[HUNKAI SAD] Video

Video

#####

"Hai Sehun"

Sehun hanya menatapnya rindu. Suara lembut yang begitu ia rindukan, akhirnya kembali menyapanya.

Jongin duduk diam sambil tersenyum hangat, seakan menunggu sapaannya dibalas oleh Sehun.

"H-hai Jongin." Ingin sekali Sehun meneriaki bahwa ia merindukan sosok itu, tapi yang keluar hanya balasan . Sehun terlalu terpaku senyum indah itu.

"Apa kabarmu? Kau hidup dengan baikkan? Karena kau harus melakukannya." Jongin tertawa kecil mengatakan itu. Tapi disisi lain Sehun yang kembali terenyuh sakit.

Jongin-nya biasanya begitu indah terlihat layu disana. Hanya berbaring dengan tubuh kurusnya. Kulit lembut cokelatnya terlihat pucat. Wajahnya biasanya begitu menggemaskan terlihat tirus dengan raut lelah.

Lalu bagaimana bisa Jongin-nya masih begitu perduli dengan keadaan Sehun jika keadaannya sendiri lebih penting dan butuh diperhatikan ?

"Aku baik-baik saja." Sehun berusaha menahan pandangannya yang mulai kabur terdesak air mata yang ingin segera mengalir.

Ia sungguh tidak sedang baik-baik saja. Sama seperti dulu, Sehun masih tepat merasa sakit.

"Kau tidak menangis kan? Ingatlah bahwa laki-laki-ku tidak boleh menangis."

Sehun ingin sekali membalas bahwa bagaimana ia tidak menangis jika sang tercinta sendiri kini sudah mulai berlinang air mata.

"Maafkan aku Sehun." suara serak isakan Jongin terdengar.

"Bukan salahmu sayang." Sehun mengepalkan tangannya disamping, berharap ia bisa menghapus air mata berharga Jongin.

"Sekarang kau sudah tau bukan kenapa aku tidak ada di ulang tahunmu kemarin dan aku tidak ada di ulangtahunmu selanjutnya, tidak akan."

"Aku mengerti sayang . Jangan menjelaskannya lagi. Aku yang bersalah disini." Sehun bersedia mengaku ia manusia paling bodoh di dunia hanya untuk Jongin.

"Jangan membenciku. Ku mohon." isak Jongin semakin jelas terdengar.
"Jangan membenciku karena aku berbohong padamu. Jangan membenciku karena aku mengingkari janji kita."
"Jangan menyesal bertemu denganku. Jangan menyesal berbagi hari denganku. Jangan Sehun."

"Kau anugerah untukku." Sehun terpaksa membiarkan air matanya mengalir. Ia tidak bisa menahan luapan sedihnya lagi.

"Terimakasih sudah mau mencintaiku. Aku bahagia Tuhan berbaik hati mempertemukan kita." Jongin sedang berusaha tersenyum dengan wajah basahnya.

"Sehun, aku mengandungnya tiga bulan saat ulang tahunmu kemarin. Aku tidak akan meragukan bahwa kau akan menjadi ayah yang baik. Kau akan menjaganya seperti kau menjagaku."

Sehun mengangguk patuh akan ucapan Jongin. Tangannya beralih memeluk buah hatinya yang terlelap.

"Sehun, katakan padanya bahwa aku mencintainya. Ibunya ini mencintainya sepenuh hati. Mohonkan maaf untukku karena tidak bisa melihatnya tumbuh, tidak bisa menemaninya dewasa."

"Kau dengar itu sayang. Ibumu mencintaimu. Tumbuh besar dengan baik dan buat ibumu bangga memperjuangkanmu." Sehun membelai rambut halus bayinya dengan Jongin. Ia sudah tidak perduli berapa banyak air matanya mengalir.

"Sehun, aku mempertahankan untukmu, dia hal terakhir dariku untukmu." Jongin mengusap lalu memeluk perutnya yang besar, itu bulan ke tujuh ia hamil. "Aku lebih memilih memperjuangkannya. Aku merasa aku akan tetap pergi meski aku mendapat donor hati baru."

Sehun mengamati Jongin, perih. Seharusnya ia menemani Jongin di masa-masa sulit seperti itu. Ia sungguh menyesal telah menjadi berengsek yang bahkan tidak mau mendengar kabar tentangnya.

"Sehun. Aku juga tidak yakin bisa bertemu denganmu lagi." Jongin diam sebentar sambil seolah menatap manik mata Sehun. "Jadi aku berpikir untuk membuat ini sebelum pergi."
"Aku mencintaimu."

"Aku juga Jongin." Sehun ingin meraung keras tapi ia tau itu percuma, yang ia lakukan hanya mendekap lebih hangat bayinya.

"Aku pamit pergi Sehun. Jangan lupa katakan pada anak kita, aku mencintainya sama seperti aku mencintaimu."

Jongin tersenyum lembut, sama indahnya dengan senyum malaikat. Tangan setia mengusap sayang perut hamilnya itu, sebelum melambai pelan ke arah Sehun.

Dan gelap. Berhenti setelah senyum Jongin menghilang.
Video yang diambil 8bulan lalu itu sudah berhenti.
Hanya tinggal Sehun dengan tangisnya juga dekap hangat untuk bayinya.

###