Cast: Do Kyungsoo, Kim Kai,etc
Authour : Ziasarang53
Pairing: KaiSoo,etc
Rated :T
Genre: Angst, Romance
"Sudahlah… kamu tidak akan mengerti!"
"memang aku tak mengerti. Karna kamu juga tak akan mengerti diriku."
"aku selalu mencoba untuk mengerti, memberikan semua yang kamu inginkan tapi…apa ini balasan mu untukku hah?!"
"aku ingin kita bercerai!"
"cerai?Itu yang kamu inginkan hah?aku akan kabulkan keinginan mu!"
"baiklah! Aku sudah tidak tahan dengan kehidupan seperti ini!Lebih baik aku berpisah dengan pria bajingan seperti dirimu!"
"HAH!APA KAU BILANG PRIA BAJINGAN?KENAPA KAU MAU SAJA MENIKAH DENGAN PRIA BAJINGAN SEPERTI KU HAH?WANITA JALANG!"
"KARNA KAU SANGAT KAYA! TAPI ITU DULU SEKARANG TIDAK."
"JADI SELAMA INI KAU MENGINCAR HARTA KU SAJA HAH?"
"TAPI WANITA MANA PULA YANG INGIN MENIKAHI ORANG KAYA TAPI HASIL KORUPSI"
PRANG!PRANG!PRANG!
"YA!TUAN DO! JANGAN PECAHKAN BARANG –BARANGKU!"
"BARANG2 MU? KAU MEMBELI INI SEMUA MENGGUNAKAN UANG SIAPA HAH?"
"…."
"TAK BISA MENJAWAB HM? DASAR WANITA JALANG!AKU AKAN MEMBERIKAN SURAT CERAI ESOK. KITA AKAN BERPISAH SECEPAT MUNGKIN"
BRAK!
Bantingan pintu yang keras sekaligus pecahan guci2 kesayangan milik nyonya Do hancur lebur dan itu adalah cara untuk menghentikan 'perbincangan' mereka yang terlalu panas. Tidak memikirkan persaan seseorang yang sedang menangis dibawah ranjang dan dengan menutupi telinga adik kesayangannya itu spaya tidak mendengar 'perbincangan panas' yang kedua orang tuanyalakukan hampir setiap hari. Sebenarnya dirinya dan juga adiknya sudah tidak tahan tinggal dirumah yang megah bak istana dinegri dongeng tersebut. Ketika melewati pintu utama saja suasana sudah mencekam seperti rumah kosong yang sudah tak berpenghuni. Tak ada suasana hangat seperti dulu kala semenjak kedua orang tuanya melakuakn hal-hal yang membuat mereka bertangkar setiap hari. Pertengkaran yang berujung dengan kata-kata 'aku tunggu dipengadilan' atau 'besok ku bawa surat cerai dan kau harus datang kepengadilan'. Mereka tidak memikirkan perbuatan mereka yang setiap hari dilakukan didepan anaknya atau didalam kamar-yang sama saja terdengar- akan menghancurkan mental anak mereka dan membuat mereka menjadi pribadi yang penyendiri. Mereka sempat berpkir akan meninggalkan rumah, tetapi seketika diurungkan niatnya ketika melihat ibu dan ayahnya sama-sama menangis ditempat berbeda. Ditambah adiknya yang sering menanyakan kenapa orang tua mereka selalu melempar sesuatu dan dirinya yang harus membersihkan bekas 'pertarungan' mereka. Neneknya selalu menawarkan diri untuk mengurus dirinya dan adiknya tapi ditentang oleh kedua orang tuanya. Ia bahkan menyimpulkan menjadi orang yang kaya tidak menjamin akan membuat kita bahagia.
.
.
.
-beberapa hari kemudian….
Ternyata omongan ayahnya kemarin tidak main-main lagi. Ia tiba dirumah rumah dalam keadaan berantakan dan membawa amplop coklat yang besar.
"datanglah besok"
"tentu saja"
Bagai disambar petir bujuta-juta volt, bocah tersebut benar-benar takut hal ini akan terjadi. Percakapan yang singkat bukan sangat singkat malah, membuat dirinya seketika kaku tidak bisa berucap apa-apa. Sampai pada akhirnya ia mendengar isakan seorang wanita,seketika ia mingintip dibalik tembok dapur. Wanita itu, wanita itu adalah ibunya. Ibunya sedang menangis, menangis sambil memegang isi dari amplop yang diberi oleh ayahnya tuanya tidak ada yang mau mengalah,mereka semua keras kepala. Tapi pada akhirnya mereka akan menangis, menagisi perbuatan yang mereka lakukan masing-masing.
#SKIP TIME~~
Hari yang tak ingin terjadipun akhirnya tiba, ibunya sudah memberitahuku. Meskipun ibunya tidak memberitaunya, ia tetap mengetahui. Melihat ibunya didepan cermin dengan mata yang membengkak dan juga kantung mata yang menghitam. Ia tetap tersenyum kepada dirinya. Senyumannya seakan mengiris hatinya, mengirisnya dengan benda yang lebih tajam dari pada pisau yang sudah diasah.
"sudah siap?"
"appa eodiga?"
"dia sudah menunggu kita disana, dimana adikmu ?" ucapnya dengan nada dingin
"kamar…"
"aigooo… kenapa masih dikamar? "
Terlalu sakit ketika melihat ibunya masih bersikap dingin kepadanya dan akan menghangat ketika berada disisi adiknya. Dirinya seperti tidak dianggap.
Setelah tigapuluh menit lamanya didalam mobil dalam keadaan yang sangat hening, akhirnya dirinya telah tiba disebuah gedung. Gedung yang akan menjadi saksi berpisahnya kedua orang tuanya.
"kalian duduk disini bersama halmoni ne… jangan nakal eoh!"
"eomma…"
"hanbin! eomma tidak pergi… eomma hanya duduk didepan kalian saja. Eommeoni jaga hanbin dan juga kyungsoo"
"baiklah.. tapi kamu benar-benar akan melakukan ini?"
"keputusan ku sudah bulat eomma. Maafkan aku eommeoni.. hiks…hiks"
"hey.. jangan menangis oke,kalau ini jalan yang terbaik lakukanlah.."
"ne eomma…"
Hampir satu jam lamanya menungu keputusan yang dari orang yang sedang duduk dibelakang meja hijau tersebut. Setelah memberi pertanyaan kepada yang bersangkutan, akhirnya mereka resmi bercerai. Tetapi masalah masalah hak asuh anak masih dipertanyakan. Akankah salah satu dari kedua orang tuanya mau mengasuh bocah yang duduk disamping neneknya?.
"baiklah tuan Do dan nyonyaShin apakah ada dari kalian yang ingin menanyakan hak asuh." Intruksi seseorang yang didepan mereka
"nyonya Shin?"
"aku ingin hak asuh hanbin kepada diriku."
"tidak. Hak asuh hanbin harus diberikan kepadaku"
"kau pasti akan menelantarkannya bukan?"
"itu tidak akan terjadi. Hanbin adalah pewaris tunggal- "
"pewaris tunggal apa? perusahaan? Bukankah perusahaan mu sudah bangkrut karna telah tertangkap kau korupsi?" ujarnya dengan nada meremehkan
"KAU!"
Suasana dipengadilan kembali menjadi ricuh akibat umpatan yang tuan Do berikan kepada –mantan-istrinya. Nyonya Shin hanya duduk manis sambil menahan air mata yang sudah menumpuk diujung matanya. Orang-ornag yang berjaga pun akhirnya bisa meredam amarah dari tuan Do. Orang-orang yang menyaksikan pun ikut menghentikan tuan Do dan menenangkan nyonya Shin. Wanita paruh baya disamping bocah yang bernama kyunsoo pun sedikit terisak dan mulai ditenagkan oleh wanita seumurannya. Sedangkan bocah tersebut dengan setia menutup telinga dan juga memluk adik tersayangnya supaya tidak mendengar teriakan ayahnya itu yang menggila.
"Ehem!"Suara deheman yang sangat keras mengintupsi kegiatan yang tersaji
" jadi, karna tuan Do akan terlibat urusan dengan polisi jadi tak mungkin dia mengasuh anak. hak asuh hanbin dan juga kyungsoo berada ditangan nyonya Shin. Baiklah kita akh-"
" tidak! Aku hanya menginginkan hak asuh Hanbin yang berada ditangan ku bukan beserta kyungsoo" sergah nyonya Shin dengan nada ketidak sukaannya tersebut. mendengar hal tersebut kyungsoo yang sedang menengakan adik tersayangnya langsung terdiam kaku. Mencoba mencerna kata-kata ibunya yang diucapkan secara lantang tersebut.
" tapi nyonya Shin, anda adalah ibu kandung kyunsoo dan hak as-"
"pokoknya saya tidak mau!"
"lalu kyungsoo akan dikemanakan?" itu bukan suara hakim tapi itu adalah suara – mantan- suaminya tak kalah lantang
" ungsikan saja dipanti asuhan beres kan?
" Kau gila Shin Mi Ah" bukan suara –mantan- suaminya tetapi itu adalah suara –mantan- ibu mertuanya.
Kyungsoo akan diungsikan? Bukankah secara tidak langsung kyungsoo dibuang oleh ibunya. Mimik mukanya berubah menjadi tegang bahkan kyungsoo mati-matian berusaha supaya tidak menangis didepan semua orang terutama Hanbin.
" baiklah, aku akan mengurus kyungsoo hingga akhir hayatku dan jangan pernah kalian mengganggu kehidupan ku bersama kyungsoo bawalah hnbin bersama mu Shin Min Ah" itu neneknya. Neneknya sedang membela kyungsoo. Itu membuat hati kyungsoo menjadi lega karena ada yang mau menampung dirinya tetapi apakah dia bisa hidup tanpa hanbin dan apakah hanbin adik kesayangannya itu bisa jauh darinya. Itu membuat hatinya yang tadi sedang terbang menjadi jatuh kedalam lubang yang sangat dalam, ia tidak bisa hidup tanpa adik kesayangannya itu.
" andwaee! Bin ingin belsama soo nonna.. andwaee! Huwa… pokonya hanbin ingin belsama soo nuna.. halmoni Bin ingin nuna…" suara tangis hanbin pun pecah karna ia tidak terima ucapan sang nenek yang hanya menyebut nunanya saja tidak bersama dirinya.
"hssttt.. bin nuna disini… uljima ne…hiks kalau bin nangis nuna jadi ikutan sedih uljima nee…"
"tapi.. bin ingin sama nuna.. hiks"
"kan bin bisa ngunjungin nuna dirumah halmoni"
"gak mau.. pokoknya bin mau sama nuna titik."
Hanbin yang masih menangis dipangkuan kyungsoo pun semakin menjadi. Kyungsoo hanya bisa memohon kepada neneknya supaya hanbin bisa tinggal bersamanya.
"aku juga ingin cucu bungsu ku tinggal bersama saya dan juga kyungsoo"
"bukankah hak asuh hanbin sudah ada ditangan nyonya Shin?" ujar seseorang yang berada disana
"bukankah itu bisa dipindah? Jikalau Do Hanbin & Do Kyungsoo tinggal bersama nyonya Shin aku tidak keberatan. Tapi jika hanya satu dari mereka aku sangat keberatan. Aku tidak terima penolakan. Kajja kyungsoo kita pulang." Kyungsoo hanya mengangguk pasrah sambil menggendong hanbin yang masih menangis.
"baiklah saudara-saudara hak asuh Do Kyungsoo dan Do Hanbin kini jatuh pada ibunda nyonya Shin Min Ah. Sindang kami tutup."
"tapi bukankan-"
"bukankah kau sudah dengar apa yang tadi ibumu sampaikna Nyonya Shin?." Dia hanya bisa mengerang frustasi karna gagal mendapatkan hanbin.
"rasakan itu" suara yang terdengar lirih dan sangat meremehkan membuat dirinya benar-benar frustasi.
Diluar gedung pengadilan wanita paruh baya itu menarik kyungsoo-dan hanbin- untuk menjauh dari gedung tersebut. wanita itu memberhentikan taksi dan masuk dengan tergesa-gesa. Didalam taksi wanita itu masih terisak, hanbin yang terganggu dengan suara isakan dari sang nenek pun akhirnya menceramahi sang nenek.
"halmoni, uljima.. halmoni membuat bin sedih" ujarnya sambil mempoutkan bibir mungilnya.
"arraseo.. arraseo halmoni tidak menangis… jadi hanbin jangan sedih ne…"
"ne.. halmoni bin akan tinggal bersama halmoni dan juga soo nuna?"
"hmm, kau senang?"
"neee!" ujarnya dengan semangat dibalas dengan kekehan halus dari orang yang lebih tua darinya.
Kyungsoo memikirkan apa yang akan terjadi esok hari. Akan kah dia dan adiknya baik-baik saja? Tapi bukankah ada neneknya? dia harus bisa melupakan kejadian tadi dan berpikir 'aku akan memulainya dari awal… semua akan baik-baik saja…tapi akankah dia bisa melupakan kejadian tersebut?'
"nonna…" terdengar rengekan khas anak kecil yang menyapa telinga kyungsoo
" wae?" kyungsso pun membalas rengekan adiknya dengan meniru suara yang sering adiknya buat itu
"aish.. nonna jangan mengikuti cara bicara ku.. ugh"
"baiklah"
"nonna.. nonna wajah nonna gak boleh ditekuk ne.. kalau wajah nonna ditekuk Bin akan marah dan kalau nonna menangis Bin akan memukul orang yang membuat nonna menangis seperti ini hiaattt cha cha buagh" yang dibicarakannya hanya bisa tersenyum simpul melihat adik kesayangannya itu.
"halmoni kaan kita sampai?"
"sebentar lagi.."
"ajjushiii… jalan yang cepat ne.. Bin akan kerumah halmonii…."
"nee…."
TBC
Helloo.. salam kenal dari saya...
ini mungkin ff pertama ku yang dipublish disini... dan ntah kenapa aku nulis ini ff
so, mohon bantuannya... semoga ff ini bisa diterima oleh kalian semua...
RnR pleasee :D
