Bad Boy? or Innocent Boy?

Rated : T

Cast: Baekhyun, Chanyeol ,Suho, Sehun dan member Exo lainnya. dan cast selingan

Yaoi..

dont be silent rider..~

Gemerlap malam di kota seoul yang penuh dengan hiruk pikuk masyarakatnnya, mulai dari pejalan kaki hingga sederet kolongmerat. Di kota terindah ini tak hanya menampilkan keindahan yang terlihat jelas tetapi keburukannyapun banyak, sebuah club dengan nama 'Blue Sky' yang terkenal dengan dunia hitamnya terdengar dengan indah atau bisa disebut bising dengan arti yang lain. Di dalamnya banyak orang dengan kesibukannya masing-masing, menari, bermabuk-mabuk ria, bahkan bercumbu pun bukan menjadi hal aneh lagi. Di sana di salah satu meja seorang pria dengan rambut coklat pekat dengan menggunakan jaket hitam dan celana sobek-sobek, sedang asik meminum alkohol yang kadar alkoholnya tak terkira, dengan di temani beberapa wanita.

"boss ada telepon boss" ucap salah satu rekannya, orang yang di panggil boss justru mengabaikannya. Byun Baekhyun seorang pria yang hidup dengan ketebelakangan kasih sayang dan harta,mengharuskan dirinya menjadi seorang boss gangster, mencari kesenangan tanpa memperdulikan kedua orang tuanya. Sebetulnya dia sangat menyayangi ibu dan ayahnya, bahkan berkali-kali ayah dan ibunya menyuruhnya untuk berhenti melakukan hal-hal semacam itu lagi. Kini ibu dan ayahnya sedang dalam perjalan pulang dari kota daejun untuk menemui sanak saudara yang meninggal. Sesak yang kini sedang dirasakan baekhyun tiba-tiba, entah apa yang terjadi

"boss ponselmu sedari tadi berdering" baekhyun mengehela nafas panjangnya, melepaskan rangkulan pada kedua gadis disisinya. Ia menyatuhkan flat ponselnya pada ujung telinganya

'baekhyun-a kenapa kau lama sekali menjawab, kedua orang tuamu kecelakaan' bagai ribuan batu tebing yang menghantam jantungnya, kerja jantungnya berhenti mendadak, masih terpaku dengan keadaan ini dia hanya diam,hingga ponsel di tangannya terlepas dari genggamannya.

"urus semua ini, aku akan kembali nanti" baekhyun berlari dengan sekuat tenaga menuju rumah sakit dimana ayah dan ibunya di rawat setelah kecelakaan, lelehan air mata keluar dari pelupuk matanya. Seorang gangster pun dapat menangis jika orang tersayangnya mengalami sesuatu. Ia berlari tanpa lelah berkali-kali bahunya menubruk beberapa pejalan kaki dan menimbulkan kemarahan. Kini ia berdiri di sebuah ruangan rumah sakit

'RUANG MAYAT' dirinya masih enggan masuk untuk sekedar melihat jenazah kedua orang tuanya.

"bodoh! jika ini adalah hari terakhir kalian, aku akan ada di rumah untuk sekedar memeluk kalian. Kenapa kalian tega meninggalkanku sendiri" baekhyun merutuki kesalahannya, dia tanpa bergerak masuk. Satu tangannya mengulur kedepan menggapai gagang pintu membukanya perlahan, dengan kesedihan yang mendalam ia beranikan melihat keadaan orang tuanya walau sudah tak bernyawa. Ia dekati dua buah ranjang yang di huni ayah dan ibunya. Menatap lurus keduanya tanpa kata-kata hanya air mata yang mengalir setetes demi setetes

"eomma, mianhae, maafkan aku eomma bahkan aku belum menebus kesalahanku pada kalian berdua sekarang justru kalian yang malah meninggalkanku sendirian" emosinya tak terbendung ia curahkan semua yang ada dalam hatinya, memegang kedua tangan orang tuanya.

"Jika di beri kesempatan aku akan berubah eomma aku berjanji aku akan meninggalkan duniaku eomma, dan menjadi seorang anak yang membanggakan untukmu eomma" Baekhyun tertunduk merutuki hidupnya yang bahkan tak pernah bisa membahagiakan kedua orang tuanya. Sebuah tangan menyentuhnya di pundak membuat baekhyun sontak mendongakan kepalanya melihat siapa sang empunya tangan

"jangan kau tangisi lagi, biarkan ia tenang disana" ucapnya

"ka..- kau siapa?" baekhyun menghapus air matanya lalu berdiri menghadap pada lawan bicaranya

"aku kim junmyeon, kau bisa panggil aku suho!" sapanya

"suho? Apa yang anda lakukan disini" baekhyun merenyit aneh

"aku hanya menepati janjiku sebelum mendiang kedua orang tuamu meninggal" jawabnya tersenyum, kini baekhyun semakin aneh maksud dari pria di hadapannya

"kita kremasi kedua orang tuamu sekarang lalu menempatkan abunya di rumah sakit ini, lebih cepat lebih baik. Dan kau ikut aku sekarang" ucapnya tegas

"hey seenaknya saja kau memerintahku" baekhyun kesal disaat ia baru saja ingin meratapi nasibnya justru orang yang sama sekali tak di kenalnya seenaknya memerintahnya

"ah aku sampai lupa, ini" suho memberikan sepucuk surat "ini dari kedua orang tuamu" baekhyun menerimanya dan mulai membukanya

Baekhyun-a jika kau membaca surat ini berarti kami berdua sudah tak ada di sisimu lagi, maaf tapi eomma dan appa sudah tak kuat untuk menghadapi dunia ini, dunia ini kejam. Appa dan eomma hanya ingin kau berhenti dari duniamu berjanjilah pada kami untuk menjadi orang yang lebih baik dari ini. aku menitipkanmu pada keluarga kim, mereka adalah rekan ayah dulu. Jangan kecewakan kami, harapan terakhir kami hanya melihatmu tersenyum seperti sebelumnya.

Appa dan Eomma

Baekhyun semakin menitihkan air matanya setelah membaca beberapa kalimat yang mampu membuatnya semakin teriris, ia menutup mulutnya tak kuat menahan air matanya

"menangislah selagi bisa,"suho di ambang pintu itu bersuara "sekarang kau ikut aku untuk melakukan kremasi" bahkan suho seperti appanya dengan wibawa yang ia lakukan. Baekhyun mengekor suho untuk ke ruang kremasi. Dia pandangi kedua jenazah orang tua yang terbakar hebat di tungku api. Ia pegang guci berisikan abu kedua orang tuanya lalu meletakan di salah satu lemari rumah sakit

"setelah seminggu mari kita berikan kedua orang tuamu makam ne?" kini suho memberikan senyum tulusnya "ayo pulang, kau terlihat sangat aneh dengan pakaian seperti ini tetapi menangis seperti anak kecil hahah" suho tertawa sambil meninggalkan baekhyun yang mengekornya di belakang.

Sebuah mobil hitam mewah berhenti di hadapan keduanya, suho memasukkan tubuhnya tetapi baekhyun masih terpaku di tempatnya

"kita akan kemana?" tanya baekhyun tiba-tiba polos

"ke rumahku, sekarang kau adalah tanggung jawabku" suho menarik kecil tangan baekhyun hingga tubuhnya tertarik kedalam mobil. Mobil melaju dengan kecepatan santai, masuk kedalam sebuah pagar mewah berlapis emas dengan beberapa penjaga disana. Baekhyun bahkan kehilangan jati dirinya yang sebelumnya, yang tak takut akan apapun. Kini setelah kepergian ibu dan ayahnya seperti mengembalikan baekhyun yang polos, bahkan baekhyun tak bisa melepaskan pandangannya ke area yang baru saja dimasukinya

"hyung, perumahaan ini indah sekali" baekhyun melepaskan pandangannya beralih pada pria di sampingnya

"ini bukan perumahan, ini pekarangan rumahku" jawabnya enteng

"JINJJA?wahh daebakk" baekhyun kembali dengan adegan memperhatikan area sekitar dalam mobil, suho yang melihatnya menarik garis senyum di mulutnya

'memang benar polos'

Mobil yang di tumpangi keduanya berhenti di depan rumah bergaya eropa klasik dengan desain indah sekali, besar dan beberapa penjaga yang berjejer manis di posisinya. Baekhyun dan suho turun setelah para pelayannya membukakan pintu mobil, masih decak kagum yang di dalam aura baekhyun. suho berjalan duluan meninggalkan sosok baekhyun di belakang.

"ini kamarmu, semua yang kau perlukan sudah ada disini" ucap suho menunjukan sebuah kamar besar yang bahkan bisa dinilai 4 kali lipat dari rumahnya, dengan kasur king-size dan kulambu yang menggantung indah di setiap sudut atas kasurnya, jendela yang menghadap langsung pada danau di belakang rumah itu, lemari yang sudah terisi penuh dengan baju-baju.

"hyung,," panggil baekhyun saat melihat suho akan meninggalkan baekhyun

"wae?"

"aku ingin bertanya?" ucap baekhyun

"mandi bersiaplah makan malam,kau lapar bukan? Nanti kita bicara setelah makan okeh?" suho kini benar-benar meninggalkan baekhyun yang berdiri di ambang pintu, perlahan ia masuk untuk mandi sesuai perintah dari suho. Ia keluar kamar dengan menggunakan kaos lengan panjang dengan ukuran baju yang agak longgar dan celana jeans. Duduk manis di meja makan yang sudah tersedia makan malam yang begitu banyak, membuat baekhyun bingung untuk memakannya. Suho meliriknya kembali menarik simpul kecil di bibirnya

"makanlah yang banyak yah.." suho menggerakan pisau kecil di tangannya memotong kecil steak di hadapannya. Baekhyun memilih beberapa masakan korea di banding masakan yang entah apa karena dia tidak tau.

"terima kasih atas hidangannya" baekhyun meletakan sumpitnya di atas mangkuk nasinya meminum air di gelas samping tangannya.

"kau sudah selesai, ayo ikut aku" lagi-lagi wibawanya tak luntur, suho masuk ke sebuah ruangan yang dipenuhi buku-buku yang tertata rapih di setiap raknya. Suho menyuruh baekhyun untuk duduk

"apa yang ingin kau tanyakan?" ucap suho memulai bicara

"hmm, kenapa kau mau merawatku?" tanya baekhyun ragu

"balas budi, ayahmu pernah menyelamatkanku jika bukan karena ia mungkin sekarang aku sudah tak ada" jelasnya sambil menyeruput kopinya

"maksudnya?"

"nanti juga kau tau.. oh ya ku dengar kau tak sekolah lagi?" baekhyun menatap lurus lawan bicaranya, lalu tertunduk lesu "kenapa kau justru bermain dengan dunia hitam? Kurasa pribadimu bertolak belakang dengan itu semua" baekhyun menghela nafasnya singkat

"aku hanya merasa bosan dengan semua ini, setelah keluargaku bangkrut bahkan tak ada yang bisa menghargai kami. Jadi ku pikir untuk membuat semua orang menghargai aku" baekhyun masih tertunduk

"dengan cara seperti itu bahkan akan banyak orang yang meremehkanmu, sudahlah lupakan masa lalumu mulailah sesuatu yang baru lusa depan" suho mengambil buku tebal yang terlihat sangat tebal dan mulai membacanya

"lusa? Apa maksudnya hyung?" tanya baekhyun menatap lurus suho

"lusa kau akan sekolah! Tidurlah selesaikan urusanmu besok ya" baekhyun menurut, ia keluar dari ruangan menuju kamarnya.

..

Baekhyun turun dari mobil yang di kendarai oleh supir suho yang sengaja di perintahkan untuk mengantar kemanapun baekhyun pergi. Kini baekhyun berada di club yang mengantarnya ke dunia hitam. Ia mengulurkan tangannya pada gagang pintu dan mendorongnya, baekhyun melangkah maju sebelumnya helaan nafas keluar dari pernafasannya. Terlihat beberapa anak buahnya sedang berkumpul disana karena sudah di perintahkan untuk berkumpul. Baekhyun sekarang berpenampilan sangat beda, ia menggunakan kemeja biru di lengkapi oleh switter tanpa lengan dengan jeans tampil sangat berbeda dari sebelumnya.

"bo...boss" melihat baekhyun yang berbeda mereka semua hanya dapat ternganga melihat bossnya sangat berbeda

"seolhyeon" orang yang di panggilpun maju menghadap baekhyun "mulai sekarang kau akan menggantikanku, aku akan berhenti jangan cari dan libatkakan aku dalam masalah apapun." Baekhyun berusaha tegas

"ta..-tapi boss" seolhyeon menatap baekhyun penuh dengan keheranan

"kedua orang tuaku telah pergi untuk selamanya, dan aku ingin menebus semuanya. Jagalah semuanya dengan baik aku sangat menyayangi kalian jaga club ini dengan baik yah" setelah mengatakan semuanya ia berbalik untuk meninggalkan semuanya yang masih diam terpaku. Baekhyun melangkahkan kakinya keluar club, masuk kedalam mobilnya dan pergi menjauh dari club itu.

"tuan kita akan kemana lagi?" tanya supir di depan

"aku ingin ke rumah sakit Seoul, aku ingin melihat kedua orang tuaku, tetapi sebelumnya antar aku ke toko bunga untuk membeli bunga" baekhyun menatap pemandangan melalui kaca mobilnya, melihat pejalan kaki dan mobil-mobil yang berlalu lalang. Tak terasa mobil berhenti di sebuah toko bunga, baekhyun memilih bunga yang indah untuk kedua orang tuanya

"Yak..! jalan tuh hati-hati" bentak baekhyun karena seseorang baru saja menubruknya

"ah ma...af" orang itu terdiam terpaku karena baekhyun menatapnya 'indahnya' pria itu menggelengkan kepalanya mengembalikan kesadaran yang sempat melayang tadi. Baekhyun kini memunggunginya mengambil bunga yang sudah di rangkai oleh pemilik toko lalu pergi meninggalkan orang yang masih terpaku disana.

Baekhyun memandang lemari kaca dengan berisikan guci-guci abu, memandang sendu foto kedua orang tuanya

"aku berjanji akan menjadi lebih baik lagi eomma appa" satu tetes berhasil keluar dari pelupuk matanya,

..

Pagi cerah dengan terik mentari yang bisa di bilang membuat kepanasan seluruh tubuh, keributan menjadi hal yang biasa dalam kelas sebelum sang guru datang. Ada yang asik menggosip, bermain basket atau bahkan ada saja adegan membully dalam kelas. 3 orang pria yang tak memiliki tinggi badan yang sama sedang membully seorang pria yang asik dengan dunianya sendiri, bermain basket di sebelahnya. Seorang guru dengan santainya berjalan menuju tempatnya,

"anak-anak..."teriaknya membuat sebagian orang dengan kecepatan kilat duduk di kursinya masing-masing, tetapi tidak pada ketiga anak yang baru saja membully siswa lain, dengan santainya bahkan terkesan tak memperdulikan guru di depan sedang berteriak.

"berhentilah bermain basket di kelas chanyeol, sehun, kai. Duduk di bangku kalian cepat!" ketiganya tak mendengar sama sekali, mereka duduk di bangku mereka dengan seenaknya

"okey hari ini kita akan kedatangan murid baru, baekhyun silahkan masuk" baekhyun masuk kedalam kelas, ia berpenampilan benar-benar berbeda dari sebelum-sebelumnya, ia menggunakan kacamata menutup indah matanya, berpakaian sangat rapih dengan rambut yang disisir amat rapih. Ia berdiri menghadap siswa lain. Mulai memperkenalkan dirinya

"annyeong, namaku byun baekhyun" ia munundukan tubuhnya lalu menatap satu-persatu teman kelasnya

"baekhyun kau duduk di depan pria jangkung itu" sang guru menunjuk bangku kosong di depan chanyeol, "kau chanyeol awas kau mengapa-apakan baekhyun, okeh tunggu sebentar ya ibu mengambil buku pelajaran dulu"sang guru pergi dari kelas, baekhyun mulai melangkahkan kakinya menuju tempat duduknya,

"mainan baru" chanyeol menyeringai sinis, mendengar itu baekhyun spontan membalikan tubuh menatap sendu orang di belakangnya, lalu kembali lagi menghadap depan. Dia sudah memutuskan untuk tidak menjadi dia yang dulu, sekarang dia mencoba memperbaiki dirinya dan membuat orang tuanya bangga di alam sana. Baekhyun membolak-balikan bukunya mencatat setiap penjelasan dari guru, sesakali ia menghentikan aktivitasnya karena orang di belakang mulai mengganggunya. Menenedang-nedang bangkunya membuat baekhyun mendengus kesal tetapi mencoba untuk tetap tenang.

Bel istirahat membuat semua siswa berhamburan keluar kelas menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang kosong. Baekhyun berjalan sendiri menuju kantin lagi-lagi chanyeol dan 2 temannya menggoda baekhyun dengan sengaja menubrukkan bahunya pada bahu kecil baekhyun. baekhyun hanya diam mencoba tenang dan mencoba untuk tidak melakukan sesuatu di luar kendalinya.

Baekhyun mengambil makanan siangnya, dengan beberapa lauk yang sudah di sediakan. Mencari kursi kosong, ia melihat teman kelasnya duduk menyendiri di sebuah meja terlihat masih ada bangku kosong, ia datangi.

"maaf boleh ak..-u" nampan yang di pegangnya terjatuh karena lemparan bola basket membuat semua makanannya tumpah di lantai.

TBC..

di tunggu rivewnya