"Ah"
Disclaimer : andaikan mereka milik saya, udah saya pasang-pasangin secara legal dari dulu, ah :')
Warning : of course, this is bottom!tae, ah~
Proudly Present by Cakue-chan
.
.
.
Semua ini Yoongi yang salah.
Jungkook seharusnya tahu terkadang pikiran hyung satunya itu bisa terdengar aneh. Atau menapaki kata absurd, malah. Dan ia tahu mendapati seorang Min Yoongi di saat menulis lirik adalah dunianya merupakan bencana parah.
"Apa katamu, Kookie?" Taehyung mengerutkan kening tidak mengerti, melepas kacamata berbingkai tipis yang bertengger manis di hidungnya, lalu meletakkan benda itu di atas meja nakas samping tempat tidur.
Jungkook menghela napas lelah. "Coba katakan 'ah'."
"Hah?" bukan itu, astaga. Kerutan di kening Taehyung semakin jelas. "Untuk apa?"
Demi Tuhan, ini permintaan si pucat Yoongi itu! Jungkook menjerit dalam hati. Dua jam yang lalu ia terpaksa menuruti permintaan Yoongi untuk menyuruh Taehyung berkata 'ah' (sebagai tambahan lirik lagu, katanya) jika kumpulan komik kesayangannya tidak ingin raib dimakan api. Sungguh, Min Yoongi yang bertranformasi menjadi gula itu bisa berubah cepat menjadi butiran mesiu jika mau. Dan Jungkook tidak suka mendengarnya.
"Ah, Tae-hyung, katakan ah."
"Hah?"
"Ah!"
Taehyung mengerjapkan mata. "Eh?"
"Ah!" Jungkook mengacak rambut frustasi. "Baiklah, Hyung cobalah mendesah kecil."
Jeda sejenak, lalu, "… ahhnn…"
Jungkook mematung. Oh, tidak.
"Anh?" Taehyung menggeleng, terlalu aneh. "Ahn?" ia berdecak sebal, pasti bukan seperti itu. "Ann?" itu seperti nama orang, atau semut barang kali? (itu ant, astaga). "Aaaaaa?" tidak, tidak! Memangnya dia itu sadako dalam film the grudge atau ring?
"Hyung."
Taehyung mendongak. "Ya?"
Jungkook terdiam sejenak, ia mengusap ujung pelipis dengan telapak tangan, lalu mengembuskan napas pelan. Ya Tuhan, sejak kapan kamar Taehyung jadi terasa begitu gerah? Ia tahu pasti ada yang salah (selain Yoongi, tentu saja), dan bodoh rasanya jika Jungkook mulai merasa gelisah ketika Taehyung terus-menerus mengelurkan nada yang sedikit… ambigu.
"Lupakan saja soal liriknya," Jungkook melempar asal alat perekam (milik Yoongi) yang sedari tadi dibawanya, beringsut cepat ke atas tempat tidur dan menerjang Taehyung dalam sekali sentakan hingga membuat pemuda berambut cokelat tua itu memekik keras; terkejut. Terlebih ketika bocah Jeon tidak sopan itu menahan kedua tangannya di sisi kanan dan kiri kepala, terhempas di antara bantal dengan kuasa Jungkook di atasnya, dan napas mereka yang saling berhembus begitu dekat.
"Keluarkan saja semua huruf a dan h-nya, Hyung."
Kedua bola mata Taehyung sempat membola, antara tidak mengerti dan mulai resah.
"Kalau boleh, tambahkan huruf n lalu m…" sudut bibir Jungkook terangkat tipis. "Dan jangan lupakan huruf g."
"Haha," Taehyung tertawa gugup, "Apa maksud—"
"Lalu kombinasikan semuanya dengan wajah memerah." Jungkook menunduk, menaruh kedua belah bibir pada seluk beluk leher Taehyung yang memikat, setelah itu membiarkan ujung gigi kelincinya mengambil alih dengan gerakan tidak sabar.
Taehyung membeliak.
"AH!"
Jungkook menyeringai dalam hati.
Akhirnya.
Ah.
.
.
.
Sudahlah
A/N : ah, saya juga gak ngerti, mungkin lagi lelah :") Terima kasih sudah membaca, kotak review selalu terbuka, dan dadah~~
