Hi!
My first SasukexNaruko fic, hope u like it :)
DISCLAIMER: MASASHI KISHIMOTO
WARNING: TYPO, ALUR CEPAT, PENDEK, OOC, DONT LIKE DONT READ!
5-YEAR-OLD
.
.
.
.
.
"Sedang apa kau, dattebane?"
Sasuke Uchiha menyentakkan kepalanya. Mata onyx-nya terpaku pada sosok gadis lima tahun dengan rambut pirang panjang. "Tidur," jawabnya, kembali memejamkan mata. Dia dengan sengaja berguling di atas rumput, menghindari Naruko Namikaze yang masih melotot ke arahnya. Apa maunya? Kenapa dari tadi dia memperhatikanku? Sasuke mendengus pelan. Dia tidak suka dengan cewek. Mereka berisik, suka menjeritkan namanya di kelas.
"Kau tidak tidur!" Gadis berkuncir dua itu berseru kencang. "Kalau kau tidur, kau pasti tidak bisa menjawabku! Kau berpura-pura tidur, dattebane!"
Sasuke masih memejamkan mata, mengabaikan Naruko.
"Ayo main! Nii-chan dan yang lain menunggu sejak tadi!"
Bocah berambut hitam raven itu mulai menggertakkan gigi kesal.
"Kau ini seperti Shikamaru saja! Berbaring di rumput sepanjang hari!"
Sasuke dengan sengaja menggigit bibirnya. Dia tidak akan membentak ke arah teman sekelasnya. Memang, Naruko Namikaze belum lama ini baru pindah ke TK yang sama. Dia tidak mengenal anak ini. Mungkin ini pertama kalinya mereka berbicara. Tapi dia tidak menyangka kalau Naruko sama cerewetnya dengan Naruto, kakak kembarnya itu. Dua orang menyebalkan, batin Sasuke kesal. Ketika dia hendak beranjak untuk pergi dari tempat itu, dia melihat Naruko yang berbaring di sebelahnya. Gadis itu memejamkan mata, senyum menempel di wajahnya.
"Sepertinya aku tahu kenapa kau suka tidur-tiduran di sini…" dia bergumam pelan. "Anginnya lembut, dattebane…" Naruko membuka mata, menoleh ke arah Sasuke sambil tersenyum lebar. Sasuke tersentak sesaat. Dia tahu kalau Naruko mempunyai mata biru yang sama seperti Naruto. Tapi ini pertama kalinya dia memperhatikan mata biru itu dari dekat. Warnanya sangat cerah, bersinar-sinar. Seperti… "Langitnya juga biru sekali! Aku suka melihat warna biru cerah seperti ini!" Naruko membentangkan tangannya ke arah langit, seakan-akan hendak menangkap langit yang terbentang luas itu dengan tangan mungilnya.
Sasuke tidak bisa menjawab. Dia seakan-akan kehabisan suara ketika melihat wajah berseri-seri Naruko. "Ngomong-ngomong, kenapa kau tidak pernah bermain bersama nii-chan dan yang lain? Mereka ingin bermain denganmu, dattebane!"
"Aku tidak boleh bermain dengan mereka," Sasuke tersentak ketika sadar bahwa kalimat itu mengalir begitu saja dari bibirnya. Dia mengigit bibir ketika melihat raut bingung Naruko.
"Kenapa?"
Bocah bermata onyx itu terdiam sesaat. Haruskah dia menjawab Naruko? "Ayah tidak mengijinkanku."
"Kenapa?"
"Karena aku penerus keluarga Uchiha." Sasuke terpaku pada sepasang mata bundar berwarna biru cerah. Entah mengapa, sepasang mata yang penuh akan rasa ingin tahu itu membuat Sasuke membuka mulutnya lagi. "Aniki sebenarnya yang akan menjadi penerus. Tapi dia tidak mau mendengar kata Ayah. Ayah tidak mau kalau aku menjadi pembangkang seperti aniki juga. Jadi aniki dikirim ke sekolah asrama di luar negeri. Aku juga… akan menjadi seperti aniki kalau aku tidak menuruti kata Ayah."
Naruko mengerjapkan matanya sekali. "Pembangkang? Penerus? Apa itu?"
Sasuke menghela napas. Dia baru teringat kalau pelajaran di TK kalah jauh dibandingkan apa yang dipelajarinya dari guru privat. Ayahnya ngotot supaya dia belajar dari guru privat ini sepanjang hari, bukan cuma malam hari saja. Tapi ibunya ingin dia mempunyai pengalaman masa kecil di TK. Ibunya menghabiskan berhari-hari, membujuk ayahnya supaya dia bisa masuk ke TK Konoha, tempat di mana ibunya menghabiskan masa kecil dulu. Ayahnya mengijinkan, dengan syarat bahwa Sasuke tidak boleh berteman dekat dengan bocah-bocah tidak berpendidikan yang tidak tahu aturan.
Uchiha adalah keluarga terhormat. Beda dengan keluarga kaum rendahan di luar sana. Dia selalu mendengar ayahnya mengatakan hal itu.
"Aku tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi…" Naruko mengerutkan kening, bingung. "Tapi aku selalu melihatmu membaca buku sendirian di sini. Kau tidak merasa bosan? Ayo main! Cuaca hari ini sangat cerah! Ayo, pergi ke danau bersama yang lain!"
Sasuke mengerjapkan matanya. Danau? Maksudnya danau pribadi milik keluarga Uchiha itu? Memang, sekarang mereka jarang menggunakan danau itu. Tapi… kalau ayahnya tahu bahwa teman-teman sekelasnya menggunakan danau itu tanpa ijin…
"Ayo! Kita benerang!" Naruko tiba-tiba menarik tangan Sasuke.
"Berenang," Sasuke membenarkan. "Tunggu. Aku tidak bisa berenang!" Dia tersentak ketika Naruko tiba-tiba berlari, sehingga dia dengan terpaksa ikut berlari di sebelahnya.
"Akan kuajarkan, dattebane!" Naruko meringis. "Oh ya, namaku Naruko, dattebane!"
Sasuke kembali terpaku pada sepasang mata biru bersinar-sinar itu. "Namaku…"
"Aku tahu namamu siapa! Teman-teman suka menjeritkan namamu! Namamu Sosuke, kan?"
"… Sasuke."
"Salam kenal, Sosuke!"
Sasuke kehabisan kata-kata. Dia tidak tahu apa yang harus dia perbuat dengan gadis blak-blakkan yang tomboy ini. Dia tidak pernah diperlakukan seperti ini sebelumnya. Matanya melirik ke arah tangan mereka yang bertaut. Dia tidak pernah digandeng. Dia juga tidak pernah berlari sehingga kehabisan napas sampai seperti ini. Apa ini rasanya mempunyai teman? "Salam kenal…" Sasuke bergumam pelan, mengulum senyum tipis yang menghiasi wajahnya. Namun, senyum Sasuke menghilang ketika dia teringat akan sesuatu yang penting.
"Hehe, senang mengenalmu, Sosuke!"
Dia salah menyebutkan namaku.
TBC
Haha, segitu dulu deeeh
gak tau kenapa tiba-tiba pengen nulis SasukeNaruko. :p
oh ya, kali ini chapter-nya akan beda berdasarkan umur mreka.
ada saran buat chapter depan? mau kasih umur brapa buat mreka? ;)
segitu dulu deh, makasih udah baca! chapter depan bakalan lebih panjang... (amin)
