Persona 3x4 - The 2nd Chance of The Truth

Ongoing Series

by ajibana aiko

Disclaimer : Persona 3, Pesona 3 FES, Persona 3 Portable, Persona 4 by ATLUS with no doubt.

Warning : OC, OOC, Death Character, Crossever, Typo, ke-Ga-Je-an.

Review anda sangat berarti bagi pengembangan dan kelanjutan cerita ini. Setiap review anda adalah berharga, jadi akan saya hargai setiap review yang telah anda sempatkan tulis pada Fic ini.

Seperti kata Reborn, "Please watch(read) with your dying will!"

Thanks!


Inaba, Yasoinaba Station, 4 April 2012…

Souji baru saja kembali dari Tokyo karena orang tuanya ternyata dapat pekerjaan mendadak lagi. Kali ini ia berdiri di depan stasiun. Bukan hanya paman dan Nanako saja yang menjemput seperti saat ia datang pertama kali, namun kali ini, Yosuke, Chie, Yukiko, Kanji, & Naoto juga ikut menjemput. Lalu kemana Rise dan Teddie? Rise menepati janjinya untuk kembali ke dunia entertain, jadi mulai bulan lalu tidak lama setelah kepergian souji, Rise kembali menjadi artis. Mengetahui bahwa Souji kembali ke Inaba, Rise memutuskan untuk mengambil cuti bulan depanuntuk dapat bertemu senpai 'tercinta'-nya tersebut. Sedangkan Teddie, ia masih sesekali bekerja di Junes walaupun tidak sesering dulu. Ia lebih sering menggunakan wujudnya sebagai beruang dari pada sebagai manusia. Yosuke menghampiri Souji dan merangkul dengan sebelah tangannya sambil berjalan ke arah lain.

"Hei, gara-gara kau kami jadi bolos sekolah tahu…"

"Ah, padahal harusnya kalian kan sekolah. Kita kan bisa bertemu besok, tapi, terima kasih.."

"Kalau bisa menjemput kan lebih baik, partner!" Kata Yosuke sambil tersenyum lebar. "Ngomong-ngomong, tidak usah se formal itu.."

Souji mengerjap. "Kau persis pamanku.."

Paman Doujima mendekat dangan yang lain.

"Wah sepertinya kalian sedang membicarakanku ya? Hei, Souji, selamat datang datang kembali nak. Kau kembali dalam kurun waktu yang lebih cepat dari perkiraanku." Paman Doujima pun hanya tertawa.

"Selamat datang lagi, Onii-chan!" Seru Nanako senang sambil menghambur memeluk Souji. " Yay! Aku punya kakak lagi."

Aku kan akan selalu jadi kakaknya Nanako.."kata Souji lembut. (aw, Souji, coba kau katakan itu padaku, aku akan menjerit kegirangan seperti orang gila)

"Yo, Seta-kun, Rasanya sudah lama tidak latihan ya? Ayo kita latihan lagi! Hehehe." Chie tampak bersemangat sambil mengepalkan tanganya ke atas.

"Ya, Sudah, cukup lama." Jawab Seta tersenyum kecil.

"Senpai, yah…selamat datang lagi…" Sapa kanji dengan agak malu (entah apa maksudnya…)

"Terima kasih, Kanji."

"Se-selamat datang kembali, senpai…" Sapa Naoto dengan wajah malu.

Souji berhenti memandangi Naoto sejenak. Ia tampak mengenakan seragam sailor Yasogami High. Souji kelihatan agak bingung walaupun wajahnya datar-datar saja. Naoto yang sedari tadi di perhatikan begitu langsung tersipu malu sambil menunduk.

"A-aku hanya me-mencoba seragam ini saja kok…maaf, ini memang tidak cocok.." kata Naoto yang menahan malu setengah mati.

"Tidak, kau manis kok"

Wajah Naoto tampak memerah. Ia hampir salah tingkah setelah Souji berkata begitu. Matanya berputar kemana-mana sangking berdebarnya.

"Entah kenapa aku jadi tidak heran waktu festival sekolah itu Nanako-maksudku si peramal itu-bilang bahwa kau adalah…gigo…ngg..'natural player'…" celetuk Yosuke dengan miris.

"Yosuke…" jawab Souji datar.

Pandangan souji beralih pada Yukiko yang tampak diam dari tadi. Ia menunggu Souji untuk menyapanya. Souji terus menatapnya dan membuat Yukiko jadi bingung (hei, Souji, dia malu tuh...). Wajahnya memerah. Ia tampak mengalihkan pandangannya kea rah lain sangking malunya. Dan parahnya, Souji tidak berhenti memandanginya. Tentu dengan wajah datarnya itu.(kalau aku yang di pandangi terus mungkin aku akan langsung pingsan sangking senangnya.

"Ha-halo…Souji-kun…la-lama tak bertemu.."

"Hai, Yukiko, kau sudah dapat lisensimu?"

"Su-sudah…tapi sepertinya hanya akan kusimpan saja."

"Oh, begitu ya. Apa kau selalu sehat selama aku pergi sebulan ini?"

"I-iya…" jawab Yukiko tersipu.

Mendadak hening…

"Ya,ya dari pada ini menjadi semakin hening, bagaimana kalau kita makan di Aiya? Aku akan traktir semuanya." Kata paman Doujima tiba-tiba.

"Wahaaa~! Ayah baik sekali!" seru Nanako senang."Ayo ke Aiya!"

"Ayo!" Seru semuanya.

"Tapi ngomong-ngomong sepertinya mobilku tidak cukup untuk semuanya jadi…"

"Tenang paman, aku dan Souji akan naik motorku, hehehe." Kata Yosuke bangga sambil menunjuk motor skuternya yang berwarna oranye itu.

"Oh, jadi kau sudah dapat motor?"

"Ya…semua dari hasil tabunganku selama ini, minus baju kuma yang waktu itu." Katanya kesal sambil menatap Chie dangan wajah kebencian."Ngomong-ngomong, lesensinya, aku dibantu banyak oleh pamanmu."

Souji mengangguk mengerti.

"Jadi, bagaimana kalau kita pergi sekarang?" Tanya paman Doujima lagi.

"Yosh!" seru semuanya.

Akhirnya semua pergi ke Aiya untuk pergi makan merayakan 'kepulangan' Souji.

Tatsumi Port Island, Dormitory, waktu yang sama…

"Ok, aku bosan…" keluh Junpei sambil duduk di kursi sofa dekat pintu masuk.

"Bisakah kau berhenti berbicara? Mendengarkanmu seperti mendengarkan radio rusak." Protes Yukari kemudian.

"Berisik…" cibir Junpei.

Hari ini semua anggota S.E.E.S. berkumpul di bawah dikarenakan Minato yang hilang tiba-tiba. Sebelum pergi, Minato hanya mengucapkan 'aku pergi dulu' pada koromaru (?) dan pergi entah kemana. Awalnya mereka kira ia tidak pergi jauh, tapi masalahnya ia pergi terlalu pagi dan tidak mengangkat telepon sama sekali, sepertinya sengaja di matikan. Kemana Minato sebenarnya? Apa dia ada janji? Tapi sepagi itu? Dengan siapa?

"Aduh kemana sih? Kok aku jadi khawatir?" Tanya Fuuka cemas.

"Jangan-jangan dia kabur karena kau bilang kemarin padanya ingin membuatkan sarapan…mungkin?" balas Ken.

"Hei, hei, sudahlah, yang penting sekarang kemana anak itu?" redam Akihiko.

"Lagipula kenapa Koromaru? Kan masih ada manusia di sini, ya maksudku…" celetuk Aigis.

"Oh iya, aku baru ingat kalau kau itu manusia.." kata Junpei tiba-tiba.

Semua mendadak hening sambil memandang Mitsuru yang sedari tadi tampak tenang-tenang saja. Tak ada satupunyang berani bertanya 'mengapa kau tampak tenang?' padanya. Maksudku…belum satu pun.

"Ka-kau…tidak…cemas?" Tanya Yukari memberanikan diri.

Semua terkejut sambil melihat kea rah Yukari. Mitsuru pun tidak menjawab. Namun kelihatan seali dari sorot matanya kalau dia cemas. Yukari pun kembali bertanya dengan takut.

"Se-sebenarnya…ka-kau…cemas…kan?"

Mitsuru hanya memandanginya dan membuat bulu kuduk Yukari juga Fuuka dan Ken yang duduk di sebelahnya berdiri. "Baik, aku tidak akan bertanya lagi…"

"Tidak apa-apa…ya, aku sangat cemas…" jawab Mitsuru kemudiam sambil memijat-mijat kepalanya,

"Ya,ya, aku sih nggak heran kalau dia cemas. Wajar kan?" kata Junpei kemudian.

"Aku sangat mengerti kok, ya ,ya…" lanjut Akihiko.

Yukari menatap Junpei dan Akihiko keji.

"Aku nggak tahu senpai dan Stupei jadi kompak begitu…" cibir Yukari ketus.

"Kami nggak kompak!" Seru mereka berdua.

Hening…

"Jangan ikuti kata-kataku!" seru mereka berdua lagi.

Semua memandangi Junpei dan Akihiko dengan tatapan tidak ingin ikut campur.

"DIAM KAU!" Junpei dan Akihiko saling meneriaki satu sama lain.

"Berisik!" bentak Mitsuru mendadak.

Suasana hening kembali. Junpei dan Akihiko pun tampak terdiam menunduk.

"Lebih baik kita pikirkan sekarang kemana kira-kira Minato pergi." Mitsuru mengmabil alih suasana.

Semua tampak berpikir apa yang sebernarnya terjadi. Tidak ada yang tahu kira-kira ia kemana.

"Bagaimana kalau kia mencarinya menyebar? Itu akan lebih efektif. Tapi masalahnya, bagaimana kalau dia tidak ditemukan di mana pun di kota ini? Apa dianaik kereta keluar kota?" jelas Fuuka sambil menggunakan kemampuan analisisnya (buakn personanya)

"Ya, aku rasa kau benar. Tapi keluar kota? Untuk apa? Memang dia punya tujuan?" Tanya Yukari.

"Mungkin, tapi mungkin juga tidak. Aku tidak tahu pasti."

"Padahal dia baru keluar dari rumah sakit. Ada-ada saja…" celetuk Akihiko tiba-tiba.

"Aku yakin dia masih belum sembuh benar." Kata Aigis kemudian.

"Mungkin dia pergi ke rumah sakit untuk check up.." kata Ken sambil menerawang jauh.

Mendadak hening. Lalu semua meng-oh dengan keras.

"Oh iyaMungkin ia pergike rumah sakit untuk check up rutin!" seru Fuuka takjub.

"Kau pintar Ken!" seru Yukari senang sambil mengacak-ngacak rambut Ken.

"Tapi apa kalian yakin?" Tanya Aigis yang merusak suasana secara tiba-tiba dan membuat semua down. Hening kembali. Namun tiba-tiba Junpei mengangkat tanganya. Tentu semua spontan melihat kearahnya. Wajahnya pucat dengan senyum yang sangat dipaksakan.

"Anu…kupikir dia memang pergi ke rumah sakit.." dia mulai angkat bicara.

Semua memandangi Junpei dengan heran. Ada apa dengan Junpei?

"Sepertinya kau tahu sesuatu..Iori.." kata Mitsuru dengan agak kesal dan marah. Semua mulai menjauh dari arah Mitsuru.

"Ka-kan aku bilang mungkin dia pergi…ahahahaha…"

"Tapi kenapa kau telihat yakin sekali, Iori?" Tanya Mitsuru dengan lebih menakutkan. Kali ini dengan tatapan 'sinar laser'.

"Iya, iya! Maaf aku lupa bilang! Bukan maksudku…!"

Mendadak handphone Mitsuru berbunyi. Ada pesan masuk. Ia segera melihat isi pesannya, matanya terbelalak Ia pun memandangi semua orang yang ada di ruangan itu.

"Dari Minato, ia ingin bertemu kita di Stasiun sekarang…penting."

Inaba, Aiya Chinese Food, kemudian…

"Haha! Ini benar-benar enak! Terima kasih paman! Akau berhutang padamu!" seru Chie senang. "Aku tambah!"

"Hei Satonaka, sadar diri dong! Kau sudah makan berapa mangkuk hah?!" protes Yosuke. " Kau tidak ada bedanya dengan Kuma."

"Berisik! Urus saja makananmu!" deisi Chie sambil menatap Yosuke kesal.

Semua tampak menikmati makanannya masing-masing. Yasuke dengan tahu diri hanya memesan beef bowl standar. Naoto dan Kanji juga memesan menu yang sama. Yukiko memesan udon dengan fried tofu (?) (kalo nggak pernah dengar yang begituan ada Chinese restaurant, anggap saja ada). Nanako dan Doujima memesan beef steak. Lalu dengan tanpa ampun, Chie sudah memesan pirirng ketiga. Sedangkan Souji memesan menu special yang hanya bisa ditawarkan pada hari hujan, Mega Beef Bowl! Makanan yang hanya bisa dihabiskan dengan memenuhi knowledge, understanding, expression, dan diligence seseorang! Awalnya paman Doujima dan Nanako tidak yakin bahwa Souji dapat menghsbiskannya, namun setelah mendengar pendapat semua orang, mereka berdua agak percaya.

"Tidak apa-apa, hari ini house kok." Kata Doujima.

"Benar nih?! Wah! Terima kasih paman!" seru Chie senang.

"Tapi kan, Satonaka…" gerutu Yosuke kesal. "Ah sudahlah…"

Yosuke melanjutkan makannya. Ia pun melirik pada Souji yang tampak menikmati makanannya. Entah kenapa, ia tidak bisa berhenti memandanginya. Wajah Yosuke memerah. Ia baru sadar ia…

"Hentikan! Waaaa!" seru Yosuke sambil berdiri dari kurinya. " Aku menyilangkan (?) persilangan (?) yang harusnya nggak boleh disilangkan! (…)" ( pengandaian matematika…)

"Ada apa sih, Hanamura? Berisik sekali…" gerutu Chie.

"Bukan! Aku merasa aneh!" jawabnya kesal.

"Sudah kunilang, kau terlalu naïf…" sahut Souji tiba-tiba.

"Berisik! Hentikan! Memang kau pikir ini gara-gara siapa hah?!" seru Yosuke makin kesal. " Arggghhh! Dejavu yang menyebalkan! Awas kau, Souji!"

Souji menatapnya datar.

"Tidak udah menatapku seperti itu…"

Semua menyelesaikan makannya. Naoto hampir mati kekenyangan karena porsi yang terlalu banya untuknya (yah, habis baru sarapan pagi)

"Kau tidak apa-apa, Naoto?" Tanya Souji tiba-tiba. " Kau terlihat..pucat.."

Naoto mempertegak duduknya. Ia bahkan tidak berani menatap mata Souji sedikit pun.

"Kenapa kau jadi aneh begitu, Naoto?" Tanya Kanji.

"A-aneh apanya?! Aku tidak aneh kok! Ka-kau yang aneh.."

"Hah?" kata Kanji bingung. Ia merasa Naoto benar-benar aneh.

Setelah itu, mereka semua pergi keluar untuk kembali pulang. Namun Souji meminta izin paman Doujima untuk pergi ke Junes sebentar bersama yang lain sebelum pulang kerumah. Doujima juga mengingatkan Souji agar ia tidak pulang terlalu lama karena Souji baru saja menempuh perjalanan jauh. Setelah itu mereka berpisah dan melanjutkan perjalanan ke Junes. Ditengah perjalanan Souji sengaja dibiarkan berjalan berdua di paling belakang agar dapat megobrol santai. Souji tampak ingin mengatakan sesuatu begitu pula dengan Yukiko.

"Se-seta-kun…anu…"

"Amagi…"

Ketika mereka mengatakan itu bersama-sama, mendadak mereka terdiam satu sama lain. Yukiko tidak sanggup mengatakannya. Sebenarnya Souji bisa saja langsung mengatakannya tapi ia menunggu Yukiko angkat bicara terlebih dahulu.

"Kau saja duluan…" sela Souji datar.

"Tidak apa-apa, Seta-kun duluan saja…"

"Baik…aku langsung pada pokok masalahnya saja…"

Yukiko dan Souji mengehentikan langkah mereka.

"Kalau begini terus, aku tidak tahu kedepannya seperti apa…berpisah?"

Yap, dengan begini Souji berhasil mengatakannya. Bahkan saya sebagai penulis (bahasa karya tulis Xd) tidak berani menuliskan kelanjutannya ketika Yukiko pamit pulang sambil menangis dan mengucapkan terima kasih bahwa ia tidak perlu mengatakannya. Baik, kita lewati saja bagian menyedihkan dan tidak penting ini dan beralih ke food court Junes.

"Hee..Souji, kau yakin? Apa dia baik-baik saja?" Tanya Yosuke antara bingung dan cemas.

"Kalau dia kenapa-kenapa saat pulang nanti, kupiting kau sampai remuk, Seta…" celetuk Chie datar dengan tatapan menghina.

"Luar biasa, senpai benar-benar seorang player sejati…" kata Kanji dengan wajah agak kaget.

"Ehem…jadi bagaimana kalau kita langsung..to the point saja? Jadi ada apa, senpai?" potong naoto mengalihkan suasana.

Souji mengambil sesuatu dari dalam kantongnya. Sebuah kunci berwarna biru dongker. Namun kunci tersebut agak berbeda dari kunci velvet room yang biasanya.

"Itu…apa?" Tanya Yosuke bingung.

Semua menatap Souji dengan tampak terdiam. Akhirnya ia angkat bicara.

"Aku minta maaf soal Yukiko tapi yang lebih penting, ini kunci Velvet Headquarters Mansion. Aku tidak yakin apakah igor benar-benar ingin 3 dari kalian ikut ke sana…"

"3 dari kami? Velvet Headquarters Mansion?" Tanya Naoto bingung.

TBC

Thanks for the review!