The Smile of Pain

Chapter 1

Sumarry: Pain sang pemimpin Akatsuki tidak pernah tersenyum, apalagi tertawa. Konan sebagai pairing-nya akhirnya gemas juga. Bersama member Akatsuki yang lain, dia coba membuat pemimpin tercinta mereka tertawa.

Disclaimer : 100% Masashi Kishimoto-sensei 4ever !

: Diri saya sendiri. Kenapa? Ehm,cerita ini terinspirasi dari kehidupan saya sebagai siswa yang paling jarang tertawa di kelas. Itu menurut teman-teman dan sensei-sensei saya sich...

Dia duduk di lidah sebuah patung kepala yang entah apa namanya, seakan menggantung di pertengahan sebuah menara besi di desa yang nyaris selalu diguyur hujan sehingga daratannya tidak terlihat. Mata patung itu memiliki corak iris seperti obat nyamuk bakar, sama dengan corak iris manusia setengah dewa yang akan kita intip kehidupannya.

Rambut pirang oranye-nya berkibar diterpa angin sepoi-sepoi. Mata ungunya menyala seperti kucing mengincar tikus. Jubah hitam legam bergambar awan merah ikut berkibar sedikit.

"Pain"panggil suara paling feminin yang pernah didengarnya. Yang dipanggil hanya menoleh. Tampak olehnya seorang gadis berambut biru dengan bunga mawar kertas di kepalanya. "Kukira akan ada rapat besok"katanya mengingatkan.

"Ya"jawab Pain pendek lalu bangkit. "Katakan pada Zetsu untuk mengumpulkan semua anggota"perintahnya dingin. Konan mengangguk.

Memang sih,sudah beberapa bulan ini Akatsuki nganggur. Beberapa diantara mereka pergi ke penjuru-penjuru desa, bersilaturahim dengan teman-teman dan kerabat mereka dan saling bermaaf-maafan(?)

"Cih,Pain ini. Sekarang abad 21 gitu loh...masa aku harus keliling dunia cuma buat nyari delapan berandalan desa yang entah dimana batang hidungnya?" Gumam Konan. Dia lantas mengambil handphone-nya.

'Oi, para Akatsuki. Akan ada rapat besok, tepat pukul 10 pagi di Amegakure. Tenang, penjagaan sudah diperlonggar. Semua member harus ikut, ini perintah Reida-san. Kalau absen, Pain akan membunuhmu TIGA KALI'

Konan menulis di layar handphone-nya dan mengirim...

-Uchiha Keriput...Send successed

-Orang Setengah Hiu...Send successed

-Si Gila Duit...Send successed

-Tobi si Anak Baik...Send successed

-Si Gila Ledakan...Send successed

-Pasir Merah...Send successed

-Pemakan Lalat Hitam-Putih...Send successed

-Tukang Cabut Nyawa...Send successed

(Eh, kenapa nama samaran semua? Biasa, Konan senang dengan itu. Tapi tentu itu hanya sebatas nama kontak di HP).

Lima menit kemudian, pesan demi pesan muncul di layar hp-nya.

-Uchiha Keriput: 'Yosh'

-Orang Setengah Hiu: 'Baiklah, Konan-san'

-Si Gila Duit: 'Haraptunggukaloguetelatya, guelagidiTakigakurepulang kampung, ntarkesitunyajalankakibiarhemat $_$'

-Tobi si Anak Baik: 'Okeh, siappp banggetttsss Konan-senpai !'

-Si Gila Ledakan: 'Kuharap Amegakure suka seni,hmmm!'

-Pasir Merah: 'Iya'

-Pemakan Lalat Hitam-Putih: 'Besok? Sekarang aja kami bisa'

-Tukang Cabut Nyawa: 'terSEraH DeH p4In maw bunuh gw ber4p4 kali, gw gx bakalan K. .Tapi b4iklah'

Konan membalas pada beberapa pengirim.

-Si Gila Duit: 'Kenapa lo mbalesnya tulisannya digandeng gitu?'

-Pemakan Lalat Hitam-Putih: 'Besok'

-Tukang Cabut Nyawa: 'Lo kena Chibaku Tensei baru tau rasa'

Beberapa menit kemudian...

-Si Gila Duit: 'Lhainikanbiarhematruangsms, haha $_$'

-Pemakan Lalat Hitam-Putih: 'Oke deh'

-Tukang Cabut Nyawa: 'Iy4 deh iy4'

Keesokan harinya

"Masih pendek aja lo, Dei" ledek Hidan. "Berisik-un! Memang apa untungnya punya tubuh tinggi? Tubuh proporsional itu adalah yang terbaik untuk seorang seniman-hmm!" Sambutnya dengan suara khasnya.

"Tobi setuju sama Deidara-senpai!" Mendadak manusia bertopeng lolipop ikut nimbrung. Deidara hanya menatapnya malas. Yah, ketemu sama permen karet lagi nih. Nempel gak bakal bisa lepas.

Tobi mengamati tangan seniornya. "Senpai,senpai selama liburan udah nikah ya?" Selidiknya. "Hah?! Apa maksudmu, baka?!" Protes Deidara. "Nih!" Tobi menunjukkan jari Deidara yang sudah dihiasi cincin dengan kanji 'hijau'.

"BAKA! LO KAYA BARU LAHIR KEMARIN AJA! INI CINCIN AKATSUKI GUE !" Seru Deidara. Kali ini tidak hanya mulut aslinya yang bicara, mulut di kedua tangannya-pun ikut bicara.

"Ooohhh..." hanya itu yang keluar dari mulut Tobi.

"Tobi, gue kira pas kita libur lo ndaftar masuk sekolah...kok masih autis gini?" Sambung Sasori. "Tobi ikut sekolah kok, Sasori-senpai"belanya. "Sekolah apa?" Selidik Deidara. "Sekolah anjing".

GUBRAK

"Kuchiyose no Jutsu" suara dingin tiba-tiba membuat suasana jadi dingin.

BOOOFFFFF...! Patung bermata sembilan muncul. Pain langsung melompat ke kepala patung,disusul yang lain pada jari-jarinya.

"Hari ini" Pain buka baju. Eh,maksudnya buka suara.

"Kita berkumpul kembali untuk melaksanakan tugas mulia kita, membangun dunia tanpa peperangan dibawah kendali kekuatan dari rasa sakit yang akan menyatukan seluruh umat manusia"jelasnya cepat. Hidan mendadak angkat tangan. Pain hanya meliriknya dengan ekor mata. "Hmm?"

"Lo nggak kenal titik sama koma ya? Ngomong gak bisa direm gitu" cerocosnya seperti guru pada murid yang lancang. Mata sang Reida melebar. Semua (kecuali Tobi) sudah hafal bahasa isyarat ini. Bahaya nomer satu di rapat organisasi.

"SHINRA TENSEI !"

BRAKKK...!Hidan terlempar dari jari Gedomazou tepat mendarat ke balok plastik besar bertuliskan 'Sampah Basah'.

"Kita akan melakukan gerakan yang lebih serius. Namun untuk itu kita harus melakukan beberapa persiapan terlebih dahulu"lanjut Pain.

"Reida-san!"Panggil seseorang bersuara cempreng. Yang dipanggil menoleh. Terlihat olehnya-dan-seluruh-Akatsuki-Tobi melakukan gerakan tarian aneh yang kaku. Dari gerakannya dia terlihat sangat serius. "Maaf, apa yang sedang kau lakukan, Tobi?"Selidik Kisame. "Tobi sedang melakukan perintah Reida-san"jawabnya polos. "Yang mana?" Tabrak Deidara.

"Kan Reida-san bilang kita melakukan gerakan yang lebih serius. Nah ini Tobi lagi memperagakan gerakan itu".

G

U

B

R

A

K

!

"B-A-K-A-!"Seru Deidara sambil melempar sekeping bom C-2 pada rekannya itu. BLAAAAARRRR...!Bom itu meledak hingga Tobi terlempar dan menindih Hidan yang baru berusaha susah payah keluar tong sampah. Akhirnya mereka berdua masuk ke tempat sampah bersama-sama dan engsel tutupnya lepas-tempat sampah langsung tertutup.

"Hahahahaha!"Tawa Kakuzu dan Deidara langsung meledak. Senang kali ya, liat partner kena sial gitu. Tak lama, tawa mereka menular pada Akatsuki yang lain. Kecuali Itachi dan Sasori yang cuma senyum-senyum aja.

Eh, ternyata ada yang nggak ketawa. Readers bisa tebak siapa itu. Pain.

"Baiklah. Rapat saya cukupkan sampai disini saja. Konnichiwa" desisnya lalu menghilang seperti asap. Tawa Akatsuki segera mereda. Konan mengerutkan dahi. Masa sih kejadian seperti itu tidak membuatnya tertawa, bukan, tersenyum kecil saja tidak ! Dia mengelus dagu.

"Semuanya"panggil Konan tiba-tiba. Seluruh perhatian member tertuju padanya sekarang. "Adakah diantara kalian yang pernah melihat Pain tertawa?" Tanyanya dengan wajah serius.

Kedua Zetsu menggeleng. Hidan menggeleng. Kakuzu menggeleng. Itachi menggeleng. Deidara menggeleng. Tobi menggeleng. Kisame bilang "Tidak". Sasori puter kepala 360 derajat. "Kau sendiri?" Selidik Itachi. Konan juga menggeleng. "Setahuku semua orang pernah tertawa. Kenapa dia tidak?" Selidiknya penasaran.

"Kita harus buat Pain-san tertawa"tekadnya.

Tujuh Akatsuki yang mendengar(minus Tobi)jawsdrop berjamaah.

"Maaf, Konan-san. Tapi kedengarannya sedikit mustahil dilakukan" Kisame memberikan pendapat. "Hidan yang lancang saja di-Shinra Tensei" dukung Sasori. "Kita bisa-bisa malah dianggap merepotkan Reida-san" sambung Tobi.

"Hm,aku tahu perasaan kalian. Tapi ingatlah, siapa yang tidak merasa bangga jika dia bisa membuat Pain-san tertawa?"Kata Konan lagi. "Ini kesempatan kita. Aku yakin setelah ini dia akan semakin menyenangkan dalam memimpin organisasi ini"katanya.

Semua Akatsuki hanya terdiam.

"Baiklah"tukas Itachi akhirnya. "Aku juga penasaran melihat wajah Reida-san saat tertawa"lanjutnya. "Gue ikut"sambung Hidan. "Gue juga" susul Deidara dan Sasori bersamaan. "Tobi ikut!Tobi ikut!". "Baiklah, jika Itachi ikut, aku juga akan ikut" Kisame memutuskan. "Kami ikut"Seru Zetsu.

Konan melirik Kakuzu. "Lo nggak ikut?"Selidiknya.

"Biaya pendaftarannya berapa?Kalo mahal gue gak jadi ah".

Akatsuki yang lain(minus Tobi)sweatdrop berjamaah.

"Yosh,minna-san!Kita akan tentukan hal-hal lucu apa saja yang bisa membuat dia tertawa besok!"Seru Konan lain mengangguk-angguk antusias.

-TBC-

Huaaahhh...ini fanfic pertama saya, jadi maklum kalo jelek atau semacamnya. Di chapter selanjutnya kita akan lihat seperti apa usaha Akatsuki untuk membuat pemimpin mereka tertawa. Review please !