Disclaimer: Kingdom Hearts © Square Enix

Warning: AU, OOC sesuai kebutuhan, Oneshot Drabble.


A Kingdom Hearts Drabble Fanfiction

story by Ugya-kun Upaupa

Dream


"Udah lama gak ketemu," suara feminim itu berbicara kepadaku. Aku menoleh kecil padanya yang berjalan mendekatiku.

Ah, iya. aku sedang berada di Departement Store.

"Aku tadi datang bareng, Xion." Kairi menarik tanganku setelah ia berbicara seperti itu. Aku pun berusaha melepas genggaman tangannya dari pergelangan tangan kiriku. Kairi mendengus.

"Oh? Begitu?" responku terhadap informasi yang sebenarnya tidak terlalu aku butuhkan.

Kami kemudian berjalan di antara keramaian. Sebenarnya aku hanya mengikuti Kairi saja karena tujuan kami adalah menuju ke tempat Xion. Kairi bertugas mencariku ke toko buku di departement store ini. Atau begitulah pesan dari Xion berkata.

"Jadi..." Jeda pendek ada di perkataan Kairi. "Xion pacaran sama Riku, ya?"

Aku hanya mengangguk.

"Ngomong-ngomong Xion membawa Riku. Jadi kurasa acara jalan-jalan kita akan jadi sedikit lebih ramai."

Aku kembali mengangguk. Setelah itu Namine mengoceh. Entah apa yang diocehkannya aku tidak begitu peduli. Aku hanya menatap ke depan melihat orang-orang yang berlalu di dekat kami.

Ketika aku mengedarkan pandanganku, aku menangkap sosok Xion yang dari kejauhan. Ia seperitnya sedang asik bercanda bersama Riku. Aku juga melihat salah satu sosok yang tidak kukenal berada bersama mereka.

"Lihat itu mereka!" Kairi menarik-narik lengan bajuku dan telunjukknya mengarah ke tempat Xion dan Riku berada.

Kemudian terbesit akal di kepalaku untuk menggoda Riku dan Xion. lebih tepatnya untuk Riku. Aku pun mengendapkan kakiku berharap aku kehadiranku tidak diketahui oleh mereka.

Namun langkahku tiba-tiba saja menjadi agak berat. Tapi aku masih berusaha melangkah. Kairi yang berada di belakangku karena kutinggalkan kemudian menyusulku dan memegang erat lenganku.

"Aku juga kenal Namine, lho, Van!" katanya dengan senyum yang kemudian menghiasi bibirnya.

Langkahku tiba-tiba menjadi lebih berat lagi. Pegangan erat Kairi pada lenganku membuatku terpaksa menghentikan langkahku menuju ke tempat Xion.

Aku berniat melepaskan pegangan tangannya. Tapi tubuhku tidak mengikuti perintahku. Tangan kiriku diam dan mengabaikan perintahku.

"Apa yang kau tahu soal Namine? Gak usah sok tahu." Tiba-tiba dua kalimat terlantun tanpa kupikir sebelumnya.

Kairi semakin mengeratkan pegangannya pada lengan kananku. Tangan satunya juga kemudian memegang erat lenganku.

"Kumohon jangan kesana dulu," lirih Kairi. ketika aku melihatnya, raut wajahnya terlihat tidak begitu menyenangkan.

Aku pun berusaha untuk melepaskan genggaman tangannya itu terlebih dahulu. Jadi aku menghentakkan lengan kananku.


"Hn?"

Mataku perlahan membuka. Suatu kenyataan baru saja memasuki pikiranku.

"Hanya mimpi?"

Aku mengusap mataku perlahan. Kuraih ponsel yang tergeletak di nakasku dengan posisi yang masih tiduran. Pukul lima lebih lima belas menit. Masih pagi sekali.

Tapi itu termasuk mimpi yang seru. Mengapa harus berhenti dan aku harus terbangun? Apa hentakan lenganku terlalu kuat hingga aku mengigau?

Aku pun menenggelamkan diriku ke kehangatan kasur dan bantal. Guling juga berada di pelukanku lagi. Tubuhku kubiarkan tertutupi selimut. Kupejamkan kembali mataku, berharap aku bisa melanjutkan mimpi tadi.


"Mengapa aku tidak bisa mengontrol mimpi ini semauku?"


A/N: Ini terlalu random, ya? Yah, untuk entri Nulis Random 2015 juga sih. Ini sudah yang ke-14.

Dan aku kembali ke fandom ini! Walaupun dengan fanfik singkat sekali. Tapi tenang aja, aku udah mulai punya MC baru buat KH. :3

Last, maaf kalau ada hal yang kurang berkenan di fanfiksi ini. Terima kasih sudah mau membaca ini. Mind to review? :))