Asrama Aneh

Desclaimer: Punya Bang Masashi Khisi Khisi Yg Diduga punya anak tunggal yang bernama uchy-san desuuuuu *di tampol ma Nyonya Kishi Khisi*

Author: Uchy-san *pengen banget di panggil dengan embel-embel*

Pairing: Gue Bahkan Ga' tau, Well CARI aja Ndiri

Warning: Complex (OOC, AU, AR, gaje, shounen ai, lebay, and Lain2nya ada Semua di sini)

Rate: T

Don't Like, Don't Read

Please enjoy ^.^

NARUTO : 16 TAHUN (2 SMA)

KIBA : 16 TAHUN (2 SMA)

SAI : 17 TAHUN (3 SMA/KEPALA ASRAMA)

SASUKE : 17 TAHUN (3 SMA/WAKIL KEPALA ASRAMA)

Chapter 1 (Orang-orang Aneh)

SMA Konoha Gakuen adalah sekolah elite khusus putra. Konoha Gakuen tidak menggunakan system OSIS, yang ada hanyalah Kepala Asrama dan Wakilnya karena Konoha Gakuen sebenarnya adalah sekolah asrama. Siswa bebas memilih untuk tinggal di asrama ataupun di luar asrama.

TAP TAP TAP TAP TAP

Bunyi langkah kaki seribu yang menggema di sepanjang koridor sekolah SMA Konoha Gakuen yang membuat para semut hingga para manusia mengalihkan pandangan mereka ke pelaku kericuhan tersebut sekaligus memandang sang pelaku dengan tercengang.

Sementara sang pelaku kericuhan tidak menyadari hal itu, ia sibuk berlari memperhatikan satu tujuan yaitu ruang kepala sekolah yang berada di ujung koridor.

Hosh hosh hosh

Suara itulah yang pertama kali terdengar dari bibir sang pelaku kericuhan saat memasuki ruang kepala sekolah.

"….MAAF PERMISI!" Teriak sang pelaku kericuhan membuat seorang Kepala Sekolah yang berada tepat di depannya harus menutup telinganya.

"NA-RU-TO…BISAKAH KAU MENGECILKAN SEDIKIT SUARAMU HAH?" Teriak Sang Kepala Sekolah sambil mengepalkan tangan kanannya dengan background aura membunuh berniat menjitak kepala sang pelaku kericuhan yang tak lain dan tak bukan adalah Naruto.

Naruto adalah salah satu siswa SMA Konoha Gakuen yang berwajah imut, berambut pirang, dan berkulit tan. Di kedua belah pipinya masing-masing terdapat 3 garis yang membuat kesan seksi terlebih lagi dengan tubuhnya yang mungil.

"Akh, ma-maaf nenek Tsunadeee?…."Naruto yang merasakan adanya aura membunuh terpancar dari nenek cantik yang ada di hadapannya hanya bisa terdiam membatu.

BUAK!

"Auh…Huwaaaaaa Sa-sakit Nenek~" Ringis Naruto sambil memegangi kepalanya yang membengkak akibat hantaman Tsunade.

Tsunade adalah Kepala Sekolah SMA Konoha Gakuen, walaupun umurnya 50 tahunan, dia tetap saja cantik seperti gadis berumur 18-an dengan rambut pirangnya yang dikepang dua.

"Itu ulahmu sendiri Naruto, kenapa kau berteriak-teriak seperti tadi?" Kata Tsunade geram.

"Akh, maaf nenek Tsunade, um...anu...se-sebenarnya ada yang ingin kutanyakan." Jawab Naruto sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Apa itu Naruto?" Tsunade kembali bertanya dengan suasana hati kembali normal.

"Nek, apa benar Asrama Putra Konoha menerima penghuni baru tahun ini?"

"Ya, tentu saja bodoh, kau pastinya sudah melihat informasinya di mading kan?"

"Iya sih, tapi hanya ingin memastikannya saja."

"Naruto apa kau ingin masuk asrama?"

"Iya." Jawab Naruto singkat.

"Kenapa kau mau masuk asrama? Kau kan punya apartemen sendiri Naruto?" Tanya Tsunade sedikit terheran dengan jawaban Naruto.

"Nenek Tsunade kan sudah tahu kalau Ayah dan Ibuku berada di Luar Negri sibuk mengurusi pekerjaan mereka masing-masing, mereka pulang ke rumah hanya sekali dalam sebulan, bahkan mereka jarang pulang akhir-akhir ini, hanya sering menelpon untuk meminta maaf karena meninggalkanku sendirian di rumah, jadi aku sangat kesepian di rumah, karena itu…." Jawab Naruto dengan diliputi rasa sedih di dalam hatinya.

"..."

Tsunade terdiam sejenak mendengar jawaban bocah pirang yang ada di hadapannya. Baru kali ini dia melihat ekspresi sedih terpampang di wajah bocah itu.

'Jadi selama ini dia merasa kesepian ya? Kenapa aku tidak menyadarinya? Ya, tentu saja karena dia selalu terlihat ceria di hadapan semua orang' Batin Tsunade. "Baiklah kalau begitu, aku akan membantu mencarikan kamar yang cocok untukmu." Seru Tsunade sambil tersenyum hangat ke arah Naruto.

"Eh?" Naruto keheranan.

"Kau merasa kesepian kan? Kalau begitu aku akan mencarikan teman sekamar yang seru untukmu." Seru Tsunade mejawab keheranan Naruto.

"Wah, benarkah nenek Tsunade?"

"Ya, tentu saja."

"Yeeeiiii!" Seru Naruto gembira. "Terima kasih Nek, kalo begitu aku kembali ke kelas dulu ya...sampai jumpa." Lanjut Naruto sambil keluar dari Kantor Kepala Sekolah itu.

"Ya." Jawab Tsunade.

'Tentu saja aku akan mencarikan teman yang baik dan seru untukmu Naruto.' Batin Tsunade yang telah menganggap Naruto seperti cucunya sendiri.

Kriing Kriing

Bel pulang akhirnya berbunyi

"Yap, baiklah, waktunya aku beres-beres." Seru Naruto lantang membuat teman sebangkunya bertanya-tanya dalam hati.

"Um? Hei Naruto, kenapa kau senang sekali hari ini? Beda dari yang biasanya." Tanya Kiba berniat menghilangkan rasa penasarannya terhadap keceriaan Naruto yang lebih dari biasanya.

"Aku akan pindah."

"Pindah? Pindah ke mana?" Tanya pria dengan tanda segitiga merah di kedua pipinya itu.

"Asrama Putra Konoha." Jawab Naruto dengan cengiran khasnya.

"APPUUUAAAAAA?" Teriak Kiba kaget mendengar jawaban Naruto. Sementara Naruto yang mendengar teriakan Kiba hanya bisa menutup tellinganya.

"Kau ini apa-apaan sih? Kenapa kaget seperti itu?"

"Na-Naruto, apa kau sadar? Apa kau tidak tau gosip Asrama Putra Konoha?"

"Gosip? Gosip apa?" Tanya Naruto sangat ingin tahu.

"Dengar baik-baik." Bisik Kiba agak sedikit ketakutan. "Menurut gossip yang ku dengar dari salah satu kakak kelas kita yaitu Shino, hampir seluruh siswa yang tinggal di tempat itu tidak punya pacar sehingga kebanyakan dari mereka menjadi gila dan stress." Lanjut Kiba menerangkan.

"Gila? Stress?" Naruto bingung.

"Ya, dan apa kau ingin menjadi GILA dan STRESS seperti DIA?" Seru Kiba menahan emosi sambil menunjuk salah satu penghuni asrama yang sejak tadi menatapnya dengan tatapan aneh (mungkin) dari luar kelas mereka.

Naruto mengikuti arah tunjuk Kiba ke arah pintu masuk dan mendapati ada seseorang yang menatap Kiba atau mungkin menatap dirinya aneh sambil tersenyum gaje.

"Eh? Sai-senpai…" Gumam Naruto pelan.

"Hai, Naruto, Kiba!" Sapa Sai tersenyum berjalan mendekati Naruto dan Kiba.

Mata Onyx, kulit pucat seputih salju, dan rambut hitam pekat membuat cowok itu begitu menarik bagi Naruto.

Deg deg

'Si-sial, lagi-lagi jantungku berdetak tak karuan, tenanglah naruto, ayo tahan perasaanmu.' Batin Naruto.

"Hai, Sai-senpai!" sapa Naruto dan Kiba balik hampir bersamaan. Kiba agak sedikit tidak bersemangat karena harus bertemu dengan kakak kelas yang menurutnya aneh.

"Sai-senpai, ada apa?" Lanjut Naruto bertanya.

"Naruto, kata Kepala Sekolah kau akan pindah ke Asrama Putra Konoha dan aku diminta untuk membantumu." Kata Sai pada Naruto sambil tersenyum ramah.

Deg

'Baru kali ini aku melihat Sai-senpai tersenyum ramah seperti itu, senyumannya...indah.' Batin Naruto terpanah.

"Terima kasih banyak, Sai-senpai." Ucap Naruto setengah menunduk sambil mencoba menyembunyikan perasaan hatinya.

"Ya," seru Sai singkat. "Baiklah, kalo begitu kau ikut aku ke asrama sekarang, akan kuperlihatkan kamar yang akan kau tempati mulai besok." Lanjut Sai sambil tetap tersenyum.

"Baik." Naruto mengangguk pelan. "Kiba maaf ya, sampai besok!" Lanjut Naruto berseru pada Kiba dengan cengiran khasnya.

"Ya, sampai besok." Balas Kiba agak sedih. Ya, tentu saja dia sedih, karena mulai besok dia akan jarang bertemu dengan sahabatnya sejak kecil.

Asrama Putra Konoha

"Silahkan masuk, Naruto." Seru Sai mempersilahkan Naruto masuk ke dalam asrama.

"Wah, asramanya bagus sekali Senpai." Kata Naruto sedikit terpesona sambil mengamati tiap detail ruangan yang di lewatinya. Asrama Putra Konoha merupakan Asrama yang khusus di peruntukkan bagi siswa Konoha Gakuen yang elite. Oleh karena itu, tak salah jika Asrama ini terlihat sangat mewah.

"Nah, Naruto silahkan masuk, mulai besok inilah kamarmu," seru Sai sambil membuka pintu kamar yang ada di hadapannya.

"Ah, bukannya ini adalah kamar Sai-senpai?" Kata Naruto heran setelah melihat papan nama yang terpampang di depan pintu tersebut bertuliskan Uchiha Sai.

"Ya benar, dan mulai besok kita akan sekamar." Seru Sai dengan senyuman yang dapat memikat hati Naruto.

'A-APAAAAAAA! Sekamar dengan Sai-senpai?...Matilah aku...bagaimana ini?...Bagaimana kalo nanti perasaanku bisa di ketahui oleh Sai-senpai?...Aku pasti bakal di benci olehnya... TIDAAAAAAAAAAAAAAK!' Teriak Naruto di dalam hati sambil menjambak-jambak rambut pirangnya yang halus bagaikan sutra (lebay deh).

"Hei, Naruto! Ada apa? Apa kau sedang sakit? Wajahmu agak pucat…" Seru Sai khawatir membuat Naruto tersadar dari lamunannya.

"Akh, a-aku tidak apa-apa kok Senpai. Ahahahahaha." Seru Naruto sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.

"Syukurlah kalau begitu." Seru Sai. "Ayo masuk, santai saja, tidak usah sungkan, yang menempati kamar ini cuma aku kok," lanjut Sai sambil menutup pintu kamarnya.

"Ba-baik." Seru Naruto gugup karena hanya berdua dengan orang yang disukainya di dalam sebuah kamar luas namun terasa sepi. Tapi, perasaannya itu kembali di kontrolnya. "Ngomong-ngomong Senpai, apa ini permintaan Nenek Tsunade?" lanjut Naruto setelah berhasil menghilangkan kegugupannya.

"Ah, tidak, Nona Tsunade sebenarnya ingin kau se kamar dengan Sasuke sepupuku, tapi aku bilang Sasuke itu orangnya agak dingin jadi kau mungkin akan sulit bergaul dengannya. Oleh karena itu, aku meminta pada Nona Tsunade biar kau se kamar denganku saja." Jelas Sai panjang lebar.

'A-APAAAAAAAAAAAAAA? Sai-senpai sendiri yang meminta pada Nenek agar dia sekamar denganku? What The Hell?' Batin Naruto berteriak. *Naru-chan sok nge-english*

"Naruto, kau pakai ranjang yang itu." Kata Sai sambil menunjuk ranjang dengan seprei berwarna orange disebelah ranjangnya. "Jika, kau tidak suka warnanya atau motifnya, kau bisa menggantinya." Lanjut Sai.

"Ah, tidak Senpai, aku sangat suka warna seprei ini kok." Seru Naruto sambil mendekati ranjang yang akan menjadi miliknya itu.

"Baguslah kalau begitu." Kata Sai sambil tersenyum ramah yang lagi-lagi membuat jantung Naruto berdetak kencang.

Deg deg

'Si-sial, lagi-lagi jantungku berdetak kencang, kalau terus-terusan seperti ini aku bisa mati.' Batin Naruto sangat takut kalau-kalau jantungnya akan keluar saat itu juga.

Sementara Naruto masih bergelut dengan batinnya, tiba-tiba ada seseorang yang mengetuk pintu kamar Sai.

Tok tok tok

"Sai kau ada di dalam?" Ucap seseorang yang baru-baru saja mengetuk pintu kamar Sai.

"Ya, ada apa, Sasuke?" Balas Sai sambil membuka pintu kamarnya. Dari suaranya dia sudah tahu bahwa yang mengetuk pintu kamarnya itu adalah Sasuke. Sasuke pun masuk setelah Sai membukakan pintu untuknya.

Sasuke adalah kakak sepupu Sai. Mata Onyx, kulit putih, dan rambut model pantat ayam *di tendang Sasuke*. Dia tak kalah tampan dari Sai, tapi jauh lebih maco dari Sai karena tubuhnya yang kekar. *mimisan akut*

"Ini, titipan dari Ibuku untukmu." Kata Sasuke dingin sambil menyerahkan sebuah bingkisan yang dibawanya.

"Dari bibi ya? Terima kasih."

"Hn," balas Sasuke singkat (mungkin artinya sama-sama). "Dan ini jadwal piket untuk dua minggu ke depan dan daftar absensi bulan ini," lanjut Sasuke sambil menyerahkan sebuah map berisi pada Sai.

"Ah, makasih banyak Sasuke, kerjamu cepat." Ucap Sai menerima map berisi tersebut.

"Hei Sai, siapa dia?" Tanya Sasuke setelah menyadari keberadaan Naruto.

Naruto akhirnya terbangun dari lamunannya sedari tadi setelah merasakan ada yang memperhatikannya dengan tatapan dingin dan membuatnya agak sedikit merinding karena hal itu.

"Kenalkan, dia penghuni baru asrama." Ucap Sai sambil mendekati Naruto yang masih berdiri beku*es batu kali beku* akibat tatapan dingin Sasuke.

"Salam kenal, aku Uchiha Sasuke." Seru Sasuke sambil mengulurkan tangan putihnya membuat Naruto sedikit gugup.

"Salam kenal juga, aku Uzumaki Naruto." Balas Naruto sambil membalas uluran tangan Sasuke. 'eh? Uchiha Sasuke? Sasuke?' batin Naruto menyadari bahwa orang itu yang baru saja di bicarakan oleh Sai. "Senpai? Apa dia Si Sasuke itu?" Tanya Naruto sedikit berbisik pada Sai.

"Ya, begitulah, hati-hati terhadapnya, dia itu orang yang dingin." Ucap Sai membuat Naruto sedikit ketakutan. Sasuke hanya bisa mendengus kesal mendengar pernyataan yang di ucapkan Sai.

"Huh."

"Ahahahaha, ayolah Sasuke aku Cuma bercanda, ga' usah sekesal itu kan?" Seru Sai sedikit garing.*makanan kali garing*

"Huh, terserah." Balas Sasuke, "Aku pergi dulu, sampai jumpa."lanjutnya sambil berjalan menuju pintu kamar.

"Be-benar-benar dingin." Ucap Naruto setelah Sasuke menghilang dari pandangannya.

Sementara itu Sasuke

"Oh, jadi itu Naruto yang sering di bicarakan Sai ya?" Ucap Sasuke pada dirinya sendiri sambil berjalan di koridor asrama.

TO BE CONTINUED

Wawancara exclusive

Naruto : Uchy-san kenapa aku jadi OOC kayak gini sich? *mandang Hinata yang lagi main sinetron di dalem tipi*

Uchy : Emangnya napa? Loe khan dah gue bayar Naru, kalo loe mo protes loe bakal gue jual. *mandang Naruto tajam*. Ayo ada yang mo beli Naru-chan? Cuma 5 M kok *teriak pake toa mesjid*

Sasuke : Gue, gue, gue *ngancungin tangan kayak anak SD*

Uchy : Okeee, Naru-chan terjual dengan harga 5 M. (tok tok) *teriak dah kayak hakim lelang*. Naru, sana layanin si Sasgay *di tabok Sasuke* pakai service yang oke ya~

Sasuke : Come here my Honey *lari lebay ke arah Naru*

Naruto jadi Sweetdrop

Naruto : Tidaaaaaaaaaaaaaak, toloooong ada RAPEEEEER! *lari jauhin Sasgay eh maksudnya SasUke* *di tabok kedua kalinya ma Sasuke*

*tepar*

Huwaaa~ akhirnya chapy satu dari fic pertama yang Uchy pengen publishin selesai juga, moga-moga para pembaca bisa enjoy menikmati fic gaje ini.

Fic ini aku buat special buat Kurruku*nama asli loh* yang lagi da di kampong, trus special thanks buat Fuuyuki-chan yang udah dukung saya.

Akhir kata… Review please! ^^ Flame juga boleh kok~ *ngedipin mata ke readers*