Disclaimer : masashi kishimoto
Atention : kalau ceritanya jelek, jangan di flame.
Rain by satennej
Someone pov
Tetes demi tetes air hujan itu kupandangi. Aku benci hujan! Aku benci mendung. Awan berwarna kelabu itu seperti tidak mau hilang dari pandanganku.
"Neji!"
Seseorang memanggilku. Aku tidak peduli dengan orang yang memanggilku. Aku terus menatap hujan dari jendela. Aku harap, dengan memandangi hujan terus bisa membuat hujan itu enyah dari pandanganku.
"Tuan putri kau dengar aku tidak?!" ucap orang yang memanggilku dengan nada yang tinggi.
Lagi-lagi aku tidak peduli dengannya. Aku hanya ingin membuat hujan itu malu, lalu enyah dari pandanganku.
"Diamlah dobe! Neji, kau pikir memandangi hujan terus akan membuatnya reda?" ucap salah satu temanku bermabut raven.
Yah, kata-kata temanku tadi memang benar. Hujan tidak akan reda walaupun terus kupandangi. Aku pun mengambil tas ku. Lalu menyamirkannya di bahuku.
"Aku pulang" ucapku pada kedua temanku tadi.
"Tapi, diluar masih hujan"
"Aku tidak peduli. Lagi pula aku bawa payung" ucapku lalu meninggalkan kelas.
Namaku Hyuuga Neji. Anak Hyuuga Hizashi. Peringkat kedua dari semua murid yang seangkatan denganku. Ciri ciri : rambut panjang, berwarna coklat, bergender pria, bermata lavender, kulit putih.
Tadi itu temanku, Naruto dan Sasuke. Mereka adalah temanku sejak kecil, mereka juga tahu kalau aku benci hujan.
Kalian mau tahu kenapa aku benci hujan? Jawabannya, karena hujan itu mendung. Ada yang tidak mendung, tapi hujan identik dengan mendung, 'kan? Mendung membuat suasana menjadi muram. Aku juga tidak suka dengan suara ait hujan yang bersentuhan dengan tanah maupun genting. Suaranya sungguh memuakkan.
Kenapa aku jadi terus memikirkan hujan? Aku terus fokus pada jalanku. Aku membuka payungku, lalu berjalan kembali. Gedung sekolah dengan gerbang sangat jauh. Aku melihat seseorang sedang berdiri sebari melihat hujan. Aku pun, kembali berjalan kearah belakang.
"Kau sedang apa?" tanyaku. Bukan dengan tatapan lembut, tetapi tatapan datar. Karena, gadis selalu beranggapan bahwa tatapan datat itu cool.
"Sadako!" ucap gadis yang ada dihadapanku terkejut.
Aku terkejut? Tentu saja! Aku disebut sadako? Wajah yang tampan ini disebut sadako?
"Maaf, aku tadi hanya terkejut. Kumohon, jangan dimasukkan kehati" ucapnya sebari berojigi.
"Tidak apa-apa. Kau sedang apa?"
"Menunggu hujan reda. Aku kesal sekali, hujan yang deras dan mendung ini membuat hariku yang kacau semakin kacau" ucapnya. Padahal aku tidak menanyakan apa-apa.
Aku kasihan juga pada gadis ini. Dia sama denganku, benci hujan. Dia manis juga, apalagi dengan telinga panda di kepalanya.
"Aku bisa berbagi payung denganmu" ucapku sebari memperlihatkan payungku.
"Benarkah?" kata gadis itu dengan mata yang berbinar-binar. Sungguh, wajah gadis ini sangat lucu.
Kami pulang sepayung berdua. Walaupun masih agak kebasahan. Gadis itu sangat banyak bicara. Tetapi, menurutku itu sangat menyenangkan.
"Ngomong-ngomong namamu siapa?" tanyanya. Ah, iya! Kita berbagi payung dan mengobrol tanpa tahu nama kita masing masing.
"Neji. Hyuuga Neji. Namamu?"
"Tenten. Hanya Tenten" ucapnya sebari tersenyum.
Senyumnya membuat hatiku damai. Sungguh manis. Belum pernah aku melihat senyuman seperti itu.
"Eh, kita sudah sampai. Ini rumahku" ucapnya. Rumahnya besar, tapi tidak sebesar mansionku.
"Ehm, rumahmu masih jauh?" tanyanya.
Kenapa dia bertanya seperti itu? Bukannya ia sudah tahu kalau aku itu Hyuuga.
"Tidak, mansionku di sana" ucapku sebari menunjuk mansionku yang tidak terlalu jauh dari sini.
"Oh, iya! Kau kan Hyuuga" ucapnya sebari menepuk dahinya. "Eh, kau tidak mau mampir dulu?"
Aku hanya menggelengkan kepalaku. Aku hanya ingin pulang dan mengganti pakaianku.
"Jaa ne!"
"Jaa.."
Aku pun kembali berjalan menuju mansionku. Entah mengapa aku suka hujan hari ini. Sepertinya, aku mulai menyukai hujan.
Fin
