-Discreamer: Bleach BUKAN punya saya, sumpah! Tapi, milik sah Tite Kubo-sensei..
-Pairing: IchiHitsu, KusaHina, and other's pairing..
-Genre: Adventur/Horror/Romance
-Rated: T
-Warning: AU, OOC, Boys Love , Shounen-ai, typo, and OC (Cuma nampang bentar) XD!
-Summary: Ichigo adalah seorang pelajar SMA yang memiliki kelebihan melihat arwah.
~0~0~0~0~
Chapter 1
BRAK!
"ICHIGOOO~!" teriak super kencang satu mahluk setelah ngedobrak pintu sampai jebol dan langsung melompat menerjang seseorang pemuda berambut orange dikasur. Dengan kesal, si pemuda bernama Ichigo itu langsung bangun lalu menghindar dari terjangan mahluk itu dengan mulus. Dan..
PRANK!
"UGYAAA~!"
BRUK!
Sukseslah mahluk itu menabrak jendela disamping kasur dan terjun bebas bak penerjun payung tanpa parasut dari ketinggian 12 m. Oh tragedi..
GREEK!
"OI! AYAH SIALAN! APA NGGAK ADA CARA LAIN MEMBANGUKAN ORANG TIDUR, HAH?" gusar Ichigo setelah membuka jendela naas yang kini berlubang.
"HYAAH! OHAYOU ICHIGO, PAGI YANG CERAH!" jawab mahluk itu, yang ternyata adalah Isshin, dan ajaibnya selamat setelah terjun dari lantai 2. Mendengar jawaban polos dari sang ayah, kening Ichigo berkedut.
"DAN LIHAT APA YANG KAU LAKUKAN, HAH?" seru Ichigo sambil menunjuk pintu yang jebol dan jendelanya yang bernasib sama.
"REFLEK YANG BAGUS, ICHIGO! ITU BARU PUTRAKU!" seru Isshin tanpa peduli dengan ucapan putranya, dia mengacungkan 2 jempol ke udara dengan bangga.
"Arrhh.."
BRAK!
Geram Ichigo sambil menutup jendela.
~0~0~0~0~
"Ohayou, Yuzu!" sapa Karin lalu mengambil tempat duduk di meja makan.
"Ohayou, Karin.." balas Yuzu.
"Ichi-nii, apa sudah bangun?"
"Kau tidak dengar suara gaduh tadi?" balas Karin santai sambil menyumpit lauk ke mangkuk.
"Ya.. Karin mau omelet?"
"Tentu."
~0~0~0~0~
"Dasar ayah itu, besok apa lagi yang hancur." gumam Ichigo sambil menuruni anak tangga.
"Ah, Ichi-nii Ohayou!" sapa Yuzu setelah melihat kakaknya turun.
Ichigo menoleh kearah ruang makan. "Ohayou.."
"Ichi-nii, tidak sarapan dulu?" Tanya Yuzu heran karena melihat Ichigo langsung melangkah ke arah pintu keluar.
"Ah, ya! Buatkan bekal saja. Aku ada latihan pagi," jawab Ichigo sambil memakai sepatu.
"Iya, baiklah." Dengan itu Yuzu langsung menyiapkan bekal untuk Ichigo.
"Dasar. Tadi apa saja yang hancur?" Tanya Karin yang kini berdiri dibelakang Ichigo.
"Pintu jebol dan kaca jendela pecah, menyebalkan." jawab Ichigo sambil memakai sepatu, walau sedikit kesal dengan 'metode unik' sang ayah membangunkannya.
Karin menghela nafas "Hahh.. dasar,"
"Ichi-nii, ini bekalnya!" seru Yuzu, sambil memberi kotak bekal yang dibungkus kain berwarna biru tua.
Sambil berdiri, Ichigo menerima bekalnya dari Yuzu. "Oh, ya. Arigatou Yuzu! Nah, ittekimasu~!" ujar Ichigo sambil berjalan kearah pintu lalu membuka dan menutupnya kembali.
"Itterasshai~Ichi-nii.." balas Yuzu.
"Hahh.." Karin mengghela nafas singkat.
"Ada apa, Karin?" Tanya Yuzu.
"Tidak ada, kok." balas Karin singkat sambil membalik badan dan pergi menuju ruang makan.
~0~0~0~0~
"O-ohayou, Kurosaki-kun." sapa seorang perempuan berambut orange panjang.
"Ah, ohayou Inoue." jawab Ichigo kepada perempuan bernama Inoue.
"A-ada latihan pagi ya?" tanya Inoue gugup.
"Iya, karena sebentar lagi kejuaraan musim panas akan dimulai. Jadi, sekarang harus latihan ekstra keras." Jelas Ichigo.
Inoue berhenti melangkah otomatis Ichigo pun berhenti.
"Ka-kalau begitu, berjuanglah Kurosaki-kun! Aku yakin tim sepak bola Kurosaki-kun menang!" seru Inoue sambil mengepalkan kedua tangan di depan dada.
Ichigo tersunyum sambil mengacak rambut Inoue. "Hahaha..arigatou Inoue!"
Bisa dirasakan Inoue kalau sekarang wajahnya memanas.
"Nah, ayo berangkat!" seru Ichigo kembali melangkah.
"I-iya" jawab gugup.
Saat berjalan, tidak sengaja Ichigo melihat seorang anak perempuan menangis di bangku taman dengan sebuah rantai di dadanya, tidak jauh dari tempat Ichigo dan Inoue berdiri. 'hahh..arwah, ya?'. Karena tiba-tiba berhenti, Inoue menjadi bingung.
"Ada sesuatu, Kurosaki-kun?" tanya Inoue heran.
Ichigo menoleh ke arah Inoue sambil tersenyum salah tingkah.
"Hah, sebentar Inoue. Aku titip ini," setelah menitipkan bekalnya kepada Inoue, Ichigo langsung menyebrang jalan kearah taman.
"I-iya." karena bingung, Inoue memilih menunggu.
Setelah sampai di taman Ichigo langsung menghampiri anak itu di bangku taman tadi.
"Hei? Kenapa kau disisni, sendirian?" sapa Ichigo lembut takut mengagetkan anak itu.
Anak perempuan berambut hitam sebahu itu pun mendongak menampakan mata coklatnya yang sembab, Ichigo pun berlutut.
"Ka-kakak bisa melihat Yuki?" tanya anak perempuan itu tampak terkejut.
'benar dia arwah,' batin Ichigo
"Oh. Jadi namamu Yuki, ya? Nah, Yuki kenapa kau sendirian disini?"
Dengan menahan isakan anak perempuan bernama Yuki itu menjawab.
"Yu-yuki tadi-hiks terpisah dari ibu..hweee~.."
Ichigo berdiri lalu menepuk pelan kepala Yuki.
"Sudah kakak bantu carikan ibumu, jadi jangan menangis lagi." ujar Ichigo.
"Sungguh?" tanya Yuki tak percaya.
"Sungguh, nah jangan menangis lagi," ujar Ichigo lagi.
"Iya! Yuki nggak akan nangis lagi! Arigatou nii-chan!" jawab Yuki senang.
Dari jauh Inoue memperhatikan Ichigo bingung. "Kurosaki-kun sedang bicara dengan siapa?"
"Nah, dimana terakhir Yuki bersama ibu?" tanya Ichigo.
Yuki tampak berpikir terlihat jelas dengan keningnya yang berkerut.. "Hmm..Yuki terakhir bersama ibu di.. oh ya! Ditempat yang banyak bunga sakura dan sebuah kuil yang besar!"
'sakura berguguran dan kuil besar itu di..?' batin Ichigo tampak berpikir.
"Sakura berguguran..kuil..oh, benar disana!" gumam Ichigo, "Nah, sebaiknya kita ke kuil karakura!" seru Ichigo antusias.
"Kakak sudah tahu tempatnya?" tanya Yuki dengan antusiasme yang sama.
"Iya! Ayo kesana!"
"Iya!"
"L-loh, Kurosaki-kun mau kemana?" setelah melihat Ichigo yang tiba-tiba lari, Inoue jadi mengikuti arah lari Ichigo yang berlawanan arah dari arah ke sekolah..
Tidak beberapa lama kemudian. Ichigo dan Yuki sampai disebuah Kuil yang megah dan sangat asri. Ichigo pun mengisyaratkan Yuki untuk mengikutinya, dan akhirnya mereka melihat sebuah pohon sakura yang besar dengan bunga sakura yang bebas mekar. walaupun bukan musimnya untuk tumbuh. Nampak, beberapa helai kelopak yang gugur mengikuti irama angin pagi yang lembut.
Ichigo menoleh pada Yuki yang berada disampingnya. "Apakah ini tempatnya, Yuki?" tanya Ichigo.
"Hmm.. iya! Ini tempatnya, nii-chan!" seru Yuki senang.
"Lalu dimana i-,"
"Yuki!" seru seorang wanita parubaya yang sangat mirip dengan Yuki yang juga memiliki sebuah rantai didadanya. Memotong perkataan Ichigo.
"Ibuu!"seru Yuki menghampiri ibunya dan langsung memeluknya.
Karena jarak yang cukup jauh, Ichigo kurang bisa mendengar apa yang dibicarakan oleh Yuki da ibunya. Hanya saja, sang ibu menoleh pada Ichigo dengan tersenyum lalu menunduk sekilas sebagai ucapan terimakasih. Dan dibalas hal yang sama oleh Ichigo. Setelah itu, Yuki pun berseru. "Dadaa, nii-chan!" dan dengan itu, ibu dan anak itupun menghilang seirama dengan gugurnya kelopak bunga sakura yang tertiup angin. Lembut.
Ichigo tersenyum sekilas. "Hahh..aku terlambat latihan pagi.. pasti Renji tak akan mengampuniku.." gumam Ichigo pasrah.
"Kurosaki-kun!" seru Inoue sambil berlari menghampiri Ichigo.
"Lho, Inoue kenapa bisa disini? Bukankah tadi aku menyuruhmu menunggu?" tanya Ichigo bingung dengan keberadaan gadis itu disini.
Inoue menundukkan kepalanya gugup. "Ma-maaf, tadi Kurosaki-kun tiba-tiba saja berlari, jadinya karena khawatir.. a-aku mengejar Kurosaki-kun." Ucap Inoue.
"Oh, gomen, Inoue! Sudah merepotkanmu.." ujar Ichigo salah tingkah. 'Mana mungkin aku bilang kalau habis mengantar arwah anak perempuan yang tersesat. Bisa disangka sarap aku!'batin Ichigo sweatdrop sendiri. Inoue menggeleng pelan lalu mendongak tepat pada helaian bunga sakura yang gugur dengan indahnya oleh angin.
".. kirei.." gumamnya dengan mata berbinar. Ichigo mengikuti arah pandang Inoue dan terkesima melihat kelopak sakura yang berguguran dengan indahnya. Seulas senyum tergambar pada wajah Ichigo. Inoue mengalihkan pandangannya kearah Ichigo dan sukses merona merah melihat senyum itu.
'Aku harap, Kurosaki-kun bisa selalu tersenyum bahagia, dan aku harap bisa selalu melihatnya..' batin Inoue. Berharap.
~o~o~o~o~
"I-CHI-GOOO~!"
"Tu-tunggu, Renji aku bisa jel-,"
"JELASKAN APA, HAH? KAU TELAT 25 MENIT DARI JAM LATIHAN PAGI~!"
"Itu.. a-anu, aku bi-,"
"TIDAK ADA PENJELASAN LAGI!" vakum sebentar, dengan tampang horror Renji menatap Ichigo.
Glek!
"Sebagai hukuman karena kau terlambat, dan membuat kami menunggu lama.."
"..o.O'..?" Ichigo menelan ludah horror.
"Kau.. LARI KELILING LAPANGAN 25 PUTARAN LALU SETELAH JAM PELAJARAN TERAKHIR BERSIHKAN RUANGAN KLUB PLUS CUCIKAN SEMUA SERAGAM TIM! KAU MENGERTI!" semprot Renji tanpa berperikeIchigoan. =?=
"Whaaatt..o.O?" jerit Ichigo tidak terima. Ya, walaupun nggak terima tetap dia kerjakan. Bagaimanapun sang kapten a.k.a Renji sudah memberikan hukuman yang mutlak harus dikerjakan, yah, mau nggak mau harus ia kerjakan.
Sedangkan anggota tim yang lain tampak ngakak tertahan dengan nasib Ichigo. Nasib-nasib.. Yare-yare..~
~o~o~o~o~
-Senja Hari-
"Aduh, pegalnya.. dasar Renji! Ngasih hukuman nggak kira-kira. Mau membuatku mati kecapean, ya!" gerutu Ichigo sepanjang perjalanan pulang sekolah. Setelah ia dihukum atau tepatnya di kerja rodi oleh Renji. Sumpah! Cape banget. Apa lagi Ichigo masih harus mengikuti latihan seperti biasa, di jamin kalau orangnya lemah stamina pasti langsung tepar dari tadi. Berhubung Ichigo termaksud memiliki stamina yang kuat, ia masih bisa bertahan. Tapi, tetap saja membuat tubuhnya lelah luar binasa.. ups! Maksud author, luar biasa.. #didepak#
Uuh.. tapi penderitaan Ichigo belum berakhir, ingat? Ichigo masih harus membersihkan ruang klub yang seperti kapal pecah. Ada tawaran Inoue untuk membantunya, tapi ia tolak. Karena bagaimanapun ini tanggung jawabnya yang harus ia selesaikan sendiri. Yaa, walau akhirnya menyesal juga menolak tawaran emas itu... benar kata pepatah. Penyesalan selalu datang terakhir.. hahh.. dan jangan lupa ia masih harus mencuci seluruh seragam tim yang super kotor dan super bau keringat. Ingatan ichigo untuk memperkenalkan deodorant pada tim-nya, CATAT!. Hahh.. betapa melelahkannya hari ini..
"Sampai rumah, langsung berendam air hangat pasti nyaman." Gumam Ichigo.
Ichigo pun berjalan melewati jembatan penyebrangan. Sepi juga jembatan ini. Saat sedang melintas di jembatan itu, Ichigo melihat seorang anak sedang menyandar pagar beton jembatan ini. Awalnya Ichigo tidak terlalu peduli, tapi entah mengapa ia langsung menoleh ke arah belakang tepat pada anak itu. Dan terkejut melihat anak itu kini sudah berdeiri di atas jembatan itu dengan ancang-ancang siap melomapat.
'Gawat! Jangan-jangan..'.. "Hei! Tung-," belum sempat Ichigo memanggil anak itu, Ichigo membelalakan matanya ketika anak itu sudah melompat dari jembatan itu. Reflek Ichigo berlari menghampiri tempat anak itu melompat, dan langsung menoleh ke bawah.
Ichigo makin terkejut melihat anak itu mendarat dengan mulus tanpa lecet ditengah lalu-lalang kendaraan. Lalu menyebrang dengan santai, sedangkan kedua tangan anak itu dimasukan kedalam saku celananya. Ichigo masih memperhatikan sosok itu dengan tatapan tidak percaya.
Setelah sampai di pinggir jalan, anak itu berhenti lalu mendongakan kepala ke arah Ichigo di jembatan itu. Ichigo tertegun melihat sepasang mata emerald yang menatapnya sendu. Lalu, rambut putihnya yang menari seirama dengan hembusan angin senja yang bertiup lembut.
Postur tubuhnya yang mungil yang Ichigo pastikan seukuran anak SD, untuk sesaat Ichigo terpana dengan sosok itu. Hingga sosok itu mengalihkan pandangannya ke arah semula lalu pergi dari tempat itu, dan tiba-tiba sosok itu menghilang dari pandangan Ichigo.
"Jangan-jangan arwah? Hahh.. kenapa hari ini aku sering bertemu arwah anak kecil, ya?" gumam Ichigo sambil menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal, lalu paergi dari tempat itu..
"Hahh.. aku benar-benar butuh berendam air hangat.."
-TBC-
Naruni : "Hyaahh! Akhirnya kelar! Saia akhirnya bisa publish setelah sekian lama hiatus, akhirnya bisa buat fic lagi, senangnyaaa! Huhh.. saia tau, masih da fic yg harus saia selesaikan (Alive dan Gomenasai).. udah saya ketik tapi masih da bagian yang kurang. Jadi, saia belum berani untuk mempublishkannya. dan sebagai persiapan, saia udah buat fic ini hingga chapter 5.. maaf kalau masih da typo.. saia males ngeditnya.. #didepak#
Hitsu : "Baka! Itu artinya kau nambah utang fic lagi, tahu!"
Naruni : " iya, shi.. tapi aku udah lama mau buat fic di fandom Bleach, Shiro-chan."
Hitsu : "Shirou-chan ja nai.. Hitsugaya demo..!" #ngeluarin zanpaku#.."lho?"
-Sebeum Shirou-chan ngamuk, author dah mabur duluan-
-Oya! selamat menempuh UAS. MINNA! pokoknya, GANBATTE KUDASAI!-
-Review?-
