Mr. Snake

Author : ˜°✰Amaniah Sani✰°˜

Title : Mr. Snake

Disclaimer : Naruto ©Masashi Kisimoto

Pairing : Sasu Saku

Genre : romance, tragedy

Casts : Haruno Sakura, Uchiha Sasuke, Haruno Kizashi, Haruno Mebuki, Ino Yamanaka, Kabuto, Tsunade.

Rating :T

Warning : AU, OOC, Typo(s)

Story by : "⋆Harunia – chan⋆ "

.

Chapter 1

Pohon-pohon yang rindang, daun-daun kering yang jatuh ketanah, suara beberapa hewan yang menjadikan hutan ini tak menjadi sunyi, disana juga terdapat orang-orang yang tengah melakukan kegiatan mereka dihutan yang terdapat disebelah barat desa Konoha itu.

Terlihat seorang gadis kecil yang sedari tadi berjalan kesana kemari, sepertinya ada sesuatu yang dicari.

"ah pasti yang ini…" ucap gadis kecil itu selepas memetik bunga yang tampak berwarna pink. Selepas mendapatkan bunga itu, gadis kecil yang memiliki rambut berwarna manis itu pun berlari kearah seorang wanita yang tak jauh dari tempatnya tadi.

"ibuu… aku menemukannya" ujar gadis itu lagi seraya menunjukkan penemuannya dengan mata yang berbinar-binar.

"bukankah itu bunga sakura?" jawab wanita itu yang sudah berjongkok untuk mensejajarkan anaknya.

"bunga sakura? Jadi bunga ini milikku?.." Tanya sang gadis kecil dengan wajah polosnya, ibunya yang melihat tingkah anaknya itu hanya tersenyum.

"bukan, tapi bunga ini namanya sakura…." Sahut wanita itu yang diduga bernama Mebuki, senyumannya pun tak luput diperlihatkan untuk putri semata wayangnya itu.

"sakura? Namaku juga Sakura…. Warnanya juga sama seperti rambutku. Aku suka bunga ini.." ucapnya senang gadis yang berusia 6 tahun itu..

"jadi ini bukan tanaman obat ya bu?" Tanya lagi gadis yang memiliki helai pink seraya menunjukkan emerald miliknya yang indah.

"bukan sayang.." jawab sang ibu lembut.

Karena apa yang ditemukannya barusan bukanlah tanaman obat, kini Sakura kecil berniat mencari lagi, iapun pergi meninggalkan ibunya yang sedang memetik tanaman obat juga, namun ibunya sama sekali tak kawatir, hutan ini sangat aman, binatang buas pun sama sekali tak ada, hanya ada orang-orang yang mencari tanaman obat yang sangat berlimpah dihutan ini.

Kaki kecil itu pun melangkah dengan pelan, sambil melirik ke kiri dan kekanan, tangan kirinya juga masih menggenggam setangkai bunga sakura, sepertinya Ia sangat menyukai bunga itu.

Namun dari kejauhan terlihat anak laki-laki yang tengah mengintip dari balik pohon, anak laki-laki itu tengah memperhatikan orang-orang disana. Namun matanya tertuju pada gadis bersurai pink yang sedang berjalan-jalan sendiri, ia pun memutuskan untuk mengikutinya.

"apa itu? Ah itu pasti tanaman obat.." ujar Sakura saat melihat sebuah tanaman yang tak jauh darinya, iapun berlari untuk menghampirinya.

Brruukk! "aduuhh…." Rintih Sakura

Gadis pink itu kini sudah duduk tersungkur, sepertinya ia terjatuh karena ranting-ranting yang cukup besar menghalangi jalan Sakura, terlihat lututnya berdarah, namun ia tak menangis hanya sedikit mengeluh.

"kau tak apa?" Tanya seorang anak laki-laki yang sudah berdiri dihadapan Sakura…

"lututku sakit.." runtuk Sakura seraya memegangi lututnya.

"maaf tapi aku tak bisa mengobatinya.." ujar anak laki-laki itu yang sudah berjongkok.

"tidak apa-apa, pasti ibuku bisa mengobatinya.." balas Sakura yang berusaha bangkit dari duduknya, namun karena terlalu sakit,ia tak bisa berdiri.

"biar ku bantu…" ucap anak laki-laki itu yang memiliki lensa merwarna onyx , ia pun membantu Sakura berdiri, dan meletakkan tangan gadis itu kepundaknya.

"terimakasih…" ujar Sakura lembut..

"hn, aku Sasuke, kau?" anak laki-laki itu pun akhirnya memberitahu namanya.

"Sakura…" balas Sakura tersenyum sehingga emerald nya itu tak terlihat.

"kau kesini bersama ibumu?" Tanya Sasuke yang tengah menggandeng Sakura.

"iya… aku ingin menjadi seorang medis seperti ibuku, jadi kita kesini untuk mencari tanaman obat. Apa kau juga ingin menjadi seorang medis?" jawab Sakura yang dilanjutkan oleh pertanyaan lagi.

"begitu ya… aku tak ingin menjadi medis" ucap Sasuke yang menoleh kearah Sakura, kini onyx dan emerald milik mereka pun saling bertemu.

"oh jadi kau kesini hanya untuk jalan-jalan ya..?" Tanya Sakura polos, senyuman termanisnya pun diperlihatkan untuk anak laki-laki berambut raven itu.

"jalan-jalan? Untuk apa, aku kan tinggal disini…" ujar Sasuke yang membuat langkah Sakura yang sedikit pincang itu berhenti, Sasuke pun yang menyadari itu juga ikut berhenti.

"kau tinggal disini?" Tanya Sakura kaget, ya karna ibunya tak pernah bilang kalau dihutan ini ada penduduk.

"ya" jawab Sasuke singkat.

"bolehkan aku kerumahmu?" Tanya gadis pink itu dengan wajah ceria.

» Ĥăřůňĭą «

Seekor burung yang sedari tadi mengeluarkan kicaunya, daun-daun kering sesekali menggugurkan daunnya, padahal ini bukan waktunya musim semi. Sinar matahari pun ikut merayakan suasana disebuah desa modern yang bernama Konohagakure itu, banyak orang-orang disana yang memulai kegiatannya dipagi ini.

Seorang gadis cantik yang memiliki suraian pink kini tengah berjalan diantara keramaian desa itu. Iapun berhenti disalah satu rumah, tangan anggunnya pun mengetuk pintu itu.

"eh Sakura …." Ucap seorang wanita tua yang sudah menyambut kedatangan cucunya itu.

"nenek, ini dari ibu.." balas gadis pink itu seraya menyodorkan sebuah bungkusan yang ia bawa tadi.

"terimakasih, ayo masuk. Kau harus mencicipi kue buatan nenek.." ajak sang nenek yang langsung menggandeng cucunya itu kedalam.

"huuwaahh… kue itu lagi nek? Aku mau, sekalian susunya juga nek.." ujar Sakura senang yang tampak seperti anak kecil itu. Gadis 17 tahun itu pun duduk di sofa ruang tamu yang tak begitu besar.

Tak lama kemudian sang nenek yang ditunggu-tunggu pun datang, kedua tangannya membawa sepiring kue yang terlihat seperti kue coklat itu, tak lupa segelas susu yang Sakura pinta tadi.

"ayo makanlah…" ujar nenek. Tanpa basa-basi Sakura pun langsung melahap kue itu, neneknya hanya memandang cucunya senang.

"nek… ada yang ingin ku tanyakan.." Tanya Sakura setelah meneguk segelas susu buatan neneknya itu.

"Tanya apa Sakura?" balas nenek dengan suara seraknya.

"eemm… sebenarnya dihutan sebelah barat desa ada apa sih nek? Kenapa orang-orang melarang anaknya kesana? Padahal waktu kecil aku sering sekali kesana …" Tanya lagi Sakura yang tengah memasang wajah penasaran.

"apakah kau tak tahu?" nenek pun malah bertanya balik.

"yang aku dengar ada manusia ular.." jawab Sakura dengan wajah polosnya..

"itu benar, nenek juga tak tahu bagaimana bentuk ular itu, tapi 10 tahun yang lalu ada seorang anak yang masuk kehutan itu, dan dia mati karena digigit ular" jelas nenek panjang lebar.

"ya berarti anak kecil itu digigit ular biasa dong nek? Bukan manusia ular…" protes Sakura pada neneknya itu.

"itu memang masuk akal, akan tetapi anak itu ditemukan didalam desa. Tak mungkin kan ular itu masuk kedesa, kalau anak itu digigit didalam desa, pasti sudah terdengar suara jeritan" sahut nenek.

"berarti selepas membunuhnya dihutan, manusia ular itu membawa mayatnya kedesa dengan rupa manusia?" Tanya Sakura yang sedikit mulai mengerti.

"ya begituah…." Jawab nenek lagi. Sakura pun merasa puas dengan semua jawaban neneknya, namun dipikirannya masih mengganjal, rasanya ia ingin membuktikan sendiri kebenaran ini.

» Ĥăřůňĭą «

Angin-angin perlahan datang dari arah timur, cahaya matahari pun semakin redup. Sore hari yang menyejukkan, apalagi hari ini adalah hari libur. Gadis yang memakai red T-shirt dan rok pendek berwarna indigo itu pun tengah berjalan diantara rumah-rumah yang dilewatinya.

"bagaimana ini… Ino sama sekali tak mau ikut denganku" gumam gadis pink itu sendiri. Mengingat Sakura habis kerumah sahabat satu desanya sekaligus satu sekolah itu.

Flashback on*

"hari libur begini kau tak kemana-mana Sakura?" Tanya gadis berambut kuning panjang itu, seraya menaruh secangkir teh keatas mejanya.

"aku hanya kerumah nenek kok.." jawab Sakura tersenyum yang sudah duduk disofa milik sahabatnya yang bernama Ino itu.

"ya ampun Sakura… rumah nenekmu kan tak jauh dari rumahmu, bahkan hampir setiap hari kau selalu kesana" sahut Ino yang merasa heran dengan sahabatnya.

"hhehhee…. Memangnya kau kemana?" tanya Sakura dengan tawa hambarnya.

"tadi aku ikut ayahku jalan-jalan, aku tak tau nama tempat itu, tapi disana aku senang sekaligus aku bisa belajar. Kau tau Sakura? Aku menemukan beberapa tanaman obat yang langka" ujar Ino panjang lebar. Sakura hanya tersenyum mendengar curhatan sahabatnya itu yang menurutnya terlalu banyak bicara.

"benarkah? Bagus sekali…" balas Sakura yang langsung menyeruput teh buatan sahabatnya itu, sementara Ino hanya tersenyum senang menanggapinya.

"Ino… apa kau tahu tentang hutan yang ada disebelah barat desa itu?" Tanya Sakura yang sudah memasang wajah serius, ya inilah tujuan sebenarnya Sakura datang kemari.

"oh yang ada siluman ularnya itu?" sahut Ino.

"ya benar, kau pernah melihat siluman ular itu?" Tanya lagi Sakura, namun volume suaranya kini sedikit dikecilkan.

"tidak. Untuk apa aku melihatnya.." jawab Ino yang sudah menyerngitkan dahinya.

"ya untuk memastikan, siluman ular itu ada atau tidak…" ujar Sakura meyakinkan Ino.

"untuk apa? Aku sama sekali tak peduli.." runtuk Ino yang merasa bosan dengan pembicaraannya dengan sahabatnya itu.

"hey kau tahu tidak? Dihutan itu banyak sekali tanaman obat yang dapat menyembuhkan penyakit berat. Aku ingin sekali mendapatkannya" balas Sakura yang sedikit mendekatkan dirinya ke Ino.

"lalu kau mau kesana? Guru Tsunade kan bilang jangan kesana" Ino pun mulai kawatir dengan Sakura, mengingat Sakura adalah seorang gadis yang nekat, maksudnya kalau dia ingin sesuatu maka dia harus benar-benar medapatkannya.

"ayolah Ino…. Ikut bersamaku" rengek Sakura pada gadis kuning itu.

"tidak mau… aku masih ingin hidup Sakura.." jawab Ino yang langsung memalingkan wajahnya. Sakura sedikit kecewa karena ajakannya itu ditolak oleh Ino.

Flashback off*

Dengan malas gadis berhelai pink itu merebahkan tubuhnya ketempat tidur yang tak terlalu besar, terlihat ia menghela nafas. Kini pikirannya masih terganggu oleh siluman ular itu, karena ular itu Sakura tak bisa mengambil tanaman obat langka yang berada dihutan sebelah barat desa. Mengingat Sakura sekolah di salah satu perguruan medis, ia sangat mengagumi kegiatannya itu, ia juga sangat ingin menjadi seorang medis yang handal, ya walaupun disekolahnya Sakuralah murid terpintar, namun itu tak cukup untuk memenuhi keinginannya.

"apakah aku kesana sendiri saja?" gumam Sakura pelan, kini pandangannya kearah langit-langit kamar.

"huff… apakah aku bisa? Kalau aku digigit ular, lalu mati bagaimana?" gumamnya lagi, kini ekspresi wajahya terlihat cemas.

"tidak. Aku pasti bisa, lagipula aku kan seorang medis, aku juga sudah mempelajari berbagai ilmu medis." Ujarnya yang wajahnya mulai meyakinkan.

"baiklah. karena butuh dua hari untuk kehutan sana, aku akan berangkat besok" ujarnya lagi, namun kini posisinya sudah duduk di tepi kasurnya.

Mungkin liburan kali ini Sakura akan berpetualang dihutan, ya tentunya untuk mencari tanaman obat, ia kan juga tak mau kalah dari Ino si sahabatnya itu.

TBC...