berjalan masa kepemimpinannya.

Saat Senju Tsunade berkehendak turun dari posisi Hokage, dia berencana agar Uzumaki Naruto yang merupakan pahlawan Perang Dunia Shinobi ke-4 sebagai penggantinya. Tetapi karena usia Naruto yang masih muda, dan kurangnya pengalaman sebagai pemimpin Tsunade merasa bahwa remaja yang sudah dianggap sebagai anaknya sendiri itu belum siap. Sehingga Tsunade merekomendasikan Hatake Kakashi sebagai pemimpn Desa Konoha selanjutnya dan menyandang gelar Hokage ke enam.

Hatake Kakashi juga merupakan salah satu dari pahlawan Perang Dunia Shinobi ke-4 (PDS-4), dia ikut bertempur di sisi Naruto hingga kemenangan perang di tangan kubu Aliansi Shinobi bersama dua murid didiknya yang lain, Uchiha Sasuke dan Haruno Sakura. Berkat perjuangan mereka berempat dan juga bantuan Uchiha Obito, Ootsutsuki Kaguya yang dikenal sebagai Dewi/Demon Kelinci serta Pengguna Chakra Pertama di Element Nation dapat dikalahkan.

Setelah terangkatnya mantan pemimpin Tim 7 sekaligus guru Naruto sebagai Hokage, Naruto mumutuskan untuk berlatih kembali kegunung Myoboku rumah keluarga Petapa Katak. Saat ini Naruto baru saja memiliki tangan kanannya kembali berkat bantuan Tsunade dan rekan setimmya Haruno Sakura, setelah kehilangan pada akhir pertempurannya welawan Sasuke di Lembah Akhir. Tangan kanannya terbuat dari sel Hashirama sang Hokage pertama, dan dapat berfunsi dengan baik, hanya saja memiliki warna kulit yang berbeda sehingga dia harus menutupinya dengan balutan perban.

Setelah memeriksa kebersihan kamar apartemennya, dan semua gulungan-gulungan yang diperlukannya sudah tersegel dalam gulungan utama Naruto mulai menutup kembali dan mengikatkannya di punggung bagian bawah. Tali dari kulit menyilang di dadanya dan tergantung pada pundak sebelah kiri itu menutupi sebagian jaket hitam miliknya.

Plat pelindung kepala yang memiliki ukiran menyerupai daun sebagai lambang dari Desa Konoha terikat kuat di kepalanya. Naruto mengenakan jaket hitam, berkerang tinggi yang tertutup dengan dua pasang kancing terlihat pada setiap sisi kerahnya. Garis vertikal berwarna oranye pada bagian kacing serta ikatan kain merah berlambangkan pusaran terdapat pada lengan bagian atas. Celana panjang sampai di atas mata kaki berwana oranye, ikatan kantung kunai di paha bawah sebalah kiri, tas penyimpanan kunai dan senjata ninja di sudut belakang pinggul kanan, serta sandal ninja berwana hitam.

Naruto meninggalkan apartemennya menuju gerbang desa dengan melompat dari atap-keatap rumah yang lain, dia telah ditunggu oleh Kakek Fukasaku salah satu Petapa Katak dan juga gurunya pada saat dia mulai mempelajari Senjutsu. Sesampainya di sana bukan hanya Fukasaku yang menunggunya, melainkan nenek angkatnya, mantan gurunya yang menjabat Hokage ke enam, dan sebagian dari Konoha 12 (Konoha 11 sekarang karena Hyuuga Neji meninggal pada saat PDS-4).

"Hei..." Naruto tersenyum kepada mereka semua, "Kenapa kalian berkumpul di sini?" Kebingungan nampak di wajahnya dengan mengangkat alisnya sebelah, hal ini tidak terjadi saat dia berangkat berlatih bersama guru besarnya, Jiraiya.

"Hem... " Kurama mulai membuka matanya, terbangun dari tidurnya. "Mungkin baru sekarang meraka menganggapmu sebagai teman?" Mendengar nada malas Kumara, Naruto menganggap bahwa rekannya yang satu itu sudah mau tidur kembali. "Hanya Tsunade lah selama ini yang terlihat benar-benar tulus dengan perasaannya padamu, dan satu lagi gadis berambut biru serta memiliki mata berwarna lavender itu saja kurasa."

"Jangan berfikir begitu Kurama," Naruto kembali menampilkan senyum di wajahnya, "Kalaupun itu benar, berarti sekarang mereka benar-benar menganggapku temannya... jadi tidak masalah." Dia mengarahkan wajahnya ke pada teman-temannya. "Sama sepertimu, dulu kau begitu membenciku... sekarang kita rekan, teman, bahkan bisa dibilang kalau kita seperti saudara. Iyakan, Kurama?"

"Grrr..." Terdengar suara dengkuran keras di kepala Naruto, membuat munculnya urat-urat di dahinya.

"KURAMA!" Kali ini Kurama menggerakkan kedua tangannya untuk menutupi telinganya.

"Diamlah Naruto... Aku sedang menikmati masa liburanku untuk membantumu dengan tidur. Tidak bis..."

"Membantu apanya?" Kurama menghentikan pidato yang disampaikan pada rekannya karena disela oleh sang rekan, "Kerjamu hanya tidur terus semenjak usainya PDS-4, dasar Rubah Pemalas Bertelinga Kelinci." Matanya langsung terbuka lebar.

"NARUTO... APA MAKSUDMU MENGATAKAN TELINGAKU MIRIP TELINGA KELINCI?" "Ugh..." Naruto merasakan kepalanya mulai pusing karena teriakan Kurama. "CEPAT KEMARI NARUTO... KITA SELE..." Naruto mengabaikan ocehan Kurama saat merasakan ada yang menyentuh bahu kirinya.

"Yah...?" Naruto menatap Nara Shikamaru yang berada di depannya, dengan tangan sebelah kanan masih berapa di bahu kirinya. "Apakah kau mengatakan susuatu Shika?"

Nara Shikamaru merupakan sahabat termalasnya Naruto, tetapi orang yang paling cerdas di seluruh Elemen Nation setelah kematian Komandan Jonin Desa Konoha, Nara Shikaku yang merupakan ayah dari Nara Shikmaru.

"Merepotkan..." Tukas Shikamaru dengan ekspresi malasnyas dan tidak ada ketertarikan malakukan sesuatu, " Ini untukmu." Sambil menyerahkan kotak kecil persegi panjang dengan tangan kanan pada Naruto, sedangkan tangan kirinya mencoba menutupi mulutnya yang sudah menguap kembali.

"Heh..." Naruto memandang Sikamaru tidak mengerti, tetapi tetap menerima pemberian temannya itu. "E... terima kasih, Shika." Dia melihat Shikamaru hanya membalikkan tubuhnya dan mulai berjalan menuju rumahnya sambil lambaikan tangan kanannya keatas.

"Jadi..." Naruto kembali menatap beberapa temannya, "Apa kalian ingin melihatku berangkat?" Di depannya berdiri Inuzuka Kiba, Hyuuga Hinata, Rock Lee, dan juga rekan setimnya Haruno Sakura.

"Ya," Gadis berambut pink itu beranjak dari tempatnya mendekati Naruto, "Sasuke pergi meninggalkan Konoha kembali, sekarang kau..." Terlihat raut kecewa di wajahnya. "Jadi berapa lama kau akan pergi?"

"Entahlah," Tukas Naruto sambil menutup matanya sejenak, kemudian melemaskan badannya. "Masih banyak yang ingin kupelajari Sakura, terutama dari gulungan yang ditinggalkan oleh orang tuaku." Membuka kembali matanya, dia menatap rekan wanita dan dokter di timnya itu. "Mungkin juga sebagian Jurus Katak, karena sekarang dalam suasana damai aku bisa berlatih tanpa adanya gagguan. Jadi mungkin sedikit lama, tergantung seberapa cepat aku menguasai yang ingin kupelajari. Jika masih ada waktu aku juga ingin berpetualang kembali, mungkin mengunjungi Negeri Besi."

"Huh..." Sakura tidak bisa berkomentar dengan apa yang Naruto katakan, setahunya rekan setimnya ini tidak pernah memiliki rencana dalam melakukan sesuatau.

"Kalu soal Sasuke mungkin dia akan segera pulang, dia hanya ingin memastikan bahwa tidak ada lagi organisasi atau ancaman lain yang menggangu keadaan damai saat ini, kita baru saja melewati PDS-4, jadi semoga saja suasana damai ini bisa bertahan lama." Lanjut Naruto sambil mengulas senyum tulus yang disuguhkan pada rekan berambut pink di depannya.

Sakura merupakan teman setim Naruto, Tim 7 yang dipimpin oleh Hatake Kakashi sang pemegang jabatan Hokage saat ini. Dia juga salah satu anak didik dari salah satu dari 'Tiga Ninja yang Melegenda' Senju Tsunade, wanita yang berumur lebih dari setengah abad dan merupakan Nenek angkat Naruto (walau Tsunade menganggapnya sebagai anaknya, bukan cucunya). Sakura juga merupakan dokter terhebat kedua di Elemen Nation setelah Tsunade, dan memiliki ikatan kontrak dengan Klan Hewan Siput.

Sakura hanya bisa mengangguk mendengar penjelasan Naruto, pikirannya kembali memikirkan keadaan remaja yang dicintainya, Uchiha sasuke.

"YOSH... Berlatihlah yang giat Naruto, saingan abadiku." Lee bisa melihat Naruto mulai mengarahkan pandangannya kearahnya. "Setelah kau kembali, bagaimana kalau kita bertarung? Aku pasti akan mengalahkanmu... jika tidak bisa maka aku akan berlari mengelilingi desa sebanyak 100 kali menggunakan tanganku." Tangan kanannya yang dililiti perban terangkat setinggi bahu, serta mata berbinar penuh semangat.

"Ahahaha..." Naruto hanya bisa menggaruk kepala bagian belakangnya. "Tentu saja Lee, saat ini jika aku harus melawanmu hanya dengan Taijutsu aku pasti kalah. Tentu saja jika tanpa menggunakan Senjutsu." Dia mengulas senyum tipis.

"Iya, jika diingat kembali dari laporan Guru Kakashi pada bagian pertarungan antara Guru Gai dengan Madara, Guru Gai menggunakan teknik tangan (Taijutsu) tingkat tinggi. Dia bisa mengendalikan udara di sekitarnya, bahkan bisa dijadikan serangan jarak jauh. Jika aku bisa memperlajari itu, aku tidak perlu menggunakan segel tangan lagi untuk menyerang dengan elemen angin dalam jarak jauh. Belum lagi dia bisa terbang dengan memanipulasi udara dan penjadikannya sebagai pijakan untuk melompat, teknik yang seharusnya juga bisa aku pelajari karena aku juga merupakan pengguna elemen angin. Hem..." Tangan kanan milik Naruto memegangi dagunya, serta terlihat sorot pandangan kosong dari matanya seakan terlarut dalam lamunan pikirannya.

" Jika aku juga bisa melakukannya, maka aku tidak perlu menggunakan chakra pemberian kakek Rhikudo untuk terbang." Pemuda pemilik rambut kuning keemasan itu mengulas senyum lebar, "Aku bisa lebih cepat dari Paman Raikage karena menggunanakan chakra milik Kurama. Tetapi bagaimana jika aku juga menggunakan elemen angin dalam taijutsuku, mungkin itu bisa menambah kecepatanku? Pertahananku juga bisa lebih kuat jika aku bisa menggunakan elemen angin sebagai pelindung tubuhku, seperti Paman Raikage? Atau bisa ju..." "Huh..." Naruto memandang Lee dengan pandangan kosong. Setelah memotong konsentrasi pikiran Naruto yang sedang memproses ide latihannya.

"Apa kau mengatakan sesuatu Lee?" Tukas Naruto sambil melirik temannya, sang pengguna pakaian spandeks itu.

Kakashi yang mendengar perkataan Naruto langsung mengulas senyum, terlihat dari matanya yang menyipit karena gerakan bibir di balik masker wajahnya. Tsunade tertawa dan temannya yang lain hanya bisa tertegun.

"AHHH... "Lee menunjuk Naruto, " Kau memang benar-benar murid Tuan Hokage Naruto." Wajahnya kini sudah dipenuhi dengan aliran air mata yang turunnya sangat deras.

"YOSH... aku harus segera kembali berlatih agar bisa menandingimu lagi saat kambali nanti Saingan Abadiku." Dia pun mulai berlari-lari kecil di tempat, "Berlatihlah dengan giat, dan sampai jumpa lagi di pertarungan nanti Naruto." Dia dengan cepat meninggalkan posisi sebelumnya dan hanya meninggalkan debu.

Rock Lee merupakan satu-satunya ninja desa Konoha yang bertarung hanya menggunakan Taijutsu setelah mundurnya Maito Gai, sang mentor setelah cidera pada PDS-4. Master taijutsu aliran Goken, dan ninja yang paling rajin berlatih.

"Ano... Aku hanya ingin memberikan ini kepadamu Naruto." Naruto membalikkan badan kearah sumber suara.

Di depannya adalah Hyuuga Hinata, sambil mengulurkan kedua tangannya menyerahkan kotak berukuran kecil. Hinata merupakan gadis baik, lebut, pemalu, dan juga cantik. Sifatnya sama sekali berbeda dengan anggota keluarganya yang lain. Andai saja ada orang buta yang menemuinya tanpa bisa melihat warna matanya maka dipastikan mereka tidak akan percaya bahwa Hinata merupakan member Klan Hyuga. Salah satu Klan yang hidup dalam lingkungan Desa Konoha, dan klan terkuat di Konoha setelah habisnya Klan Uchiha di tangan anggota klannya sendiri, Uchiha Itachi. Hinata juga termasuk Ninja Wanita yang kuat, dia berhasil menbuat beberapa jurus-jurus baru yang belum pernah ada di daftar gerakan klan miliknya.

Hinata meruapakan gadis yang menarik perhatian Naruto semenjak pernyataan cintanya pada pahlawan PDS-4 saat invasi Organisasi Akatsuki. Namun Naruto tidak ingin menanggapinya pada saat itu, karena dirinya yang masih diincar oleh organisasi kriminal. Naruto memilih diam dan seolah-olah tidak ingat tentang pernyataan Hinata serta tidak paham akan perasaan milik gadis di hadapannya, semata-mata untuk melindung Hinata.

"Terima kasih... Hinata." Naruto dapat melihat semburat merah di pipi putih milik gadis bermata lavender itu.

Naruto hanya bisa tersenyum melihat wajah Hinata, gadis yang saat ini sudah mulai mengisi hatinya bahkan mencuci hatinya, sehingga nama 'Haruno Sakura' mulai terhapus, nama yang dulu sempat terpajang dan menghiasi ruang hatinya.

Hinata pun berlari meninggalkan Naruto yang masih mematung karena terkejut dengan apa yang dilakukan Hinata. Dia hanya bisa melihat kearah berlarinya Hinata yang mulai hilang dari jangkaun matanya.

"HEI..." Suara teriakan dari samping Naruto lah yang menyadarkannya dari keterkejutan. "Apa yang kau lakukakan di sini Naruto... cepat kejar dia." Ucap Kiba dengan nada lebih tenang, setelah mendahuluinya dengan teriakan.

Inuzuka Kiba, calon pemimpin dari Klan Inuzuka. Inuzuka merupakan klan yang menjalin hubungaan kuat dengan hewan anjing, mereka melatih anjing-anjing peliharaannya untuk menjadi Ninja Hewan yang di jadikan rekan dalam dunia karir sebai ninja oleh anggota klan ini. Kiba memiliki rekan anjing bernama Akamaru, walaupun anjing itu memiliki warna bulu putih, bertolak belakang dengan arti namanya Akamaru (yang berbulu merah).

Kiba adalah member dari Tim 8 pada saat masih genin, tim yang dirancang untuk pelacakan serta di bawah asuhan Jonin Yuhi Kurenai. Sekarang dia adalah salah satu ninja pelacak terbaik di Elemen Nation.

"Eh... ya." Menolehkan sebentar kepalanya kearah Kiba, "Kita lanjutkan nanti kalau kau mau menunggu." Kemudian menatap ketiga orang di sampingnya, ditambah dengan seekor katak.

"Aku pergi sebentar, tunggu saja di situ Kakek Fukasaku, Nek Tsunade, Guru Hokage!" Naruto kemudian berlari menuju perginya Hinata.

"Sudah berapa kali kukatakan jangan panggil aku begitu Naruto!" Tsunade dan Kakashi bertukar pandang karena mereka mengucapkan kalimat yang sama bersamaan kemudian ditujukan kepada orang yang sama.

Sakura yang berada di belakang Hokage dan mantan Hokage itu hanya bisa tertawa kecil, sedangkan Fukasaku hanya bisa meneteskan keringat kecil di sudut dahinya.

Tsunade dan Kakashi kembali memandang Naruto, terdengar suara tawa lirih milik Naruto. Terlihat Naruto melambaikan tangannya samil berlari menjauhi mereka, menampakkan punggungnya pada mereka, sampai menghilang dari pandangan.


Naruto menggunakan mode Senjutsunya untuk mencari lokasi Hinata yang telah meninggalkannya beberapa waktu lalu. Setelah menemukan chakra milik Hinata, dia pun menuju tempat tersebut. Hingga mengantarkannya pada taman permainan yang kosong karena cuaca yang panas pada siang hari. Naruto bisa melihat Hinata duduk sendirian di kursi ayunan sambil sekali-kali mendorongnya dengan kakinya sendiri. Naruto melepaskan enargi alam dalam tubuhnya dan berjalan mendekati Hinata yang sudah berhenti saat menyadari kedatangannya.

"Hei..." Naruto duduk pada salah satu kursi ayunan dekat Hinata, "Bolah aku membuka ini... bersamamu di sini?" Lanjutnya sambil menunjukkan kotak pemberian gadis yang berada di sampingnya.

Melihat anggukan pelan sang gadis, Naruto pun mulai memperbaiki duduknya untuk perpernyaman posisinya. Dengan perasaan yang penuh keingin tahuan, dia pun membuka pembungkus kotak hadiah dari Hinata. Naruto dapat melihat lipatan kain tenunan berwarna merah di dalam kotak yang telah terbuka, kemudian dia mengalihkan pandangannya kearah Hinata yang sedikit menundukkan wajahnya. Hinata sudah berhenti mengayunkan ayunan yang di dudukinya sambil mengangkat lengannya dan mempertemukan kedua jari telunjuknya. Naruto hanya bisa mengulas senyum lembut, dia tahu kalau Hinata akan melakukan hal semacam itu saat gugup, tetapi dia sudah jarang mendengar Hinata berbicara dengan perkataan terbata-bata seperti dulu.

Mengambil kain tenun berwarna merah itu dari kotak. Naruto bisa melihat bahwa hadiah pemberian Hinata merupakan sebuah syal, syal yang terlihat lebih panjang dari biasanya.

"Ini..." Naruto terkejut melihat apa yang diberikan oleh Hinata.

"Yah... itu adalah syal milikmu dulu... yang kau tinggalkan setelah berusaha menolongku pada musim salju saat itu." Jelas Hinata sambil mencoba mengingat-ingat kejadian masa lalu, "Tetapi malah Naruto yang dipukuli, " Kaki milik Hinata yang menyentuh tanah sedikit mendorong tubuhnya kebelakang sehingga ayunan yang di dudukinya mulai terayun pelan.

"Meskipun begitu kau masih tetap bangkit kembali, walaupun lawanmu lebih besar, dan kuat. Kau tetap bangkit kembali, sampai penjaga yang diutus ayahku datang. Aku belum sempat berterimaksih padamu waktu itu, karena Ko terburu-buru membawaku pulang kerumah." Dia menghentikan dorongan kakinya. "Dan saat aku kembali lagi untuk menemuimu dan mengucapkan terima kasih, kau sudah tidak ada di sana. Aku hanya bisa melihat syal merah yang kau pakai sebelumnya dalam keadaan rusak." Wajah Hinata sedikit menunduk mengingat kejadian masa lalu, dan melanjutkan kisah ceritanya.

Naruto hanya mendengarkan cerita Hinata. Namun kemudian dilanjutkan dengan cerita tentang aktifitas-aktifitas terkahir yang dilakukan masing-masing. Sampai Naruto teringat bahwa dia masih ditunggu oleh Kakek Fukasaku sang 'Petapa Katak', sehingga mereka harus menghentikan percakapannya. Sebelum kembali Naruto sempat berjanji pada Hinata untuk mengiriminya surat, dan serta memberikan kecupan di pipi kanan Hinata. Dia lantas berlari meninggalkan gadis berambut biru itu dengah wajah yang memerah.


Sesampainya di gerbang semula, Naruto hanya mendapati Tsunade dan juga Kakek Fukasaku saja yang masih setia menunggunya. Setelah menyampaikan salam perpisahannya kepada Neneknya, Kakek Fukasaku memanggil gulungan besar. Kemudian keduanya menghilang, meninggalkan asap putih dan Tsunade yang berdiri sendirian di depan gerbang.

Saat itulah penduduk Konoha tidak akan lagi menemui sang Pahlawan Desa Konoha dalam waktu yang lama, dan perjalanan Naruto dimulai dengan kunjungannya di Gunung Myoboku untuk berlatih.


Cerita Berakhir


Jangan lupa tinggalkan reviews!

Sampai jumpa lagi di chapter selanjutnya...

Salam... Deswa