A Buskin
.
Park Chanyeol
Byun Baekhyun
.
Rated M
©Firecracker56
Disclaimer : Story it's my mine. Don't plagiat, copy-paste etc without my permission!
Warning : GS (Gender Switch) content if you not like that just close ur tab! TYPO everywhere.
Summary :
'Ini hanya sepenggal kisah tentang ku dan juga... paman Chanyeol'
.
BGM : Stellar - Vibrator
.
Happy Reading!
.
.
1.
Aku merenggangkan tubuhku yang terasa kaku setelah selesai mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh beberapa dosenku.
Jam sudah menunjukkan angka delapan malam, namun aku masih berada di perpustakaan kampus yang untungnya tidak terlalu sepi. Masih ada beberapa orang yang sepertinya bernasib sama denganku.
Aku menoleh ke arah jendela yang terletak tidak jauh dariku, tampak kilat guntur yang cukup membuat bulu kuduk ku berdiri.
Sial, sepertinya akan turun hujan sebentar lagi.
Aku mengerang sebal, dan seketika itu juga bangkit dari tempat duduk ku dengan tergesa-gesa sambil memasukkan beberapa buku tugas milikku yang berserakan diatas meja.
Tak peduli dengan beberapa orang yang menatap sebal ke arah ku karena sudah membuat kegaduhan kecil yang menyebabkan konsentrasi mereka buyar.
Dengan langkah cepat;bisa dikatakan berlari sebenarnya; aku berjalan menuju gerbang kampus yang jaraknya lumayan jauh dari perpustakaan.
Aku menggerutu dalam hati, karena keadaan diluar kampus yang sangat sepi ini. Bahkan satpam yang biasanya berjaga di post selama 24 jam entah kemana perginya.
Aku adalah Byun Baekhyun, ber'gender perempuan dengan rambut coklat sebahu. Berusia 20 tahun, merupakan mahasiswi jurusan arsitektur semester 3 di Universitas Seoul.
Terhitung sudah hampir dua tahun aku tinggal menetap di Korea bersama dengan keluarga paman ku. Jangan heran, aku memang berdarah asli Korea hanya saja ketika berusia sembilan tahun aku harus pindah bersama dengan kedua orangtuaku ke Jepang. Karena ayahku menjadi salah satu orang yang dimutasi ke negeri sakura itu.
Dan setelah sebelas tahun berlalu, tepatnya setelah hari kelulusan SMA, aku memutuskan untuk melanjutkan kuliah di Korea. Awalnya orangtua ku menolak mentah-mentah keputusan ku itu, mereka berpikir jika aku masihlah seorang anak belia yang harus diawasi kegiatannya setiap hari. Namun setelah bujuk dan rayu ku lontarkan kepada orangtua ku, akhirnya mereka menyetujui keinginan ku dengan syarat aku harus tinggal bersama keluarga paman ku, karena kedua orangtuaku tidak bisa untuk ikut menetap di Korea bersama denganku.
Tidak masalah. Lagipula, keluarga paman Park cukup baik dan menyenangkan.
~o0o~
2.
Aku membuka pintu apartemen dengan sekali hentak. Wajahku merengut kesal, sesekali umpatan kasar keluar dari bibirku.
Sial sekali hari ini!
Karena lupa membawa payung, aku harus berlari menerobos derasnya hujan dari halte bus sampai ke lobby apartemen, sehingga membuat sekujur tubuhku basah.
Tidak ingin mengambil resiko akan masuk angin, aku bergegas masuk ke kamar mandi.
Aku melepas satu demi satu pakaian yang menempel ditubuhku, sebelum masuk ke dalam bilik kamar mandi.
Aku menyalakan shower dengan mengatur suhu air menjadi hangat. Segera aku menggosok tubuhku dengan sabun kemudian mengulasnya dengan air.
Aku tidak ingin berlama-lama dikamar mandi karena perutku sudah meronta minta diisi.
~o0o~
3.
Aku berjalan menuju arah dapur dengan hanya mengenakan kaos putih longgar dipadukan dengan hotpants yang senada dengan bajuku.
Terhitung mulai hari ini hingga 2 hari kedepan, aku akan tinggal seorang diri dikarenakan keluarga Paman akan pergi berlibur kerumah nenek yang berada entah dimana.
Oleh karena itu keadaan apartemen yang biasanya ramai dengan suara teriakan dari dua sepupuku yang kebetulan masih kecul, malam ini terasa sangat sepi.
Dan aku sedikit takut.
Setelah meletakkan beberapa potong kimbab dan juga telur gulung yang ditinggalkan oleh bibiku di piring, aku segera berlari kearah ruang keluarga dan segera menyalakkan televisi untuk memecahkan keheningan yang membuat ku ngeri.
Seharusnya tadi aku terima saja tawaran Kyungsoo dan juga Luhan yang ingin menemaniku di rumah. Agaknya aku sedikit merasa menyesal karena menolak tawaran itu.
Mungkin besok aku akan mengajak mereka untuk menginap. Mungkin kami bisa melakukan pajamas party? Oh, itu terdengar cukup menarik.
Setelah menghabiskan makan malam ku, aku mematikan televisi dan bergegas masuk ke dalam kamarku untuk tidur.
Namun langkah kakiku terhenti ketika samar-samar mendengar suara dari ruang kerja pamanku. Aku mengatupkan kedua belah bibirku. Pikiran-pikiran seperti hantu memenuhi seluruh isi kepalaku. Badanku terasa kaku dengan kaki sedikit gemetar.
Sesungguhnya aku takut. Tapi aku juga penasaran.
Namun rasa penasaran berhasil mematahkan rasa takut itu sendiri.
Jadi dengan perlahan aku membalik tubuhku dan berjalan dengan langkah seringan bulu menuju ruang kerja paman ku yang terletak di dekat ruang keluarga.
Suara yang tadinya samar terdengar semakin jelas ketika aku sudah mencapai daun pintu berwarna coklat itu.
Entahlah, apa telingaku yang bermasalah atau apa. Tapi aku mendengar suara seperti orang mendesah dari dalam sana. Semakin lama suara itu semakin keras, suara yang dihasilkan juga sukses membuat darah disekujur tubuhku berdesir.
Dengan ragu aku memutar knop pintu dan mendorongnya.
'KRIET'
Suara decitan pintu yang ku hasilkan sepertinya tidak membuat orang didalam sana terganggu. Justru suara desahannya terdengar semakin keras.
Ruang kerja itu gelap tanpa ada lampu yang menyinari. Kecuali...
Televisi yang menyala yang menampilkan sepasang pria dan wanita sedang bersetubuh, dengan seorang pria yang duduk di sofa dengan tangan yang mengocok penisnya.
"Paman..."
~o0o~
4.
Kedua bola mataku membola melihat paman ku sendiri sedang beronani.
Bukankah paman seharusnya pergi kerumah nenek? Kenapa paman masih disini? Terlebih lagi sampai beronani? Kemana perginya bibi?
Kira-kira begitulah isi kepalaku saat ini.
Sibuk dengan pikiranku, aku sampai tidak menyadari jika aku sudah berdiri dibelakang sofa tempat paman ku duduk.
Aku menelan saliva ku dengan susah payah saat aku melihat bagaimana tangan paman ku itu bekerja untuk memuaskan penisnya sendiri.
Aku tidak pernah menyangka jika paman ku yang ramah dan baik hati ini memiliki sisi liar seperti ini, apalagi aku terkejut bukan main ketika melihat ukuran penis pamanku. Terlihat sangat... panjang dan besar.
Aku bisa merasakan jika vagina ku sedikit basah dan juga gatal. Aku tidak mengerti. Hanya saja, tiba-tiba tubuhku seperti membutuhkan sesuatu yang aku sendiri tidak mengerti.
Aku menggulirkan pandanganku secara bergantian dari televisi lalu kembali ke paman ku.
Suara desahan paman semakin kencang hingga membuat aku yang hanya mendengarnya gemetaran.
"Arrrgggh..."
Paman telah mencapai pelepasannya...
Paman sedikit terengah, suara nafasnya tidak beraturan. Kedua matanya masih terpejam dengan mulut yang setengah terbuka. Aku melihat cairan putih kental yang berceceran di lantai dan juga penis pamanku yang masih menggantung di antara kedua pahanya.
Tubuhku terasa kaku. Masih terkejut dengan apa yang aku lihat tadi.
Paman berdiri dari tempatnya duduk, lalu memasukkan kembali penisnya ke dalam celana jeans yang ia kenakan..
paman tidak memakai celana dalam.
Fakta yang cukup mengejutkan.
Aku tidak tahu apa setelah ini aku masih bisa berpikir positif tentang paman ku atau tidak.
Lamunan ku terpecah ketika mendengar suara berat paman ku yang sarat akan keterkejutan
"Baekhyun..."
~o0o~
5.
Kedua mata paman terbuka dengan sangat lebar sampai-sampai aku takut jika bola matanya keluar. Wajahnya memerah.
Aku merasa sangat gugup. Bagaimana pun aku melihatnya setengah bugil tadi, dan sekarang aku tertangkap basah sedang berdiri dibelakang tempatnya duduk ketika beronani tadi.
"P-paman.. aku bisa jelaskan. I-ini..."
Suara ku tergagap, ingin aku menjelaskan tapi aku tidak tahu apa yang harus ku jelaskan. Semuanya terlalu tiba-tiba.
"Kau melihat semuanya?"
Paman bertanya dengan suara beratnya, khas sekali.
"I-itu..." aku tidak mampu berkata-kata. Mataku ku gulirkan kemanapun, asalkan tidak ke arah pamannya yang sedang menatap ku dengan intens.
"Kau tidak memakai bra ya?"
"A-apa?!" Aku setengah berteriak ketika mendengar pertanyaan tidak senonohnya itu.
"Maaf, tapi puting mu tercetak jelas di balik kaos mu."
Sialan!
Aku tidak bisa lebih malu dari ini lagi, dengan sigap aku menyilangkan kedua lenganku di depan dada. Berusaha menutupi dadaku dari pandangan mata tajam pamanku.
Aku menelan ludah gugup.
"I-ini sudah malam. A-aku akan tidur, selamat malam paman."
Aku berucap dengan tebata-bata, aku bisa melihat jika kedua mata pamanku masih memandang intens kearah dada milikku meskipun sudah kututupi.
"Baekhyun.."
Aku mendongak ketika paman memanggil namaku, dengan suara husky ini.
"Lain kali, dimana pun kau berada. Jangan sekali-kali melepas bra mu. Mengerti?"
Nada suaranya seperti sebuah perintah namun juga sarat dengan peringatan.
Jadi dengan cepat aku menganggukkan kepala, kemudian segera berlari keluar dari ruang kerja pamanku.
Meninggalkan pamanku seorang diri dengan televisi yang masih menyala yang mempertontonkan hubungan badan laki-laki dan perempuan.
~o0o~
6.
Aku membalik tubuhku ke arah kanan dan kiri. Aku merasa gelisah. Tubuhku terasa aneh semenjak melihat onani pamanku sendiri. Sudah empat jam berlalu sejak kejadian memalukan itu, namun aku masih belum bisa juga memejamkan kedua mataku.
Dengan kasar aku menyikap selimut toska ku lalu berjalan menuju dapur. Sepertinya aku membutuhkan segelas air sebelum tidur.
Aku mencepol rambut coklat ku. Jam sudah menunjukkan pukul setengah dua belas malam, dan keadaan rumah sangat sepi. Hanya terdengar suara gelembung air dari mesin air mineral yang sedang aku tekan.
Aku sedang meminum air ketika suara husky yang sejak tadi mengganggu pikiranku terdengar tepat disebelah telingaku
Aku tersentak kaget, hingga membuatku tersedak sampai-sampai air yang ku pegang tumpah mengenai kaos putih ku.
Aku terbatuk sambil menepuk-nepuk pelan dadaku. Dapat kurasakan telapak tangan pamanku juga menepuk pelan pundak ku.
Setelah lebih tenang, aku membalikkan badan ku dan memicingkan mataku dengan kesal kearah paman.
"Paman ini! Kenapa mengagetkan ku si?"
Aku berujar dengan keras.
Tapi bukannya menjawab, paman justru memandang ku dengan tatapan aneh. Matanya terpaku ke bajuku yang basah.
"Apa?"
Aku mencicit takut ketika paman berjalan mendekatiku.
"Apa yang paman lakukan? B-berhenti."
Tanpa mengindahkan peekataanku,paman justru semakin berjalan medekatiku hingga membuat tubuhku terhimpit ke arah kulkas.
"Baekhyun."
Suara paman terdengar cukup aneh ditelingaku.
Serak, basah, dan penuh penekanan.
"Apa kau sudah lupa apa yang aku katakan tadi?"
Aku terdiam. Tidak menjawab ucapan paman.
"Jangan lupakan bra-mu."
Aku hanya bisa menelan saliva ku dengan susah payah saat ini.
~o0o~
7.
Aku hanya mampu mengerang ketika paman mulai menciumi leher ku yang terekspos dengan bebas. Entah bagaimana awalnya, tau-tau saja paman sudah menciumiku dengan brutal.
Aku mencoba melawan namun tidak bisa. Bagaimanapun paman adalah laki-laki dan aku perempuan. Tenaga kami sama sekali tidak sebanding. Merasa lelah karena melawan namun tidak membuahkan hasil aku akhirnya pasrah saja ketika paman menggiring ku ke dalam kamarnya.
Paman menindihku diatas kasur tanpa melepas tautan bibirnya dengan leher ku.
Aku hanya bisa mendesah, kedua tangan ku meremas rambut hitam kelam milik paman dengan kencang sebagai pelampiasan.
Aku terengah. Napas ku putus-putus, saat paman menurunkan ciumannya ke belahan dadaku yang masih tertutupi oleh kaos putih ku.
Aku melengkungkan tubuhku saat lidah paman menghisap puting ku yang mengeras dibalik kaos. Paman menghisapnya seperti bayi yang kelaparan hingga membuatku kelimpungan sendiri.
Aku tidak tahu bagimana harus mendeskripsikannya.
Ini amat sangat nikmat, sekalipun aku tahu apa yang aku lakukan adalah sebuah kesalahan. Tapi aku tidak peduli. Karena demi apapun ini benar-benar menakjubkan!
"Lain kali kau harus mendengar apa yang aku katakan keponakan ku yang manis."
Suara paman terdengar sangat sexy, apalagi dia bicara dengan sesekali memberikan hisapan kecil di puting ku.
Aku hanya bisa menganggukkan kepala, aku sama sekali tidak bisa berpikir jernih saat ini.
"Panggil namaku Baek.."
Perintahnya penuh dengan intimidasi.
"Chanyeol..."
"Sekali lagi."
Aku menahan napas ketika telapak tangannya meremas paha bagian dalamku.
"C-ahhh... yeol..."
Dan aku mendesah ketika telapak tangan itu menangkup pusat tubuhku dengan erat.
Aku merasakan jika hotpants yang aku pakai sudah sangat basah di bawah sana. Ditambah dengan tangan paman yang menangkupnya, aku semakin tidak bisa mengendalikan sesuatu yang keluar dari lubang vagina ku.
"Paman, ahhhh... ini nikmat sekal-ahhhh..."
Desahan yang keluar dari bibirku semakin keras saat tangan dibawah sana menggesek-gesek klitoris ku.
Aku seperti berada di awang-awang kenikmatan.
Kaos yang ku pakai sudah tersingkap keatas hingga membuat payudara milik ku dengan puting yang mengeras terumbar dengan bebas. Aku bisa melihat kilatan nafsu dimata paman saat aku melengkungkan tubuhku ketika rasa nikmat yang tidak pernah ku rasakan sebelumnya menghantam tubuh bagian bawahku. Gerakan tangan paman berhenti.
Aku terengah-engah. Rasanya sangat nikmat.
Paman berdiri dari duduknya dan dengan sangat cepat sudah melepaskan seluruh pakaian yang melekat di tubuh atletisnya. Aku tidak bisa berpaling dari sesuatu yang mengeras di antara kedua pahanya. Itu sangat besar.
Paman kembali menindih tubuhku setelah berhasil menanggalkan baju ku.
"Kau bahkan tidak memakai celana dalam huh?"
Paman berbisik di telingaku. Aku hanya mendesis nikmat saat paman menggesekkan kepala penisnya ke lubang vagina ku. Menggeseknya naik turun secara berulang kali, hingga membuatku nyaris frustasi.
Lubang ku terasa amat sangat gatal.
"Paman.. ughhh, aku m-mohon.. ahhhh..."
"Apa?"
"Lubangku gatal... ahhhhhh, astaga aku tid-euhh tahan lagi.."
Paman menyeringai saat melihatku bergerak gelisah dibawah sana.
"Tidak sabaran sekali huh?"
Aku merengek. Aku benar-benar sudah tidak tahan.
Jadi aku akan meng-kesampingkan harga diriku.
Aku membuka pahaku selebar-lebarnya yang aku bisa.
Mempertontonkan lubang vagina ku yang berkedut-kedut dengan cairan bening yang terus mengalir.
"Masuki aku, Paman Chanyeol..."
Aku berkata dengan suara yang dibuat semanis mungkin, kedua buah dada milikku ku remas dengan kencang.
Berlaga seperti jalang profesional.
"Jangan menyesal dengan apa yang telah kau lakukan." Ujar paman dengan suara berat.
Aku dapat merasakan jika ujung kepala penis paman merengsek masuk ke lubangku secara perlahan. Sedikit demi sedikit hingga akhirnya seluruh penis paman tertanam utuh di dalam vagina ku, menyisakan buah zakar paman yang menggantung diluar sana.
"AAahhh..."
Aku tidak mampu menahan suara desahan ku, ini benar-benar gila!
Paman bergerak maju mundur secara perlahan-lahan. Mungkin dia ingin memperlakukan ku dengan lembut.
Tapi Aku tidak bisa. Aku membutuhkan sesuatu yang lebih untuk menggaruk dinding vagina ku yang terasa semakin gatal ini.
Jadi dengan gerakan secepat angin aku mendorong tubuhnya sampai terlentang di atas kasur.
Women on top.
Aku duduk diatasnya dengan penis yang terisi sangat penuh dilubang ku. Dengan cepat aku menghentakkan tubuhku naik turun, aku mendesah hingga tenggorokan ku terasa sakit tapi aku tidak peduli.
Penis milik pamannya sendiri terasa sangat nikmat apalagi saat menyentuh sesuatu didalam sana yang mampu membuat ku kelimpungan yang berakhir dengan aku yang menunggangi pamanku seperti anjing gila.
"AaAahhh... enak sekali..."
Dinding vagina ku terasa ditarik ulur-keluar masuk, sangat nikmat. Aku terus bergerak sampai akhirnya aku mencapai klimaks yang sangat menakjubkan.
Namun paman ternyata tidak sebaik yang aku kira, tanpa menunggu ku menikmati pelepasan kedua ku, pria yang sudah menginjak usia kepala tiga itu membalik tubuhku menjadi menungging.
Dan tanpa apa-apa langsung memasukkan kembali penisnya yang masih sangat keras itu.
Paman Chanyeol mendesakku dengan amat sangat keras, kedua tangannya terjulur kedepan untuk meremas buah dadaku yang menggantung dengan bebas.
Tubuhku terhentak-hentak, rambutku sudah sangat berantakan, keringat sudah mendominasi keseluruhan tubuh kami.
Lubangku mengetat, pelepasan kesekian kalinya akan segera datang.
"Baekhyun-ahh..."
"Eummm... ahh, paman... aku ham-ughh samphaii..."
"Tunggu sebentar Baek, aku juga... bersama..."
"Ahhhhhhh..."
Kami berdua mendongak ketika kenikmatan datang menghampiri, aku dapat merasakan jika sperma paman menyembur masuk kedalam rahimku. Didalam sana terasa hangat.
Napas kami masih terengah-engah.
Dan aku masih bisa merasakan jika paman masih menggerakkan pinggulnya dengan pelan, sepertinya masih ada sperma yang keluar.
Tubuhku terasa sangat lemas, aku ambruk ketika kedua tangan ku dirasa sudah tidak bisa lebih lama lagi untuk menopang tubuhku. Paman pun ikut jatuh bersama ku, dan menindih tubuhku dengan penis yang masih tertaut bersama lubangku.
"Paman berat." Rangekku pelan.
Paman menyingkir dari atas tubuku, dan kemudian memelukku dari belakang. Namun aku terkejut ketika dia mengangkat sebelah kakiku, untuk kemudian memasukkan kembali penisnya kedalam lubang ku yang masih berkerut kecil.
"Ahhh.. apa yang paman lakukan?"
"Ssst.. dia merasa nyaman didalam. Jangan diganggu, tidur saja."
Yang benar saja!
Tapi aku sama sekali tidak protes dan memilih untuk memejamkan mata.
Namun, seharusnya aku tau jika itu semua adalah akal-akalan pria itu.
Lihat saja, dia bahakan sudah menggerakkan pinggulnya lagi, dan jangan lupakan puting dadaku yang di permainkan oleh jemarinya.
Aku tahu setelah ini hubungan kami sudah tidak akan bisa menjadi sekedar paman dan keponakan yang normal lagi.
Pasti akan ada banyak sekali kegiatan seperti yang kami lakukan tadi.
.
—TAMAT—
.
No sequel, oke?
Halo semuanya, setelah cukup lama akhirnya saya bisa kembali ke dunia tulis menulis.
Apa masih ada yang ingat sama saya? Sepertinya enggak ya, ku sedih jadinya (T.T)
Setelah kemarin sempet mutusin buat closed, namun gagal ;karena terlalu sayang sama akun ini; akhirnya saya balik lagi.
Dengan penname baru wqwqwq :v
Dan apa ini? Saya menandakan comeback saya dengan cerita macam ini? Woow hahaha... sampah banget ya.. XD
Maaf kalo NC nya kurang hot, ini udah maksimal banget saya nulisnya.
Dan HAPPY NEW YEAR All~~~
Di tahun 2k17 ini saya berharap yang baik-baik aja buat semuanya ya...
Sekian dari saya...
Terima Kasih, Bye...
