Disclaimer : Hiro Mashima-sensei
Pair : Natsu D. X Lucy H.
Genre : Romance, Hurt/Comfort
Warning : OOC, INGET! OOC, OOC banget!, TYPO dimana-mana, GaJe, Second fic,
Moga Suka, ya… Minna… :*
Mohon Review-nya, ya...
.
.
Bos Oh My Bos!
.
.
PLAK! PLAK! PLAK!
"Hoi, Hoi! Cepat kerjakan tugasmu! Kau kira perusahaan akan cepat maju kalau kau lambat seperti siput, Hah!"
Seorang gadis cantik berambut pirang yang dikuncir kuda tampak berkacak pinggang dengan gulungan kertas putih di tangannya. Gulungan kertas yang ia pegang tadi ia pukulkan ke kepala yang dihiasi surai pink persik di depannya.
"Ck."
Si pria yang hmm… lumayan tampan itu berdecak kesal, karena geplakan kertas putih itu tak kunjung usai dan enyah dari kepalanya.
"Kau berani berdecak, HAH! Dragneel!" Bentak si gadis cantik sambil terus memukulkan gulungan kertasnya ke kepala pria yang ia panggil dengan 'Dragneel' tadi.
"Haah…"
Mendengar bentakan itu, si pria berambut pink tersebut memilih diam, menghela nafas dan menyimpan semua umpatan yang ingin ia lontarkan di dalam hati, karena jika ia berani berkata satu huruf lagi, mungkin ia akan langsung dipecat oleh gadis pirang berwajah cantik yang menjelma menjadi bos-nya itu.
'Hoo… Jika saja gaji pokok di perusahaan ini tidak besar, Ogah saja aku mau bekerja dengan gadis pirang menyebalkan itu, Kami-sama! Oh! Kuatkanlah akuuuuu!'
.
Natsu POV
.
Natsu Dragneel, Itulah nama asliku. Seorang pegawai disebuah perusahaan elit milik salah satu bangsawan kaya di negara Fiore ini, Heartfilia Corp. Perusahaan yang bergerak dibidang makanan ini sudah lama berdiri dan terus dikembangkan oleh keluarga tersebut, sampai-sampai cabang perusahaan keluarga Heartfilia ini telah menyebar hampir di seluruh dunia. Tak heran jika koleganya banyak dan Jewel yang dihasilkan pun melimpah ruah, sehingga para pegawai yang berada di sana mendapat gaji bersih yang lebih dari cukup untuk kehidupan sehari-hari.
Ya… keluarga Heartfilia memang dikenal dermawan dan baik hati. Teman-temanku yang bekerja di cabang lain pun mengatakan jika bos mereka sangat baik dan lembut, namun dapat berubah menjadi tegas dan cekatan dalam memimpin. Sayangnya, itu semua seperti fairy tale untukku. Entah mengapa bosku yang bernama lengkap Lucy Heartfilia itu selalu memarahiku tanpa alasan yang jelas. Ingat! Hanya padaku! Sikapnya akan berubah manis dan lemah lembut pada bawahannya yang lain, tapi.. kenapa dia hanya mengganggu dan memarahiku ? Apa aku pernah berbuat salah padanya? Tidak Pernah! Bahkan aku yakin tidak pernah bertemu dengannya sebelum aku menjadi pegawai di cabang Heartfilia Corp ini. Oh! Ayolah, apa salahku? Apa aku pernah membuatmu marah besar atau berbuat salah yang tidak bisa kau maafkan, bos?
.
END Natsu POV
.
PLUK
Sebuah tepukan halus mendarat di bahu laki-laki dengan surai pink itu. Wajah kusutnya karena dibentak habis-habisan oleh si bos tampak lebih lusuh dibanding keset kaki di kamar mandi kantornya saat melihat pria yang menepuknya tadi.
"Pfftt… Hahaha… apa-apaan wajahmu itu? Seperti celana dalamku!" seru pria berambut hitam dengan tawa yang tidak bisa terbendung.
"Haah…"
Natsu hanya bisa menghela nafas mendengar candaan kurang ajar temannya itu.
"Yo! Natsu… kau kena marah lagi oleh Lucy-sama?"
"Tak usah bertanya kalau kau sudah tahu, brengsek. Dan sebaiknya kau enyah sebelum aku melampiaskan semua kekesalanku padamu, Gray!" kata Natsu dengan suara rendah, mengancam.
Temannya yang bernama Gray tadi hanya tersenyum maklum sambil merangkul bahu Natsu yang masih sibuk dengan pekerjaan dari si bos cantik tersebut.
"Ck, santailah sebentar. Bagaimana kalau aku mentraktirmu, hm?" Kata Gray.
Helaan nafas kembali terdengar dari mulut Natsu, entah untuk yang keberapa kalinya.
"Lebih baik kau kembali bekerja, Gray. Sudah cukup aku dipermalukan oleh gadis jalang itu di sini dan aku tidak mau dia mempermalukanku di kantin juga nantinya." Keluh Natsu yang langsung dibalas tawa keras dari temannya itu.
"hahaha… oke.. oke… " kata Gray sambil menepuk keras bahu Natsu dan bergegas pergi dari sana sebelum bos-nya yang tengah memeriksa pekerjaan pegawai lain menghampiri mereka.
Ya… Bos mereka yang bernama Lucy Heartfilia itu merupakan Manager di bagian keuangan dimana Natsu bekerja. Entah mengapa Lucy hanya menempati kursi manager keuangan di salah satu cabang Heartfilia Corp, padahal ia lulusan managemen bisnis di universitas elit dengan nilai akhir yang hampir sempurna. Ia juga putri tunggal tuan besar dari Heartfilia Corp saat ini, Mr. Jude Heartfilia, seharusnya ia bisa menempati kursi direktur di kantor pusat dengan mudah, tapi.. Ya.. hanya tuhan dan Lucy yang tahu alasannya ia enggan bekerja di kantor pusat.
Dari segi fisik, Lucy memiliki rambut pirang panjang yang sering ia kuncir kuda. Irisnya bulat berwarna coklat caramel dengan bulu mata lentik. Tidak hanya itu, ia juga memiliki tubuh super sexy yang sering membuat para wanita iri dan para pria mimisan. Bisa dibilang Lucy adalah gadis impian para laki-laki manapun, kecuali Natsu- sepertinya. Ya… bagaimana tidak? Kalian tahu, lah… Bagaimana sikap Lucy pada Natsu. Oleh karena itu, Natsu malas jika teman-teman di kantornya mulai membicarakan si bos berparas cantik tersebut, karena menurutnya seorang gadis dapat dikatakan cantik jika seperti Lisanna Strauss. Orang yang telah menarik atensi Natsu saat ini. Lisanna memang tidak secantik Lucy, namun bagi Natsu ia begitu manis, imut dan sopan. Apalagi dengan wajahnya yang sering merona saat berbicara dengan Natsu-membuat pria bersurai persik itu ikut doki-doki dibuatnya.
"Natsu-san… Ehm… Lucy-sama menitipkan berkas i-ini untukmu." Sebuah suara halus menginterupsi lamunan Natsu.
'Ah! Bidadariku datang.' Batin Natsu OOC.
"Eh? Li-lisanna?" Lirih Natsu saat melihat seorang gadis berambut putih keperakan tengah berdiri di hadapannya sambil menyodorkan sebuah map. Pipinya memerah merona, entah apa yang membuat ia menjadi 'merah' seperti itu.
"Oh! Ah! Iya, arigatou… ahahaha.." Kata Natsu sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal- ikut-ikutan salah tingkah saat melihat gadis yang tengah ia lamunkan tadi tepat di depan matanya. Apalagi dengan wajah merah tomat itu! Oh… Natsu merasa seluruh kekesalannya dengan si bos lenyap tanpa bekas.
"Ehm.. kalau be-begitu, a-aku akan kembali be-bekerja."
Setelah mengatakan itu Lisanna langsung berlalu dari hadapan Natsu yang tersenyum lebar karena mood baiknya pulih kembali.
"Hmm… Hmmm… Hmm.."
Natsu bersenandung senang sambil membuka map yang tadi diantarkan oleh Lisanna, namun baru saja ia membuka bagian depan map mood buruknya sudah kembali lagi, apalagi setelah melihat catatan si bos.
.
Buat laporan berdasarkan berkas ini
Kalkulasi di berkas ini juga harus kau pastikan benar-tanpa keliru.
Emailkan laporannya pada email –email ini juga =1. jude 2. sting
Ke ruanganku, bawa berkas dan laporannya
Ps : Ku tunggu paling lambat pukul 20.59, lebih satu menit saja ku potong gajimu.
Lucy
.
Natsu langsung meremas kertas itu sampai mengerut kecil-mencoba menyalurkan seluruh kekesalannya pada kertas tersebut, karena kesabarannya benar-benar terkikis oleh bosnya itu.
"Sial! Tak cukup dia menyiksaku dengan semua berkas ini, HAH! Dan malah ditambah lagi! Dasar Wanita jalang! Apa salahnya dia menyuruh pegawai lain yang sedang senggang. Lagipula membuat laporan bukan tugaskuuuu! Dasar nenek sihir! Maniak! Iblis berbulu domba! Sial! Sial!" Natsu terus mengumpat kesal sambil memelototi semua berkas-berkas menumpuk di meja kerjanya, sampai-sampai pegawai lain mengarahkan pandangan mereka pada Natsu yang tengah mengamuk.
PUK
"Sudahlah, Natsu. Lebih baik kau istirahat sebentar."
Laki-laki berambut hitam a.k.a Gray yang sedang mati-matian menahan tawanya itu mendorong Natsu agar menjauh dari meja kerjanya. Ia tidak ingin melihat teman sepermainannya itu menjadi gusar dan nekat membakar meja kerjanya sendiri.
Poor You, Natsu….
.
.
Seorang wanita cantik dengan surai pirang yang diikat kuda tengah duduk dengan telepon yang terselip di antara bahu dan telinganya. Sesekali kedua tangannya menuliskan sesuatu di lembaran-lembaran kertas yang menumpuk di hadapannya.
"Ya, Papa…"
"Ya.. Ya… Jangan khawatir, Papa. Katakan juga pada Mama untuk tidak khawatir."
"Oh! Ayolah… gadis kecilmu ini sudah jadi wanita dewasa, Papa."
Seutas senyuman manis terlihat di wajah wanita cantik itu.
"Hmph… Ya… jaga dirimu baik-baik, Papa. Aku menyayangi kalian."
Setelah merasa selesai dengan urusan telpon-menelponnya dengan sang ayah, Lucy kembali sibuk dengan berkas-berkasnya, sampai-sampai ia tidak menyadari jika ada seseorang yang masuk ke ruangannya.
"Lu-chan, ini… aku bawakan jus jeruk!" Teriak seorang gadis bersurai biru dengan kantong plastik di tangannya.
"Hm?" Lucy bergumam sebentar, kemudian mengalihkan pandangannya dari tumpukan kertas itu ke arah seorang gadis bertubuh mungil dengan rambut birunya yang terhalang bando.
"Ah! Terima kasih, Levy-chan! Aku benar-benar membutuhkannya saat ini." Kata Lucy sambil menaruh pulpennya di atas kertas yang tadi ingin ia tandatangani.
Gadis bertubuh mungil itu menyodorkan Jus jeruk tersebut pada Lucy sambil tersenyum manis.
"Ya, santailah sedikit, Lu-chan. Kau sudah bekerja tanpa henti dari pagi tadi." Kata gadis yang kita ketahui bernama Levy tersebut.
"Haah… kau benar, Levy-chan. Aku benar-benar letih."
Lucy meletakkan kaleng jus jeruknya di atas meja dan merenggangkan tubuhnya sebentar, mencoba mengurangi rasa letihnya karena berjam-jam ia terus duduk di atas 'singgasana'nya sambil memeriksa hasil laporan-laporan para pegawainya.
"Hey, Lu-chan. Kenapa kau membiarkan berkas baru itu dikerjakan oleh Natsu-san? Aku sedang senggang. Lebih baik aku saja yang melakukannya." Kata Levy, membuka pembicaraan. Tangan kanannya sibuk membuka kaleng Cola, namun matanya tertuju pada sahabat sekaligus bosnya itu.
"Hmm… tak apa-apa. Kau tenang saja."
Lucy masih merenggangkan badannya saat menanggapi perkataan Levy.
"Haah… Aku tahu kau melakukan ini untuk mendapat perhatian Natsu-san, tapi sepertinya kau terlalu berlebihan. Bisa-bisa ia bukan menyukaimu, malah membencimu nantinya." Kata Levy.
Mendengar hal itu Lucy langsung menghentikan gerakan senam sesaatnya dan segera menghampiri Levy.
"Eh?! Kau serius, Levy-chan? Dia akan membenciku?" Mata Lucy yang berwarna caramel itu membulat sempurna. Ya.. sebenarnya, Lucy menyukai Natsu, namun Lucy bingung bagaimana cara yang tepat untuk menarik simpati Natsu, karena menurutnya Natsu bukan laki-laki peka yang mudah tergoda dengan rayuan-rayuan wanita. Asal kalian tahu, Lucy pernah mencoba merayu Natsu satu kali dengan cara memakai blazer yang bagian dadanya sengaja ia buka sedikit, namun sepertinya realita tak seindah ekspektasi. Si pria berambut persik itu malah acuh tak acuh sambil bergumam kecil.
"Sebaiknya anda segera membeli blazer yang baru, Lucy-sama, karena menurutku tubuh anda sedikit menggemuk."
CTAK! Dahi Lucy berkedut-kedut kesal, karena bukan image 'sexy' yang ia dengar dari Natsu, namun 'berat-badan-yang-bertambah'. Sungguh, Lucy tak mengerti dengan pria yang tengah ia taksir saat ini, karena biasanya dengan satu kali rayuan atau umpan, ia bisa mendapatkan banyak atensi dari pria manapun yang ia suka, namun kali ini Lucy harus mengambil pelajaran, yaitu tidak semua pria bisa ia taklukan dengan mudah.
Oke, sebelum ceritanya makin menjauh mari kita flashback sebentar pertemuan Lucy dan Natsu.
.
FLASHBACK
.
Seorang gadis cantik berambut pirang tengah duduk menyandar di kursi kebanggaannya sambil mengamati berkas demi berkas calon pegawai baru yang akan ia wawancara saat ini. Dahinya sesekali berkerut, seperti mempertimbangkan pertanyaan untuk setiap calon pegawai baru berdasarkan Curriculum Vitae (CV) yang mereka berikan, mungkin itu yang terlihat. Namun nyatanya, bukan masaah wawancara yang ada di otaknya saat ini, tapi masalah lain yang lebih intim, sakral dan pribadi. Masalah PER-NI-KA-HAN! Ya, Hal itulah yang mengganggu pikiran Lucy saat ini, karena sedari dua minggu yang lalu papa dan mamanya sibuk membicarakan 'ingin cucu, ingin cucu, ingin cucu'. Bahkan orang tuanya sudah memberikan setumpuk album foto laki-laki yang mungkin menarik perhatiannya, namun nihil. Meski setampan apapun laki-laki yang ada di foto itu, tak ada satu pun yang dapat menggetarkan hati Lucy. Parahnya lagi, Lucy akan dijodohkannya dengan laki-laki pilihan orang tuanya jika dalam waktu enam bulan ia belum juga mendapatkan calon suami. Ya… sebenarnya ini memang salah Lucy yang terlalu fokus dengan karirnya, serta tidak pernah serius dalam berhubungan dengan laki-laki hingga ia tidak sadar jika usianya saat ini hampir melewati usia ideal seorang wanita untuk menikah.
Tiba-tiba..
TOK… TOK…
Di tengah kesibukan Lucy memikirkan cara mendapatkan calon suami yang ideal untuknya, suara ketukan terdengar dan menginterupsi lamunannya.
"Ya, Silahkan masuk." Balas Lucy sebentar, kemudian ia pura-pura menyibukkan diri dengan membaca CV pegawai selanjutnya yang akan ia wawancara.
"A-ano… "
Suara yang terdengar berat dan gugup keluar dari mulut si calon pegawai yang kini telah duduk rapi di depan Lucy.
"Natsu Dragneel. Hmm… Menurutmu, menikah itu apa?" Tanya Lucy to the point tanpa angin, petir, hujan atau badai. Sangat spontan.
"EH?! Me-Me-Menikah?" Cicit si pemuda berambut pink itu, mencoba mengoreksi apakah telinganya sedang error, sehingga bisa mendengar pertanyaan yang sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan bisnis.
"Ck, Iya… menikah. Apa itu menikah menurut pandanganmu?"
Lucy menyandarkan punggungnya dengan mata yang lurus memandang si calon pegawai berambut pink tersebut.
'Hmm… Lumayan tampan.' Gumam Lucy di dalam hati setelah kedua irisnya mengamati tiap inchi wajah dan tubuh berotot Natsu.
"Me-menikah? Menurutku menikah itu…"
Natsu diam sebentar-berpikir- karena ia sama sekali tidak menyangka akan ditanya dengan pertanyaan aneh seperti itu.
"Ikatan sakral dua orang lawan jenis yang saling mencintai." Kata Natsu.
Lucy tersenyum mendengarnya.
"Kalau tidak saling mencintai?"
"Ya, menurutku ikatan sakralnya akan rapuh."
"Oh, begitu… Jika orang tuamu menjodohkanmu dengan orang yang tidak kau cintai, apa yang kau lakukan?"
Natsu diam sebentar, kemudian kembali membuka mulutnya.
"Hmm menolak secara halus atau cara terbaiknya, mengenal lebih jauh orang yang akan dijodohkan dengan kita. "
"Ya… kalau secara pribadi, intinya aku ingin hidup bahagia dengan orang yang aku cintai dan sayangi." Kata calon pegawai itu dengan senyum lebar yang entah mengapa terlihat begitu menawan di mata Lucy.
DEG!
'Apa.. itu tadi?' Kata Lucy dalam hati.
Detak jantungnya menguat selama setengah menit setelah melihat senyuman Natsu dan hal itu juga sukses membuat Lucy gugup dengan wajah yang merah sempurna.
"Eeh… kau lulus. Mulai besok kau sudah bisa bekerja." Kata Lucy, seperti orang yang baru sadar dari kebingungannya.
"HEEEEHH?! Saya lulus?" Teriak Natsu, benar-benar kaget. Bahkan ia sampai berdiri dari tempat duduknya. Ya… Bagaimana bisa dengan pertanyaan-pertanyaan konyol seperti itu ia bisa lolos dalam sesi wawancara perusahaan ternama ini? Tapi…
"Ck, aku bukan seseorang yang suka mengulangi perkataannku dua kali." Kata Lucy sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
"Ba-baiklah, bos… Saya Siap! Terima Kasih! Terima Kasih!" Kata Natsu sambil membungkukkan tubuhnya berkali-kali di hadapan si bos. Setelah itu, ia pun pamit pergi dengan senyum yang sumringah.
"Dasar… Berani-beraninya dia membuatku seperti orang linglung…" Lirih Lucy, dengan rona merah di pipinya.
Tanpa si pink itu sadari, tenyata si bos sudah sedari tadi blushing, apalagi setelah mendengar jawaban darinya.
Wah… wah… ternyata hanya dengan sebuah grins tulus dari seorang Natsu Dragneel dapat meluruhkan hati seorang Play Girl seperti Lucy.
.
END FLASHBACK
.
Akhirnya Lucy pun memberi Natsu banyak pekerjaan, membuatnya lembur dan mencemoohnya agar mereka berdua lebih dekat, namun sayang, hasilnya tepat seperti yang dikatakan oleh sahabatnya tersebut.
"Makanya, seharusnya Lu-chan berlaku lembut dan lebih sopan lagi jika memang ingin Natsu-san menyukaimu." Kata gadis yang menjadi asisten pribadinya itu dengan lembut.
"Uhm… aku tidak punya nyali, Levy-chan. Semakin aku menyukai seseorang semakin aku ingin menggodanya, bukan dengan bersikap lemah lembut seperti gadis lugu. Tapi… si Baka-Natsu itu sama sekali tidak peka." Lirih Lucy sambil mengambil kaleng jus jeruk miliknya tadi dengan bibir yang ia poutkan, imut.
"Ah! Sudahlah, tak usah dibahas. Oh iya, kalau memang kau ingin mengerjakan tugas Natsu, lakukan saja,tapi sampaikan padanya kalau dia harus tetap ke ruangku malam ini." Kata Lucy lagi sambil berjalan kembali ke meja kerjanya.
Levy yang mendengar perkataan Lucy tersenyum lebar-Unidentified Smile.
"hooo… sepertinya ada yang tidak ingin diganggu malam ini." Kata Levy sambil menutup mulut kecilnya, seperti orang yang terkejut.
"Hmm… Ini satu-satunya cara agar Natsu mau jadi pacarku." Kata Lucy sambil tersenyum dengan mata berkilat tak sabar.
Levy yang melihatnya menghela nafas, karena ia benar-benar tahu bagaimana sifat Lucy saat ia sedang serius.
"Jangan melakukan hal yang aneh-aneh, Lu-chan. Kalau kau berpikir untuk tidur dengan Natsu agar dia mau menjadi pacarmu, aku tidak akan segan-segan mengadukanmu pada Mr. Jude." Kata Levy sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada.
"Eh?!" Dahi Lucy mengerut dalam saat mendengar perkataan sahabatnya itu.
"A-a-apa?! Ti-tidur dengan Na-Natsu?! Levy-chaaaaannn! Mana mungkin aku melakukan hal itu!" Teriak Lucy dengan wajah memerah. Tentu saja Lucy tidak akan bertindak sebodoh itu, karena menurutnya making love itu harus didasari pernikahan yang sah! (Nice, Lucy! XD)
"Hahahaha… aku percaya padamu, Lu-chan." Kata Levy.
.
.
21.00
"Jumlah pendapatan… 9.000.000 Jewel."
TIK!
Natsu langsung menghela nafas lega setelah ia menekan huruf 'L' dengan kuat, karena tugasnya hari ini telah selesai. Jika saja asisten pribadi bosnya itu tidak mengambil alih tugas yang membuat ia ingin membakar meja kerjanya, mungkin ia akan bekerja sampai jam 11 malam.
"Cih, kenapa hanya aku sendiri yang bekerja sampai jam 9?! Gray saja pulang paling lama sampai jam 6! Tidak adil!" gerutu Natsu sambil menyandarkan tubuhnya di kursi putar miliknya.
Saat Natsu sedang menikmati istirahat kecilnya, matanya tertuju pada sebuah note tempel yang ada di sisi monitor komputernya.
.
Datang ke kantorku setelah kau bekerja!
Lucy.
.
"Apa lagi sekarang!" gerutu Natsu tidak ada habisnya saat kembali melihat nama bosnya terpampang di sekitar meja kerjanya.
Natsu mengacak-acak rambutnya gusar, karena ia sudah membayangkan tidur di tempat tidur empuk miliknya, merasakan lezatnya makan malam sang ibu yang mungkin sudah mendingin serta kehangatan keluarganya. Oooh! Tapi sepertinya ia harus menunda keinginannya lagi, karena ulah si bos.
'Terima kasih, bos, kau kembali mengacaukan seluruh rencanaku!'
.
TOK… TOK… TOK…
"Masuk!" sebuah suara halus terdengar dari dalam ruangan bosnya tersebut.
Dengan perlahan Natsu membuka pintu ruangan tersebut dan mendapati si bos tengah sibuk memasukkan beberapa kertas ke dalam tas ranselnya.
"Anda memanggil saya, Lucy-sama?" Tanya Natsu sesopan yang ia bisa, karena bibirnya seperti ingin mengambil alih dirinya untuk mencaci-maki Lucy.
Gadis cantik yang tampak sibuk berkemas itu memutar kepalanya sedikit untuk memastikan jika yang datang ke kantornya benar-benar Natsu.
"Ah! Dragneel." Kata Lucy saat ia mendapati laki-laki berambut pink dengan tampang suram tengah berdiri di depannya.
ZRET!
"Yap, ayo kita bicara." Kata Lucy setelah selesai dengan urusan berkemasnya.
"Uhm.."
Natsu yang masih berdiri mematung hanya menaikkan sebelah alisnya saat si bos cantik yang saat ini memakai rok selutut berwarna hitam tengah berjalan ke arahnya dengan tatapan serius.
'Ada apa ini? Apa dia ingin memarahiku lagi?' kata Natsu dalam hati saat Lucy berjalan makin dekat, bahkan jarak mereka saat ini hanya tersisa 30 cm.
"Natsu, jadilah pacarku." Kata Lucy. Singkat, padat, jelas dan mengejutkan.
"EEEEHHH?!"
Lucy yang mendengar gumaman terkejut dari Natsu hanya menghela nafas sambil memalingkan wajahnya. Ya… bagaimana pun juga, baru kali ini ia yang meminta seorang laki-laki untuk menjadi pacarnya.
"Tu-Tunggu, dulu, Lucy-sama!"
Natsu menjauhkan tubuhnya beberapa meter, karena merasa otak dan telinganya mendadak error karena terlalu lelah bekerja, sehingga ia mendengar sebuah kalimat yang tidak pernah sekalipun terlintas di pikirannya untuk diucapkan oleh seorang Lucy Heartfilia padanya.
"Cih, Aku serius. Aku tidak suka mengulangi perkataanku." Kata Lucy yang tiba-tiba berubah menjadi sedikit Tsundere.
"EEHH?! EEEHHH?! Tentu saja aku tidak mau!" kata Natsu spontan di luar kesadarannya dan hal itu tentu saja didengar oleh Lucy.
"Kalau kau tidak mau…"
Lucy memicingkan matanya, menatap Natsu seolah-olah dapat menembus tubuh sixpack itu hanya dengan tatapannya.
"Aku akan memecatmu!" Kata Lucy, mutlak dan membuat Natsu kicep.
"….."
"Bagaimana, Natsu…. Dragneel?" Kata Lucy sambil melangkahkan kembali kakinya mendekati Natsu.
Natsu masih membisu, merasa kaget sesaat, namun ia langsung mempertimbangkan tawaran dari si bos yang jalan pikirannya benar-benar sulit Natsu tebak.
Jika ia menolak, maka keluarganya akan kembali seperti dulu yang hanya bisa memakan nasi berkutu dan garam, karena sang ibu tidak bekerja, sedangkan sang ayah sakit-sakitan, namun jika ia menerima, masa lajang dan masa depannya yang ingin ia habiskan bersama Lisanna akan hancur.
"Ayolah! Aku ingin segera pulang setelah mendengar jawabanmu." Kata Lucy sambil melihat jam tangannya.
'Bukan Cuma kau yang ingin pulang, sialan! Kau pikir mudah untuk memutuskan hal ini?' gerutu Natsu.
Dua menit berlalu tanpa ada yang berkata-kata. Natsu yang masih berpikir dan Lucy yang kini tengah menikmati jus jeruk kalengnya dengan santai.
"Ba-baiklah! Sa-saya mau menjadi pacar anda." Kata Natsu setelah menghela nafas panjang. Ia sudah membuat keputusan. Baginya, kebahagiaan ayah, ibu, dan adiknya lebih utama dibandingkan kebahagiaannya.
Lucy yang mendengar jawaban dari Natsu membulatkan matanya dengan senyum manis yang tak pernah ia tunjukan pada siapapun kecuali Natsu, namun sayangnya Natsu terlalu lelah dengan semua yang ia alami hari ini, sehingga mengabaikan perilaku bosnya tersebut.
"Hmmp… Oke, saat kita berdua panggil aku Lucy. Dan jangan pernah berbicara formal! Oke… oke?"
Natsu makin lelah, apalagi saat bosnya yang tadi terlihat serius dan menyeramkan kini bertransformasi menjadi gadis aneh yang terlihat kekanak-kanakan. Sungguh! Ia merasa jika si bosnya ini memiliki penyakit kepribadian ganda akut.
GREP!
Lengah putih yang berbalut blazer panjang berwarna hitam itu melingkar di lengan Natsu dengan cepat.
"Yosh! Ayo kita pulang sama-sama! Setiap hari aku akan selalu menunggumu untuk pulang bersama! Dan jangan pernah berpikir untuk kabur, Natsu!" Kata Lucy, tentu saja dengan senyum menyeramkan saat ia mengatakan kalimatnya yang terakhir.
'Terima kasih, bos! Kau sudah mengambil waktuku bersama keluargaku dan sekarang kau juga mau mengambil masa lajangku? Terima kasih! Anda Bos terhebat sedunia!' Teriak Natsu dalam hati, kesal!.
.
.
To Be
Continued
TBC
Oke, ini fic kedua Vee dengan pair NaLu, moga suka, ya…
Oh iya, Met Lebaran… Mohon Maaf Lahir dan Batin :*
Salam buat keluarganya, ya… Minna…. Hehehe...
