She is My Wife
.
.
Super Junior Ffn..
Warning!
GS, full typo, OOC, ajaib, dan sebagainya.
Mereka adalah milik diri mereka sendiri dan Tuhan Yang Maha Kuasa.
Fic ini punya saya.
Silahkan dibaca dan jangan lupa review, READERS ^o^
…
"Ahh.. aku benci sekali dengan mereka! Bisa-bisanya mereka menjualku pada anak teman bisnisnya. Huhu.. menyedihkan. ToT"
"Kau ini kenapa? Mana mungkin kau dijual, Sungmin."
"Ryeowook~ Lihat.. Lihat ini! ini apa namanya kalau bukan namanya penjualan anak diusia dini!"
"Ingatlah.. umurmu juga sudah semakin tua dan kau juga belum punya pacar. Anggap saja ini adalah durian runtuh. Kau lihat saja dulu laki-laki itu, kalau tampan kenapa tidak diteruskan saja?"
"Lalu bagaimana dengan Siwon Oppa?"
"Apanya yang bagaimana? Bukannya dia sudah punya pacar yaa?"
"Ahh.. Lupakan. Kau semakin membosankan, Kim Ryeowook."
"-_- Kalau sudah seperti ini, pasti aku yang kena batunya."
"Huh.. aku benci!"
'Dugh..
'Syuuuunnnggg…
'Bugh..
"Akh!"
"Upps!"
Aku benar-benar sial hari ini. -_- Aku yang merasa kesal dengan sikap kedua orang tuaku melampiaskannya dengan menendang kaleng minuman yang sudah habis ku minum dan kemudian tidak sengaja mengenai kepala seseorang.
"Oi! Siapa yang nendang kaleng ini?"
"Uhh.. Ryeowook. Matilah aku. ToT"
"-_-^ kau juga sih. Tuh.. sana, orangnya marah."
"Tidak berani. Kau saja, kau kan namja, kau kan temanku yang paling baik, kau kan.."
"Ahh.. berisik!"
"Ryeowook! Tolong aku~ ToT/"
"Jadi kau pelakunya? ^-_-^"
Habislah riwayatmu, Lee Sungmin. Ryeowook ToT kau tega sekali padaku. Akan ku hajar kau nanti. Dasar teman tidak berguna ! #$
"Ah.. maaf. Aku tidak sengaja."
"Maaf? Kau baru saja mengatakan 'maaf'?"
"I-iya.."
"Kau tahu siapa aku?"
Aku menggeleng dengan lemah, karna aku benar-benar tidak tahu siapa namja dengan wajah yang menyeramkan yang sedang berdiri didepanku.
'Krak..
Namja itu meremas kaleng minuman yang ku tendang dan tidak sengaja mengenai kepalanya hingga tidak berbentuk lagi.
"Cari tahu siapa aku. Kau akan mati setelah ini. Yeoja bodoh!"
Dia meninggalkanku setelah melemparkan kaleng itu kesembarang arah dan hampir saja mengenai sepatuku. Huhu.. Ryeowook~~ dimana kau? Sahabatmu ini hampir saja mati berdiri dan kau malah menghilang. Dasar tidak setia kawan.
Aku melangkah dengan kaki bergetar menuju kelas 1-3 dimana kelasku berada. Aku melihat Ryeowook yang sedang membaca bukunya dengan tenang. Anak itu! Akan ku tendang kau!
"Kim Ryeowook! Kau ini tega sekali padaku! Akan kuhajar kau!"
"Ehh… tunggu dulu. Tunggu penjelasanku, Sungmin."
"Apa? Kau ini memang tidak setia kawan. Enyah kau dari hidupku!"
"-_- Sungmin berhenti. Kau tidak malu yang lainnya melihat kelakuanmu yang brutal itu?"
"Oh? Hehe Maaf semuanya. Silahkan lanjut saja apa yang kalian inginkan. ^o^"
Aku menarik nafas lelah lalu duduk disamping laki-laki tidak tahu diri ini. Dia hanya melongo seolah tidak tahu apa-apa.
"Apa maksudmu meninggalkan aku begitu saja? Untung aku tidak dipukul namja itu."
"Dia tidak akan memukul wanita. Percayalah~"
"Kau tahu darimana? Wajahnya itu menyeramkan tahu. -.,-"
"Kau ini! Kau tahu tidak siapa namja yang tadi?"
"Tidak tahu. Memangnya dia siapa?"
"Dia adalah ketua kedisiplinan yang baru. Menurut kabar, dia itu orangnya sangat dingin dan juga pintar. Banyak anak yeoja yang patah hati karna berani menyukainya. Untungnya aku namja, jadi aku tidak perlu takut akan hal yang terakhir."
"Apa itu benar Ryeowook? Saat pengenalan sekolah kemarin, aku tidak melihat dia ada di aula sekolah."
"Terang saja begitu. Cho Kyuhyun itu bukan namja yang suka tampil dimuka umum seperti Siwon, Si ketua osis itu. Kyuhyun jauh lebih menyendiri dan tertutup. Hanya ada beberapa orang saja yang dekat dengannya."
"Kenapa dia seperti itu?"
"Aku juga tidak tahu alasannya kenapa."
Perkataan Ryeowook barusan membuatku berpikir lebih jauh mengenai status Si kepala kedisiplinan itu. Pandangan mataku beralih pada jendela kelas yang berada persis disampingku, aku melihat Kyuhyun yang berjalan santai memasuki gedung sekolah.
Kyuhyun berjalan sambil mengetuk-ngetukan gulungan kertas ditangannya. Sepertinya arah jalannya masuk kedalam gedung dimana kelasku berada.
"Selamat siang semuanya.."
"Huwaa.. Cho Kyuhyun.."
"Huwa.. tampannya.."
"Kakak.. aku cinta kau.."
"Huhuhuhu…"
Suara kelas menjadi gaduh saat namja cungkring itu -_-v menyapa penghuni kelasku yang sudah seperti pendemo sambil meneriaki namanya. Aku dan Ryeowook hanya bisa diam ditempat dan memerhatikan teman-teman kami yang begitu memalukan.
"Bisa tenang sebentar?"
'Kriikk.. krikk..
Keadaan kelas pun menjadi sunyi. -_-
"Hari ini, kalian semua bisa pulang kerumah lebih awal karna para guru dan kepala sekolah sedang mengadakan rapat organisasi bersama OSIS. Atas perhatiannya, terimakasih."
Namja itupun segera menghilang sebelum teman-temanku mengerubunginya bagai gula yang dipenuhi semut. -_-^
"Kau lihat itu? Dia popular. Tapi, kau tidak tahu."
"Huh.. itukan bukan salahku. Lagi pula tidak ada pentingnya."
"Yaya.. untung saja si Cho Kyuhyun itu tidak melihat keberadaanmu disini. Kalau dia tahu.. habislah kau."
'Gluk..
Kalimat terakhir Ryeowook membuatku benar-benar merasa takut. Ku akui, wajah Kyuhyun itu memang tampan, tapi menyeramkan! Ahh..
Aku berjalan keluar kelas beriringan dengan Ryeowook yang sedang bersiul sembarangan.
"Sungmin! Besok adalah hari ibu, kau akan memberikan apa pada Eomma-mu?"
"Tidak mau memberikan apapun! Eomma kan jahat padaku. -_T"
"-_- Kau ini kalau ngomong hati-hati, dong. Kalau Eomma-mu sampai tahu, kau tidak akan diberi uang jajan lagi."
"ToT Biarkan saja. Aku benar-benar tidak mau dijodohkan, Kim Ryeowook!"
"Lantas? Kau mau aku yang menjadi calon suamimu kelak?"
"O.O Ya, tidak seperti itu juga. Tinggi kita kan hanya berbeda lima senti kau lebih tinggi. Aku kan ingin memperbaiki keturunanku."
"Sialan -_-^ Menghina lupa pada tempatnya. Lalu kau mau namja yang seperti apa?"
"Kau bilang Siwon, akan ku hajar kau!"
"Huh.. tipe ku itu memang Siwon, tidak ada lagi."
"Lalu? Dia akan berteriak 'Lee Sungmin! Maukah kau menjadi istriku kelak?' Hah.. mimpi. -_-"
Lama kelamaan, Ryeowook seperti sedang mengejekku. ToT Dia temanku apa bukan sih?!
"Setelah ini kau mau kemana? Aku mau pergi membeli makanan kecil."
"Ya. Sudah. Kalau begitu aku ikut denganmu saja."
Aku dan Ryeowook berjalan beriringan ke sebuah mini market didepan gang rumah kami. Sampai disana, Ryeowook membeli banyak sekali camilan dan minuman kemudian membayarnya dikasir lalu memberi beberapa snack dan minuman untukku.
Kami pun kembali berjalan menuju perumahan dimana rumah kami berada. Ryeowook mengantarkanku sampai didepan rumah lalu ia berbelok kearah kanan untuk menuju rumahnya sendiri.
Kim Ryeowook adalah namja yang mandiri, semua yang ada dihidupnya ia lakukan sendiri. Itu semua dikarenakan orang tuanya yang berada diluar negeri untuk bekerja. Nasibku sama dengan Ryeowook, namun aku mempunyai kakak laki-laki, sedangkan Ryeowook adalah anak tunggal.
"Oppa, tidak kuliah?"
"Sungmin.. tidak. Hari ini, aku libur. Kau sendiri, kenapa sudah pulang?"
"Katanya para guru ada rapat organisasi, makanya kami semua disuruh pulang lebih awal."
Oppa menganggukan kepalanya lalu kembali menonton gossip kesukaannya. -_-
"Hey, kau ingat ini malam apa?"
"Malam minggu. Memangnya kenapa?"
"Kau tahu itu apa artinya?"
"Apa? Jangan membuatku bingung, Oppa."
"Itu artinya, kau akan bertemu dengan calon suami mu nanti."
"Hah? Yang benar? Oppa! Oppa.. bohongkan?"
"Yak! Berhenti mengguncang-guncang bahuku. o Sakit tahu."
"Oh.. maaf. Oppa.. bagaimana ini? Kenapa tidak Oppa saja yang menikah dengan anak teman Appa? Oppa kan lebih tua, Oppa lebih pantas untuk segera menikah."
"Kau ingin membuat aku mati gila karna sesuatu yang mustahil?! Anak teman Appa kan namja, masa iya aku menikah dengannya. Jangan gila. U.U"
"Oppa! Aku tidak mau menikah. Aku kan tidak suka dengan namja itu. Aku menyukai namja lain."
"Kim Ryeowook, maksudmu?"
"-_T Tentu saja bukan. Itu.. ketua osisku, yang Noona-nya teman Oppa."
"Siwon, maksudmu?"
"Iya.."
"Jangan.."
"Jangan kenapa? Aku dengan dia cocok kan?"
"Apanya? -_- Jangan sembarangan. Kau dengan dia benar-benar tidak cocok."
"Apa? Apanya yang tidak cocok?"
"Semuanya. Ahh.. sudah sana ganti pakaianmu. Aku mau menonton gossip tahu. Dasar penganggu. o"
"Huh.. dasar laki-laki penggosip."
"Apa kau bilang?!"
Aku segera berlari menuju kamarku sebelum Oppa memukulku dengan remote tv seperti sebelum-sebelumnya. -_- Sampai saat ini, aku benar-benar khawatir dengan siapa aku menikah nanti. Bagaimana kalau orangnya itu lebih pendek dariku? Aku kan ingin memperbaiki keturunan.
Karna aku merasa pusing sekali, aku pun tertidur tanpa melepas sepatu dan seragam sekolahku. Saat aku baru saja terbangun karna getaran handphone, hari sudah berubah menjadi gelap. Malam pun datang tanpa aku sadari.
Aku melihat ada lima panggilan tidak terjawab dari Ryeowook, kemudian namja ajaib itu mengirimkan sebuah pesan untukku.
'Kemana saja kau? Jangan bilang kau sedang terkesima dengan calon suamimu lalu melupakanku begitu saja. kau benar-benar jahat, Lee Sungmin. Akan ku hajar kau besok.'
Aku tersenyum saat membaca pesan dari Ryeowook. Lucu. Namja itu sudah mempunyai kekasih, tapi kelakuannya seperti ini padaku. Ku akui, Ryeowook adalah namja tampan yang berutung memiliki kekasih yang cantik seperti Yesung.
Mereka adalah pasangan yang paling aneh yang pernah aku temui didunia ini. Kepolosan atau bahkan kebodohan Kim Yesung selalu saja tampak manis didepan Kim Ryeowook yang memang cinta mati pada yeoja keturunan Jepang itu.
"Ku kira kau mati. Kenapa tidak keluar dari kamar?"
"Oppa, sedang apa kemari?"
"Kau dicari Eomma dan Appa."
"Tidak mau. Aku tidak mau dijodohkan dengan siapapun! Tidak.. tidak.. tidak mau!"
Aku mengacak-acak rambutku seperti orang gila. Masa bodoh, aku tidak perduli lagi. Aku hanya ingin hidup bebas tanpa ada yang menghalangiku apalagi namja itu berstatus sebagai suami-ku. Aku tidak mau. Tidak akan mau untuk saat ini.
"Mengerikan. -_- Cepat mandi dan bersiap, kalau tidak kau akan kena omel."
"Biarkan saja. Aku tidak mau. ToT"
"Jangan konyol! Ayo cepat~"
Oppa mendorongku masuk kedalam kamar mandi. Aku pun terpaksa melakukan semuanya malam ini. Hari ini adalah hari terakhir aku bisa bebas. Kim Ryeowook.. aku tidak mau berpisah dengan teman seperjuanganku itu. TTT_TTT
Setelah beberapa menit kemudian, aku pun keluar kamar menggunakan mini dress berwarna merah maroon yang sengaja dibelikan Eomma untuk acara seperti ini. Oppa, Eomma, dan Appa memamandangiku seolah aku ini adalah sebuah tontonan yang tidak boleh terlewatkan.
"Ada apa? Ayo cepat. Aku mengantuk."
"Huh.. sudah tidak sabar bertemu dengan calon suamimu yaa.."
"OPPA!"
"Hahaha.."
"Waahh.. kau cantik sekali, sayang."
"EOMMA!"
"Hahaha.."
Oppa terus saja mengoceh sambil memakan kripik jagung kesukaannya dan membiarkan Appa yang menyetir mobil menuju salah satu tempat yang tidak ku ketahui itu berada dimana.
Mobil kami pun berhenti disebuah hotel yang cukup megah. Appa berjalan didepan, disusul dengan Eomma, sementara aku dan Oppa hanya mengekor dibelakang. Kakiku gemeteran dan kedua tanganku mulai terasa dingin. Wajahku pasti pucat sekali.
"Hey, jangan tegang sekali."
"Oppa! Lihat saja kau. Saat kau yang seperti ini, aku akan menertawakanmu keras-keras."
"Terserah padamu~ yang terpenting adalah saat ini aku yang tertawa. Hahaha ^o^"
Mulut Oppa yang besar ini ingin sekali ku sumpal dengan sepatu yang kupakai. Hidup selama limabelas tahun dengannya membuatku hampir gila. Lee DongHae! Habislah kau!
Aku berjalan susah payah untuk bisa masuk kedalam gedung super besar ini. Retina mataku bisa menangkap dengan jelas ratusan orang yang berjalan kesana kemari sebagai tamu undangan. Appa dan Eomma terus saja tersenyum lalu mendekati seorang namja paruh baya berkacamata.
Namja paruh baya itu juga tersenyum sambil menyambut genggaman tangan Appa sambil berpelukan sekilas. Kulihat, istri-nya juga melakukan hal yang sama pada Eomma-ku.
"Hey, kenapa diam saja?"
"Oppa.. aku benar-benar takut."
"Aku dengar anak itu tampan, tinggi, putih, dan pintar walau kerjaannya hanya main game."
"Siapa yang kau maksud?"
"Siapa lagi kalau bukan calon suami-mu. Yang mana yaa orangnya? Aku penasaran sekali."
Oppa terus saja meliuk-liukan kepalanya ke kanan dan ke kiri untuk mencari namja yang akan menjadi calon suamiku kelak. Aku ingin sekali terbangun dari mimpi buruk ini. Tapi tidak bisa. ToT Ini kenyataan. U_U"
"Ini anakmu yang bernama Lee Sungmin itu, Lee?"
"Haha.. Iya, begitulah. Cantik bukan?Dan yang ini, Lee Donghae."
"Huwaa.. Kalau ini namanya bukan cantik lagi, tapi sangat-sangat cantikk.. o Lee Donghae juga sangat tampan."
"Gomawo, Ahjusshi."
Oppa membungkuk hormat sambil tersenyum lima jari. -_- Ini adalah kebiasaan ajaib Oppa kalau ada seseorang yang memujinya. -_-
"Gomawo, Ahjusshi."
Aku terpaksa mengikuti gaya ajaib Oppa sambil tersenyum canggung.
"Huhu.. Jangan panggil aku 'Ahjusshi' dong~ panggil saja 'Appa', karna sebentar lagi aku akan menjadi Appa-mu juga kan? ^o^"
"Ah? I-iya. Appa."
"Nah.. begitukan lebih baik."
"Sungmin.. kau sudah tahu yang mana anak-ku?"
Bagaimana ini?! Aku belum siap!
"Ah.. belum, Eomma."
"Huh.. Manis sekali. Itu.. Nak! Kemarilah~!"
Dengan suara yang kencang, calon ibu mertuaku memanggil anak-nya. Namja yang akan menjadi calon suamiku itu, kini sedang bercanda dengan teman-temannya sambil meminum wine di salah satu meja yang tersedia digedung super besar ini.
"Ya, tunggu sebentar."
Namja itu berjalan cat walk seperti model jaman sekarang kearah kami. Walaupun gaya jalannya sangat aneh, tapi kesan pertamaku adalah..
"Cho Kyuhyun?"
"Sungmin.. Kau kenal anak-ku, Kyuhyun?"
"Yeobo~ Kau ini bagaimana, Sungmin dan Kyuhyun itu kan satu sekolah. Jadi tidak heran kalau mereka saling mengenal."
"Oh.. Iya juga yaa.."
"Nah.. Lee, Ini anak putra tunggalku. Namanya Cho Kyuhyun."
Saat Kyuhyun mendekat kearah kami, aku segera bersembunyi dibalik punggung Oppa walaupun itu tidak ada gunanya. -_-
"Wuoohh.. Tampan sekali anakmu, Cho. Kau beli cetakan dimana?"
"Enak saja. Kau tidak lihat aku? Aku kan tampan, jadi tidak aneh bukan kalau anak-ku ini juga tampan sepertiku."
"Hoho.. Iya juga sih. Lalu, anakmu yang pertama, ada dimana?"
"Dia sedang melanjutkan kuliahnya di Amerika, ikut dengan nenek-nya disana."
"Oh, begitu."
Untungnya Kyuhyun hanya menundukan kepalanya sambil menatapi sepatu hitam mengkilap yang dipakainya. Aku sendiri belum berani keluar dari persembunyianku. Oppa menatapku dengan tampang anehnya.
"Kau sedang apa? Itu suamimu~"
Suara Oppa yang lumayan keras itu membuat Kyuhyun mendongakan kepalanya dan tanpa disengaja pandangan mata kami bertemu satu sama lain. Kyuhyun membulatkan kedua matanya sambil menunjuk kearahku.
"Kau? Kau yang tadi pagi menendang kaleng dan mengenai kepalaku kan?"
Semua orang terdiam, terkecuali para undangan yang masih sibuk mengobrol dan memakan makanan yang ada. Aku hanya bisa mengangguk takut.
Kyuhyun pun menyudahi acara menunjuk-nunjuknya, kemudian ia mendesah kecewa.
"Kyuhyun, dia Lee Sungmin. Sungmin adalah orang yang akan menjadi istrimu kelak."
"O.O Mwo?!"
Aku dan Kyuhyun saling berteriak tidak percaya. Kali ini, aku benar-benar Shock! Aku tidak mungkin akan menikah dengan namja seperti dia. Melihat wajahnya saja, aku takut TvT Apalagi kalau dia bisa sampai jadi suamiku kelak. T^T
Aku ingin mati saja T^T
"Kenapa? Apa ada masalah?"
"Ah.. Tidak-tidak. Aku hanya terkejut saja, Eomma."
Wajah terkejut Kyuhyun berubah menjadi wajah pasrah. Sebenarnya namja ini kenapa? Kenapa dia tidak menolak perjodohan ini? Membuatku pusing saja. -_-^
"Emm.. aku dan Lee Sungmin, bisa bicara sebentar?"
"Ah.. tentu saja!"
Keempat orang tua itu berteriak dengan semangat, sedangkan Oppa, namja itu sudah berbaur dengan temannya yang sengaja dia undang. Oppa~ kau jahat!
Kyuhyun mempersilahkan aku untuk jalan duluan didepannya. Aku benar-benar merasa canggung sekarang. Aku dan Kyuhyun berjalan beriringan kesisi outdoor gedung yang super mewah itu ditemani semilir angin yang sanggup meliuk-liukan rambut Kyuhyun yang tertata rapi dan modis itu.
Sampai saat ini, ia hanya diam sambil terus berjalan tanpa arah yang pasti. -_- Sebenarnya kedua kakiku ini sudah merasa sangat pegal sekali karna memakai higheels. -_-.
"Ada apa Kyuhyun-shi membawa saya kemari?"
"Kau ini bicara apa barusan? -_-^"
"Me-memangnya ada yang aneh ya?"
"Kau bicara formal?"
"Ah.. tidak juga. Anda kan lebih tua satu tahun dari saya."
"Kau bahkan lebih tua satu bulan dariku."
"Hah? o.O?"
"Sudah jangan dibahas lagi. Kau duduk saja disitu, aku akan mengambil minuman. Jangan kabur."
"Kabur? -_-a"
"Aku tinggal dulu."
Ternyata aku dan Kyuhyun seumuran. Lalu kenapa dia bisa kelas 2 SMA sekarang? Ahh.. molla.
Aku memutuskan untuk menelepon Ryeowook. Teman yang tidak setia itu, tidak datang hari ini. Akan ku pukul dia nanti. ^-_-^
"Kau dimana? Kenapa tidak kemari?"
"Tidak bisa, Sungmin."
"Kenapa? Kau pengkhianat. TvT"
"Bukan. Nenek sedang sakit sekarang."
"Nenek? Sejak kapan nenek mu berada di Seoul?"
"Bukan nenek-ku, tapi nenek tetangga. Sakit pinggangnya kambuh. Sudah dulu yaa.. aku harus membawanya kerumah sakit!"
Klik..
Kim Ryeowook ToT
Kau.. benar-benar mengharukan.
"Ini minumnya."
"Ini Wine?"
"Hmm.. kenapa?"
"Aku tidak bisa minum."
"Kenapa?"
"Nanti aku mabuk. -_-"
"Hanya karna satu gelas? Sulit dipercaya. -_-.a"
"Kau terbiasa minum minuman yang seperti itu? Sejak kapan?"
"Sejak lahir. Sudahlah, jangan dibahas lagi."
Aku kembali terdiam sambil menikmati hembusan angin malam yang menerpa wajahku yang terasa memanas. Sepertinya berada dekat dengan Kyuhyun, membuat tubuhku terasa tidak normal. Kenapa yaa? -_-a
"Ehem.. sebenarnya ada apa kau membawaku kesini?"
"Tidak kenapa-kenapa. Didalam udaranya sangat panas."
"Bukannya sudah ada pendingin udara yaa? Kalau begini terus, aku bisa masuk angin. U.u"
"Ini.. dipakai."
Tiba-tiba saja, Kyuhyun melepas jas yang dipakainya lalu memberikannya padaku. Aku menyambutnya dengan tangan kaku. Sekarang, Kyuhyun hanya memakai kemeja putihnya saja. Laki-laki ini tampak mengesankan. Huhuhu..
"Benar tidak ada yang ingin kau katakan?"
"Memangnya kau berharap aku akan mengatakan apa padamu?"
"Tidak ada sih. Mungkin kau ingin mengatakan sesuatu padaku. Tentang.."
"Pernikahan maksudmu?"
"Ya. Jujur aku masih belum siap dengan semua keputusan mereka. Aku dan kau kan masih sangat muda untuk melakukan hal yang cukup dewasa itu."
"Jadi menurutmu kita harus bagaimana? Jujur saja, aku tidak bisa mundur. Kita berdua harus tetap menikah."
"Hah? Aku tidak salah dengar?"
"Tidak."
"Kau pasti punya alasankan? O.O"
"Ya, begitulah~"
"Lalu apa alasanmu?"
"Malam itu untuk pertama kalinya, aku marah pada kedua orang tua-ku. Aku sadar, selama ini mereka hanya mengikuti apa yang aku mau tanpa rasa perduli dengan aku menikah denganmu akan membuat mereka merasa bahagia. Mereka.. mereka adalah alasan utamaku mau melakukan hal seperti ini."
Aku tidak sanggup untuk berkata-kata lagi. Kyuhyun membuatku terharu. ToT berangsur, rasa takutku padanya, menghilang begitu saja saat tatapan kedua matanya melembut.
Kyuhyun membelai bibir gelas yang dipegangnya lalu dengan cepat mengesap minumannya kemudian meminumnya habis. Bibirnya tampak sedikit bergetar, namun Kyuhyun tidak menangis. Aku tahu, Kyuhyun mungkin sekarang dalam masa penyesalan.
Setelah meminum minumannya, Kyuhyun tertawa menakutkan dan hal itu sanggup membuatku ingin menangis meminta tolong. ToT/
"Kau mau berjanji sesuatu denganku?"
"Apa itu?"
"Kau harus selalu tampak bahagia saat bersamaku walaupun kau tidak merasa bahagia sedikit pun."
"Ya? Kenapa aku harus melakukan hal seperti itu?"
"Nanti kau juga akan tahu apa alasanku seperti itu."
….
Pagi ini, kubuka dengan menguap lebar tanpa menutup mulutku. Huaaahh… aku lelah sekali. Hampir semalaman aku tidak tidur karna ucapan Kyuhyun semalam. Semalaman penuh, pikiranku hanya terpusat oleh kata demi kata yang keluar dari mulutnya.
Kepalaku pusing sekali dan aku tidak mau merusak hariku dengan berpikir tentang perkataan Kyuhyun lagi. Cukup.. cukup tadi malam aku tersiksa dengan perkataannya yang selalu menghantui pikiranku.
Ryeowook masage~
Malas sekali aku melihat namanya tertera dilayar handphoneku. Cukup tadi malam saja aku berbincang dengannya. Walaupun niat laki-laki itu baik, tapi tetap saja aku tidak bisa menerima perilakunya yang seperti itu.
"Sungmin.. hari ini kita harus makan bersama untuk merayakan hari jadimu itu. Kita bertemu dikedai Haneul seperti biasa, aku akan mengajak Yesung Noona. Jangan terlambat!"
Mentang-mentang sekarang adalah hari libur, si Spatula dapur itu dengan seenaknya mengajakku jalan. Tidak bisa! Aku kan wanita super sibuk. -_-
"Baiklah.."
Akhirnya aku menyanggupi permintaannya. Aku sedang tidak ada kerjaan dihari libur seperti ini. Jadi lebih baik menghabiskan waktu dengan sepasang kekasih konyol itu.
Moment yang paling berharga dan yang paling aku suka saat bertemu dengan mereka adalah sikap garing Ryeowook saat merayu Yesung Eonnie. o
Huh.. menggelikan. _
Aku segera mengambil handuk untuk memulai mandi pagi, setelah itu aku akan segera menemui Ryeowook dan Yesung Eonnie dikedai langganan kami. Haha.. Hari ini harus menjadi hari yang paling menyenangkan!
Selesai mandi, aku sedikit agak berdandan untuk merapikan rambut panjangku lalu mengikatnya serapi yang aku bisa. Setelah itu, aku mengambil handphone dan memasukkannya kedalam tas kecil yang akan menemaniku selama satu harian ini.
"DongHae Oppa.. aku pergi dulu. ^o^/"
"Kau mau kemana sepagi ini?"
"Aku ada acara makan-makan bersama Ryeowook dan Yesung Eonnie."
"Kau mau menganggu orang yang sedang kencan?"
"Tidak. Mereka adalah temanku. Mereka juga yang mengajakku."
"Kau tidak malu apa? -_-^"
"Kenapa harus malu?"
"Kau ini! Kau kan akan bertunangan dengan Kyuhyun seminggu lagi, ada baiknya kau membawa dia sambil memperkenalkannya dengan teman-temanmu itu!"
"Hah? Nanti sajalah. Aku ingin bersenang-senang sekarang."
"Dasar!"
Dengan kakiku yang mungil, -_- aku berlari menuju pagar rumah. Hari ini aku memutuskan untuk pergi dengan taksi saja. Limabelas menit kemudian, aku sudah sampai didepan kedai saat itu juga aku melihat mobil Ryeowook sudah terparkir rapi disana.
Aku segera masuk kedalam kedai sambil mencari-cari keberadaan Ryeowook dan Yesung Eonnie. Namun..
"Kyu, bukankah itu calon istrimu? Sedang apa dia kemari?"
Aku yang menyadari akan hal itu dapat melihat dengan jelas walaupun hanya sekilas punggung Kyuhyun yang bergerak memutar untuk dapat memastikan keberadaanku. Dengan cepat, aku memalingkan wajahku lalu duduk didepan sepasang kekasih yang sedang asik suap-suapan. -_-
"Kenapa lama sekali? Kami hampir lumutan menunggumu."
"Kim Ryeowook. -_- Selalu saja berlebihan."
"Haha.. Sungmin sudah datang rupanya. Kau mau pesan apa?"
Yesung Eonnie menyodorkan salad buahnya padaku. Aku langsung menyuap satu buah anggur tanpa menggigitnya terlebih dahulu sehingga mulutku jadi terasa penuh sekali.
"Oo.. Eonnie, bwagei buana kalau kitwa peurgi duari sineu suaja?"
"Heh? Bicara apa? Telan dulu makanannya. Dasar jorok. =_=^"
'Gluk..
"Bagaimana kalau kita pergi saja dari sini? Kita ketaman saja."
"Memangnya ada apa, Sungmin?"
"Ah.. tidak apa, Eonnie. Perasaanku hanya sedang tidak enak saja."
"Ada apa sih?"
Ryeowook memutar-mutar tubuhnya sambil memerhatikan para pengunjung kedai. Dari kejauhan, aku dapat melihat jelas Kyuhyun yang sedang memerhatikan kami. Aku langsung membuang muka, tidak mau melihatnya. Ryeowook yang menyadari akan hal tersebut langsung terkekeh.
"Haha.. jadi kau ingin pergi dari sini karna ada, Kyuhyun?"
"Mana?"
Yesung Eonnie ikutan mencari keberadaan Kyuhyun.
"Oh.. Itu dia! Kyu. ^o^/"
"Eonnie, jangan!"
"Hah?Memangnya kenapa?"
Dasar pabbo! Upps. Aku sudah tidak tahan lagi. Kenapa juga Kim Ryeowook bisa berhubungan dengan yeoja seperti Yesung Eonnie yang kelasnya tetanggaan dengan Kyuhyun. Aku bisa gila kalau sampai Kyuhyun menghampiri meja kami.
"Itu.. kemarin, Sungmin kesal dengan kedua orang tua-nya karna dijodohkan dengan namja yang tidak dia kenal. Akhirnya, Sungmin menendang kaleng minuman yang habis diminumnya dan kaleng itu mendarat tepat diatas kepala Cho Kyuhyun. Haha.. saat itu Kyuhyun sangat marah sekali."
"Huh! Tutup mulutmu, Kim Ryeowook. Awas kau!"
"Hahaha.."
Ryeowook terus saja tertawa senang sedangkan Yesung Eonnie hanya berguman sambil memandang Kyuhyun yang belum lepas memandangi kami dengan wajah datar bersama dengan teman-temannya.
"Jadi begitu?"
"Tapi, Sungmin.."
"Huh.. kau membuatku terkejut, Eon."
"Hehe.. begini, Kyuhyun itu tidak pernah memukul anak perempuan walaupun dia sangat jago berkelahi."
"Berkelahi?"
Aku dan Ryeowook sama-sama terkejut. Kenapa sebelumnya, Yesung Eonnie tidak mengatakannya? -_T
"Iya. Kyuhyun itu dijuluki 'Super Boy Kick'. Huwa.. tendangannya itu sangat tinggi sekali dan menyakitkan. Waktu itu, ada salah satu senior kelas tiga yang mengajaknya bertarung kemudian Kyuhyun melihat ada tiga kaleng minuman yang tergeletak didepannya. Kalian tahu apa yang dia lakukan?"
"Meminum.. minuman yang ada didepannya itu?"
'Dugh..
"Ahh.. Sungmin! Sakit tahu. ."
"Makanya kalau bicara dipikir dulu!"
"Lanjut, Noona~"
"Kyuhyun menendang ketiga keleng itu dan kaleng-kaleng itu membentur tepat didepan dada Si ketiga senior itu. Kemudian, Kyuhyun segera beranjak pergi. Setelah kejadian itu, Kyuhyun mendapat banyak fans disekolah karna ada anak perempuan yang tidak sengaja merekam kejadian spektakuler itu. Kyuhyun memang luar biasa~~"
Aku menggeleng tidak karuan. Ternyata, Kyuhyun preman juga. -_- Aku benar-benar tidak percaya dengan status Kyuhyun yang sekarang, Ketua Kedisiplinan.
"Eonnie.. bukankah, Kyuhyun itu ketua kedisiplinan lalu kenapa hanya Siwon yang aktif dalam organisasi itu?"
"Kyuhyun itu tidak ingin ambil pusing dengan jabatannya yang sekarang. Padahal, saat itu Kyuhyun tidak mencalonkan diri untuk menjadi ketua kedisiplinan, itu semua karna Si tiga senior yang ingin memukul Kyuhyun waktu itu yang mempromosikan dan mengancam anak sekolah untuk memilih Kyuhyun sebagai ketua dan Siwon sebagai wakilnya. Karna katanya, mereka pantas mendapatkan jabatan penting itu."
Tarik nafas… buang.. tarik nafas.. buang perlahan…
Aku sama sekali tidak bisa mencerna semuanya. Kyuhyun tampak seperti anak laki-laki yang dilindungi dan berpengaruh besar terhadap pradaban sekolah. Aku baru tahu, kalau kehidupan Kyuhyun seperti itu.
"Aku dengar, Kyuhyun seumuran dengan ku dan Sungmin?"
"Ya. Kyuhyun itu namja yang pintar, dia mengambil program studi dua tahun saat SMP dan saat kelas satu SMA kemarin, dia berhasil mendapatkan mendali emas karna memenangkan olimpiade matematika seKorea Selatan. Menakjubkan bukan?"
'Glukk.. glukk..glukk..
"Ya, Sungmin! Kenapa kau menghabiskan minumanku? Itukan Soju!"
"Huh.. kepalaku pusing sekali. Hikk.."
Ternyata aku mabuk. Kim Ryeowook, kenapa kau tidak bilang dari awal kalau minumanmu itu adalah soju dengan porsi sedang dan penuh dengan es batu yang menggiurkan. -_-
Aku pun mabuk ditempat. Aku tidak ingat apa-apalagi. Aku tidak tahu aku berada dimana ini. Ini sepertinya bukan rumah Ryeowook ataupun Yesung Eonnie. Ini seperti.. kamar namja. Namja? Namja.. aku ada dimana?
Aku segera duduk diatas tempat tidur super besar ini sambil memegangi kepalaku yang rasanya sakit sekali. Aku mual. Ingin muntah. ToT Tapi, Ini adalah selimut bola mahal. Aku tidak boleh mengotorinya atau aku akan dibunuh oleh seseorang yang memiliki kamar ini.
"Huh.. ini dimana?"
Aku seperti orang linglung. Pandangan mataku semakin jelas sekarang, namun tidak ada seorang pun disini. Aku melihat jam dinding yang menempel didinding kamar bercat biru cerah ini.
Ternyata hari sudah sangat sore sekali dan matahari akan segera terbenam. Huhu.. aku ada dimana ini. TTT_TTT
"Kau sudah bangun?"
Seorang namja masuk kedalam kamar super besar ini, lama kelamaan aku melihat wajah datar Kyuhyun dengan rambutnya yang setengah basah. Dia mengusap-usap rambutnya dengan sehelai handuk yang ada ditangannya sambil berjalan mendekat kearahku.
"Kyuhyun? Kau Kyuhyun kan?"
"Sudah tahu tidak bisa minum alcohol, kenapa malah minum soju? Payah. -_-^"
"Kau Kyuhyun kan?"
"Iya, aku Kyuhyun. Kau masih mabuk?"
"Tidak. Kepalaku sakit sekali. ."
"Ini. Minum ini dan jangan mabuk lagi!"
Kyuhyun menyerahkan sebotol air mineral untuk menetralkan tenggorokanku yang rasanya kering sekali. Kemudian, namja itu duduk disampingku lalu menaruh kembali botol minuman yang tadi dia berikan padaku keatas meja belajarnya.
"Bagaimana perasaanmu?"
"Lebih baik. Aku kenapa bisa ada disini?"
"Kau mabuk kemudian tertidur dimeja. Aku terpaksa menjelaskan semuanya pada mereka. Aku kira mereka temanmu juga kan? Apalagi Yesung Noona juga sudah mengenalku."
"Ah? Ya, tidak apa. Kemudian?"
"Aku membawamu kesini karna aku tidak tahu dimana rumahmu. Aku juga lupa menanyakannya pada mereka dan Aku sudah menghubungi keluargamu."
"Huh.. benarkah. Aku pasti merepotkanmu."
"Tidak juga. Hanya saja, kau berat sekali. Lenganku sampai sakit karna menggendongmu dari parkiran kemari."
"Huhu.. maaf. Maafkan aku yaa. Aku mau pulang dulu. Dah~"
"Ternyata kau masih mabuk. -_-"
"Tidak kok. Aku mau pulang ya."
Aku berjalan sempoyongan kearah pintu kamar Kyuhyun. Aku merasa aneh sekali berada disatu ruangan seperti ini dengannya. Kali ini tidak hanya wajahku yang terasa panas, melainkan seluruh tubuhku yang terasa panas.
"Awas!"
'Brugh..
"Awww.."
Karna aku berpikiran yang macam-macam, kepalaku hampir saja membentur dinding sebab mataku yang tidak melihatnya dengan jelas. Segelas soju mampu membuat ku seperti ini. -_- Benar-benar memalukan. T-T
Kyuhyun dengan cepat menarik tanganku, tapi kakinya yang panjang itu malah tersangkut dikaki tempat tidur. Akhirnya kami terjatuh dilantai dengan Kyuhyun yang berada dibawahku. Dadaku sakit sekali karna bertabrakan langsung dengan dadanya yang rata itu.
"Enghh.."
Aku baru sadar setelah Kyuhyun mendesah dibawahku sambil memeluk pinggangku dengan erat.
"Huwaa.. maaf. Maaf.. aku tidak sengaja."
Aku berteriak histeris. Kyuhyun pun dengan cepat membantuku untuk berdiri.
"Kau tidak apa?"
"Ya. Aku tidak apa-apa."
"Tapi, kenapa bisa seperti itu?"
"Eng? Tadi aku tidak melihat kalau ada dinding didepan, makanya aku hampir menabraknya. Untung saja ada kau, kalau tidak.. kepalaku pasti bisa biru."
"Haha.. ya sudahlah. Kau mau makan? Kau belum makan sesuatu sejak tadi pagi kan?"
"Hehehe.. tidak perlu. Aku langsung pulang saja."
"Tidak apa. Nanti aku antar kau pulang."
"Hmm.. ya, terserahmu saja."
Kyuhyun pun beranjak dari kamarnya menuju dapur untuk mengambil makanan. Aku sebenarnya sudah tidak bernafsu lagi setelah kejadian tadi. Wajah Kyuhyun begitu dekat dengan wajahku. Aku jadi bingung kenapa wajahnya itu berubah menjadi tampan saat keadaan kami sedekat itu.
Tak lama kemudian, Kyuhyun datang dengan senampan makanan dan segelas susu coklat dan air mineral. Kyuhyun duduk didepanku sambil memegang sepiring makanan yang tampaknya enak sekali.
"Mau aku suapin?"
"Hah? tidak perlu. Aku bisa sendiri, kok."
"Ah.. kalau begitu aku keluar dulu."
Saat Kyuhyun kembali keluar dari kamarnya, aku segera memakan makananku dengan cepat agar aku bisa pulang kerumah lebih awal. Lama berada didalam kamar ini, bisa saja aku melakukan sebuah kekonyolan lagi dan hal itu akan berujung dengan Kyuhyun yang merintih kesakitan karna ulahku.
Setelah selesai makan, aku merasa keadaanku lebih membaik dari yang sebelumnya. Aku berjanji pada diriku sendiri untuk tidak akan pernah menyentuh minuman beralcohol lagi atau aku akan berakhir memalukan seperti ini.
Untungnya ada Ryeowook, Yesung Eonnie, dan Kyuhyun yang menolongku. Kalau tidak ada mereka, aku tidak tahu lagi bagaimana dengan nasibku.
"Sudah selesai rupanya. Kau mau mandi?"
"Tapi.. aku tidak bawa pakaian."
"Aku ada baju milik Ahra Noona. Sebentar, aku ambilkan."
Lagi-lagi Kyuhyun keluar dari kamarnya untuk mengambilkanku pakaian milik Noona-nya yang berada di Amerika itu. Kyuhyun datang dengan tangan yang penuh dengan berbagai pakaian wanita. Sampai mini dress pun ia bawa.
"Aku tidak tahu kau suka yang mana. Jadi aku bawakan saja secara acak."
"Haha.. kau ini lucu sekali. Aku pakai ini saja."
Aku memilih memakai celana olahraga dengan t-shirt berlapis jaket berwarna pink yang sangat cantik sekali. Kyuhyun mengangguk-anggukan kepalanya saat melihat aku memilih pakaian itu untuk aku pakai setelah mandi.
"Ada apa?"
"Ternyata itu seleramu ya?"
"Aku tidak mungkin memakai mini dress kan dengan suhu dingin seperti ini."
"Ya.. aku kira, kau akan berpenampilan sexy. Hahaha.."
"Kau ini bicara apa? -_-"
"Ah? Ya sudah, aku tunggu diluar saja."
"Yaa.."
Aku pun segera menuju kamar mandi yang berada dikamar yang lumayan luas ini. Kyuhyun berada sendirian didalam kamar seluas ini, apa tidak menakutkan. Kamarku memang cukup luas, tapi tidak seluas kamar Kyuhyun yang hanya dipenuhi dua lemari berukuran sedang, lemari sepatu, tempat tidur, meja belajar, dan tv plasma dengan sejibun kaset game yang disusunnya rapi.
Kamar ini menakjubkan. Kyuhyun pintar sekali meletakan barang-barangnya. Setelah beberapa saat memerhatikan seluruh sudut yang ada dikamar ini, aku pun beranjak untuk segera mandi. Kyuhyun pasti sedang menungguku.
Beberapa saat kemudian, aku pun keluar dari dalam kamar mandi dan mendapati Kyuhyun yang sedang memainkan gamenya lewat tv plasma yang berada disudut kamarnya.
"Sudah selesai?"
"Iya, kau sedang apa?"
"Hanya main game."
'Klik..
Kyuhyun mematikan tv dan menyusun kembali kaset-kaset gamenya.
"Kenapa dimatikan?"
"Biasanya, kalau aku sedang main game akan ada banyak orang yang marah padaku karna ku acuhkan. Kau juga pasti akan marah padaku."
"Haha.. tidak juga."
Kyuhyun menghampiriku lalu duduk disebelahku dengan tenang. Kami berdua sedang duduk diatas ranjang tidurnya yang empuk itu tanpa mengeluarkan sepatah katapun.
"Kyuhyun~ Eomma pulang. ^o^/"
"Eomma?"
"Kyu.. eng.. Sungmin? Kau ada disini sayang? Waahh.. kebetulan sekali. Menginap saja yaaa~"
Eomma Kyuhyun dengan anarkisnya memelukku erat. Aku sama sekali tidak merasa risih melainkan rasa hangat khas pelukan sayang dari seorang ibu. Kulihat, Kyuhyun hanya tersenyum simpul melihat kelakuan ibu-nya.
"Eomma, hentikan~ Dia bisa kehabisan nafas."
"Ups. Maaf Sungmin. Eomma senang sekali melihat kau berada disini. Ini bagaikan mimpi. o"
"Eomma~ jangan berlebihan dan jangan salah paham dulu."
"Kau ini bicara apa sih, Kyu?"
"Begini.. Tadi dia sedang jalan dengan temannya lalu pingsan, temannya itu meneleponku lalu aku membawanya kemari, dia juga baru saja sadar dan langsung mandi. Eomma sebaiknya kekamar saja. Aku akan mengantarkannya pulang."
"Oh begitu. Pulang? Kalau nanti saja bagaimana?"
"Tidak bisa. Dia ada ujian besok. Ya.. sudah. Kami pergi dulu. Dah~"
"Aku pergi dulu, Eomma."
"Uhh.. manisnya. Baiklah. Datanglah kemari lagi yaa~~"
"Ah? Pasti, Eomma."
Kyuhyun dengan segera menarik tanganku untuk keluar dari rumahnya lalu mendudukanku dikursi depan mobilnya kemudian ia mulai menyetir untuk menjauhi rumahnya.
Nafas Kyuhyun terdengar memburu, namun namja itu kini tengah fokus mengendalikan mobilnya dengan baik.
"Hah.. hampir saja."
"Eng? Memangnya ada apa?"
"Itu. Kalau kau berada dekat dengan Eomma, kau bisa saja pingsan lagi."
"Oh.. tidak apa kok. Pelukan Eomma-mu hangat. Aku merasa nyaman."
"Lalu, bagaimana dengan pelukanku tadi?"
"Ah?"
"Emm.. lupakan."
Apa maksudnya dia menanyakan hal yang ingin sekali kulupakan itu?
Kyuhyun terlihat gugup sekilas, lalu sikapnya pun kembali seperti biasa.
"Rumahmu dimana?"
"Kawasan Samsung-dong."
Kyuhyun hanya mengangguk sekilas, lalu memutar stir mobilnya menuju arah dimana rumahku berada. Kyuhyun tampak tenang dibalik kemudinya, padahal usianya masih sangat muda sekali untuk membawa mobil. Aku saja belum berani untuk membawa mobil kemana-mana. -_-
"Sudah sampai."
Aku melihat bangunan rumahku berada tepat didepan mataku. Kemudian, aku pun turun dari mobilnya dan mengucapkan selamat tinggal.
"Terimakasih untuk semuanya. Jangan lupa salamku untuk Eomma dan Appa mu. Aku masuk kedalam dulu,ne."
"Ya. Akan aku sampaikan."
"Ah.. iya. Kau mau masuk dulu?"
"Tidak usah. Aku langsung pulang saja."
"Ah.. baiklah. Sampai nanti."
"Ya."
Setelah itu, Kyuhyun pun menghilang dengan kecepatan mobil yang sedang. Saat aku berbalik arah menuju rumah, Donghae Oppa sudah berdiri sambil menyenderkan punggungnya di dinding teras rumah.
"Kau dengan siapa? Kenapa malam sekali?"
"Baru juga jam Sembilan."
"Bagaimana kalau Eomma dan Appa tahu?"
"Pasti mereka akan senang."
"Senang?"
"Ya, aku pergi dengan Kyuhyun."
"Kyuhyun? Kyuhyun, calon suamimu? Bagaimana bisa? Tadinya kau bilang akan pergi dengan Ryeowook."
"Ceritanya panjang sekali. Aku mau tidur dulu ya."
Dengan cepat aku menutup pintu kamarku. Samar-samar, aku mendengar suara Donghae Oppa yang sedang mengomel.
"Baiklah~ kita main rahasia-rahasiaan."
Tbc or dalete..
Kalau Tbc, saya akan lanjut. Kalau sebaliknya, ya gitulah~
Oke. Silahkan Review~
Deep Kiss for Readerdeul, See you.
805 Rae Hee..
