Seorang pria berkulit tan meringis kesakitan begitu ia berada di sebuah tempat remang-remang. Seluruh tubuhnya terasa sakit karena terlalu banyak di gerakan. Seiring dengan ringisan tersebut seorang pria dengan kulit –terlalu- putih memandadnginya dengan tatapan khawatir. Meskipun ia sangat khawatir ia tetap mejaga jaraknya dengan pria berkulit tan tersebut. Oh Sehun, ya Oh Sehun lah nama laki-laki berkulit –terlalu- putih tersebut sedangkan pria yang dikhawatirkan olehnya adalah Kim Jongin atau dikenal dengan Kai.
Seseorang menepuk bahu Sehun, dengan refleks Sehun menolehkan wajahnya dan menemukan Junmyeon atau yang lebih dikenal dengan nama Suho beridiri di belakangnya. "Kalau kau menghkawatirkannya cepat datangi, kasian dia"
Sehun mendengus ia memperhatikan Jongin yang sudah berbelok menuju ruang gantinya lalu menatap Suho. "Memang hyung tidak khawatir?"
Pertanyaan polos Sehun membuat Suho tergelak, ia mengacak rambut Sehun yang setengah basah. "Kami semua khawatir padanya, tapi aku yakin kau lah yang paling khawatir sekarang, jadi – Hey! Ya! Aku belum selesai!"
Sehun tidak mempedulikan teriakan hyungnya dan terus berlari menuju ruang ganti milik Kai. Begitu ia sampai di depannya ia mengambil nafas dalam-dalam dan mengetuk pintu (meski sebenarnya tidak perlu karena itu ruang ganti mereka berdua).
"Ya? Masuk saja" Suara bass dari dalam ruang tersebut membuat degup jantung Sehun menjadi liar. Dengan hati hati dia menarik gagang pintu kebawah lalu mendorong pintunya pelan-pelan.
"Jongin hyung?" Panggil Sehun ragu. Kepalanya ada dicelah pintu yang terbuka sedangkan bagian lainnya masih berad di luar ruangan ganti.
Kai yang sudah mengganti bajunya dengan kaos hitam polos dan celana jeans yang tidak ketat menengok ke arah pintu, ia terkekeh kecil melihat kelakuan Sehun-nya. "Ada apa Hunna? Kenapa kau diam disitu? Tidak mau ganti baju?"
Sehun akhirnya memasuki ruang ganti lalu menutup pintu sambil menggigit bibirnya. Ia memainkan ujung bajunya sambil menunduk.
Kai yang heran melihat Sehun diam saja mendekatkan dirinya pada Sehun lalu menempelkan punggung tangannya pada kening Sehun. "Tidak demam, kau kenapa hm?"
Sehun menggeleng cepat sebelum mengambil baju gantinya dan masuk ke kamar mandi yang sudah disediakan, meninggalkan Kai dengan berbagai macam spsifikulasi tentang kekasihnya.
Sedangkan di dalam kamar mandi Sehun merutuki dirinya sendiri.
'Astaga Sehun! Dia itu kekasihmu kenapa menanyakan 'Hyung, dimana yang sakit?' saja susahnya minta ampun'.
Sehun terus merutuki dirinya sambil menenangkan diri di bawah shower tanpa terasa waktu berjalan sampai Kai mengetuk pintu kamar mandinya.
"Hunna, apa kau belum selesai juga? Mau ditinggal hah?"
Sehun langsung tersadar lalu mematikan shower, mengeringkan dirinya lalu keluar dengan pakaian yang lengkap.
"Kau ini mandi lama sekali, seperti perempuan saja" Kai mengatakan kalimat itu dengan nada bercanda dan langsung mendapat pukulan yang lumayan keras di bahunya membuatnya meringis kesakitan.
'Ya! Sehun-ah kau bodoh sekali sudah tau Jongin hyung sedang sakit malah kau pukul, aish'
Sehun memegang bahu Kai lalu mengucapkan maaf berkali-kali. "Ah hyung maaf, aku lupa, astaga maafkan aku, maaf maaf maaf"
Meski dengan rasa sakit yang menjalar di bahunya ia tetap terkekeh sambil mengusak rambut Sehun karena kelakuan Sehun yang menurutnya menggemaskan. "Sudah, tidak apa-apa kok"
Tapi memang pada dasarnya Sehun keras kepala ia terus mengungkapkan kat maaf dengan wajah bersalah.
"Aku akan menjaga hyung sampai semua cideranya hilang!" Ucap Sehun sambil menatap mata Kai. Kai balik menatap Sehun lalu dengan perlahan ia mendekatkan wajahnya dan menarik tengkuk Sehun. Sehun yang mengerti apa yang dilakukan Kai memejamkan matanya, pipinya merona.
Dengan perlahan Kai mencium bibir tipis milik Sehun, awalnya hanya sentuhan tapi lama-lama bibir Kai bermain-main dengan bibir Sehun dan melumat bibir tipis milik Sehun. Tanpa diduga Sehun mendorong tubuh Kai, lalu berteriak "Jongin hyung perv!"
"Ya maknae! Cepat keluar" Teriak sang leader dari luar ruangan sambil menggedor pintu.
Sehun dengan wajah merona keluar dari ruang ganti meninggalkan Kai dengan kekehan kecilnya.
