Title : Element Bracelets

.

Author : Ayugai Risa

.

Cast : Lee Hyukjae, Lee Donghae and other Super Junior member

.

Pair : Haehyuk (Donghae x Eunhyuk) and other Super Junior official couple

.

Rated : T

.

Genre : Fantasy, Romance, Angst, Hurt/Comfort

.

Warning : Yaoi, BL (Boys Love), Boy x Boy, Typo(s), Alur Ngebut, Gak Sesuai EYD

.

Disclaimer : Semua tokoh dalam fic ini bukan punya Risa, Risa cuma minjem nama mereka. Tapi fic ini 100% punya Risa

.

.

^^DON'T LIKE DON'T READ^^

.

.

^^ENJOY READING^^

.

.

.

Walaupun SM High School, atau yang biasa disebut SM, merupakan sebuah sekolah swasta terkemuka di Seoul, namun suasana pagi di sekolah ini tidak jauh berbeda dengan sekolah-sekolah pada umumnya.

Ratusan murid memasuki areal sekolah dengan seragam yang sama dan celoteh riang mereka terdengar di sana-sini. Meski berisik, tapi karena itulah kawasan di sekitar SM terasa lebih hidup.

Lonceng besar di gereja sekolah yang menjadi ikon SM kini berdentang indah dan terdengar hingga berpuluh-puluh meter dari sekolah, menandakan bahwa pukul tujuh pagi telah tiba dan kegiatan belajar mengajar akan segera dimulai.

Tapi masih ada saja murid-murid yang terlambat dan baru datang. Mereka hanya memasang ekspresi tak berdosa saat dipelototi oleh satpam galak yang bersiap untuk menutup gerbang sekolah.

Dan saat satpam itu sudah yakin kalau tidak akan ada murid yang datang lagi, dari kejauhan terdengar suara nyaring seorang namja yang sedang berlari-lari menuju SM. Suara yang hampir setiap hari didengar oleh satpam itu.

"Tunggu, ahjussi! Jangan tutup gerbangnya!" pekik orang itu, tangannya terentang ke depan seakan berusaha untuk menggapai gerbang sekolah.

Tak lama kemudian namja itu berhasil mencapai gerbang. Dia berhenti sebentar untuk mengatur nafasnya yang tak beraturan sehabis berlari, lalu menyeka dahinya yang berkeringat dengan punggung tangan.

"Lagi-lagi kau terlambat, eoh? Lee Hyukjae?" tanya satpam itu setelah menutup gerbang dengan sempurna.

Namja yang dipanggil Lee Hyukjae itu memasang gummy smile, yaitu senyum pamungkas yang memperlihatkan gusinya. "Mianhae, ahjussi. Aku janji besok tidak akan terlambat lagi."

"Kau selalu mengatakan itu tiap kali kau terlambat, tapi nyatanya kau mengulanginya lagi. Padahal rumahmu dekat dengan sekolah." Satpam itu memelototi namja bersurai hitam itu. "Masuklah ke dalam kelas, sebentar lagi pelajaran akan dimulai."

Lee Hyukjae, atau yang biasa dipanggil Eunhyuk, membungkuk hormat pada satpam itu, lalu bergegas menuju ke kelasnya. Dia masih harus berlari untuk sampai ke kelasnya, karena kelas 11-B terletak di lantai dua. Untung Eunhyuk sudah bukan murid kelas 10 lagi, dulu dia hampir pingsan di tangga karena terus berlarian sampai ke lantai tiga.

GRAK!

Eunhyuk menggeser pintu kelas 11-B dengan keras lalu menatap ke seluruh penjuru kelas. Setelah memastikan bahwa tidak ada seorang guru pun di sana, Eunhyuk menghela nafas lega lalu berjalan menuju kursinya di bagian belakang kelas.

Semua murid yang ada di dalam kelas kini melihat Eunhyuk dengan tatapan heran, namun itu hanya berlangsung selama beberapa detik sebelum akhirnya mereka memutuskan untuk melanjutkan aktivitas masing-masing. Mungkin mereka sudah tidak heran dengan kebiasaan Eunhyuk yang sering terlambat datang ke sekolah.

Han seongsaengnim, wali kelas 11-B, masuk ke dalam kelas tidak lama setelah Eunhyuk menduduki singgasananya. Namja paruh baya itu lalu berdiri di depan kelas, menghadap ke seluruh muridnya.

"Selamat pagi anak-anak," sapanya ramah.

"Selamat pagi seongsaengnim." Murid kelas 11-B menjawab dengan seirama.

"Sebelum belajar, ada suatu hal yang perlu saya sampaikan pada kalian. Hari ini kelas kita kedatangan murid baru, dia berasal dari Mokpo. Saya harap kalian bisa membantunya untuk beradaptasi di sekolah ini." Han seongsaengnim menoleh ke arah pintu. "Ayo, masuklah."

Sekarang seisi kelas menatap satu titik yang sama, yaitu pintu kelas. Mereka bertanya-tanya dalam hati, kira-kira bagaimana wujud dari murid baru itu.

Kemudian seorang namja berambut brunette melangkah dengan penuh percaya diri ke dalam kelas, kedua tangannya dia masukkan ke dalam saku celana. Dia sama sekali tidak gentar, malah kelihatannya dia senang menjadi pusat perhatian seperti sekarang

Setelah namja itu berdiri di sebelah Han seongsaengnim, seisi kelas langsung bergunjing bersama teman-teman mereka.

Sebagian besar murid yeoja berbisik-bisik seru mengomentari penampilan namja yang bisa dibilang tampan itu.

Beberapa namja berstatus seme dan uke bertanya-tanya sendiri apakah namja itu berstatus seme, uke, atau straight.

Namja berstatus straight tampak tidak suka dengan namja itu karena yeoja incaran mereka terlihat menggilainya.

Sementara sebagian yang lain bersikap tidak peduli, termasuk Eunhyuk. Dia malah sibuk menggambar monster abstrak di bagian belakang buku tulisnya.

Butuh waktu semenit bagi Han seongsaengnim untuk membuat kelasnya kembali tenang. Setelah memastikan tidak ada lagi yang berbicara, dia memberikan sebuah spidol papan tulis pada murid baru di sampingnya. "Silahkan perkenalkan dirimu."

Lalu namja itu menuliskan namanya di papan tulis di belakangnya, setelah selesai dia kembali menghadap murid lainnya. "Annyeong, choneun Lee Donghae imnida. Kalian bisa memanggilku Donghae. Bangapseumnida yeorobun."

Donghae membungkukkan badannya dan tersenyum sopan, membuat para yeoja memekik histeris.

Han seongsaengnim kini mengedarkan pandangannya ke seluruh kelas, seakan sedang mencari sesuatu. Lalu dia menunjuk satu-satunya bangku kosong yang terletak persis di sebelah kiri Eunhyuk. "Donghae, itu bangkumu. Duduklah di sebelah Lee Hyukjae."

Merasa namanya dipanggil, Eunhyuk mendongak menatap Han seongsaengnim. Lalu dia melihat Donghae yang berjalan menuju ke arahnya lalu duduk di sebelahnya.

"Annyeong, namamu Lee Hyukjae kan? Mohon bantuannya." Donghae mengulurkan tangannya pada Eunhyuk setelah Han seongsaengnim mulai mengajar dan berbalik menghadap papan tulis.

Eunhyuk membalas uluran tangan Donghae. "Panggil aku Eunhyuk. Apa kau pindahan dari Mokpo?"

"Ne. Ayahku mendapat tugas dinas di Seoul, jadi kami sekeluarga ikut pindah. Kau tahu? Aku tidak menyangka kalau aku bisa langsung mencuri perhatian yeoja di kelas ini, padahal ini baru hari pertamaku menjejakkan kaki di sekolah ini. Apa mungkin karena ketampananku ini?"

Eunhyuk menimpuk dahi Donghae dengan penghapus. "Berhenti bersikap narsis seperti itu, aku mual mendengarnya."

"Auw, appo…" Donghae mengusap-usap dahinya yang memerah. "Padahal tubuhmu kecil, tapi ternyata tenagamu besar juga."

"Ya! Jangan mengejek fisikku, pabbo!" Tanpa sadar Eunhyuk berdiri dan bersiap melempari Donghae dengan buku, tapi murid lain dan Han seongsaengnim melihatnya.

"Hyukjae, duduk di bangkumu. Apa kau berniat menjadi sok jagoan sekarang? Jangan bersikap kasar pada murid baru," tegur Han seongsaengnim, sementara murid lain terkikik melihatnya.

"Tapi dia yang mulai mengejekku duluan seongsaengnim!" Eunhyuk mencoba membantah.

"Aku tidak menerima bantahan. Duduklah, atau kau akan menghabiskan jam pelajaranku dengan berdiri di depan kelas."

Eunhyuk akhirnya duduk sambil menggerutu pelan. Setelah memastikan bahwa tidak ada lagi yang melihatnya, Eunhyuk memberikan tatapan membunuh pada Donghae.

"Tunggu pembalasanku, Lee Donghae…" desis Eunhyuk.

Sementara namja bersurai brunette itu hanya menjulurkan lidahnya seperti anak kecil.

.

*SKIP TIME*

.

Lonceng SM High School kembali berdentang, menandakan bahwa waktu istirahat pertama telah tiba. Eunhyuk berdiri dan meregangkan tubuhnya yang pegal.

"Apa kau mau ke kantin, Donghae? Ku rasa kau belum tahu dimana letak kantinnya," ajaknya.

Donghae menggeleng. "Hari ini eomma membawakanku bekal, jadi lain waktu saja."

"Arraseo, kalau begitu sampai nanti."

Eunhyuk pun keluar dari kelas dan berjalan menuju kantin yang berada di lantai satu. Tapi saat dia menuruni tangga, dia tidak melihat bahwa seseorang tengah menaiki tangga dengan terburu-buru dari arah yang berlawanan dengannya. Akhirnya tabrakan antara keduanya tak terhindarkan lagi.

"Auw, appo…" Eunhyuk mengelus bokongnya yang mendarat dengan keras.

Kemudian dia berdiri dan mendapati bahwa orang yang dia tabrak malah sibuk memunguti gelang dengan berbagai warna yang berceceran di tangga. Eunhyuk buru-buru berlutut dan membantunya.

"M… mianhae. Gara-gara aku menabrakmu, gelang-gelangmu jadi terjatuh begini," ucap Eunhyuk.

"Ini salahku, aku naik dengan terburu-buru dan tidak melihatmu," balas namja itu, logat dan aksennya sedikit aneh.

Selang beberapa saat kemudian, namja yang Eunhyuk tabrak itu memasukkan gelang-gelang yang berhasil mereka kumpulkan ke dalam sebuah kotak. Dia menghitung jumlah gelangnya, tapi…

"Kurang satu! Yang merah belum ditemukan!" pekiknya.

Eunhyuk kembali menajamkan penglihatannya untuk menemukan satu gelang lagi. Dan ternyata gelang itu terinjak oleh lututnya. Tapi begitu benda bulat itu berada di telapak tangannya, sesuatu yang aneh terjadi.

Gelang itu memancarkan cahaya kemerahan dan melayang beberapa senti dari tangannya. Eunhyuk dan namja itu terpana melihat kejadian luar biasa di hadapan mereka.

Tapi cahaya itu menghilang sama cepatnya seperti kemunculannya, dan gelang itu kembali terjatuh ke telapak tangan Eunhyuk.

"Yang tadi itu apa?" gumam Eunhyuk takjub.

Namja yang Eunhyuk tabrak tidak menjawab, dia juga sama bingungnya dengan Eunhyuk.

"Aigoo… Aku harus cepat-cepat ke kantin sekarang, mereka pasti sudah menungguku." Eunhyuk berkata pada dirinya sendiri. "Oh ya, ini gelangmu. Aku permisi dulu."

"Tunggu!" tahan namja di hadapan Eunhyuk. "Siapa namamu?"

Akhirnya mereka berdua bertatapan, Eunhyuk baru kali ini melihat namja itu di SM. Melihat dari wajah dan gaya bicaranya tadi, kelihatannya dia bukan orang Korea.

"Ngg… Lee Hyukjae, tapi kau bisa memanggilku Eunhyuk. Maaf, aku permisi dulu."

Namja itu ikut bangkit dan masih menatap punggung Eunhyuk yang semakin menjauh. Kedua tangannya menggenggam kotak dan gelang merah dengan erat.

"Eunhyuk… Mungkinkah dia…?"

.

.

Setelah memesan makanan, mata Eunhyuk kembali mencari-cari dua orang namja yang biasanya sudah tiba lebih dulu darinya di kantin ini. Lalu dia menemukan mereka, kedua orang itu tengah melambai-lambaikan tangan padanya di sebuah meja di pintu masuk.

Begitu sampai, Eunhyuk langsung mengambil posisi duduk di sebelah namja yang memiliki mata seperti rubah. "Mianhae, aku telah membuat kalian menunggu. Tadi aku mengalami kecelakaan di tangga."

"Kecelakaan apa, hyung?" tanya namja berwajah polos yang duduk di seberang Eunhyuk.

"Tadi aku menabrak seorang namja di tangga, lalu aku harus membantunya memunguti gelang-gelang miliknya yang berserakan." Eunhyuk menusukkan sedotan pada susu strawberry-nya. "Baru kali ini aku melihat namja itu di sekolah ini."

"Mungkin dia adalah salah satu dari tiga murid baru itu." Namja yang duduk di sebelah Eunhyuk akhirnya buka suara.

"Tiga murid baru? Apa maksudmu, Minnie hyung?" tanya namja berwajah polos.

"Jadi kau tidak tahu, Wookie? Aku dengar dari temanku kalau hari ini ada tiga murid baru, dan ketiganya namja. Satu murid kelas 10, satu murid kelas 11, dan yang satu lagi murid kelas 12," jawab Minnie.

"Wah, paket komplit," komentar Wookie. "Siapa saja mereka?"

"Yang pertama adalah Kim Kibum, dia pindahan dari Amerika dan masuk kelas 10-C. Yang kedua adalah Lee Donghae, dia pindahan dari Mokpo dan masuk kelas 11-B. Lalu yang terakhir adalah Tan Hangeng, dia pindahan dari Cina dan masuk kelas 12-C."

"Hyung kan kelas 11-B, berarti hyung sudah melihat Lee Donghae?" tanya Wookie pada Eunhyuk.

Yang ditanya hanya mengangguk muram. "Bahkan dia duduk di sebelahku. Gara-gara dia, aku dimarahi oleh Han seongsaengnim."

Minnie dan Wookie tertawa mendengar nasib sial yang dialami chingu mereka itu.

"Itu tidak lucu, Lee Sungmin, Kim Ryeowook," gerutu Eunhyuk.

"Mianhae, Hyukkie." Sungmin sudah berhenti tertawa, walaupun bibirnya masih menyunggingkan senyum geli. "Apa dia tampan?"

Eunhyuk mengangkat bahu. "Persepsi tiap orang kan berbeda-beda, Minnie. Yeoja-yeoja di kelasku sih langsung menjerit histeris saat melihat senyumnya, padahal menurutku aku jauh lebih tampan dari dia."

Ryeowook dan Sungmin kembali tertawa, tapi tidak berlangsung lama karena ada seorang namja yang tiba-tiba menghampiri meja mereka.

"Mianhae, apa di sini kosong?" tanya namja itu sambil menunjuk bangku tak berpenghuni di sebelah Ryeowook. "Meja-meja lain sudah penuh."

"Tidak ada siapa-siapa di sini, silahkan duduk." Ryeowook bergeser sedikit untuk memberi tempat pada orang itu.

Sungmin mengamati wajah namja itu setelah dia duduk. "Ngg… Aku tidak pernah melihat wajahmu sebelumnya, apa kau salah satu dari tiga murid baru itu?"

Namja itu mengangguk. "Kim Kibum imnida, kelas 10-C. Bangapseumnida."

"Lee Hyukjae imnida, kelas 11-B. Panggil saja Eunhyuk."

"Lee Sungmin imnida, kelas 11-A."

"Kim Ryeowook imnida, kelas 10-B. Kita satu angkatan!"

Kibum tersenyum pada mereka bertiga. Sejak saat itu, mereka berempat menjadi teman akrab.

.

*SKIP TIME*

.

Waktu istirahat pertama usai bersamaan dengan bunyi lonceng SM High School yang berdentang untuk yang kesekian kalinya hari ini. Keempat namja tadi saling melambaikan tangan saat mereka harus berpisah jalan. Sungmin dan Eunhyuk berbelok begitu sudah sampai di lantai dua, sedangkan Ryeowook dan Kibum masih harus menaiki tangga menuju lantai tiga.

"Hmm? Kenapa di depan kelasmu ramai?" tanya Sungmin.

Seperti yang Sungmin katakan, banyak sekali orang yang berkumpul di depan pintu kelas 11-B. Mereka berdesak-desakan untuk melihat entah-apa yang berada di dalam kelas itu. Dan setelah mendekat, Sungmin dan Eunhyuk menyadari bahwa mereka adalah murid-murid dari kelas lain. Mulai dari kelas 10 hingga kelas 12, baik namja maupun yeoja.

"Aku harus kembali ke kelas sekarang. Semoga kau bisa masuk ke dalam kelasmu sendiri, Hyukkie." Sungmin menepuk pundak Eunhyuk, kemudian berlalu pergi.

Setelah ditinggal Sungmin, kini Eunhyuk sedang berjuang untuk masuk ke dalam 11-B. Dia berusaha mendesak tubuhnya melewati lautan manusia yang menghalangi pintu kelasnya. Untung saja tubuhnya kecil, jadi dia berhasil menerobos kerumunan itu.

Ternyata di dalam kelas nyaris tidak ada bedanya dengan di luar. Bedanya, di sini mereka membuat semacam antrian. Dan antrian itu berakhir di… meja Donghae. Naasnya, meja Eunhyuk sekarang menjadi tempat beristirahatnya beberapa yeoja yang lelah mengantri. Mereka duduk di bangku dan meja itu sambil memandangi Donghae lekat-lekat.

Eunhyuk yang mulai geram memutuskan untuk menghampiri 'tetangga barunya', sekaligus untuk mengambil alih mejanya kembali. Begitu dia berdiri di samping Donghae, kerumunan itu memandanginya dengan tatapan heran.

"Lee Donghae! Apa yang kau lakukan, hah?!" seru Eunhyuk.

"Aku tidak melakukan apa-apa. Tidak lama setelah kau pergi, mereka berdatangan ke sini. Mereka penasaran dengan tiga murid baru itu, dan salah satunya adalah aku." Donghae merapikan rambutnya. "Apa aku sebegitu tampannya sampai-sampai langsung mendapat penggemar sebanyak ini?"

Kerumunan itu menjerit histeris ketika Donghae melemparkan senyumnya pada mereka.

"Kyaaa, Donghae oppa!"

"Donghae oppa, saranghae!"

"Donghae, jadilah namjachinguku!" seru para namja tidak mau kalah, baik yang berstatus seme maupun uke.

BRAK!

Pekikan-pekikan itu terhenti tatkala seseorang menggebrak meja Donghae dengan sangat keras. Ya, tampaknya kesabaran Eunhyuk sudah mencapai batasnya, wajahnya merah padam karena menahan marah. Tindakannya barusan sukses membuat suasana hening seketika.

Eunhyuk berseru lantang, "Kembali ke kelas kalian masing-masing! SEKARANG JUGA!" tambahnya ketika kerumunan itu masih tidak mau beranjak dari tempatnya.

Kerumunan itu akhirnya bubar, meskipun sebagian dari mereka melakukannya dengan terpaksa dan sambil menggerutu. Sementara murid kelas 11-B yang asli menatap Eunhyuk takjub, karena mereka belum pernah melihat namja bersurai hitam itu mengamuk seperti tadi.

"Hei, kenapa kau mengusir mereka?!" protes Donghae. Baru kali ini dia memiliki penggemar sebanyak tadi, tapi mereka diusir begitu saja oleh Eunhyuk. Tentu saja dia tidak terima.

"Karena waktu istirahat pertama telah usai, kerumunan itu menghalangi pintu masuk kelas, dan beberapa dari mereka menduduki kursiku." Eunhyuk menjawab dengan dingin.

"Tapi kau tidak berhak mengusir mereka!"

"Tentu saja aku berhak, Lee Donghae."

"Memangnya kau pikir kau ini siapa?!"

"Kau ingin tahu siapa aku?" Eunhyuk meretaskan sebuah senyum mengerikan yang amat sangat jarang sekali dia sunggingkan seumur hidupnya. "Aku adalah ketua kelas 11-B sekaligus ketua klub dance."

"MWO?!"

"Kalau sekali lagi kau berani mengganggu ketentraman kelas ini, aku jamin itu akan menjadi saat terakhirmu berada di dunia. Ingat itu, Lee Donghae," ancam Eunhyuk, masih dengan senyum mengerikannya.

Donghae menelan ludahnya, lalu mengangguk perlahan. Kelihatannya dia telah masuk ke kelas yang salah dan duduk di sebelah orang yang salah.

.

.

.

TBC

^Author's Note^

Annyeong~ Ayugai Risa imnida, kalian bisa panggil aku Risa. Bangapseumnida yeorobun ^o^

Jeongmal gomawo karena udah baca fic bikinan author newbie ini. Risa bakal seneng banget kalo readerdeul gak cuma jadi silent reader dan ikut ngereview, aku juga nerima koreksi dan kritik yang membangun kok. Mianhae kalo masih ada typo, kosakata Korea yang salah, atau kesalahan-kesalahan lainnya *deep bow*

Risa mau ngasih kuis kecil nih, gampang kok. Ada yang bisa nebak gak kira-kira siapa namja yang tabrakan sama Eunhyuk oppa di tangga? Orang pertama yang tebakannya bener bakal Risa jadiin OC lho di chap selanjutnya. Dan kalo bisa cantumin nama Korea kalian juga ya di bawah tebakan kalian, supaya nanti nyambung sama ceritanya. Ayo silahkan tebak~ *tebar bunga*

Risa gak bakal bikin pengumuman nama pemenang kuis ini, jadi baca aja chap 2 yang teliti kalo udah Risa update nanti *promosi* Siapa tau kalianlah yang beruntung :P

Finally, mind to RnR? :3