Summary:

Kami saling membenci satu sama lain. Kami saling menjatuhkan dalam hal apapun. Aku membencinya karena orang tuanya telah membunuh kakakku. Dia membenciku karena menganggap kakakku membunuh seluruh keluarganya. Aku bersumpah akan menghancurkan hidupnya. Tetapi..semuanya terlambat! Karena...dia terlebih dahulu menghancurkanku...dengan cara... MENIKAHIKU...!

.

.

"ENVIDIAR"

Pairing : Ichiruki

Rating : M

Genre : Romance/Hurt Comfort/Horor

Warning : OOC, violence, non con, abuse, etc...

.

Tite Kubo©

.

.

.


.

Aku tidak akan mencintai siapapun...

Itulah sumpahku di depan makam kakakku dulu..

Kakakku yang tampan, kakakku yang baik hati... karena 'DIA'..aku kehilangan satu – satunya orang yang bisa kusebut keluarga.

CURSE HIM!

I SWEAR TO GOD, I WILL DESTROY HIM!

.


.

.


Prologue


.

Terdengar suara kendaraan terpakir di halaman rumahku. Di hari yang sedang hujan deras begini siapa kira – kira yang datang? Aku merasa sangat penasaran, soalnya rumah atau lebih tepatnya mansion Kuchiki berada di puncak bukit dan sangat jauh dari pemukiman warga, hal itu sangat wajar karena bukit dan lahan sekitarnya adalah milik keluarga Kuchiki, yang sekarang adalah milikku.

Namaku adalah Kuchiki Rukia. Adik dari Kuchiki Byakuya, pengusaha jenius sekaligus kepala Klan Kuchiki yang tersohor di seluruh negeri.

Nii-sama sering memuji kecantikanku karena memiliki kulit putih susu, rambut hitam panjang selembut sutra, dan mata violet yang menurutnya sangat langka dan jarang dimiliki orang lain.

.

Nii-sama memang terlalu berlebihan menilaiku.

.

Menurutku, aku bukanlah orang yang cantik. Jelek malah.

.

Dengan tubuh kecil dan rambut panjang selutut, aku seperti rambut berjalan. Sedangkan kulitku terlalu putih, sehingga seperti hantu jika berjalan di malam hari. Bibirku terlihat penuh dan merah seperti seorang yang habis makan cabe. Parahnya lagi warna mataku, seperti alien dengan mata besar.

.

I hate myself!

.

Satu – satunya yang menjadi kebanggaanku hanyalah kecerdasan otakku. Aku tahu aku cerdas, dan itu tidak pernah kututupi.

.

Ya..aku adalah seorang Kuchiki. Satu –satunya yang masih hidup. Beberapa tahun yang lalu kakakku 'Kuchiki Byakuya' meninggal. Sebagai pewaris kedua otomatis kedudukan sebagai kepala klan dan seluruh harta kekayaan Klan Kuchiki jatuh kepadaku.

Sebagaimana halnya mansion yang ku tempati ini. Mansion ala jepang yang terbuat dari kayu berkualitas tinggi dan langka. Mansion ini memiliki sekitar 20 kamar utama dan 30 puluh kamar tamu, dojo, attic, dsb., saking luasnya aku terkadang tersesat di lorong rumahku sendiri.

Di depan dan samping mansion terdapat berbagai pepohonan yang terawat rapi hingga terlihat sangat asri, di belakang mansion terdapat kebun bunga dan kolam ikan yang sangat besar, ketika aku masih kecil aku sering bermain – main dengan ikan koi yang terdapat di kolam itu, air di kolam tersebut tidak dalam jadi nii-sama mengizinkanku bermain – main di situ, masa kecilku cukup menyenangkan.

Lamunanku langsung sirna, ketika terdengar suara ketukan di pintu kamarku.

.

Tok..tok..tok..

.

"Rukia-sama, ada seseorang yang ingin menemui anda." Ucap salah satu pelayan keluarga kuchiki.

.

"Siapa?"

.

"Mereka bernama Urahara Kisuke dan Grimmjow Jagerjack, Rukia-sama." Jawab sang pelayan dengan hormat.

.

"Apa..." mataku melebar ketika nama itu di sebut.

.

Mengejutkan. Sungguh tamu yang tidak biasa.

.

Srakkk

.

Aku kemudian membuka pintu geser kamar. Di depan pintu terlihat seorang pelayan wanita duduk bersimpuh dengan kepala menunduk dalam.

.

"Katakan kepada mereka untuk menunggu sebentar, dan...siapkan minuman." Ucapku dengan penuh wibawa, walaupun sebenarnya hatiku bergemuruh resah.

"Hai, Rukia-sama." Ucap sang pelayan dan kemudian pergi untuk melaksanakan tugasnya.

Kututup pintu kamar, dan kemudian mengambil kimono ganti untuk menemui mereka. Tidak mungkin aku memakai kimono tidur ini kan?. Damn them! Kenapa mereka harus menemuiku selarut ini.

"Mau apa mereka kemari? Mereka kan bawahan si berengsek itu! Akan kutuntut dia kalau cari masalah di rumahku!" maki ku sambil berganti pakaian.

.

.

Tap...tap...tap...

.

Menyusuri lorong yang panjang dan sepi, perasaaanku mulai terasa tidak enak. Bagaimana tidak, orang suruhan 'dia' menginjakkan kaki di sini pasti bukan untuk maksud yang baik. Mengingat hubungan kami yang sangat buruk, dan segala usaha yang kulakukan untuk menjatuhkan nama keluarganya.

.

Hmmm...seperti foto – foto skandal dirinya dengan semua wanita yang di pacarinya. Heh! Aku tidak akan melupakan ekspresi wajahnya saat itu...MENGGELIKAN!

.

Saat kusebarkan foto - foto itu di dunia maya, dia memasang wajah stoic dan sikap tenang di hadapan semua orang, tetapi...di hadapanku dia melepas topeng gentelmannya dan menunjukkan sisi gelap dirinya sebenarnya.

.

Dasar laki – laki bermuka dua! Sikapnya sebusuk hatinya!

.

Jangankan di usia ke 20 tahunku saat ini. Waktu pertama kali bertemu di sekolah dasar saja aku sudah sangat membencinya. Sialnya lagi, aku selalu sekelas dengannya selama 6 tahun bertutut - turut. Ugh! Bagaikan di neraka!

Puncaknya adalah kecelakaan mobil yang di sebabkan kesalahan orang tuanya yang mengakibatkan nii-sama meninggal! Hal itu menambah daftar panjang mengapa dia adalah musuh terbesarku di muka bumi ini.

.

Aku tidak akan memaafkannya! Keluarga pendosa itu!

.

.

Srakkk

.

Saat kubuka pintu geser tersebut, terlihat dua orang laki – laki berpakaian jas, duduk bersimpuh dengan santai sambil meminum teh hijau yang telah disediakan pelayanku. Sepertinya mereka sangat menyukai teh tersebut, terlihat dari ekspresi rileks dan senyuman kecil di wajah mereka.

.

Huh! Baguslah, setidaknya mereka tidak tersedak sampai mati saat aku tiba.

Hei! Yang bakal susahkan aku sendiri, harus di buang kemana mayat mereka nanti?

.

"Umm..Kuchiki-san, apa anda baik – baik saja?" tanya seseorang dengan suara ramah

.

Gasp! Apa yang sedang kulakukan...berdiri bengong seperti orang bodoh di hadapan mereka. Shit! Memalukan.

.

Aku pun memberikan senyuman tipis kepada kedua pria itu, "Ah..terima kasih Urahara-san, aku hanya merasa sedikit tidak enak badan." Kataku berusaha menutupi sikap error ku.

Urahara membalas ucapanku dengan senyuman ramah, sedangkan Grimmjow hanya menatapku dingin tanpa berkata apapun.

"Anda sangat cantik memakai kimono ungu tersebut Kuchiki-san, kalau saja saya belum menikah, saya pasti akan langsung melamar anda sekarang juga." Lanjut Urahara dengan semangat.

.

Yeah...yeah...fantastic..sekarang dia mencoba menggodaku.

.

Diam -diam aku memutar bola mataku menanggapi ucapannya.

COO mesum dan CEO playboy. Perfect! benar – benar pasangan yang serasi.

.

Berjalan seperti seharusnya seorang Kuchiki, aku pun dengan anggun dan langkah mantap melangkah menuju tempat dudukku, tepat di depan mereka.

Setelah duduk bersimpuh dan menyamankan posisi badan, aku menatap mereka dengan tatapan penuh intimidasi.

"Ada keperluan apa anda berdua kemari?" tanyaku to the point.

Grimmjow yang semula hanya berdiam diri, kini mulai angkat bicara.

"Kuchiki-san, kami kemari hanya untuk menyampaikan pesan dari Kurosaki-sama."

"Ini." Grimmjow menyodorkan map berwarna merah yang di letakkan di atas meja kepadaku.

"Apa ini? Kalau ini hanya lelucon kekanakan dari atasan kalian aku menolak untuk menerimanya!" suaraku mulai meninggi, emosiku mulai tersulut saat mendengar namanya di sebut.

"Ne..ne..Kuchiki-san, ini bukan lelucon. Saya harap anda dapat menerimanya dengan baik. Karena...ini masalah yang cukup krusial." Sahut pria berkipas itu dengan tampang serius.

Ku lemparkan pandanganku kepada Urahara dan men-death glarenya.

"Masalah..? biar ku luruskan, bocah Kurosaki itulah sumber masalahnya! Aku tidak memiliki masalah apapun." Tegasku kepada mereka berdua.

"Tenangkan diri anda Kuchiki-san, emosi tidak akan menyelesaikan apapun. Sebagai pengacara pribadi dari Kurosaki-sama saya hanya menjalankan perintah." Ucap pria berambut biru itu dengan tenang.

.

Apa..? memangnya siapa dia..? berani – beraninya si brengsek ini memerintahku!

.

Kulipat kedua tanganku di dada, dan ku tatap pria berambut hijau itu dengan pandangan terdinginku.

.

LIKE I CARE!

.

"Umm..Kuchiki-san, jangan begitu, saya tahu hubungan ada dengan Ichigo-sama kurang harmonis. Tapi, betul apa kata Grimmjow, saya juga selaku wakilnya hanya dapat menjalankan perintah." Ucap Urahara berusaha membujukku.

.

HARMONIS? WTF...penggunaan kosakata aneh apa itu? jangan anggap kami seperti pasangan suami – istri, mesum!

Aku tidak menanggapi ucapannya. Tetap dengan postur semula, tetapi dengan wajah lebih mengeras.

.

"Ne..selain itu Ichigo-sama seusia dengan anda. Cuma beda 1 bulan dengan anda, jadi dia bukan bocah, Kuchiki-san. Walau lebih tua 1 bulan, anda sebaiknya jangan bersikap superior." Nasehatnya dengan nada yang di anggapnya bijak.

.

Mendengar ucapan Urahara, emosiku sudah tidak terbendung lagi.

.

Aku pun kemudian berdiri, dan mengarahkan jari telunjukku ke arah pintu keluar.

.

"Cukup omong kosong kalian! Keluar dari rumahku sekarang juga!" Perintahku dengan suara lantang, wajah memerah karena marah.

Kedua pria itu kemudian berpandangan, berkomunikasi tanpa suara. Setelah itu mereka berdiri dan membungkuk hormat kepadaku, sebelum akhirnya mereka berjalan menuju pintu keluar.

Grimmjow yang berada di belakang Urahara tiba – tiba berhenti tepat di tengah pintu, dia kemudian menoleh ke arahku.

"Bila anda ingin menemui Kurosaki-sama, besok beliau ada di kediamannya sekitar pukul 5 sore." Ucapnya datar.

.

Memang ada urusan apa aku dengannya? Bila dunia kiamat pun aku tidak akan sudi menemuinya!

"Saya harap anda dapat menerima semuanya dengan tabah. Satu lagi pesan dari Kurosaki-sama, anda di beri waktu sampai jam 8 malam untuk mengemasi semua barang – barang anda di rumah ini." Lanjutnya.

Setelah itu dia pun berlalu pergi, meninggalkan aku yang berdiri dengan mulut sedikit terbuka karena Shock.

Hah? Makan apa dia tadi sebelum kesini? Perkataannya melantur tidak karuan.

Mataku lalu menangkap benda yang masih tergeletak di tinggalkan di atas meja.

Ya ampun, mereka lupa membawa map ini.

Dengan setengah berlari tetapi tetap anggun, aku pun berusaha mengejar mereka untuk mengembalikan map merah tersebut.

Sesampainya di pintu keluar utama, aku merasa kecewa..karena mobil kedua pria itu sudah tidak berada di tempat.

.

Haahhh

.

Aku menghela nafas panjang, tanganku memijit – mijit keningku yang mulai pusing. Seluruh tubuhku sedikit menggigil karena dinginnya malam.

Untuk beberapa saat aku hanya berdiri membeku di depan pintu tersebut. Secara tidak sadar jariku mulai mengelus permukaan map yang ku pegang.

Jujur..aku cukup penasaran tentang isi dari map ini.

Kata mereka map ini di tujukan kepadaku kan?

.

'Yup, dari bocah Kurosaki brengsek itu' inner ku menjawab dengan segera.

.

Berarti tidak masalah bila aku melihatnya.

.

Dengan bantuan penerangan dari lampu teras, kubuka perlahan sampul map itu.

Ternyata di dalamnya adalah berkas.

Bukan bekas biasa tetapi berkas yang menyangkut hak pengambil alihan seluruh property Klan Kuchiki. Dan di setiap akhir berkas tertera namaku untuk di tandatangani.

Kakiku tiba- tiba terasa lemas...

Tidak...Tidak mungkin...

Ini pasti hanya mimpi...ya...mimpi buruk...

.

Dengan langkah gontai aku berusaha masuk kembali ke dalam mansion.

.

K..Kami-sama...

Hukuman apa yang kau berikan kepadaku ini...

.

Setibanya di lorong masuk, penglihatanku kemudian berputar – putar, dan mulai mengabur.

Kurasakan tubuhku seperti boneka marionette yang talinya putus, perlahan jatuh ke depan menuju lantai.

.

"Kyaaaaa...Rukia-samaaa...!"

.

Terdengar teriakan panik seluruh pelayan di telingaku.

.

Tubuhku kemudian membentur lantai. Dan dalam sekejap pandanganku menjadi gelap.

.

.

Aku tidak sadarkan diri.

.

.

.


TBC


.

CEO : 'Chief Executive Officer' / 'President'.

COO : 'Chief Operating Officer' / 'Vice President'.

.