The Deepest

.

Summary : tunggu aku, Rukia...

.

Disclaimer : bleach belongs to tite kubo. On my way belongs to boyce avenue

Warnings : Spoiler, typos, may contain OOC-ness, modified canon, a short fic.


Secercah sinar menerobos ventilasi, menerangi ruangan termaram itu. Seorang gadis, satu-satunya penghuni dalam ruangan itu, beranjak dari duduknya. Ia memandang berkas cahaya matahari dengan tatapan rindu, beringsut mendekatinya. Kemilau kekuningan menimpa tubuhnya yang hanya dibalut yukata putih.

Terang.

Hangat.

Nyaman.

Betapa ia merindukan pelukan matahari.


I wasn't there the moment you got off your knees

But I'm on my way


"Ia bercerita banyak tentangmu, Ichigo-san."

Pengakuan jujur shinigami asing ini, membuat pemuda itu tercengang. Pria kecil di hadapannya ini terlalu polos untuk seorang pembohong. Lagi pula, ia bisa mendengar kegetiran saat Hanatarou mengisahkan pertemuannya dengan gadis yang membentuk tekadnya. 'Kau tidak akan mengorbankan dirimu untuk orang lain lagi, Rukia. Tidak untukku.' Bisiknya dalam hati.

"Sebelumnya, aku tidak pernah bertemu perempuan sepertinya..." Hanatarou tersenyum simpul, lalu memberanikann diri menatap sang shinigami pengganti. "Ichigo-san?" Panggil anggota Divisi Empat itu saat melihat kekakuan di tubuh dan wajah pasiennya. "Apa kau baik-baik saja?"

Tiba-tiba Ichigo berdiri, mengabaikan pertanyaan dan keterkejutan di wajah Hanatarou. 'Aku akan menyelamatkanmu. Tunggu aku, Rukia...'


I'm on my way


Kepalanya dipenuhi bayangan pemuda tegap berambut oranye. Kedua alisnya bertaut tak ramah, tapi mata cokelat madunya memancarkan kehangatan. Sikapnya kasar, namun perhatian jelas terambar di setiap tindakannya.

Pemuda itu, apa yang dilakukannya saat ini?

Dimanakah ia berada

Setelah menghela nafas panjang, kelopak sepasang violet itu menutup.

'Ichigo, tetaplah hidup.'


And close our eyes to see

Just close your eyes to see


"Nii-sama...!" Bisiknya parau diantara ledakan reiatsu yang menekan tubuhnya. "Jangan..." Pelasnya. Ketakukan terpancar di kedua irisnya. Saat ia menerima hukuman ini, ia memutuskan bahwa tidak akan ada yang terluka lagi karena dirinya.

Namun kini, di hadapannya, dua pria terbaring di lantai kayu. Hanatarou yang telah begitu baik padanya, serta seorang Shiba, dimana ia telah berhutang nyawa. Mereka tak sadarkan diri dalam genangan darah segar. Menunggu maut.

"Jangan... Jangan mati!"


And when you feel no saving grace

Well I'm on my way


Deru angin menghempas tubuhnya yang terbalut kasa. Tapi ia terlalu keras kepala untuk menyerah. Sayapnya goyah, oleng beberapa derajat. Jubahnya berkibar bagai parasut.

Ia harus bisa mencapai puncak menara.

Sekarang, atau tidak selamanya.


I'm on my way


Rukia memeluk tubuhnya, berusaha bertahan dari tekanan roh yang menyesakkan dada. Namun gemuruh di langit mencuri perhatiannya. Terlebih, reiatsu familiar yang serasa memberi kekuatan padanya untuk tetap berpijak, merangkulnya dalam perasaan aman.

Memberinya semangat untuk tetap hidup.

Gadis itu pun menengadah, disambut tatapan lega sepasang hazel.


So don't believe it's all in vain

Cause I'm on my way

.

"Aku datang untuk menyelamatkanmu, Rukia."


-Fin-


Author : WB Kronis *pundung*

Ichigo + Rukia : kamu kebentur?

Hanatarou : RnR for this helpless author? *senyum malaikat*

Author : oh iya, saya kok ga bisa ya publish ini via laptop saya. menu di akun (yg sebelah kiri) ga bisa kebuka, ada yg tau kenapa?