Mommy Eren and Baby Erwin

Fanfic SNK


Summary : Hari itu Eren hanya 'bermain' kejar-kejaran bersama Hange seperti biasa, tapi berakhir tidak seperti biasa. Inilah awal kisah Eren yang mengasuh Komandannya yang jadi bayi serta kisah sang Kapten (plus Mikasa) yang bersaing dengan si bayi untuk mendapatkan perhatian Eren. Bisa dianggap masih satu dunia dengan fanfic 'A Lovestruck Heichou'. Selow apdet.

Disclaimer : SNK milik Bang Isayama Hajime dan cover image milik seseorang yang bisa menggambar.

Warning : Mari bermain bersama Mama Eren dan Dek Erwin. Fluff! Levi x Eren yang terselubung berkat kedok genre 'Family' dan platonic Erwin x Eren. Nggak pake tag romance karena nggak romens-romens amat menurut saya. Serta pertama kalinya saya nggak bikin fanfic sambil ngebut! Jadi, typo yang ada sudah saya minimalisir dengan baik. :D


"EEERREEENNN!"

BRAK! BRUK! KROMPYANG!

Namanya Eren, Eren Yeager. Seorang kadet baru di Survey Corps, tepatnya dalam Levi Squad. Rambutnya berwarna cokelat tua dan sering kali disebut-sebut sarang burung perkutut oleh sang 'sahabat terpendam', si muka kuda Jean. Matanya memiliki warna yang tak biasa dan bisa berubah warna tergantung dengan pencahayaan. Saat ini ia sedang berlari. Oh! Lihat! Dia melompati dua ekor kuda sekaligus! Memang luar biasa harapan umat manusia ini. Lihatlah betapa elegannya dia berputar di udara bagaikan pemain ice skate profesional. Para tentara yang sedang latihan di dekat sana secara slow motion langsung mengalihkan pandangan mereka ke arah Eren dan menatapnya dengan takjub... sampai si Yeager terjatuh ke dalam tumpukan jerami.

Eren dengan terburu-buru bangkit, menahan rasa sakit berdenyut di kepala (dan juga rasa malu) akibat pendaratan yang (sangat) tak mulus tadi. Ia tak mempedulikan rambutnya yang semakin mirip sarang burung dengan jerami-jerami yang menyangkut di sana. Yang ia pikirkan hanyalah bagaimana bisa kabur dan tak ditemukan oleh makhluk yang kini sedang mengejarnya dengan wajah psikopat dan liur menetes-netes. Eren langsung merinding saat membayangkannya.

Kaki-kaki jenjangnya−yang selalu menawan mata mesum seseorang berpangkat Kapten−sudah sering protes dengan membuat sang Yeager terpeleset kotoran kucing beberapa kali. Namun, si empunya kaki lebih memilih kakinya kram daripada harus tertangkap dan bertatap muka dengan seorang Hange Zoe.

Eren menoleh ke belakang sambil melompati Sasha yang sedang menyelundupkan sejumlah daging di karungnya. Ia tak mendapati makhluk berlabel Hange Zoe di mana pun. Eren pun menarik napas lega dan berhenti di depan pintu masuk markas. Ketika ia berbalik dan membuka pintu, hal pertama yang menyambutnya adalah tetesan liur makhluk buas yang menetes tepat di ujung hidungnya. Dengan pikiran parno, ia mendongak lalu menemukan bayangan manusia paling dihindarinya saat ini tengah menempel di langit-langit. Matanya nampak bersinar akibat cahaya yang memantul di kacamatanya. Dengan bibir yang membentuk garis lurus, Eren berbalik, start jongkok, dan melesat kabur.

Ketika rasa-rasanya sudah agak jauh, Eren dengan takut-takut menoleh ke belakang tanpa menghentikan larinya. Matanya makin melebar ketika melihat makhluk horor itu tengah mengejarnya dengan kecepatan super. Masih tampak seringai buas itu menghiasi wajahnya. Serta-merta Eren kembali menghadap depan dan menambah kecepatannya yang sudah berada di ambang batas.

"GYAAA! SIAPA PUN TOLONG AKKKUUUHH!"

Oke. Biasanya kalau di film-film, di saat kayak gini harus ada superhero yang menolong tokoh utama wanita yang lagi histeris-histerisnya dikejar monster bermata satu 'kan? Lalu, di mana kah ksatria berkuda Eren? Ah, itu dia!

Eren bagai menemukan secercah cahaya di tengah kegelapan ketika melihat punggung lebar itu. Dengan slow motion, ia melompat ke arah sosok itu. Para tentara yang menyaksikan menoleh mengikuti sosok Eren yang melompat dan Hange yang melompat pula dengan lidah menjulur panjang. Di background terdengar bagian reff dari lagu 'You Raise Me Up' diputar seiring dengan kedua tangan Eren yang semakin mendekati sosok ksatrianya. Semakin dekat, dan Eren sukses bergelantungan di punggung sang ksatria misterius. Siapakah dia? Tunggu chapter selanjutnya! #sadis

.

.

.

.

.

.

.

.

Nggak, ding, becanda. Te-he. #ditabok

Jadi, siapakah dia? Ternyata dia adalah...

"KOOOMMAAANNDAAANN!"

Erwin terkaget-kaget ketika mendapati punggungnya makin berat. Dia kira mitos tuyul yang minta gendong itu benar. Tapi, ternyata yang bergelantungan di lehernya itu si Eren Yeager, sang bawahan kesayangan (Kapten).

"Lho? Eren?"

"Komandan! Hiks... hiks... Komandan!"

"Eren, tenang dulu, ada a−"

"EEERRREEENNN! GRAAWWRR!"

Otomatis, Eren membalikkan tubuh Erwin dan menjadikannya sebagai tameng. Alhasil, sang Komandan harus bertatapan muka dengan Hange yang sedang dalam buas mode on. Komandan Smith itu sampai berkeringat dingin karena wajahnya yang terlalu dekat dengan ilmuwan buas itu.

"Minggir, Erwin. Aku memerlukan Eren untuk memajukan umat manusia!" Hange berusaha menggapai-gapai Eren di belakang Erwin dengan kedua tangannya. Erwin yang terimpit badan Hange kesusahan meraup oksigen ke paru-parunya.

"Ha-Hange, tunggu seben−Ohok! Ohok!"

Uuhh... kasihan Komandan kita. Udah tua sampai batuk-batuk kronis gitu.

"Aku nggak mau! Kemarin 'kan sudah cukup! Sebulan penuh aku dikurung di dalam ruangan dengan toples-toples berisi organ tubuh titan! Aku bisa gila!" Eren mencengkram kemeja Erwin dan menempelkan tubuhnya sedekat mungkin sebagai pelindung.

"Percobaan yang ini super duper aman kok! Kamu nggak akan gila! Palingan Levi yang gila!" Hange menggapai Eren dari sebelah kanan Erwin, namun Eren yang tangkas menggunakan 'tameng'nya dengan baik.

"Tuh 'kan! Kapten yang mukanya sedatar papan seluncuran anak TK aja bisa gila! Apalagi aku yang cuma anak bawang ini!" Pipi Eren nyaris saja terkena sabetan kuku-kuku ilmuwan stres itu. Hange menggeram gemas.

"Lihat!" Hange mengeluarkan sesuatu dari kantungnya.

"Itu 'kan tempat bubuk merica!"

"Oh, salah." Hange memukul kepala dengan gaya sok imut. "Ini dia! Bubuk super ajaib yang akan membantu kita mengalahkan titan! Dan kau, Eren, akan menjadi orang yang sangat berjasa dalam pengembangan senjata mutakhir ini!"

"Nggak mau!"

Ctik. Kesabaran Hange putus. Ilmuwan itu langsung mencoba menerkam Eren yang masih menempel pada punggung Erwin layaknya anak koala dan induknya. Sementara si rambut cokelat sudah teriak-teriak histeris sambil terus bergelantungan pada leher Erwin yang wajahnya sudah memucat kehabisan oksigen. Hange secara membabi buta menggapai-gapai Eren, dan saat tangannya berhasil meraih kerah baju, ia langsung menarik manusia malang tersebut dan memasukkan botol berisi bubuk itu ke dalam mulut korbannya sambil tertawa nista.

"Hwa.. Hwanjee..."

"Sudah terlambat, Eren. Kau tak akan bisa mundur lagi! Hyahahahaha!"

"Ha-Hange-san, masalahnya, itu bukan aku."

"Eh? Apa?" Hange menoleh bingung dan mendapati Eren terduduk dua meter darinya. Jadi, yang sedang dia 'suapi' bubuk mengerikan itu... siapa?

"Hwwaann.. jeeehh..."

Hange langsung mengalihkan perhatiannya pada orang yang sedang ia cengkram kerah bajunya lalu memekik nyaring melihat wajah sang atasan yang sudah memucat parah.

"EEERRRWIIINN! MAAFKAN AKU, KAWAN! Eh, tapi, nggak apa-apa lah, ya? AAHHH, ERWIINN! Hmmm... Kira-kira apa yang bakalan terjadi, ya? HUWWAAA! ERWIINN!" Hange nangis-nangis bombay, merasa sangat berdosa. Meskipun tadi sempat ada beberapa kalimat terselip yang menyiratkan kalau dia tak merasa bersalah sama sekali. Tiba-tiba, Hange berhenti menangis. Alisnya mengerut.

"Ha-Hange-san?" Eren memanggil sang ilmuwan ragu-ragu tapi tak mendapat jawaban.

Si kacamata itu menunduk menatap korbannya yang tiba-tiba raib entah ke mana meninggalkan seragamnya di kedua tangannya. Mata samudera Eren membulat dan ia mulai diliputi kepanikan. Tapi, sang Komandan tak benar-benar hilang. Karena, dari tumpukan baju itu, keluar sesosok bayi berambut pirang dengan mata biru yang besar dan alisnya itu... tidak mungkin salah.

Sang bayi mendongak, menatap Hange dan Eren dengan tatapan polos lalu tertawa lebar, memamerkan mulutnya yang masih ompong. Kedua tangannya melambai-lambai ke udara dengan bersemangat.

"Babu!"

Ya, dia lah sang Komandan yang sudah 'tersihir' oleh ramuan Hange dan menjelma menjadi bayi imut yang bahkan belum menginjak umur satu tahun.


(= RnR =)