" "
Park Chanyeol, Byun BaekHyun
written by: fabbyun
2016
Tap.. tap .. tap .. langkah kaki seorang pemuda menyusuri lorong-lorong kelas yang mulai sepi. Ia semakin mempercepat langkahnya sambil sesekali melirik jam di pergelangan tangannya.
" Gawat, aku telat lagi" gumamnya.
Degan satu tarikan nafas ia memberanikan diri megetuk pintu.
" masuk!" balas suara dari dalam.
Dengan sisa keberaniannya ia memasuki ruang kelas yang entah menurutnya sangat mencekam.
" Telat lagi, Tuan Byun?" tanpa melihat langsung yang ditanya tahu pasti jika seseorang didepanya sedang naik pitam.
"M-maaf saem" cicitnya takut-takut ,
"tsk, cepat duduklah" titahnya.
Tanpa menuggu sekian detik pemuda bermarga Byun tersebut mendudukan dirinya dideratan kursi paling belakang, alasannya agar aktivitas nya tidak terlihat oleh orang lain.
Jam istirahat. Baekhyun seorang siswa kelas akhir yang terkenal penyendiriini memilih taman belakang sekolah untuk menghabiskan waktu istirahatnya.
" Bodoh, sedang apa kau disini?"
"Aku? Tidak" Sautnya.
" Lemah. Harusnya kau tampar saja wajahnya tadi pagi"
"Aku tidak bisa" pandangnnya jatuh pada kakinya yang sibuk menedang-nendang bebatuan kecil.
"Tidak bisa atau tidak mau, hm? Ingat Baek dia yang membuatmu menderita, dia telah mengabaikanmu, dia juga..."
"stop, sudah hentikan. Aku tidak ingin mendengarnya lagi." Potongnya histeris. "aku tidak ingin mendengarnya lagi, sudah hentikan." isaknya sambil mengusap kasar wajah yang kini basah karena air mata, tubuhnya merosot, kakinya tidak sanggup lagi menopang tubuh ringkihnya dia terduduk melipat kedua lututnya sambil terus terisak hingga seseorang datang menyentuh pundaknya.
"Baek, maafkan aku." suaranya tulus penuh penyesalan.
Tapi Baekhyun tidak bergeming.
"Baekhyun sudah jangan begini, ayolah." pemuda yang lebih tinggi dari dirinya itu mengangkat tubuh Baekhyun.
"Astaga Baekhyun apa yang terjadi, berapa botol minuman keras yang kau habiskan semalam, kau bodoh sekali liat dirimu Baek." cercanya.
Sementara Baekhyun menatap tajam dengan mata berair, dia marah, sangat marah saat ini.
"apa pedulimu yeol, kau tidak perlu memarahiku atas apa yang aku lakukan pada diriku sediri."
"tidak Baek tidak, kau tidak bisa seperti ini. Maafkan aku Baek."
"lepaskan aku yeol, tidak usah lagi peduli padaku." ia berusaha melepaskan pegangan Chanyeol dan pergi.
"Baek, dengarkan aku. Tolong dengarkan aku." mohon chanyeol pada Baekhyun yang semakin menjauh darinya.
Hari setelah percakapan mereka di taman belakang sekolah menjadi awal dari segala perubahan sikap keduanya. Di dalam kelas mereka tetap bersikap wajar, Chanyeol sebagai guru sedangkan Baekhyun sebagai seorang murid. Chanyeol kerap memarahi bahkan menghukum Baekhyun jika ia melakukan kesalahan. Seperti saat ini, Baekhyun dihukum berlari keliling lapangan karena kedapatan tertidur saat jam pelajaran berlangsung.
"hosh..hosh, aku telah berkeliling 10kali seperti yang kau suruh pak. Jadi, bisakah aku kembali ke kelas?" pintanya terengah-engah.
"Baiklah, cepat kembali ke kelas dan jangan ulangi kesalahan yang sama atau aku akan menghukummu lebih dari ini." Sebenarnya Chanyeol tidak tega menghukum Baekhyun, tapi ia sadar posisinya saat ini sebagai guru. Peraturan di sekolah memaksanya mengambil tindakan. Jika tidak maka anggapan siswa lain bahwa Chanyeol menganak emaskan Baekhyun semakin deras. Baekhyun segera meninggalkan Chanyeol sebelum namanya kembali dipanggil.
"Baek tunggu. Ini ambillah" chanyeol meyodorkan sebotol air untuk Baekhyun.
"Tidak. Terimasih." Tolaknya lalu bergegas menuju kelas meninggalkan Chanyeol.
"Sampai kapan kau seperti ini Baek" gumam Chanyeol menatap kepergian Baekhyun.
