The Uchiha

Disclaimer: Masashi Kishimoto

The Uchiha

Rated: T

Genre: Adventure, romance, family

Warning!: AU, OOC, typo bertebaran, Switch Gender

Summary:

Kenichi Tanaka adalah seorang siswa SMA di sebuah perguruan Tinggi di tokyo, hidup di zaman modern seperti sekarang benar-benar merepotkan baginya, dia sudah bosan dengan kehidupan karna zaman serba 'uang' ini. Hingga suatu hari dia berdo kepada tuhana agar dia bisa pergi ke masalalu di mana uang tidaklah berarti. Apakah do'anya bisa terkabul?

The Uchiha

Tokyo. ya siapa yang tidak tahu kota ini, Salah satu kota tersibuk di dunia dan juga ibu kota dari negara yang terkenal dengan produk otomotif nya ini, Apalagi kalau bukan Jepang. Dari sekian banyak orang yang memadati jalanan kota tokyo terlihat seorang remaja berseragam SMA yang sedang termenung deidepa sebuah toko barang antik. Apa yang sebenarnya dia lihat? Mungkin terlihat sedikit aneh jika ada seorang remaja yang sedang memperhatikan sebuah pedang yang mungkin sudah berumur ratusan tahun. Kalian tau? Anak zaman sekarang akan lebih tertarik dengan sesuatu yang baru, handphone canggih keluaran terbaru atau mobil keren yang bisa membuat siapapun iri. Tapi dengannya, Tanaka Kenichi. Ya remaja berusia 16 tahun ini sudah begitu muak dengan semua kemewahan yang dia miliki, dia sudah terlalu bosan dengan semuanya. Dan Dia berfikir 'hidup bukanlah tentang uang'. Namun sayang terlahir di keluarga terkenal dan kaya membuatnya hidup dengan penuh kemewahan.

Setelah puas melihat-lihat pedang antik tanpa berpikir untuk membelinya dia lekas pergi dari toko itu, bukannya dia tidak mau membeli pedang yang sudah membuatnya jatuh hati itu, tapi membawa senjata tajam di sebuah kota sama saja dengan bunuh diri.

Kakinya terus melangkah entah kemana, dia tidak ingin pulang untuk saat ini. tidak sedikit siswa-siswi SMA yang lebih memutuskan untuk pulang setelah 'menggali' ilmu di sekolah Karana ada pribahasa 'rumahku adalah istanaku' tapi tidak dengan Kenichi dia begitu malas untuk pulang, Untuk apa dia pulang jika sampai rumah dia hanya mendengar teriakan ayah dan ibunya yang selalu berkelahi.

"Ck!"

Umpatnya ketika dia kembali mengingat kembali pertengkaran bodoh ayah dan ibunya.

Kakinya terus melangkah hingga dia berada disebuah kuil tua yang masih terawat dengan baik. Ah dia ingat, dulu dia pernah ke tempat ini saat kecil dan berdoa agar dia bisa menjadi orang yang pintar, dan sekarang do'anya sudah terkabulkan. Terlintas sebuah fikiran aneh dalam otak jenisnya. Mungkin ini terdengar bodoh dan tidak masuk akal, tapi tidak ada salahnya jika dia mencobanya.

Kenichi melangkahkan kakinya menuju kuil itu, dia membuka dompetnya dan mengambil beberapa lembar uang dari dompetnya.

Klentang!

Lonceng itu berbunyi setelah Kenichi menarik tali besarnya.

Kenichi menyatukan kedua telapak tangannya lalu memejamkan matanya

'kami-sama aku tau ini mungkin doa yang terdengar sangat bodoh, tapi aku harap kau bisa mendengarnya, aku sudah bosan dengan semua ini. Uang, kekayaan aku tidak butuh ini kami-sama, aku ingin pergi ke dunia dimana aku bisa berjuang mempertarukan nyawaku untuk sesuatu yang berharga bagiku, dunia dimana uang bukanlah segalanya'

Kenichi mulai membuka kedua matanya dan berharap ketika matanya terbuka dia sudah berada di dunia yang baru. Namun sial kenyataan begitu menyakitkan, dia masih berada di sini. dia sadar, dia bukanlah orang yang religius jadi tidak mungkin kami-sama mengabulkannya.

Kenichi mulai melangkahkan kakinya meninggalkan kuil itu. Ah dia ingin tidur sekarang, dan Dia tidak punya cara lain selain Pulang. tanpa di sadari olehnya dari balik kegelapan malam sepasang mata merah yang menyala mengamatinya dari jauh.

Setelah berjalan kaki selama kurang lebih satu jam akhirnya Kenichi sampai di tempat yang di sebut rumah namun baginya itu adalah 'neraka'. Dari luarpun dia bisa mendengar pertengkaran orang tuanya.

"Selalu seperti ini" ucapnya dalam hati.

"KAU FIKIR AKU TIDAK TAU?! HAH?!, KAU SELALU SAJA PERGI DENGAN SI JALANG ITU KAN?!" Teriak seorang perempuan cantik berusia sekitar tigapuluhan.

"LALU APA URUSANMU? AKU SUDAH MENCUKUPI SEMUA KEBUTUHANMU, JANGAN MELARANGKU.!" Jawab lelaki yang sedang membuka dasi yang menempel di kemejanya. Lalu melempar asal dasi yang tidak berdosa itu

Kenichi yang sudah sangat bosan melihat pertengkaran mereka hanya berlalu melewati dua orang berbeda Gender itu dan langsung pergi ke lantai dua tempat dimana kamarnya berada.

Kenichi kemudian membuka Pintu kamarnya lalu melempar asal tas sekolahnya.

Yaah di sini, di kamar ini setidaknya tempat ternyamannya di rumah. Dia mendekati meja belajar yang selalu menemaninya saat tengah mengerjakan tugas sekolah, di samping lampu belajar terlihat sebuah foto Kenichi kecilyang sedang di gendong oleh ayah dan ibunya, Kenichi lalu mengambil figura foto itu lalu mengamatinya. Sial, dia begitu sangat merindukan suasana keluarganya yang dulu. Kenichi kembali menyimpan foto itupada tempatnya semula lalu membaringkan tubuhnya ke atas kasur. Tanpa dia sadari dia sudah pergi ke alam mimpi.

In Kenichi's dream

Darah, senjata dan begitu banyak orang yang terbengkalai entah itu masih bernyawa atau tidak.

"Dimana... Ini?" Ucap Kenichi saat dia melihat begitu banyak orang yang mati tepat di depan matanya.

"Gggggggrrrrrrrrr" kenichi dikejutkan oleh suara Auman seekor musang.

Matanya membulat sempurna, kenapa? Jika kalian berfikir Kenichi melihat musang kecil yang imut kalian salah besar. Yang di lihat Kenichi saat ini adalah seekor musang raksasa dengan mata merah menyala dan juga berekor sembilan yang kini tepat berada di depannya.

"Kau pasti terkejut bocah!" Musang itu berbicara dengan nada yang sedikit serak.

"Makhluk apa kau?" Tanya Kenichi, dia berusaha untuk terlihat santai walaupun seluruh tubuhnya bergetar hebat.

"Tsk, lihatlah baik-baik bocah" makhluk besar itu mengangkat kepalanya agar Kenichi bisa kearah belakangnya.

"Apa yang terjadi? Dan di mana aku?" Dia benar-benar tidak faham dimana dia sedang berada saat ini. Yang dia tau dia masuk kamarnya lalu tidur, kenapa dia berada di tempat aneh ini?

"Tiga ratus tahun dari zamanmu" ucap musang itu tiba-tiba.

"Maksudmu?"

"Ini adalah dunia Shinobi, peperangan, pembunuhan, perebutan kekuasaan. Dan kau adalah seorang yang sudah di pilih oleh Kakek" ucap monster itu.

"Shinobi? Peperangan? Kakek? Apa maksudnya?" Tanya Kenichi yang mulai bisa menenangkan tubuhnya dari rasa takut melihat monster yang tiba-tiba beradatepat di depannya.

"Lihatlah tanda di pundakmu" jawabnya

Kenichi lalu melihat pundak kirinya yang memang terasa sedikit hangat sejak pulang dari kuil tadi itu.

"Apa ini?" Tanya Kenichi setelah melihat tanda aneh seperti tiga bola berekor di pundaknya. Dia tidak pernah mentato tubuhnya. Dan Dia juga tidak memiliki tanda lahir seperti ini.

"Sharinggan, kau sudah di takdirkan untuk membuat Dunia Shinobi menjadi lebih baik lagi, waktuku tidak banyak, yang perlu kau tau... Kita akan menghabiskan banyak waktu bersama" perlahan monster itu berubah menjadi gumpalan warna orange dan masuk pada tubuh Kenich.

End of Kenichi's dream

Kenichi mulai membuka kedua matanya. Namun ada yang aneh, tidak seperti biasanya.

"Kenapa mata kiriku tidak bisa terbuka?" Tanya nya entah pada siapa.

Ah, dia ingat. Tadi dia bermimpi bertemu dengan monster seperti musang raksasa. Tapi kenapa mimpi itu terasa begitu nyata..

"Ahh!" Kenichi merasakan sakit di mata kirinya.

Kenichi berjalan kearah cermin besar, dia merasakan sesuatu yang aneh pada tubuhnya. Dia lalu membuka bajunya. Dan Kenichi sangat terkejut ketika melihat tubuhnya.

"Apa ini?" Tanya dia dalam hati. Tanda itu, tanda seperti tato itu, kini menjalar ke seluruh tubuhnya. Dia merasakan sesuatu yang besar dalam dirinya, seperti kekuatan yang besar.

"Mataku, apa yang terjadi?" Kenichi sangat terkejut saat melihat mata kirinya yang berubah menjadi merah darah dengan satu bola hitam di bagian bawah kirinya.

"Sharinggan" ucap seseorang yang tiba-tiba berada tepat di belakangnya dan sukses membuat Kenichi terjatuh kebelakang karna terkejut.

Terlihat seorang pria tua berpakaian serba putih dengan kedua mata aneh dan satu mata di jidatnya, apa dia mempunyai tiga mata?

"Siapa kau?!" Tanya Kenichi dengan nada sedikit bergetar. Ya ampun mimpi apa dia semalam. Bertemu dengan makhluk aneh yang menyerupai musang dengan sembilan ekornya, dan sekarang bertemu dengan kakek-kakek bermata tiga?

"Aku hagoromo otsotsuki, yang di kenal dengan nama rikuddo sannin, jika kau bisa melihatku aku rasa kau sudah bertemu dengan Kurama" ucap Kakek itu.

"Kurama?" Tanya Kenichi

"Hn, dia adalah musang berekor sembilan yang baru saja kau temui"

"Kau bercanda? Itu hanya mimpi, bodoh!" Jawab Kenichi dengan nada yang sedikit keras. Ah dia benci halusinasi ini. Dia berharap ini hanya lanjutan mimpi aneh tadi dan ingin segera bangun dari tidurnya.

"Ini hanya mimpi" kenichi mencoba meyakinkan dirinya bahwa ini hanya mimpi.

"Hahahhahahahahahahah" tiba-tiba Kakek itu tertawa kencang saat melihat raut wajah ketakutan Kenichi.

"Kenichi Tanaka, mulai Sekarang banyak hal yang harus kau lalui, aku percayakan semuanya pada" ucap Kakek itu tiba-tiba, Kakek tua itu kemudian tersenyum aneh. apalagi sekarang? Tidak bisakah Kakek tua ini berbicara to the point?

"Kemarilah" ucap Kakek itu.

Namun Kenichi malah mundur satu langkah

"Tidak perlu takut, aku tidak akan menyakitimu" ucapnya

Dengan ragu Kenichi mulai berjalan mendekati orang itu.

Pluk

Kakek tua itu memegang pundak kiri Kenichi.

"Maafkan aku, akan begitu banyak hal yang akan terjadi dalam hidupmu, berjuanglah dan tetaplah berada di jalur yang benar. Aku mempercayakan semuanya padamu" ucapnya dan saat waktu yang bersamaan pula tangan pria tua itu seolah olah menarik seluruh tubuh Kenichi dan dengan sekejap Kenichi menghilang seketika.

To be continued. . . . .

Halo Minna :3 gimana Chapter pertanyaan? Maaf kalo mengecewakan. Ini adalah ffn pertama saya. Mohon reviewnya. Kritik dan sarannya di tunggu ^_^ ^_^