" I FOUND YOU! "

NARUTO DISCLAIMER BY MASASHI KISHIMOTO

THIS STORY BY SAITOU NANA'O

RATE : T

GENRE : Friendship and romance

Warning : typo, EYD gak beraturan, cerita yang belum sempurna, DLL

Note : terinspirasi dari sebuah novel yang pernah saya baca. Tapi cerita ini sepenuhnya hasil buatan saya sendiri ^^

Hope you like it minna :) ! Happy reading…

DLDR!

,

,

,

Anak berusia enam tahun itu terlihat asyik bermain dan berbicara dengan bonekanya. Tangan kanannya sibuk mengelus ramput boneka yang tampak kusut. Mulut mungilnya bergerak-gerak seperti meninabobokan anak dalam gendongannya. Dia sama sekali tidak terpengaruh dengan teman-temannya yang tampak berlarian disekitarnya.

"Sakuraaa….!" Suara cempreng seorang anak laki-laki tampaknya telah mengganggunya yang sedang asik.

"Duhhh… kamu ngapain sih teriak-teriak? Berisik tau!"

"Mainin boneka aja dari tadi?! Main sama aku aja yukkk…!" ajak bocah lelaki tersebut.

"Main apa?"

"Uhmm… apa yah? Gimana kalo peta umpet aja?"

"Cuman berdua? Gak seru!"

"Yah terus mau sama siapa lagi?"

Bocah lelaki itu memandang teman sepermainannya ini dengan polosnya, sedangkan gadis kecil itu memancungkan bibirnya dan berpikir sejenak.

"Iya deh aku mau! Tapi kamu yang jadi yah?!"

Gadis cilik bernama Sakura itu berlari semampunya untuk segera mencari tempat persembunyian tapi masih saja belum menemukan tempat yang tepat untuk bersembunyi.

"Sebelas, sepuluh, delapan…."

Hitungan mundur terus diteriakan oleh bocah lelaki yang kepalanya ia sembunyikan dibalik tembok dan kedua tanganya yang menempel ditembok.

"Sudah belom…?!"

"Belom!" Sahut Sakura dari kejauhan.

"Empat, tiga, dua, satu… sudah apa belom? Aku akan mencarimu…" setelah hitungan terakhir diumumkan, langsung saja bocah lelaki itu mencari-cari keberadaan Sakura.

"Duh… lama banget sih? Masa' nyari disini aja dari tadi gak .. . Kamu dimana sih….? "

Sakura mulai gelisah sedari tadi ia belum ditemukan juga, jika ia keluar berarti dia akan kalah.

"Hiks… kamu dimana….?"

-000-

Gadis itu mempercepat larinya, sekali-kali dia melihat kearah jam tangannya. Tangannya berusaha untuk menghapus peluh yang membasahi keningnya.

"Sial! Kurang lima menit lagi! Duh, dasar bis sialan! Ngapain sih harus macet segala…?!" Omelnya disela-sela nafasnya yang satu-satu.

"Tungguuu… stoppp!" Jerit gadis itu saat melihat satpam sekolah hendak menutup gerbang sekolah.

"Kamu lagi… kamu lagi…" gerutu satpam sekolahnya yang tinggi besar berbadan gempal dengan kumis melintang itu, tapak kesal melihat sosok yang sama dan jeritan yang sama disetiap paginya.

"Hehhe, maaf… tadi bisnya macet…" gadis itu berusaha menjelaskan dengan nafas ngos-ngosan dan cengirannya sambil memberikan hormat pada pak satpam.

"Janji deh besok gak telat lagi…" cengir gadis itu sambil mengacungkan dua jarinya keudara.

Wajah sangar satpam tersebut tiidak berubah, meski gadis itu sudah memberikan senyum yang teramat manis. Dengan masih menunjukkan senyum manisnya, akhirnya ia diperbolehkan masuk.

"Hey…. Miss fore-late! Kenapa sih telat terus tiap hari?"

"Bisnya macet, Ino."

"Ya ampun Sakura… Terus. Besok mau alasan apalagi? Lusa, katanya harus ngerawat nenek dulu. Kemaren, katanya ngambil buku lo yang ketinggalan. Sekarang, bisnya macet… lah besok mau alasan apalagi? Lama-lama gue jadi curiga deh sama kelakuan lo yang telat terus tiap hari."

Ino menatap Sakura dengan penuh selidik. Sakura cuman nyengir dan menjitak kepala Ino pelan.

"Otak kamu kayaknya harus dibersihin deh… curigaan mulu jadi orang."

Ino mencibir kesal pada sahabatnya yang setahun yang lalu sempat mengalami kecelakaan sehingga ia sempat mengalami amnesia.

"Sakura…" Ino menyenggol bahu Sakura.

"Apaan sih?"

"Lo tau gak? Hari ini ada murid pindahan dari Suna loh…"

"Terus?"

"Dia cowok. Kata anak-anak sih dia cakepnya bak dewa yang baru turun dari langit… Duh, gak kebayang, sekolah kita bakal kedatengan stok cowok baru. Sayang, tadi gue gak sempet liat wajahnya, dia keburu kekantor kepala sekolah sih."

Sakura hanya menggeleng-gelengkan kepalanya dengan bosan mendengarkan cerita sahabat sepermainannya ini. Ino adalah tipe gadis cerewet, banyak omong dan ceplas-ceplos dalam berbicara. Sedangkan, Sakura sendiri adalah tipikal gadis yang cuek yang tak pernah mau untuk mengurusi hal-hal yang sepele, kecuali ada saatnya dia juga harus turun tangan.

"Lah, apa hubungannya sama aku? Gue gak peduli tuh sama murid baru. Meskipun kegantengannya melebih jagat raya dan alam semesta pun aku gak peduli. Titik."

"Beneran? Gak nyesel tuh?! Awas yah ntar kalo nyesel~" goda Ino sambil sedikit menyenggol-nyenggol lengan Sakura.

"Gak usah rese' deh. Eh, pinjem PR lo yang kemaren donk…" Sakura sadar bahwa hari ini ada pelajaran Orochimaru-sensei, guru Kimia yang terkenal galaknya dijam pertama.

Bel sudah berbunyi sejak 30 menit yang lalu, suasana kelas sudah ramai, tapi Orochimaru-sensei tidak datang juga. Suatu keberuntungan bagi Sakura yang bisa mengerjakan PR dengan santai tanpa harus mengerjakan dengan dikejar anjing tak kala jika guru itu datang.

-000-

Suasana kantin sangat ramai, murid-murid saling berebut untuk sekedar mendapatkan tempat duduk. Kantin, tempat pelampiasan kepenantan setelah seharian menerima berbagai macam pelajaran yang mudah hingga sulit untuk dipahami. Disini mereka bebas, bebas bermain bebas berbicara dan bebas mengekspresikan perasaan mereka. Yah, misalnya acara penembakan calon pacar didepan semua murid-murid yang dikiranya adalah suatu cara yang romantis namun sebenarnya –sangat- norak.

Untungnya, Sakura dan Ino sudah mendapatkan tempat yang strategis untuk mereka duduki dikantin. Ino, masih saja bercerita tentang murid baru yang pindah kesekolah mereka. Lantaran sebegitu penasarannya Ino untuk melihat murid baru itu, ia harus menyogok Sakura terlebih dahulu untuk mau sekedar menemaninya.

"Sakura~ Sakura!" secara sontak, Sakura dan Ino menoleh kesumber suara yang memanggil Sakura. Naruto, cowok III IPA 1, setengah berlari kearahnya. Dan tak lupa juga Sai yang juga teman sekelas Naruto.

"Hy! Sakura, lagi makan yah? Kok gak ngajak-ngajak sih?" Naruto nyelonong duduk disamping Sakura yang kebetulan kursinya kosong. Naruto tersenyum manis pada Sakura.

Tanpa menoleh sekali pun, Sakura balas tersenyum yang tetap dengan ritual makannya. Ino mengernyit heran melihat kelakuan sahabatnya ini. Cowok keren yang notabene'nya adalah salah satu cowok yang paling famous disekolah naksir berat pada Sakura. Namun, karena Sakura lebih suka dengan cowok yang tampangnya mirip pujaan dalam komik yang dibacanya. Sakura tidak terlalu menanggapi Naruto.

"Umm… Sakura, kamu mau coklat nggak?" Naruto menyodorkan sekotak coklat pada Sakura.

Sakura sempat melirik kotak yang diberikan Naruto, namun ia masih saja terus melanjutkan makannya hingga habis. Setelah makanannya habis tak tersisa, Sakura baru meraih kotak tersebut dan membuka isinya, ternyata sebuah coklat-coklat mungil white rocher dengan dilapisi krim-krim gula putih dengan lis coklat yang mengelilinginya.

"Itu buat kamu…"

Naruto menyadarkan Sakura dari lamunannya, "Eh? I-iyah… thanks yah!"

"Ohya, Naruto… gue denger anak yang baru pindahan itu sekelas yah sama lo?" Ino bergumam sambil mencomot sebuah coklat dan memasukkan coklat kedalam mulutnya.

"Ah hey! Itukan untuk Sakura! uhm… murid baru yah? Kenapa?"

"Hahh? Dia dimana sekarang? duh…. Sakura ayo bangun! Temenin gue!" Ino terlonjak senang mendengar omongan Naruto. dan langsung saja Ino menarik-narik tangan Sakura agar mau berdiri.

"Gak tau deh gue?! Sai noh yang tau!"

"Ohya namanya siapa? Dia ganteng gak? Pasti ganteng donk." Tanya Ino dengan api yang bersungut-sunut disekitarnya.

"Oh Sasuke? Dia masih dikelas tuh. Dia aneh banget, padahal dia bisa ngomong tapi kayak orang bisu. Rambutnya juga aneh, mirip buntutnya ayam..."

'Tuh kan? Mulai lagi deh….' Batin Sakura nyrocos tak karuan mendengarkan kata-kata Sai yang terlalu 'frontal'.

"Ohhh… namanya Sasuke? Sasuke yah?"

-000-

Bangku sudut belakang itu memang tempat paling strategis. Tidak heran kalau jadi rebutan anak-anak kelas dua SMA Konoha. Kalau musim ulangan, laci dibawah meja itu pasti penuh dengan buku pintar ataupun kertas lembar hasil contekan.

Tapi sekarang, tempat itu telah ditempati oleh penghuni tetap ditempat itu. Seorang pendatang baru dikelas 3 IPA I. Seorang cowok tampan, yang baru beberapa jam menginjak sekolah itu langsung menjadi trending topic disekolah.

Ketampannya bak seorang dewa yang baru turun dari singgahsananya. Bisa dikatakan berlebihan –alay- memang jika terlalu melebih-lebihkan ataupun memuja-muja manusia ciptaan Tuhan yang begitu sempurna ini. Tapi pada kenyataannya seperti itu.

Angin sepoi-sepoi yang berhembus dari jendela dibelakang bangku itu bisa membuat orang lupa mereka berada di dalam kelas, bukan dikamar tidur. Cowok ganteng ini terlihat sudah beberapa kali menguap. Entah karena bosan dengan pelajaran sejarah yang pidatonya tidak pernah ada ada akhirnya, atau memang dia yang sudah merasa kelas ini adalah kamarnya.

"Permisi saya izin mau ketoilet." Suaranya cukup pelan, namun dapat didengar oleh seluruh murid-murid perempuan yang ada dikelas. Sontak, murid-muris yang ada diseluruh kelas pun tertuju padanya.

"Hn… cepat kembali dan saat kembali kuharap pakaianmu sudah terpakai dengan rapi!" geram pak Ibiki.

Pak Ibiki, guru sejarah yang tak pernah bosan dengan pidatonya ini terkenal dengan kegalakan dan kesangarannya. Disepanjang pelipis sebelah kanan melewati hidungnya hingga menuju kedagu kiri terdapat sebuah bekas guratan luka diwajahnya. Kata murid-muridnya mengatakan bahwa itu adalah bekas luka gorokan dari akibat sering tawuran. Maklum, mantan preman. Tapi itu semua masih belum diketahui kebenarannya, pasalnya pak Ibiki tidak pernah cerita kepada murid-muridnya ataupun guru-guru.

Rambut acak-acakan, kancing seragam yang terbuka, dasi yang tidak terpasang dengan benar, dan baju seragam yang seharusnya dimasukkan dalam celana malah dikeluarkan dengan seenaknnya. Cukup menjelaskan betapa berantakan dirinya, tapi bukannya semakin jelek tapi malah menambahkan kesan 'cool' pada dirinya.

"Duhh.. ya ampun… Sasuke itu yah.. coolnya pake banget tau gak!"

"Sasuke… lo bakal jadi gebetan gue!"

"Ihhh… mimpi lo! Sasuke itu punya gua tau!"

"Idi, najis banget deh Sasuke sama elo! Mending sama gue, gue kan cantik!"

Sasuke –Uchiha Sasuke- nama cowok baru itu begitu risih mendengar teriakan-teriakan gadis-gadis yang ada disekolahnya, tapi toh dia tetap saja dengan gaya 'cool'nya dan santainya dia tetap berjalan ke toilet. Sasuke sudah 'kebal' dengan teriakan-teriakan fans-fansnya dari sekolah yang sebelumnya.

"Awasss.. awasss minggirrrr!" teriakan yang cukup memekatkan telinga membuatnya menoleh kebelakang dan..

BUGHHH!

"Awww…! Kalo jalan tuh yang ati-ati donk!" bentak Sasuke lantaran ia jatuh dengan tidak elitenya.

"Heh! Lo budek yah?! Kan gue udah teriak-teriak minggir tadi!" Sembur seorang gadis yang baru saja menabrak Sasuke, ia juga jatuh tersungkur didekat Sasuke.

"Eh, emang jalanan ini milik nenek moyang lo apa? Seenak jidat lo aja suruh minggir-minggir!"

"Idih! Salah sendiri ditengah jalan! Lagian, siapa sih lo! jadi orang belagu banget?!"

Sasuke sibuk menepuk-nepuk pantatnya yang jatuh menindih lantai terlebih dahulu. Akibatnya ia merintih kesakitan. Setelah selesai, Sasuke melihat gadis itu masih duduk sembari merapikan seragamnya.

"K-ka-kamu…?!" matanya terbelalak kaget saat melihat Sakura.

'Mungkinkah dia…?'

-000-

Hyyy minn-saaannn.. ^^/ Nana-chan bawa fict baru lagi nih :D yg lebih fresh daripada fict2ku yg monoton sebelumnya… -_-

Fict. GaJe pelepas stress setelah UAS dan remedial… -_-ZZzzz…

Ohya, buat yang nagih "I'm With You" jangan khawatir, bakal dilanjut kok setelah hiatus beberapa bulan ini… Gomennasaiii minnaaaa….

KEEP or DELETE(?)

Tergantung dari review kalian :)

Read and Review minna-san…. :)