Chapter 1

DARK LOVE

Cast: Lee Donghae (Aiden), Lee Hyukjae

Genre: Crime, Romance & Psycho

Rate: T+

WARNING!

BOYS LOVE, typo (s), kekerasan, sadisme

DON'T LIKE? DON'T READ!

DON'T COPY PASTE WITHOUT MY PERMISSION ^^

DON'T BE SILENT READER

.

.

.

December 13th, 1993

Api berkobar diwarnai oleh jeritan pilu sekelompok manusia yang dikutuk oleh masyarakat sebuah desa. Mungkin tragedi ini tak akan pernah terlupakan oleh saksi hidup kelak dimasa yang akan datang.

Pembantaian penganut aliran sesat yang biasa mereka sebut anggota 'Sekte', terjadi di sebuah rumah besar berarsitektur bangunan Belanda yang tampak gelap, lembab dan kumuh. Warga sekitar mengaku geram dengan aksi mengerikan kelompok tersebut yang sudah memakan banyak korban.

Jeritan seorang wanita paruh baya seakan menyayat hati pendengarnya. Suaminya yang merupakan keturunan Belanda terbunuh dengan sadis di depan matanya. Mereka menghunuskan besi panas ke tenggorokan pria asing yang dikenal sebagai ketua kelompok sekte itu. Istrinya yang saat itu diborgol kedua tangannya, hanya mampu menjerit dan meronta saat warga menyiraminya dengan minyak tanah.

Wanita itu melirik putra dan putrinya yang sedang bersembunyi di bawah ranjang. Kedua anak yang masih berumur sekitar tujuh tahunan itu menangis dengan tubuh bergetar, menyaksikan ayah mereka terbunuh. Dan sebentar lagi giliran ibunya.

"Dimana putra dan putrimu? CEPAT KATAKAN!" Seorang pria tua mencengkeram wajah wanita itu, sedangkan wanita itu hanya diam dan menatap tajam padanya.

"Bakar saja tubuhnya! MEMBUSUKLAH KAU DI NERAKA, JALANG!"

"AKU BERSUMPAH AKU MENGUTUK KAU DAN KELUARGAMU TAK AKAN PERNAH MENDAPAT KEBAHAGIAAN!" Wanita itu menyumpahi siapapun disana yang terlibat pembantaian ini.

Tiga belas korek api mereka lempar ke tubuh wanita yang sudah basah oleh minyak tanah itu. Kedua anak ketua sekte itu tak mampu berkutik, hanya ada dendam yang tersulut seperti api yang membakar jasad ibu mereka.

'Salama darahku masih mengalir, kau dan keturunanmu akan kukejar dan kuhantui seperti yang kau lakukan pada orang tuaku'

.

.

.

August 2016, Seoul

Gerimis membasahi jalanan kota Seoul yang tampak lenggang. Beberapa pejalan kaki berlari-lari, berlindung di tempat yang teduh. Berbeda dengan seorang namja manis yang malah menengadahkan tangannya sambil tersenyum senang menyelami sensasi rintikan hujan. Namja manis keturunan Chaebol yang hidupnya penuh dengan kesempurnaan. Perusahaan ayahnya berjejer di kota-kota besar di Korea maupun luar negeri. Ibunya adalah pemilik universitas tempat ia menimba ilmu.

Namja bernama lengkap Lee Hyukjae itu adalah Mahasiswa Kedokteran yang sebentar lagi lulus.

Pintar, cerdas berwawasan luas membuat wanita dan pria sekalipun mengaguminya. Wajahnya yang lebih dominan manis dan ayu membuatnya sering diperebutkan beberapa namja tampan dan kaya.

Asik berjalan dengan mendongak ke atas, tak sengaja ia menabrak seorang pria tampan berwajah dingin sedingin salju. Tinggi, tegap menguarkan aroma maskulin. Mata teduh kebiruan itu berhasil memerangkap jiwa Hyukjae masuk dalam pesona pria itu.

Lama dengan posisi seintim itu, dengan tangan Hyukjae berada di dada pria itu dan tubuh basah mereka sudah tiada jarak. Menempel, bahkan Hyukjae dapat merasakan kehangatan tubuh pria itu.

"Maaf..." Hyukjae tersadar dari lamunannya ketika suara sexy manly terdengar merdu di telinganya.

"Bisakah kau singkirkan tanganmu dari sini?" Pria tampan itu berbisik, kemudian menunjuk pada tangan Hyukjae yang masih mendarat di dada bidangnya.

"Ahh... Itu, aku tak sengaja maaf..." Hyukjae menyingkirkan tangannya dari sana, ia benar-benar tak sadar apa yang telah ia lakukan. Pria itu begitu tampan tapi dingin dan mengerikan bagi Hyukjae. Hyukjae membungkuk sopan lalu pergi. Baru beberapa langkah tangannya dicekal oleh pria itu.

"Apa kau seorang dokter?" Tanya pria itu dengan nada sopan, sangat berbeda 180 derajat dengan perlakuannya tadi.

"Aku masih mahasiswa Fakultas Kedokteran. Dari mana kau tahu hal itu?"

"Aku mencium aroma Etanol dari tubuhmu."

"Oh. Lalu?" Hyukjae memasang tampang sok cuek. Ia tak ingin langsung sok kenal dengan orang asing, terlebih orang yang ada di hadapannya saat ini begitu aneh dan menyeramkan baginya. Orang ini seperti memiliki kepribadian ganda. Tampaknya dia juga pandai berakting. Lihat saja, baru beberapa detik sikapnya sudah berubah.

"Kau bisa mengobati lukaku? Jika kau akan segera menjadi dokter, maka anggap saja aku adalah pasien pertamamu, humm?"

Hyukjae bingung, ia tak ingin dekat-dekat dengan pria ini, tapi ini juga tugasnya nanti sebagai seorang dokter.

"Kita kesana..." Pria asing itu menarik lengan Hyukjae yang hanya menurut saja di bawa ke sebuah halte bus.

Beruntung Hyukjae hari ini ada praktek bedah jantung di kelasnya, jadi ia membawa beberapa peralatan medis dalam tasnya. Diiringi rintikan hujan, Hyukjae membersihkan luka pria itu. Lengan kanannya terluka seperti sayatan benda tajam. Dengan telaten Hyukjae membalutnya dengan perban. Dalam diam mereka menyelami pikiran masing-masing. Sepertinya yang ada dalam angan mereka berdua adalah sama 'kekaguman'.

Hyukjae mengagumi wajah tampan dan tubuh atletis pria itu, sebaliknya pria itu mengagumi paras manis Hyukjae serta sikap lembutnya saat merawat lukanya.

"Cha, sudah selesai." Hyukjae menyiramkan larutan garam ke tangannya untuk membersihkannya dari kotoran.

"Terimakasih manis..."

"Ha? Kau bilang sesuatu?" Derasnya hujan membuat pendengaran Hyukjae sedikit terganggu.

"Terima kasih agassi..." Hyukjae memelototkan matanya sebal.

"Kau buta? Aku namja!" Hyukjae langsung saja mencubit lengan kekar pria itu yang dibalas oleh tawa pria itu. Lihat senyumnya, begitu polos seperti anak berusia lima tahun. Berbeda sekali dengan saat pertama tadi. Apa pria ini memiliki kepribadian ganda? Bahkan senyumnya sangat menawan, ah lupakan.

Jika dilihat dari kejauhan, mereka begitu romantis. Tertawa, saling menyentuh di bawah rintikan hujan hanya berduaan. Tak ada yang tahu bagaimana perasaan sebenarnya antara mereka berdua. Apakah benar tumbuh benih-benih cinta diantara mereka.

'Biarlah hujan menjadi saksi bisu romantisme pertemuan pertama mereka'

.

.

"Aku pulang..."

"Hey, kau hujan-hujanan lagi? Kau mengingkari janjimu Hyukkie, kubuang saja semua stok strawberrymu itu." Kyuhyun, kakak Hyukjae yang super cerewet langsung mengomeli adiknya yang baru pulang dengan keadaan basah kuyup. Ia kesal, padahal Hyukjae sudah berjanji tidak akan hujan-hujanan lagi.

"Ya! Jangan hyung, kau tahu kan aku tak bawa mobil tadi." Matilah Hyukjae jika Kyuhyun sudah mengancam akan membuang buah favoritnya itu. Bukan masalah uang, saat ini sedang tidak musim strawberry jadi susah mencarinya di Seoul.

"Hello Hyukjaeku sayang? Apa susahnya minta jemput, kau punya ponsel kan?"

"Ishhh, aku kan sudah lama tak melihat hujan. Tadi aku bertemu pangeran, jadi aku lupa malah hujan-hujanan." Jawab Hyukjae dengan konyolnya. Tapi memang benar kan ia tadi bertemu pangeran tampan berwajah keturunan asing.

"Berhentilah main pangeran dan putri raja. Aku tak mau tahu, pokoknya jika kau sakit aku akan beritahu eomma kau sudah hujan-hujanan."

"Hyung jahat!" Hyukjae malah langsung lari ke atas. Setelah itu terdengar bantingan pintu dari arah kamarnya.

"Sedang kumat sepertinya..." Kyuhyun hanya acuh, sudah hafal dengan sifat manja adiknya itu.

Dalam kamar Hyukjae menggulung tubuhnya dengan selimut tebalnya tanpa membersihkan diri terlebih dahulu. Ia sudah besar, keluarganya terlalu berlebihan mengkhawatirkannya. Memperlakukannya seperti anak kecil di usianya yang sudah dua puluh dua tahun.

Ini semua berawal dari kejadian sembilan belas tahun lalu saat Hyukjae masih berusia tiga tahun. Di hari hujan itu, Hyukjae balita sedang diasuh seorang pembantu rumah tangga.

Karena lalai, pengasuh Hyukjae tak tahu balita itu berlari di samping tangga taman. Hyukjae berdiri sambil menikmati rintikan hujan yang mengenai wajahnya. Tiba-tiba saja, seorang anak berusia sepuluh tahun mendorong Hyukjae hingga jatuh terjungkal ke dasar tangga. Sayangnya anak itu langsung kabur setelah mendorong Hyukjae. Sampai sekarang tak pernah terungkap identitas anak itu.

Saat dilarikan ke rumah sakit, dokter bilang beberapa tulang rusuk Hyukjae patah dan hampir mengenai paru-parunya.

Hingga usia dua puluh dua tahun, Hyukjae masih sering mengalami gangguan pada paru-parunya.

Itulah alasan keluarganya begitu berlebihan dan protective kepadanya walau sudah dewasa. Terlebih jika berhubungan dengan hari hujan.

"Pria itu tampan, ah bodoh sekali aku tak bertanya siapa namanya." Hyukjae menjambakki rambut dark brown halusnya sambil mencak-mencak di atas kasur king sizenya.

"Tapi dia seperti sudah ahjussi ahjussi, berapa ya umurnya? Apa tiga puluh tahun? Tiga puluh empat? Apa iya aku suka ahjussi ahjussi"

Namja manis itu masih saja berbicara dengan dirinya sendiri.

"Seharusnya tadi aku tanya namanya dan minta nomor ponselnya. Oh, tidak Hyukjae! Kau seperti jalang jika seperti itu. Tapi aku ingin bertemu lagi dengannya, mata itu mampu menyihirku... Arghhh apa ini! Apa aku sedang jatuh cinta pada si pangeran?"

.

.

.

"Pagi..."

"..."

"Hey Barbie, kau masih marah pada hyung?" Kyuhyun mencolek dagu adik manisnya itu, membuat Hyukjae memajukan bibir sexynya.

"Apa sih colek-colek, berhenti memanggilku Barbie!"

"Waeyo? Kau memang seperti Barbie, sayang. Sudahlah jangan marah lagi, aku tadi sudah bilang pada Sungmin agar dia mengajakmu makan gratis ke restaurant di daerah Hanam. Katanya disana steak lidah sapinya enak dan tempatnya elegan pasti kau suka."

Kyuhyun ada rencana kencan di rumah dengan salah satu kekasihnya. Entah apa yang akan dilakukannya nanti. Maka dari itu, ia mengusir secara halus adiknya itu. Agar Hyukjae yang masih polos itu tak mendengar desahannya nanti.

"Benarkah? Gratis kan?" Hyukjae senang sekali jika sudah disuruh keluar makan di tempat-tempat elegan. Walau kaya, orang tuanya tetap membatasi uang saku Hyukjae. Karena Hyukjae itu polos, takut kepolosannya dimanfaatkan orang lain.

"Kau tak ikut, hyung?"

"Ah tidak, bukankah kau senang jika hyung tak ikut? Kau lebih bebas kan?" Hyukjae mengangguk senang tak tahu niat Kyuhyun yang sebenarnya.

.

.

Pukul 07.00 pm, di sebuah dapur restaurant sangat bising dengan suara penggorengan dan benturan alat-alat dapur. Restaurant ini tak pernah sepi pengunjung. Daging disini dinilai khas dan rasanya berbeda dengan daging-daging yang lain.

"Yun, lidahnya habis. Di lemari es tak ada persediaan." Salah satu chef memberi tahu pada chef lain.

"Aishh, bagaimana sih Irene tak mengontrol stok daging." Chef bernama Yunho yang bertampang garang membanting spatula.

"Cepat bilang pada Aiden, kita tak ada waktu. Suruh cari di tempat terdekat saja dan bilang padanya untuk 'waspada' karena hari ini ada patroli polisi pusat."

.

"Wah, ini tempatnya? Elegan dan aromanya menyenangkan.." Hyukjae dan Sungmin sudah sampai di restaurant yang dimaksud Kyuhyun untuk makan malam.

"Ya, aku dan Kyuhyun sering kesini. Aroma itu menguar dari lilin-lilin itu." Sungmin, sahabat dekat Kyuhyun menunjuk lilin-lilin yang tertata indah di sekeliling restaurant.

Mereka duduk di kursi di sudut ruangan. Beberapa saat kemudian, pelayan datang untuk memberi daftar menu makanan.

"Aku mau Steak lidah sapi, Spagetti dan Strawberry juice." Hyukjae tanpa ragu menyebutkan menu favoritenya.

"Aku sama, tapi minumnya Green Tea Latte saja."

"Hyung sedang diet ya?" Sungmin hanya tersenyum malu.

"Anni, cuma ingin kok..."

"Wah, kau pasti sedang menyukai seseorang ya? Makanya kau diet. Oh ya, kau dan hyungku kan sudah lama bersahabat. Apa kau tak pernah ada perasaan spesial padanya?"

Hyukjae senang menggoda Sungmin. Ia tahu Sungmin suka pada hyungnya, hanya saja hyungnya itu menyukai wanita. Ia tak bisa memaksa menyuruh hyungnya jadian dengan Sungmin. Walau sebenarnya Hyukjae sangat setuju jika Sungmin menjadi kakak iparnya.

"Aku tak suka playboy seperti dia, Hyukkie..."

Menunggu sedikit lama, pesanan mereka pun datang. Hebatnya, baru satu suapan mereka terkagum dengan rasa daging itu. Ternyata benar tentang rumor yang beredar, daging disini memang luar biasa enak.

"Aku tak pernah merasakan daging seenak ini." Sungmin bergumam.

"Setuju, kali ini aku percaya pada Kyuhyun hyung..."

Mereka begitu mengagumi rasa daging di restaurant itu dan makan dengan lahap. Makanan di piring Hyukjae sudah hampir habis. Pada suapan terakhir, tak sengaja matanya menangkap sosok yang kemarin sore bertemu dengannya.

'Ya Tuhan aku bertemu lagi dengannya.'

"Kau lihat apa Hyukkie?"

Sungmin mengikuti arah pandang Hyukjae. Hyukjae bangun dari tempat duduknya lalu mengejar pria itu membuat Sungmin kebingungan.

"Hey, kau ingat aku?" Hyukjae menggapai lengan pria tinggi tampan itu. Mata kebiruan itu memicing tepat ke manik hitam Hyukjae. Sangat kontras. Pria itu tampan dengan segala kesempurnaannya. Sementara Hyukjae cantik dan manis dengan kemurnian di mata bulatnya.

"Oh, kau dokter penyelamatku?" Ternyata pria itu masih mengingat Hyukjae. Hyukjae mengulurkan tangannya, menyebutkan namanya.

"Hyukjae, aku Lee Hyukjae"

"Lee Donghae, senang bertemu kembali. Ini adalah restaurant milikku, apa kau sudah makan? Kau boleh makan gratis disini sebagai tanda terima kasihku."

"Aku sudah makan, tapi belum bayar." Hyukjae kegirangan, uang dari Kyuhyun bisa ia simpan. Jika malam ini makan gratis, kan lumayan begitulah pikir namja manis yang sedikit pelit itu.

"Haha kau tak perlu membayar kalau begitu..."

"Hyukkie kau masih lama? Adikku menelepon, katanya dia demam aku harus pulang sekarang." Sungmin tampak cemas.

"Kau pulang saja hyung tak apa..." Dan Sungmin pun buru-buru beranjak pulang, meninggalkan Hyukjae yang masih bercakap-cakap dengan Donghae.

Keduanya mengobrol tampak akrab, walau terpaut umur yang sedikit jauh. Donghae sudah berusia tiga puluh tahun. Meski begitu, ia masih terlihat muda dan tampan.

Hari ini Donghae tampak sexy dengan kemeja putih ketat dan celana hitamnya. Lengannya menenteng jas hitamnya.

"Sudah malam, sepertinya aku harus pulang." Hyukjae berniat menghubungi hyungnya untuk minta jemput.

"Perlu kuantar?"

"Tak usah, aku akan minta jemput hyungku saja." Tolak Hyukjae halus.

Hyukjae menghubungi Kyuhyun berkali-kali tapi tak diangkat juga. Tak biasanya Kyuhyun seperti ini. Dan panggilan kelima akhirnya tersambung.

"Yeo-"

"Engh~ Hyukkie, akuhh shhh sedang sibuk nanti kuhh telepon lag- oughh..."

Tuuutttt... tuuuuttt...

Sambungan terputus

Apa-apaan itu. Hyungnya apa sudah tak peduli pada Hyukjae? Dan kenapa suaranya jadi aneh begitu. Hyukjae pikir Kyuhyun sedang sakit tenggorokan. Sungguh pria dewasa nan manis yang polos.

"Bagaimana?" Donghae kembali bertanya.

"Dia sepertinya sedang sibuk, Hae hyung" Hyukjae cemberut, sialnya dimata Donghae itu sangatlah imut dan menggoda.

"Bagaimana jika kuantar saja? Tak perlu khawatir aku pria baik-baik. Aku tak akan mencelakaimu." Donghae sedikit menyeringai, sayangnya seringai tipis itu tak sempat tertangkap iris Hyukjae.

"Baiklah, dari pada aku pulang sendiri..." Hyukjae takut naik taxi malam-malam sendirian, bagaimana jika diculik. Perhatian berlebih dari orang tuanya memang berdampak buruk. Hyukjae tumbuh dengan segala kepolosan yang over. Tahukah kau Hyukjae, lebih aman naik taxi dibandingkan diantar orang beraura dingin yang baru kau kenal.

.

Selama perjalanan, entah mengapa suasana menjadi hening. Tak ada yang memulai pembicaraan. Hyukjae melirik Donghae yang fokus mengendarai mobilnya. Diperhatikannya wajah pria itu dari samping, apa benar pria ini pria baik-baik? Lihat wajahnya, kembali dingin seperti saat pertama mereka bertemu.

Pandangan mata bulat indah Hyukjae turun ke lengan kekar Donghae. Dan apa itu, noda merah seperti bekas darah menempel jelas di kemejanya. Hyukjae semakin bergidik ngeri saat melihat jalanan ini bukan arah jalan menuju rumahnya. Akan dibawa kemana Hyukjae oleh pria ini.

"Maaf, Hae hyung ini bukan jalan yang kutunjukkan padamu."

"..."

Tak ada jawaban.

Hyukjae ingin menangis saja, betapa bodohnya ia menerima begitu saja tawaran pria asing. Apa ia sekarang sedang diculik?

'Kyu hyung tolong aku...'

When I'm traped in your eyes

I dont know why I can't forget your face, your body and your soul

.

.

.

TBC

.

Hallo readers, saya bawa ff bergenre crime lagi hehe. Entah kenapa saya suka dengan genre ini. Bedanya yang ini sedikit ekstrim. Hati-hati di chapter selanjutnya mungkin banyak adegan mengerikan. Tapi tenang, romancenya tetep jalan. Kalau banyak yang suka saya lanjut. Ini juga repost sudah jadi 3 chapter. Ditunggu ya responsnya ^^ Semoga masih ada yang suka dengan yang beginian.

Dan apa kalian khawatir pada Hyukjae? Hayo Hyukjae mau diapain sama si Dongek kkk~ Tenang, gak bakal dimakan kok XD

Review ya ^^ thanks

sherlyxiu