PROLOG
Hari jum'at pagi tanggal 22 Agustus 2014. Seorang anak SMK yang telah dinyatakan lulus akan mendaftar di salah satu Universitas swasta di Malang.
"Vian, ayo cepat. Sudah jam 8 sekarang. pak Kholis dan pak Heri sudah menunggu ini." teriak mama dari anak itu.
"Iya ma, Vian kesana sekarang." jawab anak tersebut dengan sedikit cemberut. "Padahal masih jam 8 pagi, toh juga perjalanan ke Malang cuma 3 jam. Kenapa harus terburu-buru sih?" batinnya.
Tidak lama, anak itupun keluar dari kamarnya dan menuju ke mobil yang sedang berhenti di depan gerbang rumahnya, sedang menunggu anak itu.
"Apa masih ada yang ketinggalan?" tanya pak Heri kepada anak itu.
"Tidak ada, Om. Langsung jalan saja." jawab anak itu sambil melirik ke ibunya yang duduk di sebelah kanannya.
"Dasar anak ini! Mirip banget dengan papanya. Susah diajak keluar rumah, tapi sekali keluar rumah malah gk pulang-pulang." keluh mama dari anak itu.
Waktu itu Vian sudah berada di dalam mobil Toyota Avanza milik pak Heri. Vian duduk di kursi bagian tengah–Toyota Avanza memiliki 3 bagian kursi duduk yaitu depan untuk 2 orang, tengah untuk 3 orang dan belakang untuk 3 orang, sebelah kiri tepat di belakang pak Heri. Kebetulan pak Heri sendiri yang sedang menyetir mobil. Pak Kholis berada di sebelah kanan pak Heri, sedangkan mama Vian berada di sebelah kanan Vian atau di belakang pak Heri.
Mobil itu sedang menuju Malang, mengantarkan Vian untuk mendaftar di salah satu Universitas swasta. Selain itu juga untuk mencari tempat tinggal untuk Vian nantinya. Sebenarnya, Vian sudah diterima di Universitas swasta ini karena sebelumnya mamanya Vian telah mendaftarkan Vian secara online dan berkas-berkas yang diperlukan sudah dikirim secara online juga. Namun, Vian tetap harus menyerahkan fotokopi berkas-berkas yang sudah dilegalisir.
Sepanjang perjalanan pak Heri dan pak Kholis selalu mengajak bicara mamanya Vian, mengingat mamanya Vian termasuk orang yang gampang mabuk darat. Ini adalah salah satu trik yang cukup ampuh untuk mengatasi mabuk darat mamanya Vian. Sesekali pak Heri dan pak Kholis juga mencoba mengajak bicara Vian, yang kala itu selalu melihat keluar kaca mobil di sebelah kirinya dengan pandangan yang datar, meskipun Vian selalu merespon dengan kata "Iya.","Oh." dan nada yang cuek.
Mamanya Vian tahu betul mengapa Vian bersikap seperti ini, begitupun dengan pak Heri dan pak Kholis yang sudah diberi tahu oleh mamanya Vian sebelum Vian memasuki mobil. Kondisi seperti ini berlangsung selama diperjalanan menuju ke Universitas tempat Vian kuliah nantinya. Setelah kurang lebih 3 jam perjalanan, mereka tiba di Universitas tempat Vian akan kuliah.
"Akhirnya aku sampai di Malang, tempat kelahiranmu. Apa kamu melihatku? Kita akan bertemu sebentar lagi." batin Vian setelah keluar dari mobil seraya menatap langit biru pada musim hujan dengan cuaca cerah yang hangat pada hari itu.
