King vs King

Prolog


Aku adalah raja, semua yang aku inginkan selalu ku dapatkan, baik itu harta, tahta maupun wanita.

Namun, walaupun aku adalah seorang raja, ada seorang wanita yang juga raja, yang tidak pernah bisa kugapai dengan mudah. Aku menginginkan wanita itu, aku akan berperang dengannya. sekalinya menang, akan kupersunting dan kujadikan sebagai ratu ku.

Hari ini, di SMA Lunar Mare adalah hari yang biasanya. Dimana para siswa disana setiap hari menuntut ilmu untuk bekal masa depan, ada yang santai ngobrol dengan teman sebaya yang kebetulan ketemu di gerbang, ada juga yang terburu-buru masuk kelas karena kelupaan piket pagi. Dan yang sudah menjadi hal yang tidak tabu lagi, yaitu dimana seorang siswa yang dikerumuni oleh siswi-siswi yang terpikat oleh pesona dari pria beraurai kuning dengan iris ruby yang berkilauan.

"Gil-sama, hari ini maukah kau makan siang dengan ku?" Pinta salah seorang wanita padanya. Yang lain juga ributan ingin makan siangnya dengannya juga.

"Hah? Sadari tempatmu anjing kampung, seorang raja tidak pantas makan siang dengan para budaknya.." tolaknya kasar dan sombong. Walau begitu pernyataan nya itu tidak membuat mereka terganggu dan malah makin senang.

"Aku adalah raja, kalian hanyalah budak.. latani raja kalian dengan baik.." ujarnya kemudia. Para gadis berteriak histeris akan perkataan yang tidak mengenakkan itu, mereka terlalu terobsesi dengan wajah tampannya dan bahkan suka dengan sifatnya yang angkuh itu.

Namanya adalah Gilgamesh, dia bukan anak kepala sekolah, juga bukan ketua osis, tapi dia adalah anak bangsawan yang kaya raya yang mampu membuat kepala sekolah SMA ini tunduk padanya. Sifatnya sangat angkuh dan sombong, dia memperlakukan semua murid di sekolah ini sebagai budaknya, dia selalu mengaku dirinya adalah seorang raja. Apapun yang dia mau, pasti didapatnya dengan mudah. Baik itu harta, tahta, tak terkecuali wanita. Namun sayang, begitu banyak wanita yang menggairahkan, tapi tak ada satupun dari mereka yang menarik di matanya.

"Wanita, apa itu.. hanya anjing yang suka menjilat dan rakus uang, sedikit di beri uang mereka langsung menjilati kaki mu.. aku benci makhluk itu.." gumamnya sambil mengelus-elus kepala seorang siswi yang ia sendiri tidak tahu namanya.

Melihat Gilgamesh yang selalu di perebutkan oleh para siswi, tak sedikit para siswa membencinya. Mereka pernah mengkroyoki raja sombong ini rame-rame, namun ternyata mereka tidak mengira, Gilgamesh pandai dalam bela diri, bahkan sampai membuat mereka semua masuk rumah sakit. Bisa di bilang dia adalah manusia sempurna, dia pintar dalam akademik, olahraga, jago bela diri, kaya, tampan, walau sifatnya yang angkuh yang kurang dari dirinya.

Semua yang ada di sekolah itu, dari kepala sekolah sampai satpam galak pun tunduk padanya. Dia lah raja SMA Lunar Mare.

Suatu hari pada sore hari, setelah mampir ke sebuah cafe favoritnya, ia bertemu dengan seorang wanita yang tengah duduk di sebuah bangku taman sambil melahap sandwich ditangannya. Ia memiliki rambut pirang yang di sangul dan diikat dengan pita, jenjang, bibirnya tipis, hidung mancung, matanya indah dengan iris emerald. Gilgamesh terpaku dengan kecantikan wanita itu, baru pertama kali melihat wanita secantiknya.

"Hmm, wanita itu kalau di rayu sedikit pasti langsung jatuh ke pelukan ku.. aku harus mendapatkanya.." Gilgamesh bertekad mendekatinya, ia pu. Menghampiri wanita itu sambil memasukkan tangan di saku. Lalu mengibaskan rambutnya dengan keren.

"Yo.. kau wanita yang di sana? Apa kau sendirian?" Tanya nya yang biasanya ada kata "anjing kampung", Gilgamesh tidak menggunakannya karena wanita ini terlalu cantik.

Wanita itu meliriknya, lalu mengangguk dengan polos. Gilgamesh pun sedikit terkejut akan reaksi wanita itu, biasanya wanita jika di tanya begitu langsung ke GR an. Minta di temani lah, modus lah, banyak alasan pokoknya.

"Hmm, yasudah, aku akan menemani-"

"Tidak usah, aku suka makan sendiri, lagian aku tidak mau berbagi makanan dengan Manusia sepertimu!"

Krak! Baru saja hati Gilgamesh retak, ia tidak menyangka kalau baru saja ia di tolak oleh wanita ini.

"A-apa yang barusan kau katakan? Beraninya kau menolak ku!?" Gilgamesh geram padanya, gadis itu pun mulai tidak nyaman akan pria yang baru ia temui itu.

"Apa kau tuli? Aku baru saja mengatakan aku mau sendiri.. jangan ganggu aku!" Jelasnya lalu melanjutkan aktivitas makannya. Tangan pria itu mulai bergetar, dan tanpa sadar ia mulai malayangkan tangannya ke arah perempuan yang menurutnya kurang ajar itu. Untung saja ada sebuah tangan lain yang menghalangi niat buruknya untuk menanmpar gadis itu.

"Apa yang akan kau lakukan padanya?! Apa kau tidak lihat kalau dia perempuan, beraninya kau bermain kasar dengan perempuan.." ucap lelaki bersurai merah yang mencengkeram erat tangannya. Gilgamesh pun sadar akan perbuatannya lalu menarik kembali tangannya.

"Haah?! Apa aku pantas di nasihati oleh anjing kampung sepertimu?!" Sahutnya dengan melototi pria itu kesal. Lelaki itu pun tertawa kecil.

"Kalau tidak salah kau adalah Gilgamesh dari SMA Lunar ya.. aku sering mendengat tentangmu, kau adalah orang yang mengaku-ngaku sebagai raja dan memperlakukan orang lain seperti budak.. ingatlah, di sini bukanlah SMA Lunar Mare, ini bukan kekuasaanmu mengerti?! Jangan ganggu kami lagi!" Ancamnya panjang lebar. Tentu Gilgamesh sangat marah pada pria sok tahu itu, lalu ia kembali menatap gadis yang ia incar tadi, ia melihat sorot matanya memandangnya dengan aneh. Baru pertama kalinya ia di pandangan seperti itu, tatapannya tajam, mulutnya terkatub rapat dengan alis yang saling menyatu. Sorot kebencian, kekesalan dan merasa jijik. Gilgamesh dibuat kegilangan kata-kata.

"Ayo, Arthuria.. kita pulang.." pria itu menarik lengan gadis itu meninggalkan Gilgamesh, gadis itu menurut lalu pergi dari sana.

Gilgamesh sangat marah, amarahnya meluap-luap sampai ke ubun-ubun. Ia pun menghentakkan kakinya kesal.

"Brengsek! Lihat saja kau! Aku akan membalas perbuatanmu itu!"

Setelah kejadian itu, Gilgamesh pun menyelidiki latar belakang mereka, mulai dari nama, sekolah, tempat tinggal, keluarga, hubungan keduanya, hingga hal yang sangat tidak penting yaitu tinggi badan dan besar dada.

Dari data tersebut, ia memperoleh bahwa gadis pirang itu alias Arthuria Pendragon adalah siswi di SMA Chaldea yang merupakan sekolah elit sama dengan Lunar Mare. Dan yang paling mengagetkan, ternyata ia juga di juluki raja di sekolahnya. Gilgamesh pun menjadi tertarik dengan gadis ini, ia mengambil kembali ambisi untuk mendapatkannya.

Lalu pria kurang ajar itu, Emiya Shiro. Hanya siswa biasa, tidak ada yang menonjol darinya kecuali dari sifatnya yang suka menolong. Hubungan mereka berdua bisa dibilang sahabat karena sering main bersama, Gilgamesh pun lega lalu menyingkirkan lelaki itu dari pikirannya. Setidaknya lelaki itu tidaklah saingan yang sepadan dengannya.

~~o0o~~

Esok harinya, setelah pulang dari sekolah ia pun berencana menemui Arthuria di cafe favoritnya yang ternyata sama dengan pilihannya. Namun di tengah jalan ia telah di kepung oleh pasukan-pasukan siswi yang naksir padanya.

"Gil-sama, apa hari ini kau mau pergi karaoke dengan kami?" Ujar mereka. Gilgamesh mulai muak melihat wanita liar ini, ia pun mendorong mereka dari jalannya.

"Minggir, dasar wanita jalang.." ujarnya kasar.

"Kyaa badass sekali!" Teriak mereka kegirangan, mereka sangat menyukai sifat kadar lelaki ini.

"Gilgamesh-sama, izinkan aku ikut denganmu.."

Gilgamesh pun berbalik menatap wanita yang baru saja bicara itu.

"Ingat ya! Aku sudah bosan dengan kalian para anjing kampung! Kalian itu seperti parasit jika ikut berjalan denganku, jangan pernah dekati aku lagi!" Dan akhirnya mereka tidak mengikuti Gilgamesh, mereka hanya melihat sang raja yang mempesona itu dari jauh dan masih memuji-muji keanggunannya.

Gilgamesh pun sampai ke cafe tanpa stalker, ia menghela nafas lega. Ia mengambil kursi favoritnya, yaitu di sudut blakang dekat jendela. Lalu memesan parfait kesukaannya kepada pelayan, ia melahap ice cream itu sambil menunggu kedatangan orang yang ia temui.

Tak perlu menunggu lama, sang pujaan sudah menampakkan pucuk hidungnya di depan cafe, Gilgamesh senang tak terkira. Arthuria duduk di arah jam 10 darinya, sepertinya ia tidak tahu Gilgamesh berada disana. Pria beriris ruby ini memilih untuk menunggu timing yang tepat untuk menemuinya, ia tahu pasti Arthuria akan kaget melihatnya karena benci akan perbuatannya kemarin lalu memilih untuk pergi dari sini.

'Sial.. andai kemarin aku tidak termakan emosi dan tidak beniat menamparnya, pasti akan lebih mudah mendekatinya.. brengsek.." rutuknya dalam hati. Ia memikirkan berbagai cara untuk minta maaf padanya, tapi ia paling benci jika harus minta maaf. Seumur hidup ia tidak pernah memohon kepada seseorang apalagi memohon maaf, ogahnya minta ampun.

Tanpa sengaja, Arthuria sempat melirik kearahnya, ia kaget mengetahui Gilgamesh berada disini, pria itu langsung cemas. Ketahuan seperti ini di luar rencananya. Arthuria pun bergegas menghabisakan parfait dan jus nya dengan cepat, ia hendak pergi dari sini. Tanpa pilihan lain, Gilgamesh pun menghampirinya.

"Kau! Tunggu.. ada yang ingin kubicarakan denganmu.." ujarnya mencegah Arthuria pergi. Gadis bermanik emerald itu tidak mendengarkan kata-katanya. Gilgamesh pun terpaksa mengenggam tangannya untuk menyakinkan gadis itu.

"B-baiklah.. aku mohon padamu, aku minta maaf akan yang kemarin, aku menyesal telah bermaksud menyakitimu.." akhirnya kata-kata itu terlontar dari mulutnya, rasanya Gilgamesh ingin bunuh diri saja.

Arthuria menepis tangan pria itu, lalu melototinya tidak suka.

"Benarkah? Aku tidak melihat rasa sesalmu, raja!" Tukasnya. Lagi-lagi Gilgamesh geram, namun ia mengurungkannya lalu berusaha tersenyum padanya.

"Aku serius, aku tidak ingin kau membenciku.." balansnya terdengar jujur. Arthuria terdiam sejenak, menatap manik ruby itu sambil menyelidiki kebenaran akan ucapannya.

"Begitu, sepertinya kau tidak bohong.. ya sudah, aku akan memaafkanmu.." ujarnya kemudian. Sontak Gilgamesh senang mendengarnya.

"Ya, anggap saja sekarang kita impas, anggap saja kita tidak pernah bertemu dan kau pun tidak akan merasa bersalah padaku, aku pun juga tidak akan membencimu.. mulai sekarang mari kita tidak bertingkah seolah-olah tidak pernah bertemu.. dan jangan temui aku lagi"

Rasa senang itu luntur seketika, Gilgamesh merasa tidak akan pernah bertemu dengan gadis ini lagi.

"Aku menolak, aku tetap akan menemuimu.. aku senang kau mau memaafkanku, tapi aku tidak mau kau melupakanku! Ingat ini baik-baik, aku terus menemuimu!"

Arthuria kaget akan jawabannya. Jujur, ia telah tahu tentang lelaki ini dari awal, terutama tentang sikapnya yang angkuh, kejam dan sombong itu. Ia telah bertekad tidak mau berurusan dengan pria sepertinya. Sekarang pria ity malah ngotot ingin bertemu dengannya.

"Kalau kau menemuiku lagi, aku tidak akan pernah memaafkanmu.."

"Tidak apa-apa, aku tidak akan membuat kesalahan yang membutuhkan maaf darimu!"

"Atau kau mau aku benci?!"

"Tidak apa-apa, aku akan mengubah rasa benci itu menjadi suka!"

Arthuria seperti di pukul mundur oleh lelaki ini, ia kehabisan kata-kata. Lalu ia pun mengendus kesal dan kembali duduk di kursinya, menikmati kembali parfaitnya dengan santai.

"Terserah kau saja, aku tidak peduli lagi.." Arthuria menyerah, Gilgamesh seperti mengibarkan bendera kemenangan.

"Baiklah, Arthuria Pendragon! Jangan heran jika aku telah membuatmu jatuh cinta padaku.." serunya percaya diri. Sontak Arthuria malu berat, mana suaranya keras sehingga seluruh pengunjung cafe mendengar ucapannya lagi.

"Bodoh! Aku tidak peduli.."

Lalu di hari selanjutnya, mulai lah kisah menarik dimana sang raja sombong Gilgamesh dalam menaklukan kerajaan sang raja Arthuria Pendragon.

Bersambung ke bagian : 1


ya ampun.. meninggalkan ffn dan beralih ke wattp*t itu adalah sebuah kesalahan..

Kukira disini udah sepi eh ternyata disana lebih sepi buat pemula kayak aku..

Sudah kutetapkan kalau aku gak bakal alih tempat dan tetap ngepost di sini walau udah banyak kalian yang beralih haluan ke yang lain. Favorit dan review ya buat nyemangatin aku buat nulisnya xcc