~It's All Because Of You!~

Kuroko no Basket

Pair: AoKaga

Genre : Romance, Hurt / Comfort

Warning:
BL,Yaoi

Disclameir:

Kuroko no Basket milik Tadatoshi Fujimaki-sensei. Saya hanya meminjam tokoh dan alurnya saja.

Summary:

Kagami berulangtahun tanggal 2 Agustus. Semua merayakan dan mengucapkan selamat kepadanya,termasuk Kiseki no Sedai. Namun,ada satu orang yang tak memberikannya ucapan yang membuatnya senang,melainkan rasa kecewa. Apa kalian tahu siapa dia ...?

For Kagami and Aomine Birthday! 2 August and 31 August

#AokagaFF

[Semua ini saya buat langsung terlintas di otak saya. Ini karya saya sendiri, jika ada kesamaan cerita atau yang lain, itu hanya kebetulan belaka]

Chapter 1 ...

Matahari bersinar sangatlah terik walau masih pagi hari. Ya, inilah efek dari musim panas. Musim yang sangatlah membuat pekerjaan menjadi lebih berat daripada hari-hari biasa. Selain dari panasnya udara yang menyengat, hari ini juga membuat hari-hari seorang "Kagami Taiga" menjadi lebih berat.

Dia baru saja terbangun dari tidurnya ketika mendengar bunyi alarm yang berdering di samping tempat tidurnya. Bunyi alarm mengganggu alam sadarnya dan membuatnya terpaksa mengawali harinya dengan sedikit mengantuk. Dia berdiri dengan pakaian serta rambutnya yang sedikit berantakan dan membuka jendela kamarnya yang langsung disambut oleh sinarnya matahari.

"Ukh ..." Matanya terasa sakit, tapi inilah musim panas dimana matahari lebih terik dari biasanya dan peluh keringat yang bercucuran lebih daripada musim biasa.

Kagami berjalan pelan menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri sejenak sebelum membuka cafenya. Benar, Kagami Taiga bekerja sebagai seorang pemadam kebakaran. Namun, karena tugasnya yang hanya memadamkan api tersebut sangatlah jarang di kota Tokyo, dia lebih memilih membuka sebuah cafe kecil di dekat rumahnya dan menjadikan pemadam kebakaran menjadi pekerjaan sambilannya.

Setelah membersihkan diri sejenak, dia memakai pakaian simple yaitu kaos berwarna hitam serta celana selutut berwarna biru tua. Dia terlalu malas memakai pakaian ribet di musim panas ini. Dia menuju ke dapur,dimana dirinya membutuhkan asupan energi untuk memulai harinya.

Dia melirik sebuah kalender sambil menguap. Di liburan panas seperti ini, biasanya cafenya cukup ramai dengan berisikan muda-mudi yang nongkrong mengisi waktu liburan musim panas. Mungkin dia harus bekerja ekstra keras.

"2 Agustus ... Eh,sudah bulan Agustus,ya?" ujarnya entah kepada siapa. Dia melangkahkan kakinya menuju dapur untuk membuat roti bakar dengan secangkir kopi. Tentu saja dia memerlukan banyak energi berhubung dengan tubuhnya yang lumayan besar dan rakus itu ...

"Ah,lebih baik aku segera berangkat." Dia melirik jam dinding yang terpampang di dinding rumahnya. Sudah menunjukan pukul delapan lewat,sedangkan dia harus membuka cafenya sekitar jam sembilan pagi.

Dia bergegas. Memeriksa bahwa rumahnya sudah aman di tinggali kemudian melangkahkan kakinya menuju cafe miliknya ...

.

.

.

Dongg...

Kagami terheran sendiri. Sejak kapan cafenya itu sudah memiliki pemilik lain? Dia tahu, dia sendirilah yang meresmikan dan mengurus cafenya. Dia tak pernah ingat bahwa dia menulis pemgumuman yang berada di depan pintu dengan tulisan :

"Cafe ini telah dibooking dan akan tutup pada hari ini karena pemiliknya sedang ada urusan. Hanya hari ini saja, 2 Agustus.
~Pemilik Cafe!~"

Kagami tahu pasti bahwa itu bukan tulisannya dan juga bukan merupakan salah satu tulisan dari karyawannya. Hm,memang dia mengurus cafe ini dengan beberapa orang karyawan yang biasanya datang lebih lambat daripadanya, tapi karyawan-karyawannya tak akan seberani ini menutup cafenya seenak jidat.

Kring,kring~ Ponsel pintar miliknya berdering membuatnya tersentak dari lamunannya yang belum sempat masuk ke dalam cafenya. Dia mendapat beberapa e-mail dari beberapa orang. Dua orang dari karyawannya dan satu lagi dari ...

Kise Ryouta.

Kagami mengerutkan dahi. Kenapa Kise mengirimkannya e-mail pada pukul 8 pagi? Apa urusannya? Ah,itu bisa diurus nanti. Pertama,e-mail dari karyawannya dulu.

"Kagami-san, apa benar cafe tutup hari ini? Jika benar,saya rasa saya bisa cuti hari ini..." Kedua e-mail itu menyampaikan isi yang sama. Aneh ... Apa semalam dia mengatakan bahwa dia cuti hari ini?

"Apaan ini?" Kagami mengelap keringatnya. Menghela napas dan memutuskan untuk masuk dulu ke dalam cafenya. Dia merogoh kunci dari sakunya dan membuka pintu cafe.

"Hah? Tak terkunci?" Dia ingat sekali bahwa kemarin malam dia mengunci pintu itu baik-baik. Apa ada yang mencuri!?

Kagami langsung masuk ke dalam cafe dan memastikan bahwa cafenya ...

BUM!

...baik-baik saja. Ah,sepertinya tidak baik-baik saja.

"Otanjoubi Omedettou,Kagami!/Bakagami!/Kagami-kun/Taiga!"

Kagami tersentak kaget. Baru saja masuk ke dalam cafenya sendiri sudah mendapat teriakan dari orang yang sangat ramai dari sini.

"K-Kalian ... Kenapa!?"

"D-Aho! Masa ulangtahun sendiri tak ingat!?" Mantan kaptennya saat SMA menepuk kepalanya kuat membuatnya merintih kesakitan. "Ulang ...tahun?" Mungkin otaknya sedikit lemot, dia mencoba mengingat tanggal berapa hari ini...

"AH,BENAR JUGA!" Dia baru mengingatnya.

"Bakagami! Kami sudah capek-capek merayakannya tapi kau malah lupa dengan ulangtahunmu sendiri!?" Riko membawakan sebuah kue ulangtahun. Itu membuat Kagami mundur beberapa langkah. "A-Apa Kantoku yang membuat ini!?"

"Jangan panggil aku dengan sebutan 'Kantoku'! Itu sudah lama!" Riko berceramah. "M-Maaf,Aida! Kebiasaan!"

"Tenang saja,Kagami-kun. Kuenya dibuat oleh Himuro-san dan dibantu olehku serta Mitobe-senpai,"

"Hua,Kuroko!? Jangan muncul secara tiba-tiba begitu!" Kagami terlonjak kaget dan mundur ke arah samping. Kuroko menghela lama berteman dengannya pun tak bisa membuat teman-temannya menyadari keberadaannya setiap saat. "Aku muncul secara normal,Kagami-kun ..."

"Omedettou,Kagami! Itu salam dariku, Mitobe, dan Tsuchida!" Koganei memberikan sebuah tos kepada Kagami yang diikuti oleh senyuman Tsuchida dan anggukan kepala Mitobe. Setelah bertahun-tahun pun dia masih belum mengeluarkan suaranya.

"Omedetou,Kagami!" Fukuda, Kawahara dan Furihata memberikan selamat kepada Kagami hampir secara bersamaan. "Huo,setelah lulus pun kalian tetap bertiga,ya?"

"Omedetou,Bakagami." Kagami menoleh ke arah suara. "Izuki-senpai pun memanggilku Bakagami ..." Kiyoshi yang berada di samping Izuki tertawa lepas. "Omedetou na,Kagami..."

"Ahaha,arigato,minnaa..." Kagami tersenyum bahagia. Tak menyangka akan mendapat kejutan seperti ini.

"I miss you,Kagamiii!" Belum selesai dengan Seirin, Alex dan Himuro sudah muncul di samping Kagami. "Happy Birthday!" Alex memeluk Kagami dengan erat.

"Otanjoubi omedetou,Taiga ... Sebenarnya aku nyaris lupa jika Kuroko tak mengingatkanku..." Himuro muncul dengan tersenyum.

"Jadi,yang merencanakan ini semua adalah kau,Kuroko? Are,mana Kuroko?" tanya Kagami melihat sekeliling."Aku disini,Kagami-kun. Memang benar,tapi tak sepenuhnya benar. Ini juga adalah ide dari Kise-kun dan Aomine-kun..."

"Kise dan Aomine? Oh,benar juga!" Kagami teringat sesuatu. Dia belum sempat membaca e-mail dari Kise tadi ...

"Kagamicchi,otanjoubi omedetou-ssu! Gomenne! Padahal aku,Kurokocchi dan Aominecchi yang merencanakannya,tapi aku tetap tak bisa menunda jadwal penerbanganku pada hari ini-ssu! Gomenne-ssu! Sore jaa nee! Ingatkan aku untuk meminta traktiran di cafemu ketika aku kembali nanti-ssu!"

Kagami tersenyum tipis melihat e-mail tersebut. Setidaknya dia diakui oleh Kiseki no Sedai. "Baik sekali kalian sampai mengingat hari ulangtahunku ..."

"Tidak,aku lupa tentang itu,Kagami-kun." Kuroko berkata itu dengan ekspresinya sudah kelewatan datar. "Apa? Jadi,kenapa?"

"Aomine-kun."

Mata Kagami membulat sempurna ketika Kuroko menyebut nama 'Aomine'. Kuroko tersenyum tipis dengan perubahan mimik wajah dari Kagami. "Aomine-kun lah yang merencanakan ini semua ... Tapi ..." Kuroko sengaja memberikan jeda.

"Tapi apa,Kuroko?"

Kuroko meneguk ludah. Entah ingin dia katakan atau tidak. "Tak apa-apa,Kagami-kun. Bukan apa-apa."

Kring,kring~ Ponsel Kagami berdering lagi. Kagami segera mengambilnya dan mendapati bahwa dia mendapat 3 e-mail di waktu yang berselang beberapa menit setiap e-mail. Pertama,

"Otanjoubi omedetou,Kagami. Aku akan mendukung cafemu jika kau membuka menu makanan manis di sana~ Aku memberimu selamat karena dipaksa Kise-chin~ Bukan apa-apa~"

Kagami sweatdropped. Sejak kapan Murasakibara mendapat sifat tsundere dari Midorima? Ah,Kagami tak peduli. Toh,ucapan selamat sudah membuatnya senang,entah itu paksaan atau dengan hati yang ikhlas.

"Otanjoubi omedetou,Bakagami. Bukannya aku ingin mengucapkannya-nanodayo, aku hanya diingatkan oleh Kuroko dan dipaksa oleh Kise. Itu saja."

Bahkan dalam e-mailnya pun tetap saja tsundere. Dasar Tsunderima ...

"Otanjoubi Omedettou Gozaimasu, Kagami Taiga"

Ingatkan Kagami untuk menscreenshot e-mail dari anak tunggal dari keluarga Akashi ini. Ini adalah e-mail paling formal dan paling singkat yang pernah dia terima selama ini!

"Kuroko, memangnya Akashi selalu bersikap formal bahkan dalam e-mailnya!?" Kagami menunjukan layar ponsel pintarnya kepada Kuroko. "Entahlah, dia sibuk dengan perusahaannya."

"Oh,ya! Siapa yang menaruh pengumuman dan menyuruh karyawanku untuk cuti hari ini!? Apa kalian mau bertanggung jawab jika gajiku bulan ini tak ada!?"

"Tenang saja,Taiga. Ini baru awal bulan~" Alex mengucapkan hal itu dengan santai sambil menyeruput kopi. "Alex, kau bisa mengatakan itu karena bukan kau yang bekerja,melainkan aku! Lagipula,sebagian uangku selalu dimakan olehmuu!"

"Ma~ Ma~ Sudahlah,Taiga. Hanya sehari kok. Toh,ini kan hari spesialmu. Kami sudah menyiapkannya, ayo bersenang-senang." Himuro memegang bahu Kagami sambil tersenyum lembut. Kagami menghela napas panjang, kemudian tersenyum.

"Arigatou naa ..." Dia benar-benar berterimakasih. Dia sangat bahagia melihat teman-temannya rela menghabiskan waktu bekerja mereka demi merayakan ulangtahunnya.

Tapi, ada yang kurang ...

"Kuroko!" Kagami memanggil Kuroko yang sedang meminum vanila shake. "Huo,bahkan disini ada vanila shake!?" tanya Kagami melihat Kuroko yang begitu menikmati minuman kesukaannya. "Ini request dariku,Kagami-kun. Kalau tak ada vanila,aku tak akan datang."

"A-Apaan itu? Kau tak ikhlas mengadakan pesta ulangtahunku?"

"Ada apa,Kagami-kun? Kau ingin berbicara?" tanya Kuroko masih menyeruput vanila shakenya. "Oh,ya! Kiseki no Sedai ada berapa orang?" Pertanyaan Kagami membuat ekspresi Kuroko yang biasanya datar kini sedikit mengerutkan dahi. Dia menghirup napas dalam-dalam membuat Kagami sendiri bingung dengan tingkah Kuroko.

"Bakagami."

"Aku serius,hoiy!" Kagami sedikit kesal mendengar jawaban Kagami. Belum lagi Kuroko menjawab pertanyaannya,dia sudah mendapat pukulan di kepala yang lumayan keras. "Itte!"

"Kau kenapa,Kagami? Amnesia,ya?" Si pelaku pemukulan―Hyuuga Junpei― bersama dengan beberapa orang menatap Kagami heran.

"Eto ... Pemain basket di lapangan ada 5 orang, ditambah lagi pemain bayangan keenam. Totalnya 6 orang." Aida Riko menjawab untuk Kagami. "Siapa saja?" lanjutnya lagi.

"Moo! Taiga, kau lupa ingatannya? Tadi pagi kau lupa tanggal lahirmu,sekarang kau lupa siapa saja Kiseki no Sedai yang terkenal itu?" Himuro pun ikut bersuara. Yang lainnya mendekati Kagami yang baru saja melontarkan pertanyaan aneh.

"Tidak sama sekali! Aku masih ingat seluruh ingatanku kok-desu!" Kagami canggung dengan tatapan mata orang-orang di sekitarnya. "Aku hanya bertanya. Tak boleh,ya?"

"Eto ... Lebih baik aku yang menjawab. Jika kau mengingatnya,katakan ingat,ya?" Kiyoshi mendekati Kagami dan menghirup napas.

"Kise Ryouta." Kagami mengangguk. Dia tahu bahwa Kise sekarang sudah bekerja sebagai pilot. Entah takdir apa,dia berhasil menjadi pilot tertampan yang pernah ada. Sampai-sampai di pesawat tersebut, begitu banyak pramugari cantik di sekitar Kise.

"Midorima Shintaro." Kagami menjawab, "Ya." Dia ingat sekali dengan orang tsundere itu. Dia sekarang bekerja di salah satu dokter di rumah sakit 'Midorima'. Minggu lalu,dia pergi ke sana untuk merawat kakinya yang terluka dan bertemu dengan Tsun-tsun disana.

"Murasakibara Atsushi." Kagami meneguk ludah dan mengangguk. Siapa yang tidak ingat Titan tersebut? Dia selalu datang berkunjung jika dia datang ke Tokyo. Dia selalu protes bahwa cafe Kagami harus menyediakan menu makanan manis.

"Akashi Seijuuro." Emperor Eye itu sudah menjadi pengusaha besar di kota Kyoto sekarang. Tak jarang dia berkunjung ke Tokyo untuk bernostalgia atau melakukan reuni dengan yang lainnya. Tentu saja,dia juga diundang.

"Kuroko Tetsuya." Kagami melirik Kuroko yang berada di sampingnya. Wajah polos nan datar itu sudah terkenal di taman kanak-kanak. Dia sangat disenangi oleh beberapa anak kecil.

"Etoo ... Kau melupakan satu orang," Kuroko menanggapi perkataan Kiyoshi.

"Are,siapa?"

"Aomine-kun." Satu kata membuat Kagami teringat segalanya. Benar juga, dia merasa hari ulangtahunnya kurang karena dia. Jika seluruh Kiseki no Sedai sudah mengucapkan selamat padanya, hanya dialah yang belum.

"Oh,iya,ya! Aku lupa kalau Ahomine termasuk Kiseki no Sedai! Ha ha!" Kagami tertawa lepas membuat Kuroko mengerutkan dahi. "Tak biasanya,Kagami-kun. Bukannya kau―"

Kagami langsung menutup mulut Kuroko. "Diam,Kuroko!" bisiknya keras membuat telinga Kurok berdenyut sakit. "Telingaku bisa pecah karenamu,Kagami-kun."

"Memangnya ada apa dengan si hitam itu?" tanya Alex. "Tak ada apa-apa! Ayo,kita lanjutkan pestanyaa!" Kagami langsung mengambil kue yang disediakan untuknya dan memakannya dengan lahap. "Humph! Ini enak sekali,Tatsuya!"

"Jangan lupa kalau Mitobe juga membuatnya!" Koganei menyuarakan protes Mitobe yang diikuti anggukan keras dari Mitobe. "Aku juga!" Riko pun berteriak membuat Kagami langsung memuntahkan kue tersebut.

Kuroko tahu apa yang ada di pikiran Kagami. Dia tersenyum tipis dan meraih ponselnya, menghubungi seseorang. "Moshi moshi, Momoi-san?"

"Ara,Tetsu-kunn! Ada apa pagi-pagi begini menelponku?"

"Eto ... Aomine-kun bagaimana?"

~Because Of You~

"Kasus pembunuhan telah terjadi di kota Shinjuku, tepatnya berada di jalan XX pada sebuah apartemen. Korbannya adalah seorang pria yang berusia kurang lebih 50 tahun. Polisi sedang mengadakan penyelidikan lanjut terhadap kasus ini karena korban tersebut adalah seorang pejabat tinggi yang tinggal di Tokyo―"

"Apaan berita ini? Hoiy,Kagami. Di hari ulangtahunmu ada yang terbunuh. Sepertinya kau ini pembawa sial."

"Jangan bercanda,Kapten! Aku ini pembawa keberuntungan kok!" Kagami menatap tajam sang mantan kapten yang melirik TV besar yang sengaja disediakan di cafe dengan mulut penuh dengan krim. "D-Aho! Jangan panggil aku dengan sebutan 'Kapten' lagi!"

Kuroko yang mendengar berita itu mendengarnya dengan seksama dan melihat perkembangan berita. Dia menyipitkan matanya. Fokus kepada layar besar yang ada di depannya. Kemudian mengumpat kesal, "Cih!" Kemudian terkaget melihat layar tersebut dan langsung mematikan TV.

"Kami seda―" Belum selesai sang reporter bicara, dia sudah lenyap tanpa bekas. Seluruh orang yang melihat TV yang tiba-tiba mati melirik ke arah Kuroko yang memegang remote control TV.

"Apa yang kau lakukan,Kuroko? Kenapa kau matikan TV-nya?" tanya Koganei di belakang Kuroko. Kuroko menurunkan tangannya dan meletakan remote di meja. "Tidak, bukan apa-apa."

"Korban tadi kenalanmu,Kuroko?" tanya Furihata. Kuroko menggeleng. "Sejak kapan aku mengenal pejabat tinggi?" tanya Kuroko sambil mengambil vanila shake yang baru. Ini sudah gelas yang ketiga.

Kagami menatap heran Kuroko namun tak terlalu mempedulikannya. Mungkin dia tak tahan dengan perkataan 'pembunuhan' dll. Sekarang kepalanya cemas dan penuh harap. Semuanya sudah mengucapkan selamat kepadanya, mulai dari Seirin, Alex, Himuro sampai seluruh anggota Kiseki no Sedai. Namun,diantara mereka semua hanya 'dia' lah yang belum mengucapkan selamat. Ya,dia adalah ...

Aomine Daiki.

Dia menggeleng kepalanya cepat dan melirik jam dinding cafe yang berbentuk seperti cangkir. Masih pukul 12 siang, masih ada setengah hari lagi untuk mengucapkan selamat ulang tahun. Kagami menghela napas dan melirik meja makan yang tadi penuh dengan makanan kini telah kosong melompong.

"Naa,Taiga, aku akan kembali ke Akita." Kagami tersentak dari lamunannya. "Apa? Cepat sekali!" Himuro tersenyum. "Maafkan aku, aku harus segera kesana. Terimakasih untuk hari ini,ya... " Kagami tersenyum. "Seharusnya aku yang mengatakan itu,Tatsuya. Terimakasih." Alex mengikuti Himuro dan melangkahkan kakinya pergi

"Yah,Himuro-san dan Alex-san sudah mau pergi. Ja,kami juga."

"Apa!?" Kagami kaget. Pestanya sudah berakhir,ya? "Kami memiliki pekerjaan juga,Kagami."

"Jadi kalian membuatku cuti hari ini sementara kalian semua bekerja!?" teriak Kagami kesal. Yang lainnya hanya menanggapinya dengan tertawa garing. "Warui na,Kagami. Silahkan nikmati hari liburmu~"

Baiklah,satu persatu mulai meninggalkan cafe. Cafe yang semula ramai dan cerah kini semakin lama semakin sepi dan gelap. Kagami menghela napas dan melirik cafenya yang sangatlah berantakan ...

"Jadi,harus aku yang membereskan semua ini?!" teriaknya kesal.

"Tidak juga,Kagami-kun." Kuroko tiba-tiba muncul di samping Kagami sambil meminum vanila shake. Dari tadi kerjaan anak itu hanyalah minum dan makan sepotong kue. Dia ada niat merayakan atau tidak,sih?

"Kuroko!" Kaget,pasti. "Kau tidak pulang?" tanya Kagami melihat Kuroko yang sama sekali tak ada tanda-tanda akan melangkahkan kakinya keluar dari cafe. "Aku tinggal untuk membersihkan ini,Kagami-kun. Lagipula, sekarang liburan musim panas." Kagami mengangguk kepalanya mengerti. "Oh,biar kubantu." Kagami menghampiri Kuroko yang membawa beberapa piring kotor menuju ke dapur.

"Tapi ... " Kagami ingin bertanya, namun ada sesuatu yang menahan tenggorokannya untuk bicara. "Tapi apa,Kagami-kun?" tanya Kuroko melihat Kagami yang sedikit menundukan kepalanya. Kagami ragu,Kuroko tersenyum.

"Tak jadi,deh."

"Are, kenapa Aomine-kun tak datang,ya?" ujar Kuroko dengan nada jahil,bukan datar seperti biasanya. "Apa maksudmu,Kuroko?"

"Padahal sang pujaan hati sedang menunggu~"

"Damare,Kurokoo!" Kagami melemparkan Kuroko dengan kotak tissue yang ada di salah satu meja, namun Kuroko bisa menghindarkannya dengan mudah. Kuroko tersenyum tipis kepada Kagami.

"Jangan disembunyikan, tahu kau menunggu Aomine-kun."

Semburat merah muncul di bawah mata Kagami. "U-Urusee! Aku tak menunggunya! Cuma aku hanya ingin bertanya kenapa dia tak memberiku kabar! A-Ah,itu saja!" Mungkin sifat tsundere dari Midorima menular ke Kagami sekarang ini. Kuroko hanya tersenyum tipis. "Terserahmu,Kagami-kun." Dia melangkahkan kakinya menuju wastafel tempat cuci piring diikuti oleh Kagami yang membawa beberapa piring kotor ke arah meja.

"Tapi, kau tahu kenapa dia tak memberi kabar,Kuroko?" tanya Kagami sambil membersihkan pakaiannya yang terkena sedikit noda krim. "Tidak." Kuroko menjawab dengan tetap fokus ke arah cuciannya. Kagami menunduk, sedikit kesal sebenarnya. "Baiklah,kau urus dapur dan aku urus bagian luar." Kagami melangkahkan kakinya menuju ke luar dan sweatddrop dengan keadaan cafenya yang begitu berantakan!

"Ah... Pekerjaan tambahan tanpa dibayar." Kagami mengeluh. Kuroko melirik ke arah Kagami,kemudian menundukan kepalanya.

"Hontou ni gomenne, Kagami-kun,Aomine-kun."

~Because Of You!~

Ingatkan Kagami untuk memprotes masalah cafenya kepada orang-orang yang makan disana khusus pada tanggal 2 Agustus. Dia sangatlah lelah membersihkan cafe ini sendirian bersama dengan Kuroko. Kuroko juga terduduk di bangku sambil mengusap dahinya yang mengeluarkan cucuran keringat. "Kotor sekali ..." ujarnya pelan.

"Argh!" Kagami semakin kesal saja. Dia melirik ke arah jam. Jam tiga sore. Ok, sekarang dia mengecek ponselnya. Sama sekali kosong tanpa ada pemberitahuan. Kagami mengeluh kesal. Apa yang dia nantikan?

"Menunggu Aomine-kun?"

"Urusee!" Kagami langsung berteriak. Kuroko sedikit terkejut, kemudian memasang ekspresi datar lagi. "Langsung respon."

"Diam kau,Kuroko!" Kagami ingin menghajar Kuroko sebelum tiba-tiba ponselnya berdering lagi. Kuroko melirik ke arah ponsel Kagami, begitu juga dengan Kagami.

"Moshi moshi?" Kagami langsung mengangkatnya. Betapa bodohnya dirinya karena tak melihat nama sang penelpon. Berharap bahwa sang pujaan hati yang menelponnya.

"Ara,Kagaminn! Otanjoubi Omedetou!" teriak sang penelpon dari sana. Kagami mengeluh kecewa. "Momoi kah?" tanyanya dengan nada murung.

"Are, kau tak senang ketika diucapkan selamat ulangtahun?" Momoi tersenyum sendiri disana. "Apa ... jangan-jangan kau belum mendapat ucapan ulangtahun dari Dai-chan?"

Semburat tipis muncul di pipi Kagami. "Apaan sih kalian ini!?" ujarnya kacau. Momoi tertawa pelan.

"Tetsu-kun menelponku tadi dan mengatakan bahwa hari ini Kagamin ulang tahun. Cuma Aomine-nya tak ada~"

"Apa maksudmu 'Aomine-nya'?!" Kagami sedikit berteriak dan melirik ke arah Kuroko.

"Gomen ne,Kagamin! Aku sedang sibuk dengan pekerjaanku,jadi aku tak bisa menghubungi Dai-chan. Ini juga waktu istirahat sebentar..."

"Yah,tak apa-apa,Momoi. Aku tak memaksamu untuk menghubungi Ahomine."

"Aha ha haa... Kalau kau rindu dengannya―"

"AKU TAK RINDU PADANYA!" Sambungan telepon itu terputus oleh teriakan Kagami. Bahkan Kuroko sendiri kaget melihat Kagami berteriak. "Benarkah itu,Kagami-kun?"

"Urusee na,Kuroko!" Kagami mengeluh kesal. "Mungkin kau terlalu banyak dekat-dekat dengan Midorima-kun sehingga sifatnya tertular padamu ..."

"Mana ada! Siapa yang mau dekat-dekat dengan lumut nanodayo itu?!"

"Kalau Aomine-kun?" Kagami langsung salah tingkah begitu mendengar nama 'Aomine'. "Kenapa kau malah menyebut namanya,Kuroko?"

"Lha, tadi kau marah-marah, tapi saat aku menyebut nama 'Aomine-kun',kau langsung tenang." Kuroko tersenyum tipis. "Argh! Aku menyerah. Atau kau yang cemburu,Kuroko?" Kagami berusaha mengalihkan perhatian.

"Aku tak cemburu,Kagami-kun. Bilang saja yang sejujurnya." Kuroko masih menatapnya dengan datar.

"Sudahlah,Kuroko. Aku lelah mendengar namanya." Kagami menghela napas dan sekali lagi menatap ponsel. Masih belum ada kabar dari Aomine ...

Kuroko melihat ke arah sekitar. "Sepertinya pekerjaanku disini sudah selesai, Kagami-kun." Dia berdiri dan meraih tasnya. "Aku pergi dulu."

"Apa? Kau mau kemana?" tanya Kagami terkejut melihat Kuroko yang sedang bersiap pergi. "Aku tak ingin menganggu keromantisan AoKaga jika aku berlama-lama disini."

"Kurokoo!" Sekali lagi Kagami berteriak. Kuroko hanya menatapnya datar. "Aku ingin jalan-jalan ke toko buku sebentar dan pulang."

"Kalau begitu,aku ikut. Aku bosan―" Perkataan Kagami langsung dipotong oleh Kuroko. "Bagaimana jika Aomine-kun datang saat kita berdua? Dia pasti cemburu berat. Sore jaa nee..." Kuroko menghilang di balik pintu.

"Cemburu berat? Hah? Mana mungkin!" Kagami mengumpat kesal. Dia memilih untuk duduk dan membuka TV.

"Kasus pembunuhan pejabat tinggi Tokyo masih belum menemukan titik terang. Saat ini,polisi sedang menyelidiki kasus ini lebih lanjut―"

"Baka, mana mungkin kasus itu terselesai begitu cepat..." Kagami mengganti channel. Membosankan sekali. Tak ada hal yang menarik. Sepi ... Itulah yang dirasakan Kagami sekarang.

"Padahal hari ini hari spesial dan penting bagiku ..." Kagami bergumam dan meletakan kepalanya di meja. Dia menguap lelah.

"Ahomine ..." Kagami bergumam pelan sebelum akhirnya rasa penat dan ngantuk menghampirinya dan membawanya ke alam mimpi di tengah sore begini ...

~Because Of You!~

Matanya terbuka kembali. Kagami akhirnya sadar bahwa dirinya tertidur. Cafenya sudah gelap,begitu juga langit. Kagami tak bisa melihat ke arah sekitar. Semuanya gelap. Padahal terakhir kali dia yakin bahwa dia masih menyalakan TV.

Dia membuka saklar dan PTAS, semuanya menjadi terang menerang. Menyilaukan mata. Kagami menguap ngantuk dan melirik jam dinding. Sudah pukul 7 malam. Dia benar-benar telat pulang.

Dia mengangkat tas bawaannya dan ponsel pintar yang tergelatak tak berdaya di lantai. Sepertinya terjatuh ketika dirinya tidur tadi. Itu menimbulkan goresan pada casingnya. "Argh,akan kuganti nanti." Dia membuka ponsel pintarnya.

Dia mendapat satu pesan.

Dengan cepat-cepat dia membuka password dari ponselnya dan melirik ke arah icon pesan dan menemukan pesan dari ...

"Paket Kuota Internet Anda habis pada hari ini! Ayo ―" Belum selesai dirinya membaca pesan tersebut, dia sudah membanting ,dirinya terlalu banyak berharap sehingga menghasilkan perasaan kecewa di hatinya.

Dia berjalan gontai membuka pintu cafenya. Setelah memastikan bahwa cafenya sudah aman,dia melangkahkan kakinya menuju ke rumahnya. Hari sudah gelap dan hawa panas masih terasa di kulit Kagami. Ya,itulah efek dari musim panas yang membuatnya berhenti sebentar di mesin penjual minuman.

Entah kenapa musim panas mengingatkannya kepada pertandingannya pertama kali dengan Aomine. Dia kalah telak waktu itu. Namun dia mampu membalaskan dendamnya di pertandingan Winter Cup.

Kagami terdiam sejenak. Bernostalgia. Ketika dia pertama kali bertemu dengan Aomine dan si hitam itu mengajaknya bermain one-on-one. Kagami sangat terkejut melihat perbedaan kekuatan antara mereka. Namun,di dalam lubuk hatinya,dia sangat mengagumi Aomine. Dia tampak keren dan begitu tampan!

Pertandingan pertama melawan Aomine membuat timnya,Seirin menghadapi kekalahan yang begitu memukul hati. Walau Kagami depresi, entah mengapa ada perasaan senang ketika melawan Aomine. Karena itulah, begitu mengetahui bahwa pertandingan pertama di Winter Cup melawannya lagi, Kagami begitu bersemangat sampai masuk ke dalam zona yang bernama Zone.

Begitu bernostalgia, Kagami sadar bahwa dia sudah berada di depan pintu rumahnya. Dia meraih kunci dan membuka pintu rumahnya. Dia melempar tasnya ke sembarang arah dan berakhir ke arah meja ruang tamunya. Mengabaikannya dan langsung membuka bajunya yang menampakan badannya yang berotot kekar dan seksi. Dia melangkahkan kakinya menuju ke kamar mandi, membersihkan diri sejenak sebelum dia kembali beraktivitas di dalam rumah.

Setelah mandi, dia pergi ke dapur. Sudah waktunya makan malam, tapi dia tak memasak air panas, berencana membuat sebuah kopi untuk menghangatkan diri. Seorang Kagami Taiga tak berselera makan? Apa yang membuatnya begitu? Huh,tentu saja karena 'dia'.

Kagami melirik jam. Sebentar lagi jam 9 malam,dia terlalu lama berendam di kamar mandi. Dia melirik ponsel pintarnya lagi. Layarnya gelap, tanpa ada cahaya yang ingin memberitahukan sebuah pemberitahuan atau apapun itu. Kagami merasa kecewa. Terlalu banyak berharap membuatnya sangat kecewa ...

Kring,kring! Ringtone ponselnya membuat Kagami tersentak dan langsung meraih ponselnya. Siapa yang menelponnya?

Kuroko Tetsuya.

Kagami mengumpat kembali dalam hati. Harapannya terlalu berlebihan sehingga membuat dirinya kecewa. Dia terdiam sejenak, tak mengangkat panggilan dari mantan bayangannya saat SMA itu. Dia merasa kesal,sangat kesal.

Layar pun menjadi gelap membuat Kagami tersadar bahwa dia mengabaikan panggilan dari Kuroko. Dia cepat-cepat menekan tombol 'Call' dan mencari nama Kuroko dan menekan tombol hijau di samping nama Kuroko tersebut.

"Moshi-moshi?"

"Ah,Kuroko! Kau tadi menelpon? Ada apa?"

Diam, panggilan itu diam. Tak ada suara dari si penerima telpon. Butuh waktu 8 detik,Kuroko menjawabnya.

"Ano ... Kagami-kun ..." Kuroko sengaja menggantung kalimatnya membuat Kagami penasaran. "Ada apaan?" tanyanya ulang.

"Tetsu-kun,damee!" Kagami mengerutkan dahi. "Kau sedang bersama Momoi,ya?" tanyanya lagi. Kuroko menjawab, "Hm,tolong tunggu sebentar..."

Panggilan itu hening selama 20 detik. Kagami sudah merasa gatal ingin menutup telpon tersebut karena dirinyalah yang menelpon. Dia yang memakan banyak pulsa.

"Hoiy,Kuroko. Sudah belum?" tanya Kagami.

"Maaf,Kagami-kun. Aku sengaja karena ingin menghabiskan pulsamu."

"Kurokoo! Kau ingin kuhajar,ya!?"

"Maaf,Kagami-kun. Aku tak jadi berbicara denganmu. Jaa."

Tutt,tutt,tutt. Kagami ingin sekali membanting telponnya lagi. Sia-sia saja menelpon Kuroko! Padahal dia yang menelpon duluan.

Kagami mencampakan ponselnya ke mejanya dan berbaring di atas sofa. Panggilan dan pesan pada tanggal 2 Agustus membuatnya dilema. Tanpa Aomine Daiki ...

Dia kenapa? Perasaan apa ini? Memang benar,perasaan ini sudah lama muncul dari dirinya, tapi hubungan apa yang dia miliki dengan Aomine Daiki? Hanya sekedar teman,kau tahu? Mereka belum lagi berpacaran atau apa pun itu. Kenapa dia merasa kecewa sekali?

"Ahomine ..." Kagami menyebut nama Aomine lagi. Aomine,Aomine,Aomine lagi! Kenapa dia berpikir Aomine terus!? Kagami berusaha menjauhkan nama 'Aomine' dari pikirannya dengan membuka TV.

"Kasus pembunuhan pejabat tinggi Tokyo akhirnya terungkap! Ternyata,pelakunya adalah anaknya sendiri karena menginginkan harta warisannya! Betapa kejamnya dunia ini ... Hanya karena menginginkan uang, menyebabkan membunuh satu sama lain ..."

Kagami ber-oh ria. Dia sudah mengetahui pelaku dari pembunuhan tersebut. "Kasus yang merepotkan."

"Awalnya, sang pelaku menolak ajakan polisi untuk melanjutkan penyelidikan. Bahkan sang pelaku menodongkan senjata tajam kepada polisi. Salah seorang polisi terluka parah akibat tembakan dari sang pelaku. Namun,akhirnya pelaku berhasil tertangkap."

"Sudah salah,malah berontak. Apalah orang zaman sekarang ..." Kagami bergumam pelan. Dia teringat bahwa dia sedang memasak air panas. Dia segera berlari ke dapur untuk memeriksanya.

"Saat ini,polisi tersebut sedang menjalani perawatan di rumah sakit terdekat di sekitar lokasi kejadian..."

~Because Of You!~

Kagami terlalu bosan pada hari ulangtahunnya itu. Dia membuka laptop,bermain-main sebentar. Namun laptop tersebut tak bisa memuaskan rasa bosannya. Kagami menghela napas. Sudah hampir jam 12 malam, namun Aomine belum juga memberi kabar.

'Ukh,kenapa Aomine lagi!?'

Kagami menghempaskan diri ke tempat tidurnya. Terlalu lelah,namun tak bisa tidur karena tidur siangnya yang lumayan panjang tadi. Sesegera mungkin dia ingin tidur, masuk ke dalam dunia mimpi. Tapi, matanya sama sekali tak ingin terpejam.

5 menit lagi menuju jam 00.00

5 menit lagi menuju tanggal 3 Agustus

5 menit lagi, ulangtahun Kagami berakhir.

Kagami terus menerus melihat jam. Berharap bahwa Aomine memberikannya kabar. Walaupun singkat atau apa saja, yang penting mendapat e-mail dari Aomine Daiki sudah membuatnya senang!

3 menit ... Kagami meneguk ludah

2 menit ... Kagami berkeringat dingin

1 menit ... Ini seperti menunggu datangnya tahun baru.

Teng! Seluruh jam di rumah Kagami sudah menunjukan bahwa sekarang sudah tanggal 3 Agustus ...

Kring,kring! Kagami langsung menyambar ponselnya dan dengan cepat membuka sebuah pesan yang berisikan ...

"Kuota Internet Anda sudah berakhir masa ―"

Kagami sukses membanting ponselnya yang membuat casing ponsel benar-benar rusak. Dia memeluk lutut. Berharap berlebihan membuatnya kecewa. Sangat kecewa!

"AHOMINEE!

~TBC~

Fic pertama di fandom KnB. Dan fic pertama mengenai AoKaga. Jujur saja,saya kurang suka dengan pair AoKaga. Saya lebih setuju dengan AoKi. Tapi, karena ada sebuah event di buku muka dan kebetulan terlintaslah ide ini, langsung ketik di laptop

Hope you like it, need review~ Thanks for your time to read my fiction.

RnR pleasee~~

Ivy-chan9