Disclaimer: Aku gak punya hubungan apa-apa sama Kishimoto-san. Termasuk saat pembuatan cerita Naruto.
Still the same
Dia anak yang baik. Terlalu baik. Ia tak pernah mengganggu seorangpun. Tak mau melukai siapapun.
Ia selalu berusaha untuk orang lain, meski harus menekan dirinya sendiri. Selalu berusaha tersenyum di depan orang lain.
Meski sesama ninja, tetapi ia tak pernah mengeluarkan aura kebencian pada musuhnya. Ia pernah mengatakan padaku, kalau bisa ia tak ingin melukai musuhnya.
Ia tak pernah membunuh hewan kecil seperti serangga sekalipun —terlepas dari Shino yang pecinta serangga. Ia benci bila harus membunuh lawannya.
Tetapi, setiap kali lawannya terbunuh, ia selalu membuat kuburan untuk mereka. Pertama kali, aku dan Shino yang tidak mengerti apa yang diperbuatnya hanya bisa menatapnya dengan heran. Ia hanya tersenyum kecil dan menjelaskan alasannya. Mengetahui niat baiknya, kamipun ikut membantu. Ia membuat kuburan baik tanpa jasad maupun tidak untuk mereka, juga mendoakannya. Dan ia selalu memberi untaian bunga yang ia buat di atas kuburan tersebut.
Ia terlalu baik. Hal ini membuat semua orang berpikir kalau dia itu lemah dan naif. Namun bagiku, ia adalah gadis terkuat yang pernah kutemui. Jauh lebih kuat dari yang semua orang bayangkan. Aku... sangat kagum akan kebaikan hatinya.
Sekarang sudah tiga tahun berlalu sejak ia pergi meninggalkan Konoha. Kini ia dikenal sebagai pembunuh berdarah dingin yang sangat terkenal di dunia ninja. Pembunuh yang membunuh siapapun yang ada di depannya.
Sudah banyak desa yang dihancurkannya. Parahnya, ia selalu memporak-porandakan desa itu lalu menimbunnya dengan tanah, hampir tak berbekas. Menurut data ANBU, ia melakukan hal itu seorang diri.
Aku dan kelompokku pernah bertemu dengan dirinya yang baru sekali. Ia berubah total. Wajah yang dulu dihiasi senyuman itu sama sekali tak mengekspresikan apapun. Matanya kosong. Dan dia menyerang kami tanpa ragu-ragu sedikitpun. Wajahnya sebelum dan setelah ia berhasil melukai kami tetap sama. Kosong. Matanya bagaikan orang mati, tidak hidup.
Aku masih tidak habis pikir, bagaimana seorang gadis yang sangat baik bagaikan peri dapat berubah menjadi boneka tanpa hati seperti itu.
Dan sekarang aku tengah bersama timku berada di puing-puing desa yang sekitar beberapa hari yang lalu dirusak olehnya untuk mendapatkan petujuk tentang keberadannya. Keadaan desa ini sangat menyedihkan. Tidak ada yang tersisa di sini. Hampir seluruhnya rata oleh tanah. Aku tak bisa memungkiri kenyataan kalau dia bukanlah gadis kecil yang kukenal baik. Ia telah berubah.
Aku melemparkan pandanganku ke sekelilingku dan mendaratkannya di atas bukit.
''Hei, Kiba! Mau kemana kau?''
Aku tak bisa menghentikan diriku untuk lari ke atas bukit tersebut. Diikuti oleh Akamaru yang terus menggonggong aku terus berlari dengan harapan akan menemukan sesuatu yang akupun tak tahu.
Sampai di atas bukit, aku bisa melihat seluruh desa yang hancur tertimbun tanah dari atas sini. Di ujung bukit tersebut, aku menemukan sebuah salib dari kayu dengan kain panjang merah yang melilitnya melambai ditiup angin. Di bawah salib itu tergeletak seuntai bunga.
Aku mendekatinya dan meraihnya. Ini...Apakah dia yang membuat ini?
Dia....
Sama....
Dia masih sama seperti dulu...
Gadis kecil yang memiliki perasaan hangat di hatinya. Keinginan untuk membuat orang lain bahagia...
Aku hanya bisa percaya bahwa dia masih sama seperti saat kami masih bersama-sama. Berharap ia akan kembali dan kami akan tertawa bersama kembali.
''Hinata''
A/N : Review pleaseee…..
