Notes: Annyeonghaseyo! Kalian semua mungkin kenal aku sebagai ChocolateYehet yang suka menulis ff NaLu (Natsu x Lucy) tapi akhir-akhir ini Choco lagi seneng baca ChanBaek niihh, jadi pengen sekali-kali buat ff chanbaek.
Choco orang indonesia, tapi dalam menulis cerita Choco lebih nyaman dengan bahasa inggris, tapi choco udah usahain banget untuk menulis ff chanbaek berbahasa indonesia.
Ini adalah ff bahasa indonesia pairing chanbaek/yaoi pertamaku, jadi mohon maaf kalau tidak sebagus dengan ff yang lain.
.
.
Summary : Chanyeol hanyalah pangeran kerajaan Flame Kingdom yang angkuh dan dingin, tapi semua itu berubah ketika ia bertemu namja imut yang ternyata merupakan pelayan pribadi baru-nya. Dan untuk pertama kalinya, Chanyeol akan merasakan pengertian dari tangisan, tawa, cinta, dan pengorbanan.
.
.
THIS IS A YAOI FANFICTION
IF THIS IS NOT SUITED TO YOUR LIKING, KINDLY LEAVE
.
.
Choco akan menerima kritik, tapi jangan mengenai hal-hal seperti readers yang tidak suka yaoi, ff ini hanya untuk readers yang menikmati membaca ff yaoi.
.
.
FIFTY FIFTY CHANCE OF TYPOS EVERYWHERE
IGNORE THEM
.
.
THE SERVANT NEXT TO ME
.
.
ENJOY
.
.
Seorang namja berbadan tinggi tengah berjalan di lorong panjang di istana yang sepinya itu. Maid dan butler yang berada di setiap sisi pintu-pintu di lorong tersebut membungkukkan badan mereka untuk menghormati pangeran tersayang mereka itu.
Pangeran?
Ya, itu benar. Namja berbadan tinggi itu merupakan pangeran mereka. Namanya Park Chanyeol. Park Chanyeol merupakan anak lelaki tunggal dari Flame King dan Flame Queen kerajaan Flame ini. Dan tentunya, ia merupakan pangeran dan telah diutuskan untuk menjadi penerus kerajaan ini. Kakaknya Chanyeol, Park Yoora, telah menikah dengan raja kerajaan lain dan tentunya, ia tidak dapat meneruskan darah keluarga Flame Kingdom. Hanya Chanyeol yang bisa.
Usianya sudah menginjak 22 tahun. Dan itu sudah jelas berarti bahwa Chanyeol telah dianjurkan untuk menikah dan menggantikan posisi Appa-nya. Walaupun sebenarnya tidak apa-apa bila ia tidak menikah, tapi Appa-nya memaksa dan menganjurkan Chanyeol untuk menikah sebelum menjadi Raja.
Tetapi bagaimana dengan kata Tersayang?
Itu sangat diragukan. Karena Chanyeol yang sangat anti-social, ia tidak pernah ingin memulai ataupun melanjutkan sebuah percakapan. Bahkan bila ia diajak bicara dengan orang tuanya, Chanyeol hanya akan bergumam sekedar 'Hm' dan akan beranjak pergi ke kamarnya. Entah apa yang ia lakukan seharian diam di kamarnya yang luas itu. Tidak ada orang satupun yang mengetahui bagaimana isi hati Chanyeol itu.
Apakah mungkin ia tak memiliki hati?
Ya, mungkin saja.
Back to the story,
Chanyeol yang tengah berjalan di lorong ini telah dipanggil oleh kedua orang tuanya ke ruangan raja utama. Ya mungkin bisa disebut throne-nya bila membingungkan. Chanyeol yang bermuka tidak ekspresi itu hanya mengikuti aturan yang diberi untuknya. Tidak pernah membantah ataupun berpendapat. Dan untuk pertama kalinya, Chanyeol berhenti sejenak untuk berpikir.
Untuk apa Appa dan Eomma-nya tiba-tiba memanggilnya?
Chanyeol berpikir, tidak mungkin untuk membahaskan masalah mengambil tahta raja itu—kemarin ia telah diberi ceramah panjang-lebar oleh Appa. Bagaimana kalau ternyata tentang nilai-nilai private school Chanyeol? Tidak mungkin pula. Chanyeol tidak pernah mendapat nilai atau score jelek. Author repeat, Tidak Pernah.
Tapi mungkin ia akan di ceramahi lagi mengenai attitude tidak sopan Chanyeol yang sering menjengkelkan orang di sekitarnya. Attitude apa, kau tanya? Ya, tentunya attitude dingin Chanyeol.
Chanyeol menghela napas dan kembali berjalan dan berhenti tepat di depan pintu royal yang besar. Dua pelayan di samping pintu itu membuka pintu untuk pangeran-nya dan membungkukkan badannya.
"Yang Mulia sudah menunggu, Tuan."
Chanyeol hanya diam dan masuk ke ruangan tahta raja Flame Kingdom—alias Appa Chanyeol. Mungkin juga Eomma-nya ada disana. Ia tidak tahu. Mana tahu? Prince Chanyeol tidak pernah memerhatikan apa-apa. Paling yang ia perhatikan adalah buku-buku novel kesayangannya. Itu saja. Teman saja ia tidak punya. Menurut Chanyeol, kebahagiaan bersama orang lain adalah omong kosong. Itu hanya membuang waktu berharganya.
Ketika Chanyeol tiba di depan beberapa tangga yang terdapat kursi-kursi raja terbuat dari emas, Chanyeol hanya membungkukkan badannya. Itu pun tidak ada 90 derajatnya. Untuk apa? Toh ia juga pangeran.
"Chanyeol." Panggil sang Appa. Dan tentunya, Chanyeol tidak menjawab. Ia hanya memasang wajah poker-nya.
Appa-nya hanya menghela napas terhadap sikap anaknya yang tak bisa diubah. "Chanyeol-ah, kamu sebentar lagi akan menginjak usia 23. Appa sudah tua. Tak mungkin Appa bisa menjadi raja selamanya. Pasti ada waktunya dimana orang lain akan menggantikan posisi Appa. Dan orang itu adalah kamu."
Chanyeol diam dan menganggukan kepalanya. Appa-nya hanya melanjutkan pembicaraannya.
"Sebenarnya kamu bisa menjadi raja tanpa menikah, tapi Appa tidak mau. Kalau kau belum menikah sebelum menjadi raja—siapa yang akan menjagamu nanti? Tentunya bukan Eomma-mu. Tugasnya menjaga Appa, bukan kamu. Kamu dan Yoora kan sudah besar."
Chanyeol menjawab. "Jadi? Appa akan menikahkanku?"
"Tidak. Well, tidak sepenuhnya. Appa akan memberi kamu waktu 3 minggu untuk mencari istri/suami. Kalau kamu tidak menemukan siapa-siapa, kau akan menikah dengan pangeran Earth Kingdom. Arrachi?"
Chanyeol hanya menghela dan membungkukkan badannya. "Arraseo, Appa."
Sang Raja menganggukkan kepalanya, dan Chanyeol pun pergi meninggalkan ruangan tahta yang besar dan grand. Beberapa menit kemudian, Sang Ratu, tiba-tiba muncul dari pintu keluar yang khusus untuk Raja di belakang kursi tahtanya.
"Yeobo." Panggil sang istri.
"Ne?"
"Kau benar-benar akan menikahkan Chanyeol? 3 minggu hanyalah waktu yang sangat sedikit. Berikan dia waktu lebih lama."
Raja Park menghela napas. "Tidak bisa begitu, sayang. Chanyeol akan berusia 23 minggu depan. Sudah waktunya ia menggantikan posisiku, kau tahu itu."
"Ah, iya juga ya.."
—X—
Menikah.. Dalam waktu 3 minggu.. Pikir Chanyeol dalam hati sambil berjalan ke kamarnya. Mana mungkin ia bisa mencari pasangan sejati dalam waktu 3 minggu? Ya, bisa saja sih. Tapi mengapa Appa-nya memberikannya waktu yang amat sedikit? Impossible.
Chanyeol menggelengkan kepalanya dan melanjutkan membaca buku novelnya—ia masih berjalan, jadi ia tidak melihat keadaan sekitarnya. Tanpa diketahuinya, ada orang lain yang berjalan didepannya yang juga tidak melihat arah berjalannya. Ia terlalu sibuk melihat hiasan dinding emas di setiap sisi lorong. Tiba-tiba...
BRUK!
You got that right. Mereka menubruk. Badan tinggi Chanyeol dan badan mungil orang tak diketahuinya sama-sama jatuh ke lantai. Siapa yang berani menubruk Chanyeol? Prince Chanyeol. Pastinya dia gila.
"Yak! Kamu pikir kamu siapa, hah?! Berani-beraninya kamu menubruk aku! Kau mau saya masukkan ke penjara, eoh?!" Omel Chanyeol sambil berdiri. Orang yang menubruknya tadi masih berada di lantai, tangannya mengusap-usap kepala mungilnya. Ia bahkan tidak bertatap muka dengan Chanyeol. Beraninya! Pikir Chanyeol.
"Yak!" Well, walaupun Chanyeol pendiam, ia juga terkenal sebagai anggota keluarga kerajaan terangkuh di negara ini. Semua orang tahu itu.
"Berdiri!" Perintah Chanyeol, badan mungil itu langsung dengan sekejap berdiri dan menundukkan kepalanya.
"Kau pikir kamu siapa? Siapa namamu!?"
"M—mianhae, s—saya tidak bermaksud untu—"
"—Aku tidak menanya alasan kamu menabrakku! Aku minta namamu!"
"S—saya B—Byun Baekhyun, Yang Mulia." Jawab namja mungil itu menjawab, kepalanya masih menunduk kebawah. Ia tak berani bertatap muka dengan Pangeran kerajaan tercintanya. Oh tidak. Not a chance.
"Geurae. Aku akan panggil para penjaga dan memasukkan kamu ke penjara, Byun Baekhyun." Kata Chanyeol, mata sipit Baekhyun membelok. Penjara? Hanya karena ia tak sengaja menuburknya? Seriously?
"J—jangan, C—Chanyeol, aku—"
"Tuh kan! Kau bahkan berani memanggilku dengan nama panggilanku. Benar-benar."
"M—mianhamnida, Yang Mulia. A—aku tadi tidak—"
"Penjaga! Lee Ahjussi!" Teriak Chanyeol.
"J—jebal, aku akan melakukan apapun. Jangan masukkan aku ke penjara! Aku baru tiba disini beberapa menit yang lalu! Aku hanya tersesat!"
Chanyeol diam dan meraih alisnya. Tersesat katanya? Chanyeol melirik ke buku novelnya di genggaman tangannya. Ia benar-benar tidak mood untuk membuat masalah. Sebenarnya memasukkan Baekhyun ke penjara sangat gampang bagi Chanyeol. Yang membuat ricuh adalah ceramah yang akan diberi Appa-nya. What a drag.
"Tch, terserah kamu lah! Aku benar-benar tidak mood untuk mengurusmu. Sana pergi."
"G—gomabsumnida, Yang Mulia."
"Ya ya, pergi sana! Makhluk sepertimu menjijikkan."
Baekhyun tidak bilang apa-apa, ia hanya lari melewati Chanyeol. Entah kemana Baekhyun akan pergi, Chanyeol tidak peduli. Untuk apa? Peduli tidak ada gunanya. Berpeduli hanya akan memakan waktu berharga.
Tapi...
Mengapa tadi Chanyeol mengomong panjang-lebar ke makhluk menjijikkan seperti Baekhyun? Mengapa Chanyeol tidak rela di ceramahi bapaknya untuk memasukkan Baekhyun ke penjara untuk menabraknya? Wait...
Mengapa Chanyeol sibuk memikirkan namja tadi? Untuk apa?
Bahkan baru ketemu dengan namja itu sudah memusingkan Chanyeol. Mudah-mudahan saja ia tak akan pernah melihat Baekhyun lagi.
.
.
.
.
Notes: Aku sudah usaha ya, readers T^T. Maafin aku kalo ini gak sebagus ff lain. I'm still a beginner. So, Chanyeol belum tau Baekhyun akan menjadi servant pribadinya. Baekhyun juga belum tau Chanyeol itu Tuan Mudanya. Itu akan terjadi di chapter selanjutnya.
Chapter ini cuma preview, makanya pendek. Chapter selanjutnya akan lebih panjang dan dramatis.
Leave a review!
