Danmachi © Fujino Omori
Highschool DxD © Ichhei Ishibumi
Tittle of Adventure © Tessar Wahyudi
Chapter 1 Impian Seorang Petualang
Slash! Slash! Dum!
Demikianlah suara itu bergema di sebuah Dungeon. Akibat serangan seorang pemuda dengan gaya rambut acak-acakan postur tubuhnya setinggi 178 cm, mengenakan pakaian standar petualang dengan sebuah pedang sepanjang 1,2 m di tangan kanannya.
Namanya adalah Arif Rahman petualang pemula yang bercita-cita menjadi petualang legendaris. Apa yang dilakukannya saat ini adalah berburu di Dungeon Perunggu.
"Heyaah!"
Dia berteriak lantang sambil matanya menatap tajam seekor goblin, yang hendak menyerangnya dari belakang. Kemudian badannya dia gerakan sambil tangannya, mengayunkan pedang ke arah goblin tersebut.
Slash! Dum!
Tubuh Goblin itu terbelah dan lenyap, menjatuhkan sebuah batu dengan warna hijau. Nama benda itu adalah inti sihir, inti sihir sendiri merupakan benda yang ada di tubuh monster. Inti sihir inilah yang dikumpulkan oleh Petualang seperti Arif. untuk di tukarkan di guild petualang dengan Gil atau item Legenda.
Harga batu Inti Sihir sendiri beragam tergantung warnanya. Hijau yang paling murah sedangkan yang termahal berwarna ungu gelap. Nah makin sulit monster yang kau lawan, makin besar peluang mendapat batu inti sihir berharga tinggi.
Tapi untuk mendapatkan itu, taruhannya bermacam-macam mulai dari luka lecet sampai berujung pada kematian. Sejak kejadian 500 tahun lalu, tepatnya peristiwa yang dikenal dengan Blood Paradise. Para Dewa dan Dewi yang ada di kahyangan, mulai turun ke dunia untuk membantu manusia.
Kerja sama yang di bentuk antara manusia dan dewa ini disebut dengan Familia. Sistemnya adalah manusia yang mengikat kontrak dari dewa tersebut, mendapat anugerah dan sebuah item bernama Celestial Ball yang berfungsi untuk mengetahui status diri mereka sebagai Petualang. Lalu sebagai balasan manusia yang menerima berkah dari dewa yang bersangkutan, memberikan 1/4 hasil buruan mereka dari Dungeon.
"Hm! Hasil hari ini lumayan, setidaknya cukup untuk membeli roti biasa di toko Namida."
Arif memang biasa berburu tapi tidak secara maksimal. Sebab dia sama sekali tidak mengikat kontrak dengan Dewa atau Dewi mana pun, lebih tepatnya tidak ada yang menginginkannya.
Sejak itu dia bertekad ingin menjadi kuat, walau tanpa mengikat kontrak dengan dewa atau dewi mana pun. Tapi kadang dia juga iri dengan beberapa petualang pemula, yang langsung pergi ke Dungeon Perak setelah bergabung dengan salah satu familia. Karena mereka akan pergi berpetualang, dengan sesama anggota familia Dewa atau Dewi yang bersangkutan. Sebutan untuk kelompok petualang yang saling bekerja sama, dalam berburu di dalam Dungeon adalah Party.
"Aku harap kejadian waktu itu tidak akan terulang lagi, aku harap akan ada Dewa atau Dewi yang mau menerimaku. Aku bersumpah selemah apa pun Dewa atau Dewi itu, aku akan melayaninya sepenuh hati."
Seperti kata pepatah [Manusia memang bisa hidup sendiri, tapi tidak ada satu pun manusia yang bisa tahan dengan kesendirian.] Demikian juga Arif, meskipun sering dikagumi oleh beberapa orang. karena sudah berjuang sejauh ini seorang diri, Dia masih dihinggapi rasa kesepian.
"Sepertinya cukup sampai sini saja, hari esok masih banyak. Aku harus menyimpan tenagaku buat besok."
Arif mulai mengumpulkan batu Inti Sihir yang berjatuhan hasil dari buruannya hari ini, lalu menempatkannya pada kantung kecil yang diikatnya di pinggang. Setelah beres dia beranjak dari Dungeon tersebut dan melenggang keluar, sambil pikirannya mengingat kejadian sebulan yang lalu.
Flash back
Bugh! Gaha!
Arif memegang perutnya yang baru saja dipukul oleh seorang yang mirip serigala, perlu diketahui makhluk yang menghuni dunia ini sejak hari Blood Paradise tidak hanya manusia saja.
"kau bercanda! Untuk apa Familia Freya, mempunyai orang lemah sepertimu."
Orang yang wajahnya mirip serigala itu mengenakan pakaian kasual berwarna putih, mengenakan celana panjang biru. Di kakinya tersemat pelindung betis setinggi lutut.
"Cukup Rufus … jangan kau lanjutkan!"
Suara itu muncul dari seorang yang duduk di meja sambil tangannya menyatu di depan wajahnya, dengan pandangan tajam mengarah ke orang yang di panggilnya.
"Cih! Baiklah Freya sama."
Rufus mendecih saat kegiatannya di interupsi oleh pimpinannya dan melangkah menjauh. Arif masih memegangi perutnya, sambil menggertakkan gigi dan menatap tajam Rufus.
"Harap maklum dengan perlakuannya, dia memang agak kasar. Tapi, kau juga sepertinya tidak tahu diri."
Mata Arif membulat sempurna mendengar kalimat terakhir, yang diucapkan oleh dewi Freya
"Ap-apa maksudmu Freya-sama!"
"Hah! Selain tidak tahu diri kau juga sangat bodoh. Pantas saja semua Dewa dan Dewi tidak menghiraukanmu."
Gigi Arif bergemeletuk mendengarnya. Matanya menatap lebih tajam, dengan tangan terkepal kuat.
"Kami sudah memiliki petualang tangguh serta terkenal. Kami juga memiliki jumlah Party yang banyak serta berpengalaman, jadi disini kau benar-benar …"
Arif meneteskan keringat di pipinya sambil menahan nafas, menunggu ucapan yang dijeda oleh Dewi Freya.
"Tidak dibutuh-kan!"
Deg! Deg!
Demikianlah suara yang dihasilkan oleh jantung Arif, dirinya tidak menyangka akan mendapat penghinaan besar seperti itu. Lalu matanya menggelap karena tertutup poni, perlahan dia bangkit dan langsung berbalik membelakangi mereka.
"Heh! Sudah datang kemari meminta ingin dimasukkan ke dalam Familiaku, tapi begitu sikapmu. Memang pantas kau disebut sampah."
Arif tidak menghiraukan ucapan Freya tersebut, dan terus melangkah keluar.
"Ya, wajar saja. Kau memang tidak memiliki rasa hormat pada seorang Dewa atau Dewi, jadi sudah semestinya kau tidak terpilih. Bahkan Hestia, Dewi termiskin itu juga menolakmu. Kurasa kau memang gagal sebagai petu-"
"Lihat saja!"
" … "
"Lihat saja! Akan kubuat kau menyesal, dengan apa yang sudah kau ucapkan kepadaku."
Mata Freya membulat saat melihat perbuatan Arif itu, dirinya ingin sekali memberi pelajaran kepada Anak itu. Rufus pun bermaksud mengangkat senjatanya, namun dia dicegah oleh Tuannya.
"Rufus! Tidak perlu kau mengurusi bocah itu, dia sama sekali bukan apa-apa. Melainkan hanya sebuah serangga pengganggu."
"Baik, Freya-sama!"
Setelah kejadian itu, Arif pergi ke atas bukit yang menghadap langsung kota Orario. Kemudian bertekad akan menjadi kuat.
Flash back End
"Familia Freya! Lihat saja, suatu hari aku pasti akan membalas perbuatan kalian."
Tidak terasa karena mengingat masa lalunya, Arif sudah keluar dari Dungeon yang dia jelajahi. Untuk pemula seperti Arif pengawas Dungeon, hanya akan menyarankannya memasuki Dungeon level Perunggu.
Itu karena Dungeon level ini memang pas untuk pemula dan cocok, sebagai langkah awal memulai karier sebagai Petualang. Arif selama sebulan sejak kejadian itu, selalu datang dan masuk ke Dungeon ini seorang diri.
Kalau ditanya kenapa tidak banyak yang memasukinya. Itu karena kebanyakan mereka yang pemula, sudah bergabung dengan Familia dan mengikuti Party. Nah jika seorang petualang bersama Party yang berpengalaman, maka meskipun itu petualang pemula dia akan diizinkan karena ada anggota Familianya.
Namun bila seandainya dia tidak memiliki Kontrak dengan Dewa atau Dewi, otomatis dia hanya sendiri apakah berpetualang sendiri bisa masuk ke Dungeon Perak. Jawabannya bisa tapi dengan beberapa syarat, dintaranya adalah berada di Level dua atau menyelesaikan Dungeon Perunggu.
"Ini hasil kerjaku hari ini!"
Arif memberikan kantung kecil, berisi batu Inti Sihir yang dia dapat saat berburu.
Seorang Elf yang bertugas melayani petualang tersenyum ramah, sambil meraih bungkusan yang di berikan Arif. Sebenarnya yang bertugas menyambut petualang bukan hanya bangsa Elf saja, tapi dari bangsa manusia juga ada.
Elf perempuan berambut pink dengan mata coklat dan panjang rambut sepunggung itu tetap tersenyum, dia mengenakan pakaian berlengan panjang putih serta luaran coklat.
"Hm ini hasilmu hari ini Arif! Sepertinya sedikit lebih banyak dari kemarin."
Arif mengangguk menanggapi perkataan wanita Elf tersebut. Seperti biasa wanita resepsionis ini memang selalu menjadi penerima tamu bagi Arif, atau lebih tepat Arif sengaja memberikannya pada wanita Elf satu ini. Karena merasa percaya padanya.
"Iya aku cukup beruntung bisa naik ke lantai 7 hari ini, tinggal 8 lantai lagi. Maka aku akan bisa diizinkan, untuk masuk ke Dungeon Perak bukan, Everyn!"
Nama dari wanita Elf ini sebenarnya adalah Cilia Everyn. sama seperti Arif, dia juga baru sebulan bekerja sebagai resepsionis. Awal perjumpaan mereka adalah saat Arif pertama kali, mendaftar sebagai Petualang pemula.
"Sebelum itu, pastikan juga kau berada di level 2. Itu agar kau mudah masuk ke Dungeon Perak, karena selain menyelesaikan Dungeon Perunggu. Kau juga harus berada di level dua, sebagai syarat pendukung. Juga jika bisa seharusnya kau ... membentuk Party."
Everyn mengucapkan kalimat terakhir dengan lirih, agar tidak di dengar Arif. Sebenarnya dia tahu permasalahan Arif dan bersimpati padanya. Namun ternyata telinga Arif sangat peka dan dia hanya bisa tersenyum palsu, seperti yang biasa dia lakukan.
"Yahahah kau jangan khawatir, aku pasti akan menjaga diriku dengan baik, Everyn!"
Everyn menggigit bawah bibir, saat menerima pernyataan bohong Arif. Dirinya sangat mencemaskan keadaan orang di depannya ini, dia tidak habis pikir. Biasanya para Dewa atau Dewi, akan dengan senang hati menerima manusia menjadi bagian dari Familianya. Tapi dalam kasus Arif mereka semua menolak.
'Mau sampai kapan kau menyembunyikan dirimu dalam topeng itu Arif!'
Tiba-tiba Arif menggerakkan tangannya di depan wajah Everyn, yang sedang melamun sambil berteriak kecil.
"Oi Everyn! Jangan melamun saat seseorang sedang bicara denganmu!"
Everyn mengempaskan apa yang baru saja dia pikirkan dan tersenyum, menanggapi panggilan Arif barusan.
"Baiklah mari kita hitung, harga dari seluruh batu Inti Sihir yang kau dapat hari ini!"
Everyn menjalankan tugasnya sebagai penakar harga batu sihir dengan cepat, setelah selesai dia memberikan hasilnya pada Arif dalam bentuk Gil.
"Baik hasil kali ini adalah 15.000 Gil silakan di terima."
"Wah hari ini meningkat 3000 Gil dari kemarin. Syukurlah! Aku bisa menambah uang tabunganku, untuk membeli peralatan baru."
Diawal petualangannya Arif hanya bisa mengumpulkan dalam kisaran 250-500 Gil. Tapi setelah satu bulan, dia bisa mengumpulkan 30 kali lipat dari hasilnya dahulu dan itu membuatnya puas.
"Hm memangnya ada berapa uang tabunganmu, Arif!"
Arif memunculkan gigi sambil tangannya menggaruk belakang kepala, lalu tangan lainnya mengisyaratkan tanda v untuk menunjukkan nilai tabungannya.
"Wah itu cukup banyak, tidak kusangka kau bisa mengumpulkan sebanyak itu. Baiklah besok ikut aku ke menara Babel ya!"
Arif ingin menolak karena dia berencana untuk masuk Dungeon lagi, dan cepat-cepat menaklukkan Dungeon perunggu. Agar bisa memasuki Dungeon Perak.
"Ano! Sebenarnya aku berencana memasuki Dungeon lagi."
Everyn memandang Arif dengan mata setengah terbuka dan mulut di kerucutkan, lalu matanya juga menyiratkan sesuatu seperti (apa kau tidak mau pergi denganku),
Glek!
'Shimatta entah kenapa aku merasa akan menyesal seumur hidup, jika menolak tawarannya hari ini.'
"Y-ya ba-baiklah aku akan ikut denganmu."
"Yeay bagus! Aku tunggu di alun-alun kota ya."
Arif sweatdrop ketika melihat tingkah Everyn yang langsung memasang wajah cerah, sambil tangannya disatukan dengan tangannya.
"ha-ha'i!"
Setelah segala sesuatunya beres, Arif melenggang keluar untuk pulang. Langit sore di kota Orario memang enak untuk di nikmati, hilir mudik petualang yang baru pulang juga menjadi pemandangan yang menyenangkan. Lalu mata Arif memandang langit yang merah saga.
'Aku pasti bisa menjadi petualang seperti dirinya. Suatu hari aku akan menjadi sepertimu, mendapatkan gelarku sendiri dan menjadi petualang legendaris lihat saja. [Siegrief no Dragon slayer]
And cut
Hai Minna-san ini adalah cerita baru yang kusuguhkan untuk kalian. Yah saat melihat anime DanMachi, aku terinspirasi ingin menciptakan dunia seperti itu.
Oke aku jelaskan disini hal-hal yang ada di fanficku kali ini.
Pertama [Blood Paradise] ini adalah sesuatu yang terjadi sekitar 500 tahun yang lalu, namun gak akan kujelaskan sekarang akan terkuak seiring cerita.
Kedua [Gil] sebenarnya mata uang ini kuambil dari game Final Fantasy Tactic yang ada di PSP, yah kuharap kalian mengerti ya.
Di sini gak ada sistem kelas yang ada adalah Gelar. Gelar sendiri adalah julukan yang di berikan oleh Tomb Of Adventure, yang diciptakan oleh dewa tertinggi masing-masing Mitologi. Kadang dalam beberapa kasus suatu gelar bisa dimiliki oleh beberapa orang sekaligus, ada juga gelar seperti Siegrief yang di kagumi oleh Arif memiliki gelar khusus yaitu Dragon Slayer. Info lebih lanjut kujelaskan seiring cerita ya.
kemudian [Item] tetap sama seperti di animenya. Yaitu ditempa oleh sang dewi Hephaestus, Juga beberapa dewa atau dewi lain di berbagai mitologi yang khusus menempa senjata.
Dan untuk fic kali ini aku akan menggunakan beberapa mitologi besar yaitu Shinto, Hindu, Yunani, Nordik, dan Roma serta beberapa mitologi kecil lainnya.
pembagian Dungeon sendiri sebagai berikut.
[Perunggu] merupakan Dungeon untuk pemula seperti Arif, memiliki rank kesulitan D dan banyak lantai 15.
[Perak] merupakan Dungeon untuk tingkat lanjut di Level 2, memiliki rank kesulitan C dan banyak lantai 30.
[Emas] merupakan Dungeon untuk tingkat menengah berada di level 3-4, memiliki rank kesulitan B dan banyak lantai 70.
[Diamond] merupakan Dungeon untuk tingkat atas berada di level 5-7, memiliki rank kesulitan A dan banyak lantai 85.
[Legenda] merupakan Dungeon yang dibebaskan untuk dimasuki dengan catatan, bila meninggal dalam berburu di Dungeon tersebut pihak pengawas tidak bertanggung jawab. Memiliki Rank kesulitan S dan banyak lantai 100. (Hanya muncul bila terjadi sesuatu yang sangat besar seperti Blood Paradise)
Demikianlah penjelasan dari Dungeonnya dan beberapa hal, semoga membantu:v.
Nah untuk melihat status, para petualang bisa menggunakan [Celestial Ball] yang diberikan oleh dewa atau dewi yang dilayani. Namun karena Arif belum memilikinya, jadi untuk sekarang belum tahu statusnya.
Oh satu lagi dalam fic ini akan bertebaran karakter OC(Original Character), jadi bagi yang tidak suka tidak mengapa. Saya tidak memaksa Anda membacanya oke:v.
Baiklah segitu aja dulu salam pertama dariku untuk cerita ini.
Seperti biasa bacalah The Tittle Of Adventure dan ikutilah petualanga. Arif, demi meraih impiannya untuk menjadi petualang legendaris seperti idolanya.
Terakhir aminkan doa ini di hati aja.
Ya Tuhan! Berikanlah kepada Author ini, kemampuan untuk terus berkarya dengan baik dan lancar. Serta diberi kebahagiaan di dunia ini maupun di dunia selanjutnya.
Jaa nee
