Be With U

(sequel of sleepyhead and hugmebaek)

.

.

Sumpah ini adalah pengalaman pertamaku kencan dengan laki-laki. Ya, aku memang belum pernah kencan sebenarnya, dengan wanita ataupun laki laki. Saat aku stalking social media milik Chanyeol sunbae pun, aku juga tidak begitu berniat untuk sejauh ini. Aku hanya kagum. Ok. Seperti hoobae yang kagum pada sunbaenya. Itu hal wajar untuk anak sekolahan sepertiku.

Awalnya, semua hanya iseng. Aku tidak berencana untuk stalking, serius. Itu terjadi begitu saja karena postingan milik Chanyeol sunbae ada di feed explore di akunku. Postingan di Instagramnya sangat aesthetic dan keren. Hanya sebatas itu kok. Itu adalah pertama kalinya aku tau jika ada sosok yang bernama Sleepyhead.

Kedua, aku melihatnya saat aku masuk semester pertama tingkat dua di Hangnam Highschool. Secara nyata, tapi aku hampir saja tidak tau bahwa sleppyhead dan Chanyeol sunbae adalah orang yang sama. Mereka hampir sama, tapi aku tidak benar benar yakin kalau mereka sama. Aku melihat orang itu dan terkagum karena dia sungguh tampan. Dia tinggi, badannya bagus meskipun tidak sebaik milik sunbae yang lain, tapi dia itu keren. Apalagi saat dia bermain sepakbola di lapangan. Astaga, bisepnya seperti mengundang lidahku untuk menari diatas kulitnya. Jangan lupakan dengan keringat yang ada disekitar lehernya. Aku tidak mesum, oke. Tapi memang seperti itu kenyataannya. Aku tidak bohong, sungguh. Tanyakan saja pada para gadis yang berteriak dan tersipu saat Chanyeol sunbae berlari kesana kemari mengejar bola. Keren luar biasa.

Saat pertama kali aku sadar kalau aku jatuh pada si maha tampan Chanyeol adalah saat dimana dia selesai berolahraga. Saat baju kausnya basah karena keringat. Saat itu aku sedang duduk dibawah pohon, melihat Chanyeol sunbae dari jarak aman. Suara tawa idiotnya, yang entah seperti seribu pesona itu menarik alam sadarku. Aku seperti kehilangan seluruh duniaku sendiri. Satu satunya yang aku rasakan adalah poros duniaku berputar disekitar tempatku duduk dan pada satu orang dalam jarak 10 meter di hadapanku. Caranya tertawa adalah yang terbaik setelah senyumannya. Dan yang terbaik yang pernah aku lihat setelah senyuman ibuku. Semua yang ada disekitarku berantakan. Terbang dan terbalik. Aku merasa marah karena dia terlihat sangat tampan dan bahagia. Hatiku bergetar. Ingin meledak tapi tidak juga. Untuk matahari yang sedang bersinar disiang bolong, aku tidak tau apa yang ada dipikiranku saat ini. Apakah ini sebuah fase sesaat. Aku bingung karena aku ingin menangis dan jatuh dan bahagia di satu waktu yang sama. Aku mencoba bernafas perlahan, memilah setiap hal yang masuk pada indra perasaku dan detik itu juga aku sadar bahwa satu satunya yang bisa membuatku menghela nafas lega tanpa alasan adalah laki laki itu. Chanyeol sunbae.

.

Jika kalian mengira aku punya keberanian setinggi langit dengan perasaanku, jawabannya adalah aku tidak sekeren itu. Aku sama pecundangnya dengan Kyungsoo—teman satu kelas, satu meja yang dengan kebaikan hatiku, aku anggap sahabatku itu, yang kebetulan juga menyukai sunbae di sekolahku. Tapi, aku dan Kyungsoo memang berbeda level pecundangnya. Sahabatku ini lebih nekat satu level dariku. Ingat saat dia mengajakku ke gedung F? Gedungnya siswa kelas 3, hanya untuk mencari sunbae incarannya. Dan yang ternyata adalah teman Chanyeol sunbae.

Holly daebak. Bunuh saja aku saat aku melihat Chanyeol sunbae berjalan 7 meter didepanku dengan seorang yang sama kerennya tapi tidak sekeren Chanyeolku. Aku bahkan sudah tidak peduli lagi dengan segala tingkah Kyungsoo disebelahku. Satu satunya hal yang aku inginkan saat itu adalah menghilang dari dunia.. Saat itu juga. Blasst!

Tapi sepertinya takdir sedang bercanda. Atau mungkin memang dia sedang baik-baiknya padaku, sampai aku bisa kencan betulan dengan Chanyeol sunbae. Itu bonus sebenarnya.

.

.

Ini adalah hari jadi aku dan Chanyeol sunbae yang ke 100 hari. Demi dewa, aku bangga pada diriku sendiri karena aku bisa bertahan tidak kena serangan jantung karena bahagia. Bertahan selama 100 hari dengan laki laki yang membuat hatimu hampir jatuh ke tanah setiap kali dia tersenyum. Aku merasa jatuh cinta setiap hari. Setiap bangun tidur aku bahkan merasa terlahir lagi dan lagi.

Ehhm— setelah kejadian yang—uhh—blowjobku pada Chanyeol sunbae saat itu, aku bersumpah demi apapun, aku dan pacarku itu tidak pernah mengulanginya lagi. Dan itu hanya sebatas blowjob dariku. Tidak ada timbal balik apapun. Chanyeol sunbae sungguh serius dengan ucapannya yang tidak akan melewati batas. Hari itu aku dan dia—ya setelah makeout itu—hanya tiduran malas di sofa. Sedikit ciuman dan endusan di sekitar telinga sebenarnya. Itu sangat menggelitik dan privat. Tapi aku ingin terus dia menempatkan hal hal itu disekitarku.

Aku tidak akan munafik berkata jika selama 100hari ini, aku dan Chanyeol sunbae tidak pernah bercumbu. Itu hanya sebatas ciuman diatas sofa, seringnya di tempat tinggalnya. Aku tidak berani macam macam dirumahku sendiri, kalau tidak ingin ibuku memotong leherku saat itu juga.

Pernah suatu waktu, saat aku dan Chanyeol sunbae cuddling diatas sofa seperti yang sudah sudah, saat itu hujan sangat deras dan hampir jam 7 malam. Aku sengaja menciumi dada dan rahang milik Chanyeol sunbae. Bermain main sedikit dengan kecupan kupu kupu disekitar lehernya. Aku mengecupi jakunnya, sedikit menggigit dan membuat beberapa tanda. Aku sangat tau Chanyeol sunbae itu laki laki dengan hormon yang sangat sangat baik. Dan apa yang aku lakukan membuatnya sedikit naik—okay dalam artian sesuatu dibawah sana menjadi sedikit memberontak. Chanyeol sunbae yang gemas dengan perlakuanku, memutar posisi membuatku terkungkung diantara sofa dan tubuhnya yang sangat—apa ya, pokoknya sangat laki laki. Leherku jadi sasarannya. Dicumbu setiap inchi dari rahang hingga perpotongan leher. Jejak merah dan biru lebam tanda cintanya diciptakan disetiap jengkal hampir memenuhi leherku. Tangannya yang sedikit kasar dan sangat besar itu merambat naik diantara sela sela baju seragamku. Menapak perlahan dengan elusan sensual disekitar pinggul, naik hingga bawah dadaku.

"Angh—", sial. Suara sialan. Godaan tangannya membuatku tidak bisa berfikir.

Lenguhan itu muncul begitu saja.

Aku bisa gila. Setiap sentuhannya seperti meruntuhkan tembok pertahananku untuk tidak mendesah dan melenguh. Lembut lidahnya yang basah dan hangat nafasnya, menenggelamkanku jauh kedalam laut.

Aku hampir saja kelepasan berteriak saat tangannya beralih kedaerah tersensitifku, ketika semua berubah jadi bencana. Dong Cheol hyung pulang. Chanyeol sunbae kelabakan. Dia buru-buru berdiri dan menutup baju seragamku yang tersibak keatas. Aku bangkit untuk duduk dan tersenyum canggung pada Dong Cheol hyung. Selama hampir 1 jam aku dan Chanyeol mendapat berbagai macam nasehat tentang betapa tidak baiknya untuk usia kami melakukan hal hal seperti itu. Sejak saat itu aku dan Chanyeol sunbae tidak pernah lebih dari ciuman anak remaja seusia kami.

.

.

Dalam 100 hari masa pacaranku dengan Chanyeol sunbae, bukan berarti tidak pernah ada masalah. Ada beberapa kali aku dan Chanyeol sunbae beradu argumen karena kecemburuanku yang super tinggi. Aku merasa bahwa Namjoo sunbae sedikit terlalu berlebihan untuk seorang yang mengaku hanya sebatas teman. Entah gadis itu bodoh atau apa, mana ada teman satu kelas yang maunya les hanya berdua saja? Aku bukannya egois atau keras kepala. Aku hanya tidak suka ketika pacarku sendiri tidak bisa menolak ajakan gadis lain. Ya memang sih, aku tidak harus 24 jam bersama Chanyeol sunbae, tapi pasti kalian paham bahwa Chanyeol sunbae itu milikku. Itu mutlak. Tidak boleh ada orang lain yang akan lebih banyak menghabiskan waktunya. Tidak ada kecuali aku, ByunBaekhyun.

Chanyeol sunbae memang sangat membuat hatiku jungkir balik. Sangking cintanya kepada dia, aku bahkan beberapa kali berbohong pada ibu, diam diam keluar tengah malam tanpa ijin agar bisa berkencan dengan Chanyeol sunbae. Aku tau ini semua bodoh, tapi aku tidak peduli. Bagiku Chanyeol sunbae itu segalanya. Lebih dari apapun.

Hormon bodoh yang meledak ledak membuatku selalu percaya pada setiap ucapannya. Bahkan saat ucapannya sangat tidak masuk akal, aku selalu percaya saja. Meskipun begitu, Chanyeol sunbae itu selalu menepati janjinya. Bahkan saat dia tengah dihukum Dong Choel hyung karena kejadian saat itu—saat ketauan sedang bercumbu denganku—dia tetap nekat melanggar hukumannya sendiri demi menepati janjinya untuk membelikanku odeng dan ttoppoki dikedai dekat sekolah. Yang pada akhirnya dia mendapat hukuman lebih lagi dari Dong Cheol hyung.

.

Chanyeol sunbae berkata aku ini sedikit gila. Gila karena sangat sangat cinta pada sitinggi yang paling aku sayangi itu.

Aku memang tidak pandai menyembunyikan perasaan. Aku akan menangis jika memang dia membuatku kesal karena setengah mati merindukannya. Atau bahkan akan tertawa sendiri karena memikirkan betapa besarnya rasa cintaku kepadanya. Kadang aku juga akan sangat sombong kepada setiap orang disekitarku karena aku si Byun Baekhyun yang manis ini adalah pacarnya Chanyeol sunbae. Dan ketika itu terjadi Chanyeol sunbae akan mendelik dan berkata bahwa aku ini congkak dan membuat orang orang canggung. Kemudian berakhir dengan aku merajuk karena kata katanya yang kejam. Tapi dia akan tersenyum dan menepuk 3 kali kepalaku sambil berkata; "Tidak apa apa, aku bangga karena aku dan kamu adalah satu."

Aku sempat beberapa kali menangis karena tidak sengaja melihat Chanyeol sunbae yang digoda oleh gadis gadis lain disekolahku. Sungguh, kadang aku merasa menjadi pacar Chanyeol sunbae sedikit menyiksa batin dan hatiku. Tapi nanti Chanyeol sunbae akan datang, memberi segala pengertian bahwa aku tidak perlu khawatir dengan semua itu karena dia bilang dia cinta mati padaku. Hanya aku satu satunya.

"Jangan menangis, okay. Jangan khawatir." Dia akan berkata seperti itu sambil memeluk dan mengusap punggung dan kepalaku.

Lucunya, kalau aku menangis sampai sesunggukan karena cemburu, atau karena dia tidak bisa mengiyakan apa yang aku inginkan dia akan berkata; "Bahkan jika ada gadis paling seksi dimuka bumi ini yang telanjang dihadapanku, aku tidak akan horny."

Sumpah, dia bilang seperti itu. Aku akan berhenti menangis dan menciumnya. Tapi aku tau dia bohong. Mana ada laki laki normal yang tidak horny kalau ada gadis telanjang dihadapannya. Aku ini memang masih anak ingusan, tapi aku tidak bodoh.

Jadi aku memeluknya saja. Merasakan lengannya yang hangat ada disekitar tubuhku yang sangat kecil kalau dibandingkan dengan miliknya. Pelukannya yang hangat membuatku menjadi utuh. Membuatku merasa menjadi satu satunya milik Chanyeol sunbae.

Tapi aku tetap saja percaya padanya, karena satu satunya yang aku tau adalah aku jatuh cinta super pada Chanyeol sunbae. Dan apapun yang dia katakan, itu demi kebaikanku dan dia.

Hari ini, bahkan untuk seribu hari dan seribu tahun setelahnya aku akan tetap mencintai Chanyeol sunbae. Satu satunya cinta yang aku yakini akan selalu hidup bahkan ketika dunia mulai melawan cinta kami.

Bahkan jika seribu tahun telah berlalu dan hari yang baru datang, aku tetap akan selalu mencintai seorang Park Chanyeol.

.

.

A/n:

Halooooo sudah lama tidak kesini, hehe sedikit camilan untuk para chanbaek yang haus akan ff tidak jelas seperti ini.

Tebar cinta untik chanbaek dan exo-l 🌱