Title : Children? BIG NO!
Author : Seungra Lee
Cast : Oh Sehun, Xi Luhan
Rate : M..masih aman kok
Genre : Romance Comedy, Marriage-life, Family
Length : Tergantung peminat/?
Karna Seungra gak suka berbasa – basi, langsung check it out aja dah!
Happy reading^^
.
.
Seorang namja manis berlari menyusuri koridor sekolah. Hatinya gencar menghadapi bencana yang mungkin akan menimpanya hari ini. Ini hari pertamanya duduk di kelas 11 dan ia benar – benar tidak boleh terlambat kali ini. Jika ia terlambat, maka Jung Seosangnim pasti akan murka saat ini juga. Jung Seosangnim sudah dinobatkan sebagai guru paling horror di sekolah ini. Dan semua orang termasuk namja manis itu tahu.
Xi Luhan, nama namja manis itu. Ia tak begitu populer di sekolah. Bahkan bisa dibilang ia murid tak dikenal. Bukan karena wajahnya jelek. Aku berani menjamin Luhan memiliki wajah yang begitu manis bahkan bisa dibilang err cantik seperti yeoja. Namun karena penampilannya yang cenderung culun dan ciri khas seorang kutu buku. Membuat teman – temannya enggan untuk sekedar menyapa pemuda manis itu.
TETTT!
Bel tanda masuk berbunyi tepat setelah Luhan berhasil memasuki kelasnya. Teman – temannya memandanginya dengan pandangan mencibir, tapi ia tak peduli dengan semua itu. Persetan, yang terpenting ia tidak jadi menerima amarah si guru horror, Jung Seosangnim.
"Terlambat lagi eoh?", tanya sebuah suara. Luhan menoleh ke arah suara dan menemukan sahabatnya, Baekhyun tengah menatapnya prihatin.
"Hmm.. begitulah.", jawab Luhan singkat sebelum kemudian ia mendudukan dirinya di bangku kosong yang ada di samping tempat duduk Baekhyun.
Tak lama kemudian, dari balik pintu muncullah seorang wanita berambut pirang sebahu, bertubuh pendek, dan berkacamata tebal. Dialah si guru horror, Jung Seosangnim atau biasa dipanggil Miss Jessica. Dia tidak mau dipanggil dengan sebutan Seosangnim dengan alasan terlalu kampungan – menurutnya – di jaman modern ini. Padahal nama aslinya adalah Jung Sooyeon, darimana ia mendapat nama Jessica? Aish lupakan.
"Annyeonghaseo, hari ini tidak ada pelajaran.", ucap Miss Jessica datar seperti biasa. Para murid bersorak kegirangan seperti habis kejatuhan black card seribu.
"Saya hanya akan menyampaikan beberapa informasi. Mohon disimak karena tidak akan ada pengulangan.", Miss Jessica menarik napas dalam sebelum melanjutkan ucapannya.
"3 bulan lagi, sekolah akan mengadakan lomba futsal yang hanya diikuti oleh murid kelas 12. Oleh sebab itu, kelas 11 diminta untuk mendukung kelas 12 favorit kalian dalam lomba tersebut. Kalian harus bisa mendukung para sunbae secara maksimal karena akan ada hadiah untuk kelas pendukung terbaik. Arrachi?", jelas Miss Jessica panjang lebar.
"Arrachi!", jawab para murid serentak.
"Ne, hanya itu yang saya sampaikan. Saya permisi.", pamit Miss Jessica.
Tak lama kemudian teriakan riuh bersahut – sahutan menggema di ruang kelas tersebut. Membuat Luhan dan Baekhyun terpaksa menutup telinga mereka dengan tangan karena kebisingan yang tak terkendali.
"Kita dukung kelas XII A saja, ada Minho sunbaenim dan Jonghyun sunbaenim. Mereka sangat keren!", teriak seorang gadis.
"ANI! Kelas XII B saja!"
"Kelas XII C!"
"DIAAMMMM!", teriakan Suho, si ketua kelas berhasil membuat rombongan berisik itu mati kutu seketika. Mereka langsung diam dan duduk di bangku masing – masing. Luhan dan Baekhyun menarik napas lega, selesai juga penderitaan telinga mereka.
"Begini, karena kita kelas XI C, maka kita harus mendukung kelas yang sama yaitu XII C. Kelas lain juga melakukan hal yang sama bukan?", ujar Suho menengahi.
Seisi kelas mengangguk dan mereka pun menerima keputusan sang ketua kelas dengan lapang dada. Lagipula XII C tak terlalu buruk. Disamping prestasi akademik mereka yang baik, mereka juga punya beberapa pemain berkualitas seperti si keren Jongin, si jangkung Chanyeol, dan tentu saja yang terpenting si tampan, Oh Sehun.
Oh Sehun. Nama yang selalu bisa membuat Luhan merona dan tak bisa mengendalikan degup jantungnya.
.
.
Bel istirahat berbunyi, para siswa berhamburan keluar kelas. Luhan dan Baekhyun juga memutuskan untuk keluar daripada terus – terusan menghirup udara kelas yang monoton. Mereka sudah menentukan tempat tujuan mereka kali ini, Kantin pastinya.
Saat mereka tiba di kantin, para murid terlihat bergerombol mengelilingi seseorang. Luhan berlari mendekat, mendapati sosok tinggi di antara kerumunan gadis itu. Matanya dan mata sosok tinggi itu bertemu. Pemuda tampan itu menatap Luhan seakan meminta tolong. Luhan mengangguk kemudian menarik tangan lelaki itu dan berlari menjauhi kerumunan.
"KYAA!"
Teriakan yeoja – yeoja itu bahkan sama sekali tak mereka hiraukan. Yang terpenting adalah lari menjauh dan hidup aman. Bagi mereka, yeoja adalah makhluk yang menyebalkan. Mereka sulit dipahami namun juga sulit memahami. Mereka kadang hitam kadang putih, sama sekali tak memiliki pendirian yang berhenti di depan toilet. Tangan besar si pemuda tampan menarik tangan mungil Luhan dan membawanya ke dalam salah satu bilik toilet.
"Sehun sunbaenim, Gwenchana?", tanya Luhan khawatir sambil meraba – raba wajah tampan pemuda bernama Sehun itu.
"Ne, nan gwenchana. Dan sudah berapa kali kubilang, jangan panggil aku sunbaenim, Lu. Panggil aku Sehun saja.", balas Sehun.
"Tapi itu tidak sopan. Bagaimana dengan hyung?", elak Luhan. Sehun menghembuskan napasnya kesal. Bisa – bisanya ia jatuh cinta pada pemuda polos bermata rusa ini.
"Aku ini suamimu, Lu. Kau masih saja memanggilku hyung? Panggil aku chagi atau yeobo jusseyo!"
Oh, ternyata mereka sepasang suami istri. Aneh mungkin. Pemuda tenar setampan Sehun bisa bersanding dengan rusa manis culun bernama Luhan ini. Bukti bahwa jodoh memang dijamin oleh Tuhan.
"N-ne, tapi ini di sekolah, Sehunnie.", jawab Luhan gugup. Mengingat, tak satupun orang di sekolah ini tahu bahwa Sehun dan Luhan telah menikah kecuali Baekhyun tentunya.
"Arraseo. Tapi jangan panggil aku hyung ne?", tegur Sehun sambil tersenyum sangat tampan, membuat semburat merah kembali memenuhi pipi chubby Luhan.
"Ne!", Luhan mengangguk mantap diikuti kerjapan mata yang menurut Sehun sangat imut.
"Anak pintar!", puji Sehun. Sementara Luhan masih berusaha mengatur degup jantung dan semburat merah yang sedari tadi tak bisa disembunyikan.
"Hei, aku harus kembali ke kelasku. Kembalilah ke kelasmu. Ppai – ppai!", pamit Luhan meninggalkan Sehun.
"Eh.. tunggu dulu. Nanti malam jangan lupa berikan jatahku ya! ", tiba – tiba Sehun berbalik dan mengatakan hal yang sudah Luhan duga sebelumnya.
"Dasar Ahjussi mesum! Pervert!", teriak Luhan yang lebih terdengar seperti rengekan di telinga Sehun.
Sementara Sehun? Lelaki itu sudah berlari meninggalkan Luhan yang kini tengah menggembungkan pipinya kesal.
.
.
Hari semakin sore, sekolah telah selesai 30 menit yang lalu. Luhan berjalan lesu keluar gerbang sekolah. Wajahnya tertekuk namun sama sekali tak mengurangi kesan manisnya. Ia termenung meratapi apa yang akan terjadi padanya malam ini. Pasalnya setan tampan bernama Sehun itu pasti sudah menyiapkan banyak rencana untuk membuatnya tidak bisa berjalan besok.
Benar saja, Sehun telah menunggunya di halaman. Pria itu berdiri bersandar pada mobil LaFerrari merahnya. Ia menatap Luhan dengan seringaian yang tak lepas dari bibirnya. Melihatnya saja, Luhan sudah seperti mati kutu.
"Maaf membuatmu menunggu lama.", ucap Luhan.
"Gwenchana, yeobo.", balas Sehun lembut. Lelaki tinggi tersebut kemudian membukakan pintu untuk Luhan. Benar – benar gentle.
Luhan tersenyum manis. Semesum – mesumnya manusia bernama Oh Sehun, dia tetap saja lelaki yang sangat romantis. Itu lah yang membuat Luhan merasa sangat beruntung bisa memiliki Sehun sebagai suaminya. Padahal hampir semua yeoja/namja di sekolah mereka berlomba untuk mendapatkan hati seorang Oh Sehun. Yah, siapa yang tidak menyukainya? Dia tampan, tinggi, pintar, dan pastinya kaya raya.
"Lu..", panggil Sehun.
"Ne?", balas Luhan.
"Ani.. hanya saja kau terlihat sangat cantik hari ini."
BLUSH
"Isshh.. berhenti menggombal, Sehunnie~"
Sehun tertawa keras melihat tingkah istrinya yang menggemaskan itu. Ia suka saat pipi Luhan yang gembul itu memerah saat digoda. Nampak begitu manis dan cantik.
"Kau manis sekali haha.", tawa Sehun.
Tak lama kemudian lelaki itu mengedipkan sebelah matanya seduktif. Luhan menahan napasnya. Ia bersumpah semua yeoja/namja di dunia ini akan rela membuka bajunya di depan Sehun setelah menerima kedipan maut yang mematikan itu.
Beberapa saat kemudian, mereka berdua sampai di depan rumah kediaman orangtua Sehun yang megah itu. Luhan baru saja akan membuka kenop pintunya, tapi dengan cepat Sehun berlari mengelilingi mobil dan membukakan pintu untuk istrinya.
Luhan hanya diam, sudah sering ia mendapat perlakuan manis seperti ini dari Sehun. Padahal, sebenarnya Sehun dikenal sebagai pangeran Es disekolahnya. Dingin dan keras bagaikan batu. Istilah batu dapat melunak dengan air, Luhan adalah airnya. Hanya dihadapan Luhan saja Sehun bisa bertingkah lembut dan romantis. Itulah kekuatan cinta.
"Hunnie? Lulu? Aigoo! Kenapa kalian pulang larut sekali?", celoteh seorang namja manis dari balik sofa ruang keluarga. Dia adalah Oh Sungmin, eomma Sehun.
"Aku ada tambahan pelajaran, Eomma. Kau tahu kan aku kelas 12, sebentar lagi aku ujian!", balas Sehun.
"Aigoo! Lulu? Kenapa kau pucat sekali eoh? Kau sakit? Aishh Sehunnie.. apa kau membiarkan Lulu menunggumu pulang? Jahat sekali..". Sungmin mulai berpidato panjang sambil mengomeli Sehun.
"Aku tidak apa – apa, Eomma. Tenang saja.", jawab Luhan tersenyum.
"Oke, lebih baik kalian mandi setelah itu istirahat ne? Kasihan Lulu kelelahan. Oh iya, besok sabtu Siwon Ahjussi akan kemari."
Sehun tertegun.
Apa baru saja eommanya mengatakan Siwon Ahjussi? Siwon si Ahjussi narsis itu akan ke rumahnya? Jangan bilang ia akan membawa istrinya, Heechul yang terkenal sebagai penggemar make up menor itu. Dan yang paling penting, jangan katakan ia membawa anak – anaknya yang masih kecil! ANDWAEE!
Menurut Sehun, anak kecil adalah setan yang terlahir dalam wujud manusia. Mereka jahat, mereka horror, dan yang paling parah adalah mereka sangat brutal. Pasalnya saat ia masih berusia 15 tahun dulu, Junhong atau biasa dipanggil Zelo, salah satu anak Siwon yang berusia 4 tahun pernah menjambak rambutnya hingga rontok. Akibatnya, Sehun harus memangkas habis rambutnya. Kalian pasti tidak bisa membayangkan si tampan Sehun tampil dengan rambut botak bukan?
Sejak saat itu, Sehun menganggap anak kecil adalah bahaya dan ancaman paling mematikan di dunia. Ia bahkan memilih hidup di kelilingi ibu – ibu menor ketimbang harus hidup dengan anak kecil ingusan nan menyebalkan. Tak sadarkah kalau kau juga pernah menjadi anak kecil, Oh Sehun?
"Hunnie! Hunnie! Kau melamun?", hardik Sungmin yang berhasil membuyarkan lamunan Sehun.
"A-apakah Siwon ahjussi akan membawa anak – anaknya?", tanya Sehun gugup.
"Tentu saja! Kemarin Zelo menelpon eomma dan berkata betapa ia merindukan Sehun hyung – nya."
WHAT THE – Sehun tahu maksud rindu disini adalah rindu menjambak rambutnya. Oh demi telinga Chanyeol, ia tidak bisa membayangkan hidupnya dipenuhi anak kecil yang siap menghajarnya kapanpun. Apakah ia mengidap phobia pada anak kecil? Hei, phobia macam itu tidak pernah ditemukan dalam dunia kedokteran. Asal kau tahu saja.
"Eomma, kami istirahat dulu. Lulu lelah.", ucap Sehun mengalihkan pembicaraan.
"KYAA! Sehunnie~ turunkan aku!", teriak Luhan saat tiba – tiba Sehun mengangkat tubuh mungilnya dan menggendongnya ala bridal style.
"Tsk. Anak – anak itu."
.
.
Sehun menurunkan Luhan ke ranjang king size milik mereka. Sepertinya malaikat rusa itu telah tertidur. Sehun sudah menyadarinya saat ia merasa hembusan napas teratur mulai menerpa dada bidangnya.
Mungkin Luhan memang lelah. Beberapa hari ini namja manis itu sering terlihat lesu. Entah apa yang menjadi masalahnya? Mungkin saja ia memiliki beban pikiran yang sama sekali tidak diketahui oleh Sehun. Atau itu hanya perasaan Sehun saja.
Sehun menatap lekat wajah Luhan. Wajah itu sama sekali tak berubah, tetap cantik dan manis. Ia berpikir sepertinya Tuhan salah memberi kelamin pada Luhan. Bagaimana bisa namja tulen macam Luhan memiliki wajah dan tubuh yang sangat menyerupai wanita? Ani, bahkan ia lebih sempurna dari wanita manapun di dunia ini.
Sehun beralih menuju kamar mandi. Walau ia sedikit agak kesal malam ini tidak jadi 'menyerang' istrinya, ia tidak boleh mengabaikan kebersihan tubuhnya. Tidak mandi sehari saja bisa membuat tubuhnya gatal – gatal. Bukan maksud sensitif, namun itulah kenyataannya. Setiap orang mengalaminya bukan?
Setelah membersihkan tubuhnya, ia menyusul Luhan ke ranjang. Mendekap tubuh mungil istrinya agar menempel di dada bidangnya.
"Sehunnie~", panggilan manja itu memaksa Sehun untuk membuka matanya kembali.
"Ne, Lulu sayang. Waeyo?", tanya Sehun heran melihat Luhan yang sedari tadi menundukkan wajah mungilnya.
"Apa kau benar – benar tidak menyukai anak kecil?", tanya Luhan berbasa – basi. Sebenarnya bukan itu maksudnya.
"Ne. Mereka sangat mengerikan.", jawab Sehun tegas tanpa cacat sedikitpun. Luhan sedikit takut mendengarnya.
"Tapi bukan berarti aku membenci bayi besar berwajah cantik ini.", Sehun melanjutkan. Ia mencolek dagu Luhan kemudian menyeringai seduktif.
"YA! Dasar namja pervert!", teriak Luhan yang menyadari ada gelagat aneh dari Sehun.
"Kau harus terbiasa hidup dengan makhluk mesum sepertiku, Lu.", ujar Sehun seduktif sambil terus menyeringai.
"Ne! Ne! Sehun Ahjussi mesum. Kau benar – benar membenci anak kecil ya?", tanya Luhan lagi.
"Iya, yeobo. Sudah berkali-kali kukatakan bukan?"
Luhan terdiam. Ia menatap suaminya yang sepertinya tidak main – main dengan ucapannya. Sebenarnya apa yang membuat namja tampan itu membenci anak kecil? Luhan sangat menyukai anak kecil. Mereka menggemaskan, bukan menyebalkan.
"Sehunnie..", rajuk Luhan manja.
"Yes, honey?"
"Bagaimana jika anak kecil itu adalah anakmu sendiri?"
Sehun tertegun. Apa maksudnya? Anak? Hei, ia masih terlalu muda untuk mempunyai seorang anak. Apalagi usianya baru 17 tahun. Memiliki anak sama saja menghancurkan masa mudanya.
"Kenapa kau bertanya seperti itu, Lu?", desis Sehun tajam.
"A-ani hanya.. aku hanya..", lidah Luhan tercekat. Ia tidak bisa melanjutkan kalimatnya sementara Sehun masih menatapnya tajam seperti itu.
"Kau kenapa, Lulu sayang?", tanya Sehun melembut.
Luhan terdiam lagi. Apakah ia harus menyampaikannya sekarang? Ia takut suaminya akan membencinya setelah ini. Lebih baik menjadi murid terculun di sekolah ketimbang dibenci oleh setan tampan ini.
"Bagaimana jika kau akan menjadi ayah?", ucap Luhan takut – takut.
"Hei~ Apa maksudmu?"
"Aku, aku hamil, Sehunnie. Kau akan menjadi ayah."
"MWOYAA?"
.
.
TBC
Aduuhh.. saya ngetik apaan ini? Entahlah.. ini hanya coretan kecil dari imajinasi bodoh Seungra yang lagi dangkal.
Tapi saya butuh review pliss (aegyo)
