30 Days Challenge
.
.
.
Disclaimer : semua hanya punya tuhan, termasuk storylinenya.
.
.
.
Pair : Various pairings. A 30 Day Challenge.
Genre, pairing, dan rating bisa berubah di setiap update.
.
.
.
Inspired by 30 days fanfiction challenge on aff.
.
.
.
WARNING! OOC, AU!School.
Chapter 1, The Prodigy's Tale : Jimin x Jungkook.
.
.
.
Happy reading, readers!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Pertemanan mereka dimulai saat tahun ajaran baru yg lalu dimulai.
Jeon Jeongguk yg saat itu baru pindah dari Busan ke Seoul, takut untuk bersekolah. Karena banyak yg bilang, sekolah di Seoul sangatlah tidak ramah. Tetapi,
"Hello, freshman. I'm Park Jimin, nice to meet you."
Salam singkat dan hangat itu yg membuatnya tak menyesali kepindahannya ke Seoul.
•••
"Jeongguk, kau dicari Mr. Kim di ruangannya." Taehyung menepuk bahu Jeongguk.
"Ah iya." Jeongguk menengok, lalu bergegas menuju ke ruangan Mr. Kim.
Jeongguk keluar dari kelasnya setelah merapikan kotak bekalnya, berlari kecil dengan membawa buku-buku tebal di dekapannya. Sembari berjalan di sekitar lorong yg menghubungkan kelasnya menuju ke tangga (ruangan Mr. Kim berada di lantai 2), Jeongguk bersenandung kecil.
Senandungnya terhenti saat ia mendengar sayup-sayup langkah mendekat ke arahnya. Jeongguk penasaran, dan ia tak dapat menahan kepalanya untuk tidak menengok ke belakang.
Jeongguk menangkap sesosok Jimin sedang berlari ke arahnya. Jimin, teman sekelasnya, yg nakal dan suka membuat masalah itu. Entah kenapa, dadanya langsung berdegup hebat. Jeongguk, yg sedang membawa 3 buah buku biografi tebal langsung berjalan cepat, mengacuhkan Jimin yg mulai meneriakkan namanya.
"Jeongguk!" Jimin menepuk bahunya, membuatnya sedikit terkejut.
"Apa?" Jeongguk masih terus berjalan.
"Datanglah ke rumahku malam ini, kami akan mengerjakan tugas bersama dan rasanya tak lengkap tanpa si jenius." Jimin tersenyum.
Jeongguk memiringkan kepalanya sedikit ke kiri, bingung dengan maksud 'kami' yg dimaksudkan Jimin.
"Kelompokku. Aku, Yugyeom, Jongup, Junhong dan Taehyung. Jenius, datanglah." Sedangkan Jeongguk tertawa remeh pada panggilan 'si jenius' itu, langkahnya terhenti sebentar.
"Kamu punya Junhong di kelompokmu, dia lebih jenius, jauh lebih jenius dibandingkan denganku." Lalu kembali melanjutkan jalannya.
"Jeongguk." Jimin menggenggam pergelangan tangan Jeongguk.
Jeongguk menghentikan langkahnya, menunggu Jimin berbicara.
"Aku ingin kamu yg mengajariku."
Dan Jeongguk, yakin 100% hatinya kini terpecah bahagia.
Tapi ia langsung berbalik badan, "aku akan mengabarimu nanti. Aku sedang buru-buru. Dah." Meninggalkan Jimin yg masih tersenyum seperti orang idiot pada punggung Jeongguk yg mulai menjauh.
.
Jeongguk berbaring di kasurnya, menatap pada langit-langit putih kamarnya. Ia bingung, haruskah ia datang untuk memenuhi undangan Jimin? Jeongguk beberapa kali mengerjapkan matanya. Bingung, masalahnya adalah tadi siang Junhong mengirim sms padanya untuk datang, disusul dengan sms lainnya dari Jongup, Yugyeom, dan Taehyung. Jeongguk baru saja akan menutup matanya tetapi ponselnya berdering, menampilkan nama 'Jimin-hyung'. Jeongguk menatap ponselnya sebentar, lalu baru mengangkatnya.
"Halo hyung?"
"Jeongguk, keluarlah, aku sudah di depan rumahmu."
"Hah?! Maksudku, apa? Kenapa kamu menjemputku, hyung?"
"Karena aku tahu kamu tidak akan datang jika aku tidak kesini."
"Ya tentu saja! Eh! Maksudku, badanku 38℃ sekarang, hyung."
"Kau berbohong, Jeongguk."
Jeongguk terlompat dari kasurnya dan mendarat tepat di lantai kamarnya dengan posisi kepala, atau lebih tepatnya wajahnya membentur lantai duluan, saat seseorang membuka pintu kamarnya dan berucap lantang dengan memegang ponsel di tangan kirinya.
"AWH! SAKIT!" Jeongguk merintih keras.
Jeongguk merasakan tubuhnya menjadi ringan, seperti terangkat keatas. Dan saat Jeongguk mendongak, ia mendapati wajah serius Jimin yg menatapnya tajam.
"O-oke hyung. Aku bisa jelaskan semua ini." Jeongguk berkata dengan gugup.
Tetapi kemudian Jimin tersenyum lebar, "lagipula ini hanya perangkapku."
"Sebenarnya hari ini tak ada kerja kelompok. Hanya saja aku menyuruh mereka untuk berpura-pura mengajakmu kerumahku." Lanjutnya.
"Aku... tidak mengerti." Jeongguk menatap Jimin yg masih mengangkatnya.
"Hyung, bisa kamu turunkan aku?"
Jimin mengangguk pelan, masih dengan senyum lebarnya. Ia menurunkan Jeongguk dengan hati-hati diatas kasurnya.
" ..." Jeongguk meringis memegangi hidungnya. Tetapi tanpa ada yg menyadari, darah keluar dari hidung Jeongguk yg memerah itu.
Jimin duduk di tepi kasur saat ia melihat darah itu mengalir lewat telapak tangan Jeongguk. Jimin langsung menyingkirkan tangan Jeongguk dan,
"Jeongguk! Kamu mimisan!" dan Jimin langsung saja mengelap hidung Jeongguk dengan sapu tangan yg selalu ia bawa di saku celananya.
Jeongguk hanya diam saat sapu tangan Jimin menyapu darah yg masih mengalir itu.
'Aroma parfum hyung memang khas.' Batinnya, saat aroma dari sapu tangan itu memasuki indera penciumannya..
"Jeongguk."
"Ah iya?" Jeongguk tersadar dari lamunannya dan langsung menatap Jimin.
"Kurasa, aku memang harus mengatakannya." Ucap Jimin sambil memberikan sapu tangan itu pada Jeongguk.
Jeongguk penasaran. Apa yg akan dikatakan Jimin? Jeongguk dapat melihat keseriusan di wajah Jimin.
Maka Jeongguk menunggunya untuk bicara.
"Kamu sudah cukup menjauhiku akhir-akhir ini. Apa ada yg salah denganku?"
"Aku pikir kamu menyukaiku, karena Junhong bilang tatapanmu selalu berbeda saat melihatku. Dan, aku menyukaimu sejak pertama kali kita berkenalan. Kamu tahu, aku sebelumnya tidak pernah semudah itu mengajak orang berkenalan. Tapi, kamu memang mengubah itu."
Jeongguk menunduk, masih memegangi sapu tangan Jimin yg kini sudah penuh dengan noda darah.
"Katakan padaku, Jeongguk. Apa aku salah untuk menyukaimu?"
Jeongguk menggeleng.
"Aku juga menyukai hyung!"
"Aku sangat menyukai Jimin-hyung!" Jeongguk mengucapkannya dengan tegas.
"Aku hanya takut perasaanku tak berbalas." Lanjutnya.
Jimin menatapnya tepat di mata.
"Jadi... bagaimana kalau mulai saat ini, kamu ajari aku sampai pintar? Kelak nanti setelah kita lulus dari perguruan tinggi dengan nilai yg memuaskan, aku akan melamarmu."
Keduanya hanya bertatapan, begitu terus dengan senyuman manis menghiasi wajahnya sampai ibu Jeongguk yg baru pulang kerja, mengintip dari pintu kamar yg sedikit terbuka, dengan senyum yg menggambarkan kebanggaannya pada Jeongguk yg kini sudah beranjak dewasa.
.
.
End.
Untuk soo-iceu, makasih banyak loh heuheu, btw request SM Rookies's Taeyong x Jeno, dikabulkan, tapi gak janji bisa update cepet ;u;
Mrs Min : sudah update, semoga suka ya^^
Tifagyeomi97 : sudah dilanjut, semoga suka jikooknya^^
ParkEunHyun : BANGDAE SELALU ADA HUHUHUHU SAYA HARDCORE SHIPPER BANGDAE SOALNYA :3 Tapi kemungkinan setelah chap.5, entah itu chap.6/7/8 hehe, ditunggu ajaya^^
Q-ara Jung : request kijoon-nya dikabulkan, tapi saya gak janji bisa publish kijoon untuk chapter-chapter awal, karena kurang ngefeel, jadi kemungkinan dipublish di pertengahan (chap. 15 atau 16). Yes, I've read it. But sorry I haven't reply it and haven't accept your friend request bcs my aff's acc is having a problem. But promise I'll doin' it asap!^^
Halo, saya kembali heuheuehu. Jadi sebelumnya saya mau minta maaf karena ada beberapa kesalahan di teaser. Projek ini seharusnya saya publish mulai dari tanggal 06 Oktober, tetapi karena sewaktu menulis teaser terus memikirkan kedatangan september, jadinya begitudeh ;u; Tapi untuk chapter pertama saya khususkan, jadi saya publish duluan sebelum tanggalnya, jadi Maaf ya, readers jadi menunggu lama untuk projek ini.
Saya sebelumnya juga minta maaf karena saya tidak bisa melanjutkan fict foodie untuk sebulan kedepan, karena terfokus untuk projek drabbles ini. Tapi saya mengusahakan setelah projek ini selesai, saya akan langsung publish 2 chapter untuk foodie^^
Terima kasih untuk readers yg tetap setia membaca, mereview, bahkan sampai cerita saya difollow ataupun difavorite. Thank you very much, aw!
Mungkin itu saja yg bisa saya sampaikan, untuk chap.2 namsong (Nam Taehyun x Song Mino), hehehe.
Sekian, 21 September 2014
Xoxo, Dhana.
