Chapter 1

Pagi yang cerah. Ryu membuka kedua matanya yang menyembunyikan iris biru kelam nan indah miliknya perlahan saat merasa hangatnya sinar matahari membelai tubuhnya, dengan lancang masuk dari celah korden kamarnya yang tidak tertutup rapat. Ia menggeliat lalu duduk di tempat tidurnya.

" Ryu-kun, Kau sudah bangun? " panggil seseorang dari balik pintu kamar ryu.

" hai' Nii-sama " sahut Ryu

" Ryu-kun tidak kerja hari ini? " Rui, kakak Ryu mengiingatkan. Ryu menoleh ke arah jam kecil di atas meja rias. Eketika mata kelamnya membulat.

" Kuso! Aku bisa terlambat " dia mengumpat.

Lalu dia dengan cepat menyambar handuk di atas kursi meja tulisnya. Kemudian ia membuka pintu kamarnya dengan kasar hingga sang kakak terkejut

" minggir Nii-sama! " seru Ryu

Sepuluh menit kemudian Ryu turun dan beabng besama saudaranya yang lain di meja makan. " Astaga, onii-sama bagaimana caranya menyimpulkan dasi ini?! Aaaaaaaaa! " Ryu membanting dasi kerjanya " Ck! Baka " jawab sang bungsu – Haizaki – sambil menyantap roti buatan sang kakak keduanya, Rui

" Apa kamu bilang?! Begitukah caramu menyapa kakak kembarmu di pagi hari?! " Ryu langsung menyerang sang bungsu.

Seketika ada aura tidak nyaman yang membuat mereka berdua diam dan makan dengan tenang ' m-mereka itu ' Rui hanya bisa tersenyum melihat ketiga saudaranya yang tidak pernah akur itu

" Ryu, Hari ini kau yang handle perusahaan di Yokohama, aku akan ke Korea untuk menemui klien di sana " kata sang sulung, Hyuga dengan penuh wibawa. " uhuk! " ryu tersedak roti yang dimakannya karena kaget " K-kenapa aku?! Kenapa bukn Rui Onii-sama? " Ryu menunjuk-nunjuk rui dengan pisau selai di tangannya.

" turunkan tanganmu Ryuzaki Shotaro! " nada bicara Hyuga naik beberapa oktaf " Rui punya murid yang harus dia urus! Dan lagi, hanya kau dan aku yang bekerja di sana. Selama aku, Otou-sama dan Okaa-sama tidak ada perusahaan ada di tanganmu " jelasnya panjang lebar.

Ryu hanya mengangguk dan melanjutkan makannya lagi dengan tatapan jengkel pada kedua kakaknya itu dan dibalas dengan senyuman yang seolah ' Aku menang, adik manisku ' padanya

" Daaaaaa... Tadaima," sapa Ryu saat dia sudah mengganti sepatunya dengan slippers yang sudah disediakan.

Lalu pintu kembali terbuka dan muncullah Hyuga yang tampak lesu, lemas, lunglai, sepertinya dia terkena Anemia ( Auth dibunuh Hyuga )

" Hyuga Nii-sama? Aku pikir Nii-sama ke korea " kata Ryu dengan wajah heran.

" aku tertinggal pesawat, jadi aku putuskan untuk pulang saja. Hhh, hari ini sangat menyebalkan. " jawab Hyuga dan disambut anggukan dari Ryu.

Lalu mereka berdua masuk bersama. Hyuga langsung ke kamarya dan Ryu menuju ke ruang makan, disana ada Rui dan Haizaki yang sedang menikmati makan malam.

" oo, hudah hulang honkey? " tanya Haizaki dengan mulut penuh yang sukses mendapat getokan sendok sayur dari Rui.

" ya, tadi aku sudah memberi salam tapi tidak ada yang menjawab " jawab Ryu sambil mencomot daging di garpu milik Haizaki

" Hei, Monkey! " protes Haizaki

" Gomenne, kami tidak dengar " Rui mencoba melerai kedua adiknya itu

" oo, mana Hyuga Nii-sama? " tanya Haizaki

" di kamarnya, dia tadi tertinggal pesawat " kata Ryu yang disambut tawa kedua saudaranya itu.

Beberapa menit setelah makan malam berakhir, Rui dan Haizaki beranjak ke ruangan keluarga sedangkan Ryu memilih pergi ke kamarnya untuk berganti pakaiannya

" Sekarang kita mau apa? Nonton? " tanya Rui pada sang adik bungsu Haizaki yang sedang sibuk membuka bungkus snack kripik kentang

Dan mereka pun memutuskan untuk menonton film dengan ditemani kripik kentang. Saat itu juga Ryu turun dari kamarnya di lantai dua dan langsung nimbrung dengan kedua saudaranya yang sedang asik. Atau sebenarnya hanya Rui yang asik menonton film, sedangkan Haizaki hanya asik dengan Smartphonenya

" Nii-sama, sedang nonton apa? " tanya Ryu yang langsung memindahkan mangkuk popcorn dari pangkuan Rui ke pangkuannya

" F-I-L-M " katanya dengan penekanan sambil memindahkan lagi mangkuk popcorn ke pangkuannya dengan tatapan 'ini-punya-ku'

" ehee.. gomen, Nii-sama " Ryu menggaruk kepalanya yang tidak gatal " tapi film apa? " tanya Ryu lagi

" Baby and Me, memang drama korea sih, tapi bagus loh " Rui mulai mempromosikan film itu

Sedangkan Haizaki yang dari tadi asik dengan smartphoenya mulai tertarik dengan isi film itu " ara, baru usia segitu sudah punya bayi? Astaga! " kata Haizaki yang sukses membuat tatapan curiga dari sang kakak kembar Ryu

" ya, kau hati-hati saja siapa tau besok ada seorang gadis yang datang kemari lalu meminta pertangungjawaban karena 'bayi yang aku kandung ini anakmu Haizaki-kun ' " kata-kata Ryu itu sukses mendapat pukulan dari Haizaki " hei! Itukah perlakuanmu kepada kakakmu?! " geram Ryu. Dan segeralah terjadi perang dunia ke 4.

Rui hanya bisa menghela nafas berat melihat kedua adikya itu " Sudah DIAM! " bentaknya dan benar saja adik-adiknya itu langsung diam, pasalnya mereka berdua tahu kalau Rui marah akan lebih menyeramkan dari seekor Gozila super Raksasa.

Hari Minggu, adalah hari yang paling ditunggu oleh keempat pria di rumah ini. Terlihat di ruang keluarga sudah duduk manis tiga pria tampan yang sedang menonton film bersama. Tiba-tiba

Ding..Dong..

Ding..Dong..

Suara bel rumah yang berdentang mengusik mereka yang tengah asik menonton. Mereka yang sama-sama malas membuka pintu memilih untuk memandang sang bungsu dengan tatapan ' Cepat-buka-pintunya' dan dengan sangat terpaksa Haizaki harus membuka pintunya

" Da-He! " tidak ada orang di depan pintu

" Ha-han-hantu? " pikirnya paranoid " ma-mana mungkin.. heheh " dia menyakinkan dirinya sendiri.

Lalu Haizaki memutuskan untuk masuk. Tapi, saat dia melangkahkan kakinya dia tidak sengaja menendang sesuatu.

" He? Nani o kore? "

Dia berjongkok dan membuka kain yang menutupi keranjang itu sembari sesekali celingukan untuk menemukan orang yang meletakkan keranjang ini sembarangan. Dan ini yang terjadi.

" Oniiii-sammmaaaaaaaa "

Haizaki yang histeri dengan cepat membawa keranjang itu masuk ke dalam rumah untuk diberitahukan pada kakaknya

" Aho! Kenapa teriak-teriak? " Hyuga menyambut adik bungsunya itu dengan getokan di kepalanya

" ini... ini... aduh! " kini giliran Rui yang menggetok Haizaki dengan kipas pukul tapi setelah melihat keranjang yang dibawa olenya...

" Nani ka kore ? " tunjuk Rui pada keranjang yang dibawa Haizaki

Karena tidak mendapat jawaban dari Haizaki yang sibuk mengelus kepalanya, mereka berdua memutuskan untuk membukannya sendiri, dan iipun terjadi...

" NANI?! BAYI?! " teriak Hyuga dan Rui bersamaan.

" Jaa Aho! " kini Haizaki yang menggetok kedua kakaknya itu " Aaaaa... gomen Onii-kyaaaaaa " dan dia dibantai oleh kakaknya sendiri.

-beberapa menit kemudian-

" chotto, ini anak siapa? "

Keranjang tadi berisi bayi perempua yang manis dengan mahkota biru kemerahan sepundak dan tubuh mungilnya dibalut oleh gaun gotik lolita bewarna merah. Gadis mungil itu tidak terusik oleh jeritan histeris dari ketiga pria di sekelilingnya itu.

" Aho, kau ayah bayi inikan? " tanya Hyuga yang sudah siap dengan tongkat baseballnya

" Na-nande... Jaaa, tidak! " Omel Haizaki

" eeto, mungkin ini bisa membantu... " Rui dengan wajah polosnya menyerahkan secarik kertas

Deg!

" Shimatta... " kata meraka bersamaan

" hoaamm,, Ohayou Gozaimas... " Ryu yang baru saja keluar dari alam mimpi turun dengan tertatih karena jiwanya masih terpencar.

Ketiga saudaranya sontak menatapnya seolah dia baru saja membunuh ayah-ibu mereka. Ryu yang merasakan tatapan itu berusaha kembali naik ke kamarnya tapi...

" Ryuzaki Shotaro " Hyuga memanggilnya dengan penuh penekanan

Dengan sangat terpaksa Ryu kembali ke tempat ketiga saudaranya berada dan bertanya " Ada apa Onii-sama? " tanyanya dengan polos dan tidak sengaja dia melirik keranjang yang berisi bayi lucu yang kini sudah membuka matanya dan menatap mereka dengan tatapan bingung

" Daaa,,, bayi siapa ini?! " katanya sambil menunjuk ke arah sang bayi

" Daa, Teme katakan siapa ibu dari bayi ini! " bentak Ryu pada Haizaki

" Teme! " Haizaki langsung memberikan Ryu sebuah pukulan telak " Harusnya aku yang bertanya! Dan kenapa kalian semua harus menuduhku?! " dia berkali-kali memberikan pukulannya pada wajah rupawan Ryu.

Tapi, bukan tanpa alasan mereka menuduh Haizaki, dia dikenal sebagai Cassanova dan banyak teman perempuannya.

" M-maksudnya? " dan saat itu Rui menyerahkan secarik kertas

[ Dear Ryuzaki Shotaro,

Aku benar-benar memita maaf, bukannya aku sudah tidak mampu merawatnya tapi aku ingin dia juga merasakan kasih sayang dari ayahnya. Namanya Aizuru Shotaro kau bisa memanggilnya Aizu. Dan dia adalah PUTRIMU ]