Eyeshield 21 Fanfiction by Ivyisnotpoisonus
Summer memory
Rating: T
Genre: Mystery/Horror
Summary: Don't judge the story by its title! ini adalah cerita bergenre mistery! Ceritanya, musim panas setelah world cup, tim Jepang memutuskan untuk berlibur bersama-sama di sebuah teluk di Jepang. Mereka semua bersenang-senang, sampai terjadi hal-hal yang tak terduga di kapal yang mereka naiki.. Silahkan baca sendiri…
Disclaimer: The story belong to me… Characternya minjem Pak Riichiro Inagaki dan Pakde Yuusuke Murata.. Minjem yaa! ^o^ *narik para chara*
Ini cerita saya yang ke dua di fandom ini (tepatnya dari total yg di-upload), entah kenapa kepikiran bikin genre mistery kayak gini. Mungkin bosen kali ya, kalau genrenya romantic, adventure melulu.. Makanya saya coba bikin yang sedikit merinding dan serius! ^^ pinginnya sih bikin yang pendek aja, tapi kok kayaknya saya memang nggak bakat bikin yng pendek ya? T.T Doakan supaya nggak ada yang OOC ya! o *nggak janji juga tapi :p*
Well, I hope you like it! ^^ but don't just read it, review it too, ok? ;) *wink*
"Nii-san, nee-san, hihihi, ashobi mashou~ Hihihihihihi…."
…
..
.
Musim panas, Juni tanggal xx tahun xxxx, para pemain American football tingkat SMA itu bersenang-senang di atas sebuah kapal yang cukup mewah dan besar, yah setidaknya cukup untuk menampung mereka semua. Tidak jauh dari sana, terdapat sebuah pulau kecil yang sunyi, dan memiliki sejarah misterius. Entah kenapa, tidak ada kapal di sekitarnya. Tidak juga ada orang memancing maupun menyelam dan bersenang-senang di sana. Yang ada hanya kicauan burung camar yang samar-samar terdengar….
Orang-orang di kapal itu semua sibuk dengang kegiatannya sendiri-sendiri. Ada yang lomba makan kue sus, main kartu remi, menggoda cewek, atau sekedar ngobrol-ngobrol saja. Bahkan, ada juga yang pundung di pojokan karena sedih tidak ada yang menyadari dirinya. (kalian pasti tahu itu siapa-siapa saja). Saking asyiknya dengan kegiatan masing-masing, mereka sampai tidak menyadari bahwa ada sepasang mata yang mengawasi mereka dari jauh…
"Ssshh….,"
….
"Gyahahaha! Dasar Monta… Kali ini…,"
"Kau…,"
"Kalah lagi!"
"Hahahahahahahaha!" suara ejekan huh-huh bro (Juumonji, Togano, dan Kuroki 3 sahabat yang saking dekatnya sering dikira saudara) kepada Monta menggema. Yang diejekpun hanya bisa tersenyum masam dan menggigit bibir bawahnya.
"Mukkkyyyaaaaaaa! Kalau saja bukan gara-gara Sena yang mengeluarkan kartu diamond, pasti aku sudah menang dari tadi!" kata si loser memprotes.
"Maaf Monta-kun.. Soalnya tinggal ini kartu yang kupunya. Habisnya tadi Taka-kun mengeluarkan kartu king clover sih, jadinya terpaksa kukeluarkan as cloverku satu-satunya.. Sisanya kan cuma tinggal satu, jack diamond…." kata Sena membela diri- ehm, mencari kambing hitam maksudnya. Sementara yang disalahkan malah tenang-tenang saja melanjutkan membaca buku yang dibacanya.
"Haha, sudahlah Monta-kun. Mungkin kali ini kau sedang tidak beruntung. Mau coba sekali lagi?" kata Yamato menenangkan.
"MUKYA, gampang sekali kau bilang begitu mukya! Kau kan tidak kalah berturut-turut!" marah Monta, tidak terima kalau ia dianggap loser. Apalagi, mukanya sudah penuh dengan coretan bedak sebagai hukuman bagi yang kalah (Ya iyalah! Kan yang nyoretin mukanya berapa belas orang? XD). Yap,kali ini mereka ingin menjalani musim panas dengan normal, sebagai anak SMA biasa—bukan pemain amefuto maupun budak Hiruma—dan bersenang-senang. Hanya itu. Tapi, sepertinya nasib berkata lain. Tidak ada yang sempurna, betul bukan? Begitu pula liburan kali ini. Sesuatu—yang kita tidak tahu apa—telah menunggu mereka.
"Hahaha, itu tidak smart, Monta! Lagi-lagi kau kalah! Untuk yang kesekian kalinya!" kata Kotaro memanas-manasii Monta.
"Fuh~ jangan begitu Kotaro, ritme monyet itu tidak sama dengan manusia seperti kita~~," kata Akaba menimpali. Yang diomongin sendiri alias Monta mukanya sudah seperti kepiting rebus.
"Sudah kubilang, jangan selalu menguhubung-hubungkan music dengan segala hal! Tapi, untuk kali ini, aku setuju denganmu. Monyet itu memang pecundang besar! Hahahahahaha!" kata Kotaro sambil memegangi perutnya karena sakit—terlalu banyak tertawa.
"Makanya, jangan kebanyakan ketawa. Kualat kan?" seru Julie, mengingatkan… Ehm! Orang yang selama ini menjadi 'manager'nya Kotaro –ditendang Kotaro-.
"Fuh~ sepertinya kali ini kita berhasil membentuk melodi yang indah. Melodi yang mirip dengan si Natsuhiko itu…,"
"Ahaha~ maksudmu, aku, monsieur Akaba?" timpal Taki begitu saja sambil berputar-putar seperti biasa. (heran, nih kapal kan udah goyang-goyang, nggak pusing apa ya? Apa nggak mabuk laut?) dan, benar saja kata author. 5 detik kemudian Taki terkapar dengan mata yang berputar-putar. Pusing, sepertinya (ya jelaslah! Lagian siapa suruh muter-muter gitu di atas kapal yang ombaknya bisa dibilang, cukup 'lumayan').
"Ya~ kakak tidak apa-apa?" Kata Suzuna, mengkhawatirkan kakaknya. Yah, segimanapun resenya, noraknya , bodohnya, berisiknya, ngemengnya, gilanya *plak! Digampar Taki bersaudara* dia itu kan masih kakaknya Suzuna. Jadi, nggak heran dong kalau ia mengkhawatirkan Taki? Taki Natsuhiko maksudnya…
"Ya, my sister~ ak, aku, tidhak apha-aphaaa~~," kata Taki dengan mata yang masih berkunang-kunang.
"Biar tahu rasa max! siapa suruh tadi dia mengejekku!" kata Monta. Suzuna langsung menjitak Monta dengan kecepatan 4,2 detik, alias kecepatan 'cowok'nya. :P –digilas Suzunapake inline-skatenya-
"Kakakku nggak ikut mengejekmu tahu! Yang mengejekmu tuh, Kotaro, Akaba, huh-huh bro!" marah Suzuna.
"Kami bukan saudara!" teriak huh-huh bro kepada Suzuna (dan kepada saya, yang masih saja menulis mereka huh-huh bro karena malas XD).
"Sudah-sudah. Jangan bertengkar. Ayo kita lanjutkan lagi permainannya," sahut Banba.
"I, itu betul! Kita ke sini kan untuk bersenang-senang!" kata Kurita, diikuti anggukan Komusubi. "FUGO!". Suasana langsung tenang dan damai kembali.
"Ngha~ ngomong-ngomong, tadi Monta kalah berapa kali ya?" tanya Mizumachi, yang langsung disikut Kakei karena mengkeruhkan suasana yang telah berusaha dicerahkan oleh para lineman. Selamat, anda mendapatkan hadiah muka Monta yang setengah monyet-setengah manusia-setengah tomat-setengah kepiting rebus (karena marah-campur-malu) sekarang! (itu seperempat ya?)
"Emm, sepertinya... Empat kali. Soalnya, dari awal kita main, Monta kalah terus kan..," jawab Wakana. Dasar manager! Rajin banget ngitungin hal-hal yang bahkan sebenernya nggak penting dan nggak perlu dihitung..
"Anou… Wakana-chan, tadi.. Kau bilang empat kali kan?" tanya Karin.
"Iya, memangnya ada apa Karin-chan?" tanya Wakana balik. Tidak biasanya gadis pendiam seperti Karin menanyakan hal-hal yang tidak penting seperti itu. Otomatis, semua orang yang ikut main pun jadi menoleh ke Karin.
"Emm, tidak apa-apa kok. C, cuma… Bukannya.. Katanya angka empat itu angka sial ya? Hiiiiiiiii~~ Nanti kalau kita kena sial gara-gara main kartu gimana? Terus kapal ini nabrak gunung es, terus kita mati…. Terus ngak ada yang ngubur karena tukang kuburnya ikutan kena sial, terus dia mati juga, terus nggak ada yang ngubur, terus mayat kita bergelimpangan, terus kita gentayangan jadi hantu, terus nanti… Eh?" omongan Karin terhenti melihat seluruh teman-temanya tertawa terpingkal-pingkal… Terang saja, semuanya berpikir, Karin, gadis yang manis dan pendiam ini ternyata takut sama angka 4! Mana kata-katanya nggak masuk akal banget lagi! Bawa-bawa tukang kubur segala. Ckckckckck…..
"Woi, ini masih sore mbak! Setan nggak bakal keluar sore-sore (kecuali Hiruma) hahahahaha..," kata Kotaro.
"Hush! Kotaro, nggak boleh begitu!" teriak Julie sambil memukul Kotaro. Padahal dalam hatinya dia juga menertawakan Karin tuh~
"Hhaha…,"
"Hahahahahahaha…,"
"HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA!" tawa huh-huh bro. Atau sekarang laughing bro? :P
"Mukya~~~ hahaha, ngomong-ngomong sekarang juga jam 4 lho~~~~ Hehehe…," kata Monta menakut-nakuti Karin. Yah, padahal udah hampir jam 5 juga sih, 4 lewat 45 menit gitu lho~~
"H-hei! K-kalian nggak boleh begitu tahu! Nggak sopan sama cewek! Hmm… Haha.. Khh.. Hahahahaha!" kata Riku yang mencoba menenangkan teman-teman amefutonya tapi tidak berhasil. Malah dia yang akhirnya tertawa paling keras.. =.=
"Hahaha.. Karin, tidak kusangka ternyata kau takut sama hal-hal seperti itu.. Ternyata kau manis juga ya!" kata Yamato, setengah mengejek Karin-sebenarnya. Katin nge-blush. *ampun! 'teman saya' yang nggak suka yamakarin! Tapi ini bukan apa-apa kok! Karin aja yang kegeeran! –digetok Karin-*. Eit, saya belum selesai! Karin nge-blush bukan karena omongan Yamato. Dia nge-blush karena semua orang di sana sekarang menganggapnya anak kecil yang takut sama mitos-mitos konyol seperti itu. Hhh, lega kan? *dengan begini, saya nggak perlu ditabok 'teman saya' itu!* ;)
"Hmmh.. A, angka 4 itu memang ianggap pembawa sial karena dalam bahasa Cina, 4 disebut shi-yang artinya kematian. Sebenarnya itu hanya angka biasa, Karin. Sama seperti angka-angka lainnya," jelas Taka yang mati-matian menahan tertawa demi menjaga image (?) nya. Di tengah orang-orang itu, ada juga yang tidak tertawa. Misalnya? Shin Seijuro salah satunya. Ia malah menengok ke arah Sakuraba sambil bertanya "Memang apanya yang lucu?" dengan muka datar, dan sukses membuat Sakuraba sweatdropped. Tiba-tiba ia berdiri. Siapa? Ya Shin-lah! XD masa Sakuraba?
"Eh, mau ke mana Shin-san?" tanya Sena yang melihat rivalnya itu beranjak dari tempat duduknya.
"Aku mau ke toilet dulu sebentar..," jawab Shin. Sakuraba yang melihat itu langsung bertanya, "Apa perlu kutemani Shin?". Bukannya apa-apa, tapi ia takut Shin nyasar dan membuat kapal ini mati lampu—seperti salah satu episode di animenya, di mana ia membuat kapal itu gelap gulita dengan sukses karena nyasar pas jogging. Tapi Shin menolaknya. Ia bersikeras bahwa ia dapat pergi sendiri. Sakuraba hanya bisa mengangkat bahu.
Sebenarnya Karin juga tidak salah. Angka 4, yang berarti kematian dalam bahasa Cina memang sedikit misterius. Cuma, cara menjelaskannya saja yang salah. Bukannya mengerti, teman-temannya malah akhirnya menertawai dirinya. Angka 4 juga (konon) dapat memanggil setan, selain angka 13 dan angka 666. Hiii~~ (author malah ketakutan sendiri di kamarnya =.=') dan, tanpa mereka sadari, permainan tersebut telah memanggil 'beberapa makhluk' yang berada di pulau misterius di dekat mereka….
"Sssssshhhhh…..!"
…..
Tap..tap..tap…..
Terdengar suara langkah kaki di sebuah lorong gelap yang terletak di kapal tersebut…..
Tanpa diketahui siapapun..
Langkah yang pelan, namun mendekat dengan pasti….
Setiap langkah melewati lorong tersebut, lampu lorongpun mati satu-persatu..
Tap..tap..tap…
Seiring terdengarnya tawa seorang anak,
"Kyahahahahahahaha~~ Kakak-kakak, ayo kita bermain~~~~~,"
ooooo000ooooo
Oh iya, kalian pasti bertanya-tanya, ke mana orang-orang yang lainnya? Sekedar informasi, para quarterback kecuali Karin (Hiruma, Takami, Kid, Marco) , plus Agon, Ikkyu, Musashi, Mamori, Tetsuma, Himuro, Kisaragi dan Gaou, dan beberapa makhluk lainnya sedang berkumpul di ruang rapat yang sebenarnya merangkup ruang makan. Kenapa? Karena takdir! –plaaak!- Ya karena mereka orangnya seperti itu, mau diapain lagi. Yah, mereka berkumpul dengan niat yang berbeda-beda sih.. Ada yang menyelidiki tim lainnya, ada yang pesan cola, ada yang makan burger giga, ada yang ngegodain mbak-mbak pelayan, ada yang nemenin doang, ada yang dipaksa, ada juga yang karena tidak disadari lalu pergi ke ruang makan namun (tetap) tidak disadari… Lalu, Chuubou sedang mendaftar sekolah (gimanapun dia kan mau masuk SMA, dan ngurusin kepindahannya) jadi tidak bisa datang. Harao liburan ke Mesir. Ikari lagi diskors gara-gara berantem sama anjing milik kepsek oujo, dan Otawara dengan senang hati menemaninya. Kobanzame ngurusin kuliah, Oohira bersaudara ngikutin ujian perbaikan, Heracles dan Achiles ngurusin latihan anggota amefuto di Teikoku (maklum, kemarin baru pertama kali mereka kalah). Dan di sini, (maaf) tidak ada pentagram. Jadi udah mirip sama Team Japan betulan, kecuali tanpa Chuubou, tentunya.
Kembali lagi ke sebuah ruangan luas mirip aula tapi tetap di kapal itu juga, dimana anggota-anggota yang tadi sedang bermain kartu—memutuskan untuk beristirahat sebentar. Kenapa? Karena sudah tidak ada ruang lagi di muka Monta yang penuh dengan bedak. Jadi, pemain yang lain harus menunggu Monta untuk mencuci mukanya dulu. Sementara itu, si tokoh utama, Sena, pergi ke dek bersama Yamato, Riku, Sakuraba, Kakei dan Akaba. Taka tetap di ruangan itu, baca Harry Potter ke-7 miliknya bersama Kurita, Komusubi, huh-huh bro, Taki, Mizumachi dan Kotaro yang sedang makan di aula itu juga (ceritanya aula ini serbaguna :D), sedangkan Suzuna dan Karin pergi ke kamar Karin untuk melihat komik buatan Karin—Suzuna memaksanya. Tanpa mereka ketahui, sementara badai mendekat ke arah mereka, ada langkah-langkah pelan namun pasti yang mengikuti mereka…
…
Tap..tap..tap…..
…
"Kemarilah, bermainlah denganku~ kita akan memulai sesuatu yang seru! Kyahahahaha~~,"
ooooooo000ooooooo
Yak, beginilah akhir ceritanya—ralat akhir cerita chapter ini maksudnya~! Ini fanfic pertama saya yang bergenre mistery.. :D *potong kue, lempar ke pembaca—plaaak!*
Gimana? Aneh ya? Nggak serem? Maklum, masih pemula.. lagian kan ini masih chapter 1. Makanya, ikuti terus sampai chapter seterusnya, ok, ok? *maksa* ;)
Sebenernya yang angka 4 itu cuma karangan saya belaka~ *digeplak pembaca* XP memang benar, dalam bahasa Cina artinya shi-yaitu kematian. Tapi, nggak tau deh bisa manggil setan apa nggak~ XD pembaca ada yang mau coba? Saya sendiri sebenarnya SANGAT menyukai angka 4. Soalnya, 4 adalah FPB (faktor persekutuan terbesar) dari tangal lahir dan bulan lahir saya~~ XD (halah! Apaan sih! Gaje!) apalagi, banyak character yang saya sukai memiliki hubungan dengan angka 4… (marco: aku? Ivy: BUKAN! XO maksudnya dari anime lain!) misalnya anime bleach, atau hunterxhunter…
^o^ tunggu chapter 2 nya yaaaa~~
REVIEW! XD *nodong pembaca pake pisau—dibazooka Hiruma XP*
