+= Life =+

Naruto © Masashi Kishimoto

Life in Konoha © Arale L. Ryuuzaki

Pair: Untuk sekarang, belum ada

Genre: Family/Hurt/Comfort

Rated: T

Warning: TYPO, OOC, AU, Yuri (Fancervice), Yaoi

.

Part 1:

My House!

.

"Selamat Datang di Asrama Konoha."

Itulah kalimat pertama yang terbaca di puncak pintu masuknya saat seorang pemuda tampan pemilik mata dan rambut hitam kelam menginjakkan kaki di dalam gedung 3 lantai yang terdapat di perempatan jalan utama komplek Universitas Hi sambil menyandang ransel di bahunya.

Dia yang baru saja memutuskan keluar dari neraka bernama 'rumah' itu tak punya banyak pilihan selain menyetujui usulan Pamannya untuk pindah ke asrama ini.

"Ini sudah pertengahan semester Sasuke. Susah mencari kost-kostan yang menyisakan kamar, ataupun kontrakan kecil di sekitaran kampusmu. Tapi, kebetulan paman punya kenalan pengurus asrama yang berada dekat dengan lokasi kampusmu. Tapi, permasalahannya..."

"Sasuke, kau tahu kan kalau asrama ini asrama campuran? Apa kau tidak keberatan dengan kondisi seperti ini?" lelaki paruh baya yang duduk di depannya melemparkan pertanyaan yang sudah dia perkirakan sebelumnya.

"Ya. Apa boleh buat, kan. Toh aku tak punya banyak pilihan," jawabnya acuh sambil memandang keluar kantor pengawas asrama melewati sebuah jendela berteralis yang langsung menghadap ke perempatan jalan utama yang sibuk beraktifitas di siang hari.

"Haah... Baiklah, sepertinya aku yang bodoh dengan mengajukan pertanyaan tadi," tiba-tiba karakter sang pengawas berubah 180derajat.

Sambil mengacak-ngacak rambut dengan sebelah tangan dan melonggarkan dasinya yang awalnya bertengger rapi di kerah kemejanya, dan menyambar sebuah majalah pria dewasa dari balik dalam laci mejanya.

"Yah... Intinya... Selamat bergabung di asrama campuran Konoha."

Sasuke hanya mengangkat sebelah alis mendengar kalimat terakhir yang disampaikannya.

Tiba-tiba pintu ruangan diketuk. Tok-tok-tok...

"Ya, masuk!"

"Permisi Jiraiya-jiisan, kata Ino anda memanggilku."

"Ah... Timing yang tepat Lee-chan. Kenalkan, ini penghuni baru asrama kita yang kukatakan kemarin."

"Sasuke, ini Rock Lee ketua asrama tahun ini yang baru dilantik. Seluk beluk asrama dan peraturan yang ada akan dijelaskan oleh anak ini. Kau ikuti saja dia ya..." Jiraiya memperkenalkan pemuda bernama Lee itu pada Sasuke yang masih tetap memasang wajah datar.

Kesan pertama Sasuke saat melihat pemuda yang sedikit lebih tinggi dirinya itu, "Anak aneh! Setelan hijau norak yang dipakainya menggelikan. Apa lagi potongan rambutnya yang super nge-bob itu. Lalu, alis yang luar biasa tebal, dan apa-apaan itu? Dia memiliki bulu mata bagian bawah yang panjang," Sasuke berusaha menahan senyum geli.

"Tolong kau urus ya... Aku mau makan siang dulu," Jiraiya menepuk pelan kepala Lee dan berjalan meninggalkan ruang pengawas asrama.

Sasuk sedikit mengangguk pada Lee. Tiba-tiba Lee mengulurkan tangan sambil menyunggingkan senyum lebar yang entah hanya ilusi saja, atau saat dia memamerkan cengirannya itu memang ada kilat menyilaukan yang timbul. Entahlah.

"Kenalkan, Rock Lee. Seperti kata Jiraiya-jiisan tadi, aku ketua asrama tahun ini. Tahun ke 3, Hi Daigaku."

"Uchiha Sasuke, tahun ke 2, Hi Daigaku."

"Oh... Kohai," celetuknya sambil tersenyum lebar.

Dari senyum polosnya, Sasuke tahu kalau dia pemuda yang baik. Tapi entah ego seorang Uchiha atau apa yang merasuki pemuda rupawan itu, Sasuke tak membalas keramahan Lee dengan senyuman yang sama hangatnya.

"Kau sepertinya terlalu gugup, jangan-jangan kau naksir aku ya?" goda Lee saat melihat respon Sasuke yang data-datar saja.

Sasuke reflek melotot pada Lee, dan Lee hanya terkekeh.

"Aku cuma bercanda. Soalnya kau tak tersenyum sama sekali."

"Hn," jawab Sasuke acuh.

Entah mengapa Lee tak terlalu peduli pada sikap tak bersahabat yang Sasuke berikan. Dia seakan asyik dengan dunia dan pikirannya sendiri. Lee pun mulai mengalihkan perhatian Sasuke dengan mengajaknya menuju bakal kamarnya sambil mengenalkan ruangan-ruangan yang ada di asrama ini.

Lee mengajak Sasuke ke sebuah lorong yang disebutnya Lorong "Menuju Wonderland". Nama yang cukup norak. Tapi nanti Sasuke akan mengetahui alasannya.

"Asrama ini mungkin sedikit banyak berbeda dengan asrama-asrama yang kebanyakan ada di kota ini. Seperti yang kau lihat, ini satu-satunya asrama campuran di kota ini. Akupun sebenarnya masih penasaran, bagaimana Tsunade-baachan, sahabat dari kecil Jiraiya-jiisan sekaligus pemilik asrama ini mendapatkan izin dari pemerintah kota untuk mendirikan asrama campuran ditengah kota seperti ini," jelas Lee panjang lebar.

Sasuke yang sibuk memperhatikan dinding yang ditata apik dengan dihiasi lukisan-lukisan alam, dan lukisan abstrak disepanjang lorong sambil tetap mendengarkan penjelasannya hanya bisa mengangguk-angguk.

"Aku juga sebenarnya kaget saat pamanku mengatakan akan memasukkanku ke asrama campuran. Memangnya ada?" sahut Sasuke. Dan pengakuannya pada Lee membuat pemuda bob itu mengangguk penuh semangat dan tertawa.

"Iya. Dulu aku juga berfikir begitu."

Merekapun memasuki sebuah pintu besar yang memiliki 2 daun pintu yang dihiasi ukiran hutan belantara tempat para kurcaci dan para peri tinggal. Aneh dan sangat unik. Begitu yang terlintas dikepala Sasuke saat itu.

"Welcome in Wonderland," seru Lee tiba-tiba sambil mendorong kedua pintu besar itu dan yang akan membawa Sasuke ke dunia lain yang bernama Kebebasan.

.

.

~Life~Life~Life~Life~

.

.

Disini, sekarang, dihadapan seorang Uchiha Sasuke, dia benar-benar tidak menyangka kalau ini adalah sebuah gedung asrama.

Gedung ini dari luar terlihat seperti bangunan persegi biasa yang menjulang setinggi 3 tingkat. Bangunan membosankan seperti bangunan lainnya yang biasa kita lihat di mana saja. Tapi, penilaian itu tidak berlaku disini. Di tengah bangunan ini terdapat kolam renang yang dikelilingi oleh beberapa ruangan terbuka yang hanya dibatasi beberapa sekat pembatas yang salah satunya terlihat seperti ruangan makan bersama.

Dindingnya dihiasi cat berwarna mencolok. Disisi kiri, dindingnya dicat hijau toska dan merah menyala? Perpaduan yang tidak biasa. Saat kau tolehkan kepala kekanan, kau bisa menemukan perpaduan warna ungu dan biru langit. Cukup norak juga.

"Kau pasti terkejut melihat dalamnya, kan?" Lee tersenyum bangga.

"Hn," Sasuke tak tahu harus berkomentar apa. Penataan ruangan disini cukup aneh. Apalagi dengan adanya kolam renang ditengah ruangan. Sasuke hanya bisa menggeleng tak percaya.

Diatas kolam kita bisa langsung melihat langit biru yang hari ini sedikit ditutupi gumpalan awan yang terlihat seperti gumpalan kapas yang berenang di langit.

Tiba-tiba Lee meminta Sasuke mengikutinya ke tepi kolam.

"Seperti yang kau lihat, disebelah kiri kita itu ruang makan. Kami biasanya makan bersama di sana baik pagi, siang ataupun malam. Kalau kau ingin tahu menu harian yang tersedia, kau bisa melihatnya di papan tulis yang terletak di samping pintu itu," Lee menunjuk sebuah papan tulis berukuran 60x100 cm yang terletak di sebelah kiri sebuah pintu berwarna kuning.

Terlihat sesosok wanita berusia sekitar 40an tahun keluar dari pintu itu sambil melepaskan celemek bernoda yang sesaat tadi masih dikenakannya di pinggang. Sepertinya ruangan berpintu kuning itu dapurnya.

"Kalau kau ingin makanan diantarkan ke kamarmu juga bisa, telepon atau SMS saja HP salah satu juru masak. Kau juga bisa memesan menu yang tidak ada di daftar menu sehari sebelumnya supaya juru masak asrama kita bisa mempersiapakan bahannya terlebih dahulu," lanjut Lee.

"Oh,ya? Wah, praktis sekali," kalimat terakhir yang dilontarkan Lee tampaknya menarik perhatian Sasuke.

"Kau tahu, juru masak disini sangat ahli. Kau bisa memesan masakan apa saja. Mulai dari masakan daerah, masakan Barat, India, China, Jepang, bahkan Indonesia. Aku masih ingat enaknya Rendang yang minggu lalu ku makan. Hm… Yummy…" Lee menerawang jauh berusaha mengingat sesuatu.

Sasuke tersenyum melihat tingkahnya yang sedikit kekanakan dan berfikir apa alasan pemuda aneh itu bisa terpilih menjadi ketua asrama.

"Ah, iya yang di sebelah kanan ujung itu ruang mencuci. Disana terdapat beberapa mesin cuci yang bisa kau gunakan. Tapi, detergent dan ember kain harus kau sendiri yang menyediakan. Lalu, kau bisa menjemurnya di atap gedung. Disana sudah tersedia tempat untuk menjemur pakaian anak-anak asrama ini. Tapi, kalau cuaca mendung atau hujan, kau bisa menjemur pakaianmu di beranda kamarmu," Lee menunjuk Ruangan dengan pintu kaca yang terletak di ujung ruangan dekat pintu masuk.

"Disebelahnya itu kamar Para juru masak Asrama. Sebagian dari mereka tinggal disini, tapi ada juga yang tinggal di rumahnya sendiri. Disebelahnya lagi, kamar Pengawas Asrama. Jiraiya-jiisan biasanya tidur disana."

Tiba-tiba dari pintu masuk terdengar suara pertengkaran antara laki-laki dan perempuan. Saat pintu terbuka, aku melihat seorang pemuda berkulit agak gelap menggaruk kepalanya sambil menghisap sebatang rokok yang pasrah bertengger di sudut bibirnya. Didepannya, seorang gadis semampai dengan empat ikatan rambut dikepalanya melangkah cepat sambil melemparkan makian-makian pada si pemuda berwajah malas.

"Ya… Tapi kan kita bisa selesaikan dengan baik-baik," si pemuda berkepala mirip nanas mulai membela diri.

"Kamu terlalu lembek! Mereka itu cuma memanfaatkanmu! Masa' kamu nggak sadar, sih?" si gadis memutar tubuhnya menghadap si nanas.

"Ck, mendokusai. Baiklah, aku minta maaf," ujar si nanas sambil membungkuk.

"Hh… Ya sudah," si gadis mulai melunakkan suaranya.

Akhirnya mereka menyadari keberadaan Sasuke dan Lee. Muka mereka bersemu merah saat sadar bahwa pertengkaran mereka tadi didengar oleh orang tak dikenal.

"Hoi, Lee. Siapa pemuda yang disebelahmu itu?" si rambut nanas mulai bisa mengendalikan rasa risihnya dan melangkah menuju tempat Sasuke dan Lee berdiri, diikuti oleh si gadis bercepol empat itu.

"Penghuni baru," jawab Lee pendek.

Sasuke menganggukkan kepala.

"Sasuke, kenalkan salah satu Sejoli di asrama ini. Nara Shikamaru dan Sabaku no Temari," Lee memperkenalkan mereka berdua padaku. "Ini Uchiha Sasuke, penghuni baru asrama kita. Dia akan menempati kamar 306." lanjut Lee.

"Hn," hanya itu yang keluar dari mulut sang Uchiha

"Selamat bergabung," si nanas menjabat tangan Sasuke.

"Sabaku no Temari. Panggil Temari saja. Aku tahun ke 3, Hi Daigaku. Sedangkan si jelek ini anak tahun 2," jelas Temari.

"Yoroshiku," Sasuke mengangguk dengan tetap memasang wajah stoicnya.

"Baiklah, kami harus pergi. Ja," tiba-tiba Temari menarik lengan Shikamaru menjauh dari Sasuke dan Lee menuju lantai atas.

"Lalu, kamarku disebelah mana?" Sasuke kembali bertanya pada Lee yang sesaat tadi sibuk dengan HP-nya.

"Ada dilantai tiga, ayo ikut aku," Lee melangkah menuju tangga di sudut ruangan tempat anak bernama Temari dan Shikamaeu tadi menghilang.

"Ada dua tangga di setiap lantai, disebelah kanan, yang akan kita naiki sekarang dan di sebelah kiri," mereka pun mulai menaiki tangga menuju lantai 2.

"Disetiap lantai terdapat 11 kamar dan 1 ruang televisi tempat menonton dan belajar bersama. Total kamar 22 dan setiap kamar ditinggali oleh 1 atau 2 orang tergantung keinginan penghuni."

Lantai 2 ini bernuansa Hijau Daun, menyejukkan Hati. Banyak terdapat benda-benda aneh yang hanya sempat terlihat sepintas lalu oleh Sasuke, karena Lee langsung menaiki tangga menuju lantai 3.

"Lantai 2 disebut juga Lantai Bumi. Seperti yang kau lihat, Hijau dimana-mana. Dan inilah lantai tempat kau tinggal, Lantai Langit," kata Lee dengan bangga sambil membentangkan lengannya.

~Tsuzuku~

.

.

Yosha!

Fanfic ini sebenarnya hasil rombakan Arale dari Novel `gaje` yang belum sempat Arale kelarin.

Judul Asli-nya sih HOUSE!, dan udah ada sekitar 12 chapter.

Yang Arale tampilin di atas sebenarnya chapter 1 dan dua yang mengalami perombakan besar-besaran mulai dari para tokoh dan karakter tokohnya.

Fyuuh, nambah kerjaan aja :P

Tapi, Arale pengen denger review para pembaca setia fict Arale.

Kalau responnya positif. Rencananya, Naskah Aslinya mau Arale kirim ke penerbit legal.

Doakan yaaaa…..

RnR please…

Sekalian masukan juga yak…