Mumpung aku lagi banyak waktu senggang karena semester pertama kuliah ku masih 2 bulan lagi, bikin Fic lagi aja ah
Wah gak kerasa udah mau lebaran aja nih, Minnal Aiddin wal Faizin ya? Sesuai janji aku bakal bikin side story pas Api berevolusi.
Sama kaya Fanfic ku sebelumnya cuma kali ini settingnya masih di bumi. Sebelum mereka bergabung sama Kapten Kaizo.
Dari Arc Yoshino sekarang pindah ke Arc Kotori*(ini Arc Favoritku), kok Date A Live melulu sih? Habisnya aku Excited banget sama ni Anime satu.
Cara penyusunanceritanya sama kemunculan tokohnya satu-persatu itu tersaji apik banget, terus misteri di balik ceritanya nambah nilai tersendiri. Tambahan Soundtracknya itu loh yang bikin aku terenyuh banget. *Sampai Backsound nya pada ku koleksi. Lah malah ngomentari soal Anime Favorit sendiri di situsfanfic*(Kalo mau komentar sana ke wiki nya aja).ah udahlah langsung aja.
Monsta atau Animonsta (Nama perusahaannya Monsta, nama studionya Animonsta. *kebalik ya? Eh, bener aja kali?) Apapun itu yang jelas Boboiboy Dkk bukan milikku.
Chapter 1 : Countdown
Ada yang bilang mimpi itu hanya bunga tidur. Apapun yang kau alami dalam mimpi hanyalah angin lalu dan tak terjadi di dunia nyata, karena begitu bangun kau akan segera melupakannya.
Tapi ada juga yang bilang jika mimpi adalah sebuah pesan yang ingin disampaikan dari dalam diri seseorang.
Dan kali ini kemungkinan anggapan itu ada benarnya.
"Di sebuah tempat yang tidak jelas dan serba putih, berdiri sebuah pintu merah terang yang cukup besar. Anehnya pintu itu tidak menempel di mana pun dan berdiri sendiri begitu saja.
Hingga kemudian pintu itu di dobrak secara paksa oleh beberapa orang. Dan ajaibnya di pintu yang di depan, belakang, kiri, kanan, atas, maupun bawah itu. tiba-tiba saja di baliknya ada sebuah ruangan.
Orang –orang yang mendobrak pintu itu punya wajah yang sama. Hanya saja pakaian dan topi yang mereka kenakan berbeda.
Ruangan yang mereka masuki entah bagaimana sudah terbakar. Api sudah memenuhi dinding, meja, tempat tidur, dan satu-satunya yang belum terbakar hanya pintu dan lantainya saja.
Di tengah ruangan ada seseorang yang sedang duduk meringgkuk. Dia seperti tidak terganggu dengan api yang sudah memenuhi sebagian besar ruangan miliknya.
"Astaga. Apa yang sebenarnya sudah terjadi ini?" tanya seorang Boboiboy dengan iris mata merah, Halilintar.
"Air. Cepat padamkan apinya!" perintah Boboiboy yang lain dengan topi terbalik, Gempa.
Boboiboy Air hanya mengangguk, lalu menyiapkan bola air dan menembakkannya ke arah kobaran api yang membakar dinding di sekitarnya.
Tapi anehnya api itu tidak bisa di padamkan dan kembali berkobar.
"Tidak mungkin… Airku langsung menguap?" gumamnya.
"Ini bukan api biasa. Api ini tidak akan padam meskipun kau siram dengan jutaan kubik air" ucap Boboiboy Taufan.
"Api kenapa kau diam saja. Kalau kau tetap di sini kau bisa mati" ucap Boboiboy Gempa sambil menepuk bahu dan menggoyangkan tubuh Boboiboy Api.
"Berisik! jangan ganggu aku!" seru Boboiboy Api sambil menepis tangan Gempa.
"Ternyata api ini berasal dari dirinya sendiri. lebih tepatnya perwujudan dari beban yang ditanggungnya saat ini" gumam Boboiboy Gempa.
"Woi. Apa sih yang kau pikirkan? Kenapa masalah seperti ini kau tanggung sendiri. Apa kau lupa kalau kau masih punya kami!?" Seru Boboiboy Halilintar geram.
Boboiboy Taufan langsung mengelus dada Boboiboy Halilintar dan mencoba menenangkannya.
"Api. Kalau kau ada masalah ceritalah dengan kami. Kami tidak masalah jika harus berbagi beban denganmu" kata Boboiboy Gempa lemah lembut mencoba membujuk Boboiboy Api.
"Urusi saja urusan kalian sendiri! pergi sana!" Boboiboy Api ngotot dan mengusir keempat Boboiboy lain dari ruangannya.
Mereka pasrah dan membiarkan Api sendirian di ruangannya yang terbakar itu. lalu langsung menutup pintunya.
Kemudian setelah keluar tak jauh dari pintu Api. Halintar, Gempa dan Taufan mulai merapat dan berdiskusi.
"Ini sulit. Seperti ada yang sedang di khawatirkan oleh Api" ucap Boboiboy Gempa mengawali pembicaraan.
"Ya kau benar. Dan entah kenapa dia tidak mau membicarakan hal ini dengan kita" balas Boboiboy Halilintar.
"Api itu tidak akan padam. Sebelumnya energinya stabil dan kekhawatirannya hilang" kata Boboiboy Gempa.
"Aneh. Tidak biasanya dia mengkhawatirkan sesuatu seperti itu" kali ini Boboiboy Taufan angkat bicara.
"Apa yang harus kita lakukan, Gempa?" tanya Boboiboy Halilintar.
"Aku rasa kita harus…" ucapan Boboiboy Gempa langsung terputus oleh desahan Boboiboy Air yang memanggil mereka bertiga.
"Kakak…" panggil Boboiboy Air pada tiga saudaranya dengan wajah horor dan nada ketakutan sambil memandangi pintu Boboiboy Api.
Mereka bertiga langsung melirik pada Boboiboy Air. Lalu memperhatikan dengan seksama apa yang sedang dilihatnya saat ini. Dan mereka langsung saja tersentak kaget saat melihat apa yang terjadi pada pintu Api.
Sebuah kobaran api kecil mulai membakar pintu berwarna merah cerah milik Boboiboy Api, dan dengan sangat perlahan mengubah warnanya menjadi hitam legam. Sebenarnya lebih tepatnya pintu itu berubah seperti kayu terbakar dan menjadi arang kira-kira begitulah.
"Pintunya mulai terbakar?" gumam Boboiboy Taufan yang terlihat sangat panik.
"Kalau begini terus Api bisa menghilang" gumam Boboiboy Halilintar.
"Tidak. Dia tidak akan menghilang begitu saja. Bisa saja jadi lebih buruk. Api mungkin akan…" ucap Boboiboy Gempa dengan tatapan syok.
.
"Tidak!" Boboiboy tersentak bangun dan langsung berteriak, hingga mengagetkan Ochobot yang ada di sebelahnya. Dadanya kembang kempis dan nafasnya masih belum teratur. Keringat dingin mengucur deras dari leher dan dahinya.
"Ada apa Boboiboy, mimpi buruk lagi?" tanya Ochobot langsung menghampiri Boboiboy yang masih kelihatan sangat panik dan masih belum sadar penuh dari mimpinya.
"Iya" jawabnya pelan sambil membetulkan posisi topinya yang bergeser ke posisi semula. Karena jam sudah menunjukkan pukul 6 kurang lima belas menit, Boboiboy memutuskan tidak melanjutkan tidurnya.
Dia turun dari tempat tidurnya dan menuju satu-satunya jendela kamarnya. Sudah seminggu ini Boboiboy terus menerus memimpikan hal yang sama, kebakaran besar, juga sosok misterius yang sudah menyakitinya saat dia berubah menjadi Boboiboy Api.
Boboiboy memandang keluar jendela karena masih sangat pagi tentu saja jalanan masih sangat sepi, hanya terlihat beberapa petugas pembersih sedang sibuk membersihkan jalan raya dan tong sampah di depan rumah penduduk. Kemudian pandangannya beralih ke arah lain, sebuah perkampungan penduduk kecil yang jauh di belakang kota. Sudah sebulan sejak kejadian kebakaran hebat disana.
Hal yang menjadi misteri tentang kebakaran itu masih dipertanyakan. Tapi ada saksi mata yang sempat melihat sebuah cahaya berpendar dilangit mirip seekor makhluk mitos yang terbang dengan kobaran api di tubuhnya. Sehingga hal itu jadi dikaitkan dengan kemunculan sosok binatang dalam legenda naga api.
Tapi Boboiboy bukanlah orang yang percaya dengan takhyul atau hal semacamnya. Dia yakin pasti ada penjelasan lebih logis yang menyebabkan kebakaran tersebut. Dan soal mimpi yang dialaminya ini, sepertinya ada hubungannya dengan kebakaran besar tersebut.
Pada awalnya Boboiboy curiga jika kebakaran itu adalah ulah si Api. Tapi Api sudah mengkonfirmasi, bahwa dia tidak tahu apapun tentang kebakaran itu. Sepertinya ucapannya bisa dipercaya, lagipula Api sudah tidak bertindak seenaknya lagi, apalagi Gopal dan teman-temannya sudah memastikan sendiri dengan mengintrogasi Api.
Flashback
Satu bulan yang lalu
"Kau benar-benar tidak tahu apa-apa tentang kebakaran hari itu?" Tanya Yaya dengan lembut.
"Kebakaran? Kebakaran apa? Mana ada aku buat kebakaran" jawab Boboiboy Api. dia terlihat bingung dengan perkataan Yaya.
"Ada tahu. Yang dekat perkampungan di belakang kota itu apa?" balas Gopal yang berpakaian ala detektif conan
"Aku benar-benar tidak tahu apa-apa. jangan menuduhku yang tidak-tidak, lagipula aku kan sudah janji tidak akan seenaknya lagi" jawab Boboiboy Api yang mulai terlihat kesal.
"Hei sudahlah, mengaku saja. kau kan yang melakukan kebakaran besar itu" tegas Gopal sambil mengancam Boboiboy Api.
"Igh…Aku kan sudah bilang aku tidak tahu apa-apa" seru Boboiboy Api sambil memukul meja di depannya dengan tubuh di lapisi api berkobar.
"Hah!" seru Yaya, Ying dan Fang yang sangat terkejut dengan Boboiboy Api yang tiba-tiba saja naik pitam.
Gopal menjadi sangat panik dengan tingkah Boboiboy Api ini. "Oke, Oke, Baik. Kau tidak tahu apa-apa. Sekarang tenang, tarik nafas." Ucapnya mencoba menenangkan dan meredakan amarah Boboiboy Api. Lebih baik mempercayaikata-katanya daripada nantinya Boboiboy Api malah melemparinya dengan bola Api dan membuatnya jadi daging panggang.
Boboiboy Api langsung menarik dan mengeluarkan nafas secara bergantian sambil berhitung dari 1 sampai seterusnya dalam hati. Yaya lah yang mengajarinya teknik meredakan amarah ini, dan cara ini lumayan efektif baginya.
"Sepertinya dia memang tidak tahu apa-apa" bisik Fang pada Yaya dan Ying. Dan mereka berdua pun hanya mengiyakan.
"Ugh…" gumam Boboiboy Api yang tiba-tiba saja meringis kesakitan sambil memegangi kepalanya.
"Ada apa?" tanya Yaya panik dan langsung menghampiri Boboiboy Api.
"Sakit…" desahnya. Tapi dia serius jika kepalanyasakit.
Dan sejak hari itu tidak ada yang mau lagi yang mau bertanya pada Boboiboy Api, karena setiap kali ditanyai tentang kebakaran tersebut. Entah kenapa dia akan langsung menderita sakit kepala hebat.
Flashback Stop.
Dan sekarang karena mimpi aneh alias menyeramkannya itu, Boboiboy jadi tak bisa tidur nyenyak bahkan pernah tidak tertidur lagi hingga pagi datang. Akibatnya staminanya semakin menurun, Tok Aba bahkan dibuat khawatir karena Boboiboy terlihat sangat kelelahan. Tapi dia tidak bisa meminta absen dengan alasan begitu saja, dia hanya akan dikira sedang malas berangkat sekolah dengan alasan pura-pura sakit.
Jadi Boboiboy menghentikan lamunannya dan langsung mengambil handuk yang tergantung di gantungan bajunya, lalu bergerak turun menuju kamar mandi.
.
Pagi hari di SD Negeri Pulau Rintis, sekolah bertaraf nasional dengan bangunan megah dan bagus, walaupun terasa kosong karena tak terlalu banyak siswanya.
"Selamat pagi semuanya!" seru seorang bocah keturunan india berbadan gempal menyapa semua temannya yang sudah datang lebih duluan datang darinya. Siapa lagi kalau bukan Gopal.
"Psst…"desis Ying si gadis keturunan cina yang merupakan salah satu teman Gopal. Dia langsung menatap Gopal dan memberikan isyarat untuk tenang sambil menempelkan telunjuknya ke bibir.
"Eh, Ada apa?" tanya Gopal keheranan. Dia juga melihat teman-temannya sekelasnya yang lain asik menatap ke arah meja teman terbaiknya yang duduk di barisan ke dua tepat di sebelahnya.
Ying langsung menyingkir dan memberikan kesempatan Gopal untuk melihat apa yang sedang diributkan oleh teman-temannya.
Ternyata Boboiboy sedang tertidur pulas di mejanya sambil menggunakan tangannya sebagai bantalan. Di sebelahnya juga ada Fang yang asik melipat tangannya, juga Yaya yang hanya membiarkan sahabatnya itu tidur nyenyak. Bahkan di antara mereka tidak ada satu pun yang berusaha menggangu atau mencoba membangunkannya.
"Masih pagi Boboiboy sudah tertidur? Lagipula, sejak kapan dia tidur di kelas?" tanya Gopal.
"Entahlah, hari ini dia datang lebih awal dariku. Dan begitu kulihat dia sudah tertidur nyenyak" balas Fang dengan nada sarkatis.
"Hei, cepatlah bangunkan dia. Sudah mau mulai pelajaran pertama ini." Ucap Gopal sambil menunjuk jam dinding yang terpasang di depan kelas.
"Boboiboy!" panggil Ying pada teman bertopi dinosaurus nya yang sedang tertidur nyenyak itu. Tapi sayang sepertinya dia tidak dengar.
"Boboiboy. Boboiboy bangunlah. Cikgu akan datang sebentar lagi" ucap Yaya mencoba membangunkan dengan lembut sambil menggoyangkan tubuh Boboiboy.
Akhirnya insan yang dipanggil pun terbangun, dengan perlahan dia mengerjap dan mengangkat kepalanya sambil mengucek matanya.
"Kenapa Boboiboy, kau begadang semalaman lagi?" tanya Ying.
"Tidak. Hanya saja akhir-akhir ini aku tidak bisa tidur nyenyak karena mimpi buruk" jawab Boboiboy yang masih setengah ngelindur.
"Mimpi buruk apa?" tanya Gopal penasaran.
"Boboiboy Api…dia…" jawab Boboiboy lirih.
"Pagi buta, dan kau masih saja bermimpi wahai anak muda!" seru Papa Zola yang tiba-tiba saja muncul.
"Alamak! Cikgu!" seru seluruh siswa di kelas terkejut dan langsung berlari pontang-panting menuju meja mereka masing-masing.
Sebagai Ketua Kelas, Yaya punya kewajiban untuk memimpin teman-temannya memberi salam pada guru yang masuk dan mengajar di kelas mereka. Dan seperti biasanya dia langsung berdiri diikuti oleh siswa lain "Bangun! Selamat pagi, Cikgu!" Serunya "Kebenaran!" lanjutnya dengan gaya khas milik Papa Zola. Dan diikuti oleh murid-murid lainnya.
"Ha.. selamat pagi murid-murid, duduk" balas Papa Zola. "Baiklah murid-murid, simpan buku-buku kalian! Hari ini kita akan mengadakan…! Tidak lain dan tidak bukan…! Ujian Kebenaran Matematik…! Dadakan…!" seru Papa Zola sambil menyiapkan lembaran soal di tangannya.
Terdengar jeritan keputus-asaan dari seluruh murid di kelas. terdengar juga sorakan kegirangan dari Yaya dan Ying yang langsung memenuhi seisi ruangan.
"Ta…Tapi Cikgu. Boboiboy sedang demam, dia tidak bisa ikut ujian." Ucap Gopal menunjuk Boboiboy disebelahnya sambil membuat alasan agar Papa Zola mengurungkan niatnya mengadakan ujian dadakan.
"Wei. Apa yang kau bicarakan sih Gopal?" protes Boboiboy.
"Alasan saja. Kalau benar dia demam, seharusnya dia istirahat di rumah bukan masuk sekolah" ucap Papa Zola dengan gaya bicara khasnya. "Kau tidak sedang demam kan Boboiboy?" lanjut beliau bertanya pada Boboiboy.
"Mana ada, Cikgu. Saya…" ucapan Boboiboy langsung terputus dengan tempelan telapak tangan Papa Zola yang mendarat di dahinya.
Papa Zola pun melepaskan tangannya dari jidat Boboiboy "Hmm…Sepertinya betul yang dikatakan oleh Gopal." Ucap beliau.
"Eh?" gumam Boboiboy bingung dan langsung menempelkan tangannya ke jidat untuk memeriksa suhu tubuhnya.
"Nampaknya Cikgu terpaksa tidak jadi memberikan ujian dadakan hari ini"
"Benarkah itu Cikgu, kami tidak perlu ujian hari ini?" tanya Gopal dengan senyum lebar merekah di wajahnya.
"Siapa bilang kalian tidak jadi ujian hari ini. Cikgu hanya membatalkan ujian khusus untuk Boboiboy saja" balas Papa Zola.
"Apa!?" protes seluruh murid di kelas terlebih Fang. Tiba-tiba saja mereka merasa diperlakukan tidak adil.
"Cikgu. Saya juga demam, saya tidak bisa ikut ujian" desah Gopal dengan gaya sok sakit.
"Pembual. Kau itu baik-baik saja kan?" seru Papa Zola.
"Hahh…Apa-apaan sih Cikgu ini. Pilih kasih sekali" gerutu Gopal.
"Sudah. Sekarang Boboiboy, Cikgu minta untuk keluar dan pergi istirahat ke UKS. Jangan kembali sampai demam mu itu turun" tegas Papa Zola.
"Haduh… Cikgu saya betul-betul tak apa-apa lah" gumam Boboiboy.
.
Meskipun begitu Boboiboy tetap menurut dan pergi ke ruang UKS, begitu menempelkan kepalanya ke bantal entah mengapa dia langsung saja tertidur pulas. Sementara teman-temannya sibuk mengerjakan soal Ujian dadakan yang diberikan oleh Cikgu Papa Zola.
"Wei Fang. soal nomor lima jawabannya apa?" tanya Gopal sambil melirik ke belakang pada Fang
"Kenapa kau malah bertanya padaku. Kerjakan sendiri saja sana" tolak Fang.
Biasanya jika ada Boboiboy disebelahnya Gopal akan menyontek padanya. Tapi karena Boboiboy sedang istirahat di UKS, jadi dia bertanya pada Fang. Apalagi Yaya danYing tidak bisa diharapkan.
Mereka sibuk saling menutupi lembar jawaban mereka masing-masing sambil sesekali melirik pada saingannya. Yaya dan Ying memang selalu begitu. Jika hari biasa mereka jadi sahabat baik, tapi jika dalam ujian mereka langsung jadi musuh bebuyutan. Kadang Yaya yang dapat juara satu, kadang Ying yang dapat juara satu, bahkan kadang mereka seri karena nilainya sama.
"Jangan begitu dong Fang. Kita ini kan teman baik" rajuk Gopal meminta dengan manja. Sampai Fang yang mendengarnya serasa ingin muntah.
"Apa yang kalian bisik-bisikan sejak tadi?" seru Papa Zola yang tiba-tiba saja menegur Gopal.
"Ti-Tidak ada apa-apa Cikgu" jawab Gopal dengan gugup.
"Sudah.. Waktu mengerjakan tinggal lima belas menit lagi, Cepat selesaikan soal-soal ujian itu" tegas Papa Zola.
"Ba-Baik Cikgu" dengan secepat kilat Gopal langsung kembali fokus mengerjakan soal secepat yang dia bisa.
.
Sementara disaat yang sama dari luar angkasa, terlihat sebuah pesawat berbentuk seperti vacum ukuran kecil mulai mendekati bumi. Dan yang mengendalikan pesawat tersebut adalah Ejo jo. Tunggu Ejo jo?
"Tuan. Kita sudah hampir mencapai bumi" ucap Super Komputer Ejo jo.
"Bagus. Siapkan koordinat pendaratan di atas sekolah dasar pulau rintis" jawab Ejo jo dengan seringai liciknya.
"Baik Tuan"
Ejo jo tertawa keras. "Tunggu pembalasanku, Boboiboy" serunya. Sepertinya kali ini dia sangat yakin rencana barunya akan bisa membuatnya mengalahkan Boboiboy.
.
Kembali lagi ke bumi.
"Prit..Prit… Waktu ujian kebenaran telah habis!" seru Papa Zola.
"Apa!?" teriak seluruh murid di kelas tersebut, terkecuali Yaya dan Ying yang sedari tadi sudah selesai mengerjakan ujian tersebut.
"Tunggu sebentar dong Cikgu. Saya belum selesai mengerjakan sepuluh soal lagi" pinta Gopal yang sudah sangat panik.
"Sudah. Tidak ada alasan apa-apa. Jangan ada mengerjakan lagi" seru Papa Zola yang langsung merebut kertas soal milik Gopal.
Gopal hanya bisa pasrah dan membiarkan Gurunya itu mengambil paksa lembar soal dan jawaban miliknya yang penuh dengan coretan tidak karuan di sana sini. Tidak lulus ya tidak lulus, sudahlah.
Kemudian Papa Zola beralih ke meja Ying. Dan Ying menyerahkannya dengan sopan dan penuh rasa bangga. Dia yakin akan mendapat nilai tertinggi dalam ujian kali ini.
"Kira-kira siapa ya yang akan mendapat nilai tertinggi kali ini?" ucap Yaya angkuh dengan maksud mengintimidasi Ying.
"Tentu saja aku. Siapa lagi" balas Ying.
"Hmph… Kita lihat saja nanti. Pasti aku lah yang akan mendapat nilai tertinggi" ucap Yaya.
"Hahh…mulai lagi deh mereka berdua" gumam Fang sambil melipat tangannya dan menyenderkan tubuhnya ke kursi
"Ngomong-ngomong bagaimana keadaan Boboiboy ya?" tanya Gopal mencoba mencairkan keadaan diantara Yaya dan Ying.
Dan perhatian mereka berdua langsung saja teralih dengan pertanyaan Gopal.
"Iya ya. bagaimana keadaannya sekarang ya?" ucap Yaya.
"Mungkin sekarang demamnya sudah turun" jawab Ying.
"Bagaimana kalau istirahat nanti kita jenguk dia?"
"Ide bagus itu"
Lihat kan, mereka berdua sudah kembali berteman seperti biasanya. Seperti tidak ada bekas persaingan di antara mereka berdua tadi.
"Sekarang kalian boleh istirahat. Tunggulah hasil dari jawaban kalian masing-masing" seru Papa Zola yang sekaligus dimaksudkan untuk Gopal.
"Jangan begitu dong Cikgu. Bantulah saya sedikit" ucap Gopal.
"Apakah kamu tidak yakin dengan jawabanmu. Wahai anak muda" seru Cikgu Papa Zola.
Gopal mulai sesenggukan. "Tidak" jawabnya.
"Kalau begitu, kamu tidak pantas menjadi anak murid kebenaran"
"Eh. Tidak, tidak. Saya yakin dengan jawaban saya"
Tapi tiba-tiba saja semua menjadi mendung seketika karena ada benda besar yang menghalangi cahaya matahari sampai ke bangunan sekolah. Lalu di depan jendela kelas muncul sebuah pipa besar dengan lubang besar menganga tetap mengarah pada mereka.
"Gyaa! Benda apa itu!?" seru Gopal panik. Diikuti para siswa lain yang langsung merapat menuju sisi lain dari kelas.
Kapal angkasa berbentuk vacum milik Ejo jo telah sampai. Dia pun turun dan mendarat di atas atap sekolah dan langsung mengaktifkan pipa tersebut untuk menyedot seisi kelas, dan berhasil menarik beberapa siswa menuju pipa tersebut.
Tapi tepat sebelum mencapai lubang tersebut.
"Gravitasi pemberat!" seru Yaya sambil mengentakan tangannya ke lantai dan memanipulasi gravitasi kelas untuk menahan mereka semua agar tidak ikut tersedot.
"Jari jemari Bayang" seru Fang menyatukan tangannya dan membuat bayangan berbentuk jari untuk menangkap teman-temannya yang hampir tersedot tadi.
Tapi sepertinya jurus mereka kurang kuat apabila dibandingkan dengan alat penyedot milik Ejo jo. Dan alhasil beberapa siswa sekaligus Papa Zola berhasil tersedot masuk ke dalam lubang vacum tersebut.
Fang langsung berinisiatif untuk berpegangan pada lubang pintu, kemudian dia menangkap tangan Ying, Ying memegangi tangan Yaya, dan Yaya memegangi Gopal. Mereka harus tetap bertahan jika ingin menyelamatkan teman-teman mereka yang sudah tertangkap.
"Ugh… Aku… Aku sudah tidak tahan lagi!" seru Fang meringis kesakitan. Sudah berpegangan dengan satu tangan, dia harus menahan teman-temannya agar tidak ikutan tersedot. Terlebih Gopal yang tubuhnya kelebihan beban.
"Jangan menyerah Fang. jika kita ikut tersedot siapa yang akan menyelamatkan mereka?" tanya Ying sangat panik.
"Bukannya masih ada Boboiboy?" ucap Gopal.
"Wei. Dia sedang sakit hari ini. Kenapa kau selalu membebankan semuanya pada Boboiboy?" seru Ying.
"Aku tidak membebaninya. Dia sendiri yang melakukan karena keinginannya sendiri" balas Gopal.
"Ugh… Kalian masih sempat saja berkelahi di saat begini" gerutu Fang yang terdengar sangat kesal.
"Gyaa!" Sayangnya tangan Gopal terpeleset dan akhirnya berhasil ikut tersedot ke dalam lubang vacum besar tersebut.
"Gopal!" seru Yaya saat tangan Gopal terlepas darinya.
Beberapa saat kemudian tangan Fang juga sudah tidak kuat berpegangan dengan lubang pintu lagi.
Tapi entah mengapa tiba-tiba saja vacum itu berhenti menyala saat pegangan Fang terlepas tadi. Dan hasilnya mereka bertiga jatuh terjerembab di atas lantai. Dan entah darimana sepertinya ada bintang-bintang berputar di atas kepala mereka.
"Aduh…" desah Fang sambil mengangkat tubuhnya.
"Eh? Kenapa kita tidak ikut disedot?" tanya Yaya sambil memperhatikan sekelilingnya.
"Masih baik kita tidak ikut-ikutan tersedot." ucap Ying.
"Masih baik kau selamatkan kami, Fang" ucap Yaya berterima kasih pada Fang.
"Hei. Tapi Gopal dan yang lain itu, bagaimana nasibnya" balas Fang.
"Hu..uh. Kita harus segera menyelamatkan mereka sekarang" tukas Ying memberikan saran pada dua orang teman superhero ciliknya itu.
.
"Kau bisa dengar aku kan, Boboiboy!" suara Ejo jo terdengar melalui pengeras suara dari kapal angkasanya.
"Ini suara Ejo jo, kan!?" seru Fang. Dia sangat mengenali suara musuh bebuyutan Boboiboy dan teman-temannya itu.
"Jika kau ingin aku bebaskan teman-temanmu, temui aku di atap sekarang. Akan kubalas kau atas kekalahanku hari itu" lanjut Ejo jo memberikan pengumuman sekaligus ancaman.
"Hei. Apa-apaan sih kau ini? Boboiboy hari ini sedang ijin tahu" ucap Gopal yang sudah berada di penjara kapal angkasa Ejo jo yang berbentuk seperti sangkar burung yang terbuat dari kaca dan hanya menggantung saja di luar, bersama teman-teman dan guru mereka. Tapi sepertinya tidak diindahkan oleh Ejo jo.
.
Kembali ke ruangan kelas dimana hanya ada Fang, Yaya dan Ying.
"Bagaimana ini? Apa kita harus beritahu Boboiboy?" tanya Yaya yang semakin bertambah panik saja.
"Jangan. Kalau dia tahu bisa-bisa dia tambah tertekan nanti. Kasihan dia" protes Ying.
"Lalu kita harus bagaimana sekarang?" tanya Fang.
Ying dan Yaya saling bertatapan seolah membaca pikiran masing-masing, kemudian mengangguk. Mereka berdua sepakat kali ini akan menghadapi Ejo jo tanpa bantuan Boboiboy. Dan anehnya Fang yang ada di depan mereka seolah mengerti apa yang dipikirkan kedua temannya itu.
Tanpa aba-aba apapun mereka langsung saja berlari secepatnya menuju atap sekolah dimana Ejo jo sudah menunggu untuk membalaskan dendamnya.
.
Di atap sekolah Ejo jo dengan sabar sambil menatap langit di atasnya menunggu musuh bebuyutan yang sudah mengalahkan dan mempermalukannya tersebut.
Hingga akhirnya dia mendengar suara pintu di belakangnya terbuka.
"Akhirnya. Aku sudah menunggumu Boboiboy" serunya sambil membalikkan tubuhnya. Tapi sayangnya insan yang dimaksud tidak kelihatan batang hidungnya "Eh? Kenapa kalian yang datang? Mana Boboiboy?" tanyanya kebingungan.
"Boboiboy tidak ada. Kamilah yang akan menjadi lawanmu" seru Fang sambil mengepalkan tinjunya pada Ejo jo.
"Apa?" gumam Ejo jo mulai terlihat kesal.
"Hahh…Kan sudah kubilang Boboiboy tidak ada" gumam Gopal yang langsung mendapat delikan tajam dari Ejo jo.
"Hahaha…lengkap lah tu. Sudah kepala batu telinga pun tidak dipakai" ucap Papa Zola mengejek Ejo jo.
Ejo jo kelihatan sangat kesal, tapi kemudian tiba-tiba saja dia mengeluarkan seringai liciknya. "baiklah aku ikuti cara kalian" ucapnya. Sepertinya dia merencanakan sesuatu yang lain.
Kemudian dia menekan digit tombol yang ada di tangan armornya dan memanggil sepuluh robot PETAI miliknya dari pesawat angkasanya.
Setelah pintu kapal angkasa itu terbuka. Para robot tersebut keluar dan melakukan sedikit manuver di udara. Hingga kemudian mendarat tepat di belakang Ejo jo.
"Apa!? Sepuluh robot PETAI!" seru Fang yang kaget bukan kepalang.
"Bagaimana kita akan melawan mereka semua!?" seru Ying mulai panik.
"Oh, Jangan risau. Untuk pertarungan awal aku beri kalian kesempatan. Aku yang akan bertarung sendirian melawan kalian duluan" ucap Ejo jo yang terdengar sangat tenang.
"Eh. Kenapa lagi begitu?" ucap Ying heran
"Sudah jangan banyak bicara lagi" ucap Ejo jo sambil menghempaskan tangannya. Dia langsung mengubah tangan armornya menjadi meriam "Laser pemusnah!" serunya. Dan langsung menembakkan serangan laser ke arah Fang dan yang lain.
Beruntung mereka sempat menghindar dan tidak jadi terkena serangan laser mematikan milik Ejo jo tersebut. Mereka hanya terpental dan mendarat darurat ke dekat pembatas atap sekolah.
"Ying, kau baik-baik saja?" tanya Yaya yang tepat melayang di dekat Ying.
"Aku tidak apa-apa. Masih baik tidak kena tadi" balas Ying sambil duduk bertumpu lutut.
"Hmph… lemah. Baru segini saja kalian sudah kewalahan" ucap Ejo jo dengan nada angkuh.
"Igh! Kami baru pemanasan tadi!" ucap Fang sambil berlari menghampiri Ejo jo, dan kemudian membentuk kedua tangannya seperti cakar "Harimau Bayang!" serunya.
Kemudian di sebelah Fang muncul hewan berbentuk harimau berwarna hitam dengan mata merah menyala. Makhluk itu berlari ke arah Ejo jo dan mencakarnya.
Tapi sayangnya Ejo jo masih bisa berkelit dan menendang makhluk tersebut sampai terpental jauh.
"Tendangan seribu laju!" seru Ying berlari ke arah Ejo jo sambil menyiapkan kedua kakinya untuk menendang Ejo jo.
"Tumbukan Padu!" seru Yaya disaat bersamaan sambil terbang dan menyiapkan kepalan tinju tangan kanannya.
Ejo jo langsung melompat dan menghindari serangan kombo milik Yaya dan Ying, lalu robot di belakangnya tanpa komando apapun langsung menembak laser ke arah mereka berdua dengan serangan laser.
Naas. Mereka berdua terlambat menyadarinya dan akhirnya terpental hingga ujung dan menghantam pagar pembatas dengan sangat keras.
"Yaya, Ying!" seru Fang panik. Kemudian raut wajahnya berubah menjadi sangat marah "Polar Bear Bayang!" serunya sambil membentuk kedua tangannya. Lalu kemudian muncul makhluk lain berbentuk beruang berwarna hitam "Serang!" serunya memerintah makhluk tersebut untuk menyerang Ejo jo.
Makhluk itu langsung paham dan menurut pada Fang lalu berlari ke arah Ejo jo.
"Hmph… Kuasa jaring laba-laba!" seru Ejo jo menghentakan tangannya ke depan dan membuat benag-benang putih untuk mengikat makhluk hitam buatan Fang.
.
Iwan yang punya kebiasaan pingsan saat kaget pun langsung oleng. Tapi tepat sebelum dia jatuh, Gopal dan Papa Zola yang ada di sampingnya sudah duluan ambruk. Hingga dia tidak jadi jatuh pingsan.
"Dia ada kuasa!?" seru Yaya langsung terperangah dengan kekuatan baru milik Ejo jo.
"Hmph… inilah kuasa baru aku. Kuasa jaring laba-laba!" ucap Ejo jo sambil menyombongkan jam tangan kuasa di tangan kirinya.
Tentu saja mereka bertiga panik mendengar tentang kuasa milik Ejo jo tersebut, karena kita ketahui bahwa jaring laba-laba itu tidak akan mudah putus, sangat lengket bahkan lebih kuat daripada benang yang terbuat dari baja. Tapi dibandingkan panik, mereka jauh lebih heran. sebenarnya darimana Ejo jo mendapatkan kuasa seperti itu.
Kembali ke makhluk bayangan Fang. Ejo jo mulai mendekati makhluk itu dengan santai kemudian menyiapkan dua buah pistol dan mulai menembaki makhluk itu secara bertubi-tubi.
Tubuh Makhluk itu langsung berlubang dan sedikit demi sedikit lenyap begitu saja.
"Bagaimana kau bisa mendapat kuasa, hah?" seru Fang yang sangat marah saat makhluknya dihancurkan.
"Kalian tidak perlu tahu soal itu" jawab Ejo jo.
"Igh… larian laju!" seru Ying sambil mengangkat satu kakinya. Tapi ternyata tidak bisa karena kakinya sudah menginjak benda lembek yang lengket. "Apa ini?" tanyanya panik.
"Hahahaha…Kalian sudah masuk perangkapku!" seru Ejo jo dengan seringai tajam.
"Kau… sejak kapan?" seru Fang sangat terkejut saat menyadari kakinya juga sudah menapak di atas jaring-jaring lengket tersebut.
Siapa sangka ternyata Jaring-jaring lengket tersebut sudah menutupi seluruh atap bangunan sekolah yang menjadi arena pertarungan mereka.
Dan kelihatan hanya Yaya yang sejak tadi tidak menapak di tanah alias melayang di udara yang aman dan masih bisa bergerak.
"Kuasa ku bukan hanya untuk mengeluarkan jaring dari tubuhku. Aku juga bisa memunculkannya di mana pun yang kusuka" ucap Ejo jo menjelaskan tentang kekuatannya.
Sementara Fang dan Ying masih mencoba memberontak dan melepaskan diri dari jaring-jaring yang membatasi pergerakan mereka.
"Aku bahkan bisa melakukan hal yang seperti ini". Ejo jo menempelkan tangannya ke tanah dan membuat jaring-jaring itu bergerak.
Secara cepat benda itu langsung bergerak dan mengikat tubuh dan kedua lengan Fang. Benda itu bahkan mengikat seluruh tubuh Ying hingga tersisa kepala saja yang bisa bergerak.
Jaring-jaring yang masih bergerak-gerak itu mulai menyerang Yaya yang masih selamat dan mencoba menghindar dengan gerakan acak.
Yaya mencoba terbang lebih tinggi melebihi batas dari yang jaring-jaring itu mampu capai. Dan bergerak dengan cepat kearah Ejo jo. "Tumbukan supersonik!" serunya sambil bersiap meninju Ejo jo.
"Hmph… Bola Jaring!" seru Ejo jo sambil mengepalkan tangan kanannya dan membuat segulung benang seukuran bola baseball dan langsung melemparkannya pada Yaya. Dengan kecepatan tinggi benda itu melesat ke arah Yaya.
"Kau pikir yang seperti itu akan mempan!?" seru Yaya tetap melanjutkan serangannya pada Ejo jo. Dia yakin mampu menghindari bola itu sekaligus menyerang Ejo jo.
Beberapa meter bola itu berada di depan Yaya, Ejo jo mengeluarkan seringai liciknya. Saat tinggal setengah meter lagi Yaya berhasil mendekati Ejo jo. Dia langsung menjentikkan jarinya.
Lalu bola jaring yang ada di depan Yaya langsung saja mengulur dan membentuk sebuah sarang laba-laba raksasa yang membentang tepat di depan Yaya. Benda itu melayang di langit dan tidak menempel pada apapun.
Yaya yang terlambat mengerem akhirnya tak bisa berkelit dan berakhir dengan mendarat di atas sarang laba-laba tersebut. Benda itu sangat lengket dan juga sulit untuk di putuskan. Sekarang Yaya sudah seperti lalat yang tersangkut di sarang laba-laba. Hanya bisa menunggu keajaiban menyelamatkannya sebelum sang pemilik sarang datang dan membungkusnya menjadi mangsa.
"Yaya!" seru Ying panik dan mencoba melepaskan diri untuk menyelamatkan temannya itu. tapi apa daya semakin dia memberontak jaring itu semakin mengikatnya dengan kuat.
Kemudian Ejo jo dengan tenaga jet dari armornya terbang dan menghampiri Yaya yang sudah tak berkutik lagi. Dia langsung menarik pistolnya dan mengarahkannya pada Yaya.
Yaya sontak saja kaget dan begitu panik ketika mulut pistol itu sudah menganga di depannya.
Lalu tanpa belas kasihan Ejo jo langsung menembaki Yaya pada lengan, kaki, tangan, dan bahu kanannya. Kemudian menjentikkan jarinya dan melenyapkan sarang yang mengikat Yaya. Kemudian turun dan mendarat dengan pelannya.
"Ukh…" Yaya langsung jatuh terhempas ke atas atap. Memang Ejo jo tidak menembaknya pada bagian vital, mungkin tembakan itu hanya untuk ancaman saja. tapi akibatnya fatal Yaya mulai kehilangan banyak darah, dan jika tidak segera mendapat pertolongan nyawanya bisa dalam bahaya.
"Yaya!" seru Fang sangat panik ketika melihat temannya itu terkapar lemas dengan tubuh bersimbah darah.
Meskipun keadaannya sudah begitu Yaya masih mampu untuk berbicara. "Fang… Ying… Cepatlah pergi dari sini… " ucapnya lirih dengan nafas yang sudah tak karuan lagi.
"Yaya!" seru semua temannya yang masih di kurung dalam kapal angkasa Ejo jo. Mereka sangat syok dan panik.
"Sekarang giliran kalian bersiaplah" ucap Ejo jo sambil menghampiri Fang.
Fang langsung terlihat syok tapi dia tidak bisa melakukan apapun saat ini. Bahkan ketika Ejo mengeluarkan pedangnya dia tidak mampu melakukan apapun.
Ejo jo mengangkat tangannya ke udara dan bersiap menebas Fang dengan pedangnya.
Fang hanya bisa diam karena tangan dan kakinya saat ini sedang diikat. Dia sangat ketakutan saat ini. Dalam satu detik yang terasa berlangsung lama ini, entah kenapa rasanya dia benar-benar berharap Boboiboy akan datang sebagai pahlawan kesiangan dan menyelamatkan mereka semua. Untuk pertama kalinya dia benar-benar merasa membutuhkan teman sekaligus rivalnya itu.
Tapi semua itu hanya angan belaka. Mustahil Boboiboy akan datang tepat waktu, jadi dia berhenti berharap dan langsung menutup kedua matanya. Pasrah jika ini memang adalah akhir hayatnya.
Tapi tepat sebelum Ejo jo menghempaskan pedangnya ke leher Fang tiba-tiba saja. Dari kejauhan muncul sebuah cahaya berpendar yang begitu terang dan panas.
.
"CAMBUK API" seketika saja di depan Ejo jo muncul tali yang terbuat dari kobaran api dan hampir saja mengenainya jika dia tidak sempat berkelit tadi.
"Hah?" gumam Fang bingung dengan kejadian secepat kilat barusan.
"Apa-apaan yang barusan tadi?" gumam Ejo jo.
"Yang kau cari itu aku kan?" dari atas mereka semua terdengar suara yang sangat familiar. "Sepertinya kalian bersenang-senang tanpa mengajakku ya?" lanjut sosok tersebut dengan senyuman di bibirnya.
Ternyata dia adalah Boboiboy. Tapi kali ini dia muncul dengan wujud Api, hanya saja sedikit berbeda. Jaketnya berwarna merah terang dengan corak api, Topinya berwarna hitam dengan hoodie yang dinaikan, celana hitam dengan corak api, dan sarung tangan panjang berwarna merah.
Kemunculannya juga disertai dengan kobaran api besar yang menyelimuti tubuhnya. Dia terlihat begitu bersinar bagai api unggun yang sekaligus menghangatkan udara di sekitarnya.
Dan tubuhnya di kelilingi oleh semacam cincin api yang terus berputar dengan perlahan. Dia terbang di udara bahkan lebih tinggi daripada pesawat vacum milik Ejo jo, mungkin itulah sebabnya tidak ada yang menyadari kehadirannya.
"Hah... Tidak mungkin… Itu adalah…." Seru Ejo jo.
"Boboiboy… Api?" gumam Fang yang terlihat sangat kaget dengan penampilan Boboiboy saat ini.
.
Bukan hanya Fang saja. Ying dan teman-temannya yang lain pun sangat kebingungan saat ini.
Gopal dan semua temannya yang terjebak di kapal angkasa Ejo jo. Langsung saja mendekat dan berdesakan ke arah jendela. Untuk melihat kejadian yang luar biasa ini.
Boboiboy Api sudah berevolusi ke tingkat kuasa kedua. Dia berubah menjadi Boboiboy Blaze.
.
Boboiboy Blaze menatap pada Fang yang masih kelihatan syok. "Aku hanya ingin mengembalikan yang waktu itu saja, Fang" ucapnya.
"Eh?" gumam Fang kebingungan dengan maksud yang diutarakan oleh Boboiboy Blaze tadi.
Boboiboy Blaze pun berputar sekali di udara hingga menyebabkan kobaran apinya betambah besar. "Pembakar. KAPAK BERAPI!" serunya sambil menghentakan kaki kanannya.
Lalu dari kobaran apinya terdengar suara ledakan besar dan dari sana muncul sebuah kapak besar berwarna kemerahan yang berlapis api dan di ujungnya terdapat tombak kecil.
Boboiboy Blaze memegang gagangnya, menariknya keluar dari kobaran api, lalu mengayunkannya sebentar di udara dan menodongkan Kapak tombaknya itu ke arah Ejo jo.
Dia tersenyum lebar. "Sekarang. Siapa yang mau bermain denganku?" ucapnya yang kemudian diikuti senyuman penuh percaya dirinya.
To Be Continued
Fanfic ini hanya percobaan kalau ceritanya rada aneh atau lebih tepatnya gaje banget langsung bilang aja. Apapun review-an kalian, pasti Mei terima dengan lapang dada.
Pas bikin ini aku rada bingung mau di arahin ke mana ceritanya. Dan kenapa aku malah milih Arc Kotori dari Date A Live padahal kan aku bisa ngambil inspirasi dari Anime lain.
Itu karena konsepku begini, Api kan munculnya secara misterius jadi pas berevolusi juga jadi misteri. Dan Arc Kotori itu pas banget sama konsepku itu.
Ini cerita juga sebagian terinspirasi dari Fanfic karyanya Dark Calamity of Princess. Kalo gak salah judulnya Boboiboy Underworld. Makasih banyak ya, entah dimana pun kakak berada saat ini.
